Essai
Essai
Disusun untuk memenuhi tugas sekaligus pengganti nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah
Pekerjaan Sosial Dalam Masyarakat Multikultur
Dosen:
Dra. Yeane Ellen Merry Tungga, MSW
Oleh :
SINDY FATIKASARI
NRP : 17.04.141
Kelas 2/I
CONTOH KASUS
PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG TERJADI DI INDONESIA
Contoh kasus yang saya angkat yaitu datang dari artis Indonesia Tio Pakusadewa. Artis peran Tio
Pakusadewa kembali terjerat kasus narkoba pada tanggal 19 Desember 2017, menurut kabar yang
di dapat, para aparat Kepolisian Polda Metro menangkap Tio di kediamannya dikawasan Ampera,
Jakarta Selatan dengan barang bukti tiga klip sabu dan alat penghisab sabu. Tio mengaku sudah
sekitar sepuluh tahun menjadi pecandu, dan sempat menceritakan masalah ketergantungan narkoba
yang dialaminya. Dan menurut informasi yang didapat masalah yang membuat Tio Pakusadewo
menggunakan Narkoba mengenai beberapa alasan yang pertama karena untuk menghindari rasa
sakit akibat kecelakaan motor yang terjadi sebelumnya yang menyebabkan kakinya harus
menggunakan pen itu yang membuat kadang dia merasakan sakit , sehingga dia menghindari rasa
sakit tersebut dengan menggunakan narkoba. Alasan kedua yaitu sering gelisah, merupakan efek
yang dia rasakan jika tidak menggunakan barang haram tersebut. Tio Pakusadewo sempat berada
di Rumah Sakit Ketergantungan Obat-obatan (RSKO) Selapa Polri, Jakarta Selatan untuk
menjalani rehabilitasi. Sebab dari hasil penilaian Badan Narkotika Nasional (BNN), Tio sudah
menjadi pemadat selama satu dasawarsa. Selain itu, alasan polisi memindahkan penahanan Tio
karena dia sempat sakau beberapa kali saat mendekam di ruang tahanan Direktorat Reserse
Narkoba Polda Metro Jaya. Alhasil actor senior itu dijerat dengan Pasal 114 ayat 1 subsider Pasal
112 ayat 1 subsider pasal 127 ayat 1 huruf A Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
STANDARDS FOR CULTURAL COMPETENCE IN SOCIAL WORK PRACTICE
I. Kompetensi cultural adalah kompetensi yang dimiliki oleh seseorang ( baik secara
pribadi, berkelompok, organisasi atau dalam etnik dan ras) untuk meningkatkan
kapasitas, keterampilan, pengetahuan, yang berkaitan dengan kebutuhan utama dari
orang-orang lain yang berbeda kebudayaannya. Kompetensi cultural merupakan suatu
perilaku yang kongruen, sikap, struktur, juga kebijakan yang datang bersamaan atau
menghasilkan kerjasama dalam situasi lintas budaya.
Jadi menurut saya kompetensi cultural dari seseorang individu tergantung pada
institusi sosial, organisasi, kelompok kerja, dan tempat individu berada (secara fisik
maupun sosial). Semua factor itu membentuk sebuah sistem yang mempengaruhi
kompetensi cultural individu yang efektif.
2. Keterampilan (skill)
4. Bahasa
Pekerja sosial yang bekerja dengan individu yang tidak hanya dari satu
kebudayaan perlu meningkatkan, mengembangkan atau dapat memahami
bahasan atau cara komunikasi orang-orang yang berbeda budaya dengan kita.
Karena bahasa merupakan jembatan kita untuk dapat memahami suatu
komunikasi antar kita dengan individu dari berbagai latar belakang yang
berbeda.
II. Andaikan saya menjadi Pekerja Sosial Profesional komponen yang ingin saya tata dan
saya ubah pertama adalah sikap (attitude) saya terdahulu. Karena, menurut saya sikap
dan perilaku yang baik dalam suatu kegiatan profesional sangatlah penting dan menjadi
nilai plus minus bagi setiap individu. Mengapa saya mengatakan seperti itu? Karena
seringkali kita lupa untuk menjaga sikap saat berada di lingkungan yang mungkin
bukan lingkungan biasa kita tinggal.
Sebagai seorang Pekerja Sosial, kita juga harus mