Anda di halaman 1dari 9

Status

Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-XXX UKM – P2M - 01 1/1
Puskesmas XXX 10
Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit Kepala UPTD Puskesmas XXX
P2M XXX

XXX
PENGERTIAN 1. Penatalaksanaan Penyakit TBC Dengan Strategi DOTS adalah pengobatan
penyakit TBC jangka pendek dengan menggunakan terapi kombinasi
(Fixed Dose Combination / FDC)
2. Pengobatan TB Kategori 1 adalah pengobatan dengan 4 FDC (75 mg INH,
150 mg rifampisin, 400 mg pirazinamid, 275 mg ethambutol) untuk tahap
intensif dan sisipan serta 2 FDC (150 mg INH, 150 mg rifampicin) untuk
tahap lanjutan
3. Pengobatan TB Kategori 2 adalah pengobatan dengan 4 FDC (75 mg INH,
150 mg rifampisin, 400 mg pirazinamid, 275 mg ethambutol) ditambah
dengan streptomycin injeksi untuk tahap intensif dan 2 FDC (150 mg INH,
150 mg rifampicin) ditambah dengan ethambutol untuk tahap lanjutan
4. Konversi adalah perubahan penderita TBC paru BTA (+) menjadi BTA (-)
pada akhir pengobatan intensif
5. Pengobatan anak tahap intensif 2HRZ, tahap lanjutan 4HR
6. Profilaksis INH diberikan bila anak balita yang kontak dengan penderita
TBC Paru BTA (+) evaluasi dengan system skoring nilainya < 4, selama
kontak dalam pengobatan.
7. Klasifikasi Penyakit dan Tipe Penderita.

7.1 Klasifikasi Penyakit.


7.1.1 Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis Paru BTA Positif adalah :
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesiman dahak SPS, BTA
(+).
b. 1 spesimen dahak SPS, BTA (+) dan RO dada menunjuk-
kan gambaran tuberkulosis aktif.

Tuberkulosis Paru BTA Negatif adalah :


a. Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS, BTA (─) dan RO dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif, dibagi menjadi
2 tingkat keparahan : berat dan ringan.

7.1.2 Tuberkulosis Ekstra Paru.


a. Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan.
b. Tuberkulosis Ekstra Paru Berat.
7.2Tipe Penderita
Tipe penderita ditentukan oleh riwayat pengobatan sebelumnya.
7.2.1 Kasus Baru.
Penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah minum OAT < 1bulan.
7.2.2 Kambuh ( Relaps )
Penderita tuberkulosis yang sudah dinyatakan sembuh, berobat
lagi dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
7.2.3 Pindahan ( Transfer In ).
Penderita tuberkulosis yang sedang mendapat pengobatan di
daerah lain kemudian pindah ke UPTD Puskesmas TUMPANG.
7.2.4 Setelah Lalai ( Pengobatan setelah default / drop-out )
Penderita tuberkulosis yang sudah minum OAT ≤ 1 bulan,
berhenti ≤ 2 bulan, berobat kembali, biasanya BTA (+).
7.2.5 Lain – lain.

SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-XXX UKM – P2M - 01 2/2
Puskesmas XXX 10
PENGERTIAN a. Gagal.
 Penderita tuberkulosis BTA (+) yang tetap BTA (+) atau
kembali BTA (+), pada 1 bulan sebelum akhir
pengobatan / lebih.
 Penderita tuberkulosis BTA (─), RO (+); menjadi BTA (+)
pada akhir pengobatan Intensif.
b. Kasus Kronis
Penderita tuberkulosis yang masih BTA (+) setelah
selesai
pengobatan ulang Kategori 2.

TUJUAN Meningkatkan angka kesembuhan penderita dan menurunkan tingkat


penularan

KEBIJAKAN 1. Kategori 1 untuk penderita :


 TBC Paru BTA (+)
 TBC Paru BTA (-) RO (+)
 TBC Ekstra Paru
 Penderita baru BTA (-) RO (+)
2. Kategori 2 untuk penderita :
 Penderita kambuh (relaps)
 Penderita gagal (failure)
 Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)
4. Peningkatan mutu pelayanan dengan paduan OAT sesuai strategi DOTS
5. Angka konversi pada akhir pengobatan intensif > 80% dan angka
kesembuhan > 85%
6. Demi terselesaikannya pengobatan penderita (sembuh) bidan desa
bertindak sebagai PMO

URAIAN 1. PERENCANAAN
PROSEDUR 1.1. Penetapan diagnosa komunitas
1.2. Mapping sasaran berdasarkan hasil contact tracing
1.3. Pembuatan Kohort TB
1.4. Permintaan obat, register TB, kartu penderita dan sarana
laboratorium

2. PELAKSANAAN
Penemuan Penderita.
2.1. Pada orang dewasa.
Setiap penderita dengan gejala :
 Batuk berdahak terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
 Dahak bercampur darah,
 Batuk darah,
 Sesak nafas dan rasa nyeri dada,
 Badan lemah, nafsu makan menurun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam
meriang lebih satu bulan.
dianggap suspect tuberculosis dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis.
SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-DAU UKM – P2M - 01 3/3
Puskesmas Dau 10

URAIAN 2.2. Pada anak


PROSEDUR Penemuan penderita tuberkulosis pada anak agar tidak terjadi
over diagnosis menggunakan Sistem Skoring.

Paramet 0 1 2 3 Skor
er
 Hanya
Kontak
laporan
de-ngan Kontak
keluarga
pen- Tidak jelas penderita
 Kontak
derita BTA ( + )
pende-rita
TB
BTA ( - )
Uji Positif
Tuber- (>10mm
kulin atau <5
mm pada
keadaan
imunosupr
esi

Paramet 0 1 2 3 Skor
er
Berat BGM atau
ba-dan ri-wayat BB
( ber- Tu-run; atau
Klinis gizi
dasarka tidak Naik
buruk
n KMS ) dalam 2
Bulan
berturut-an
Demam
tanpa
se-bab +
yang
jelas
Batuk < 3 minggu ≥ 3 minggu
Pembes  ≥ 1 cm
ar-an  Lebih dari
kelenjar satu
limfe  Tidak nyeri
kolli,
aksila,
inguinal
Pemben Pemben
g-kakan g-kakan
tu-lang tu-lang
atau Ada atau Ada
sendi pembengka sendi pembengkak
pang- k-an pang- -an
gul, gul,
lutut, lutut,
falang falang
Foto Foto
ront-gen Normal Sugestif ront-gen Normal Sugestif
toraks toraks

Skor Total
SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-DAU UKM – P2M - 01 4/4
Puskesmas Dau 10
URAIAN  Diagnosis dengan Sistem Skoring ditegakkan oleh dokter.
PROSEDUR  Berat badan dinilai saat datang ( moment opname ).
 Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai
baku Pus-kesmas.
 Foto Rontgent toraks bukan alat diagnostik utama pada TB
Anak.
 Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi
dengan Sistem Skoring TB Anak.
 Didiagnosis TB bila jumlah skor ≤ 6 ( skor maksimal 13 ).
 Pasien dengan jumlah skor 4, usia Balita atau ada kecurigaan
TB yang kuat, dirujuk ke RS untuk dievaluasi lebih lanjut.

2.2. Pengobatan
2.2.1. Pada Penderita.
Pengobatan Tuberkulosis dengan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment, Shorcourse chemotherapy), menggunakan
OAT FDC (Fixed Dos Combination) yang terdiri dari 2 fase ; fase
Intensif dan fase lanjutan serta 1 fase sisipan kusus bagi
penderita BTA ( + ) yang pemeriksaan dahak ulang akhir
pengobatan intensif masih BTA ( + ) (belum conversi).

A.Pada orang dewasa.


Kategori I
 Fase Intensif setiap hari selama 8 minggu minum tablet 4FDC
yang setiap tablet mengandung :
 75 mg INH
 150 mg Rifampicin
 400 mg Pirzinamid
 275 mg Ethambutol

 Fase Lanjutan seminggu 3X selama 16 minggu minum tablet


2FDC yang setiap tablet mengandung :
 150 mg INH
 150 mg Rifampicin
 Fase Sisipan
 Diberikan kepada penderita BTA (+) yang pemeriksaan
ulang dahak pada akhir fase intensif tetap BTA (+)
 Jenis obat yang diberikan sama seperti fase Intensif
selama 4 minggu.
 Dosis :
 Berat badan : 30 – 37 kg = 2 tablet
 Berat badan : 38 – 54 kg = 3 tablet
 Berat badan : 55 – 70 kg = 4 tablet
 Berat badan : > 71 kg = 5 tablet
 Bagi Penderita tuberkulosis BTA (─), RO (+); menjadi BTA (+)
pada akhir pengobatan Intensif dan Penderita tuberkulosis
BTA (+)
yang tetap BTA (+) atau kembali BTA (+), pada 1 bulan
sebelum akhir pengobatan / lebih pengobatannya pindah ke
kategori II mulai awal.
Kategori II.
 Fase Intensif setiap hari selama 12 minggu minum tablet 4FDC
yang mengandung :
 75 mg INH
 150 mg Rifampicin
 400 mg Pirzinamid
 275 mg Ethambutol
 Streptomicyn injeksi setiap hari selama 8 minggu.
SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-DAU UKM – P2M - 01 5/5
Puskesmas Dau 10

URAIAN  Fase Lanjutan seminggu 3X selama 20 minggu mi-num tablet


PROSEDUR 2FDC yang mengandung :
 150 mg INH
 150 mg Rifampicin
 400 mg Ethambutol
 Fase Sisipan
Seperti fase Intensif kategori I selama 4 minggu.
 Dosis :
 Berat badan : 30–37 kg = 2 tab + streptomisin 500mg
 Berat badan : 38–54 kg = 3 tab + streptomisin 750mg
 Berat badan : 55–70 kg = 4 tab + streptomisin 1000mg
 Berat badan : > 71 kg = 5 tab + streptomisin 1000 mg
 Bagi Penderita tuberkulosis BTA (+) yang tetap BTA (+) atau
kembali BTA (+), pada 1 bulan sebelum akhir pengobatan /
lebih dilakukan uji kepekaan atau dirujuk ke UPK Spesialistik.

B. Pada anak.
Anak dengan berat badan > 5 Kg
Pengobatan menggunakan Combipac, fase Intensif (60 hari) dan
fase Lanjutan (120 hari) minum obat setiap hari, yang setiap
sachet mengandung :
 Fase Intensif
 100 mg INH
 150 mg Rifampicin
 400 mg Pirazinamid

 Fase Lanjutan (intermiten)


 100 mg INH
 150 mg Rifampicin
 Dosis :
 Berat badan : 5 – 10 kg = ½ sachet
 Berat badan : 11 – 20 kg = 1 sachet
 Berat badan : 21 – 33 kg = 2 sachet
 Berat badan : > 34 kg = menggunakan IFDC

Anak dengan berat badan < 5 Kg


Harus dirujuk ke rumah sakit

2.3Pengobatan pada keadaan khusus


2.3.1 Wanita hamil
Semua OAT aman untuk wanita hamil kecuali streptomisin.
Streptomisn tidak dapat dipakai karena bersifat permanent
ototoxic dan dapat menembus barier placenta.
2.3.2 Ibu menyusui dan bayinya
Semua OAT aman untuk ibu menyusui, untuk bayinya diberikan
profilaksis
2.3.3 Wanita penderita TBC pengguna kontrasepsi
Seyogyanya menggunakan kontrasepsi non hormonal atau
kontraseps yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg),
karena rifampicin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal
yang dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut.
2.3.4 Penderita TBC dengan infeksi HIV/AIDS
OAT tetap efektif pada penderita HIV/AIDS
SOP/PROTAP
PENATALAKSANAAN PENYAKIT TBC DENGAN STRATEGI DOTS
No Dokumen No Revisi Halaman
PT-DAU UKM – P2M - 01 6/6
Puskesmas Dau 10

URAIAN 2.3.5 Penderita TBC dengan hepatitis akut


PROSEDUR Pengobatan ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami
penyembuhan.
2.3.5 Penderita TBC dengan kelainan hati kronik
Peningkatan SGOT dan SGPT > 3X OAT dihentikan, < 3X
pengobatan dilanjutkan dengan pengawasan ketat.
2.3.6 Penderita TBC dengan gangguan ginjal
Penggunaan Ethambutol dan Streptomicin dihindari, bila sangat
dibutuhkan dapat diberikan dengan dosis sesuai faal ginjal
dengan pengawasan fungsi ginjal.
2.3.7 Penderita TBC dengan DM
Diabetnya harus dikontrol, rifampisin mengurangi efektifitas
obat oral anti diabetes dan perlu dipehatikan pemakaian
etambutol, karena mempunyai komplikasi terhadap mata, .
2.3.8 Penderita TBC yang perlu tambahan kortikosteroid.
 Meningitis
 TBC Milier
 TBC Pleuritis eksudativa
 TBC Perikarditis konstriktiva
Prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg/hari kemudian
diturunkan secara bertahap 5-10 mg. Lama pemberian
disesuaikan dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan

2.4 Indikasi operasi


Penderita-penderita yang perlu mendapat tindakan operasi, yaitu :
2.4.1 Untuk TBC Paru :
 Penderita batuk darah berat yang tidak dapat diatasi
dengan cara konservatif

 Penderita dengan fistula bronkopleura dan empiema yang


tidak dapat diatasi secara konservatif
2.4.2 Untuk TBC Ekstra Paru :
 Penderita TBC Ekstra Paru dengan
komplikasi misalnya penderita TBC tulang yang disertai
kelainan neurologis.

2.5 Bagi penderita pindahan keluar wilayah harus disertai dengan


Formulir rujukan TB09 dan disertai dengan sisa obat

2.6 Pencegahan Penularan ( Profilaksis ) bagi balita


INH diberikan kepada balita dengan dosis 5 mg/kgBB per hari selama
kontak mendapat pengobatan, bila balita belum mendapat imunisasi
BCG diberikan BCG usai pemberian INH.

3. EVALUASI
3.1.Evaluasi hasil pemeriksaan mikroskopis dilakukan 3 bulan sekali
dengan mengirimkan 20 slide BTA (+) dan (-)

3.2.Evaluasi pengobatan dilakukan 6 bulan sekali meliputi :


3.2.1. Angka konversi
3.2.2. Angka kesembuhan

UNIT 1. Promkes
TERKAIT 2. P 2 M

Anda mungkin juga menyukai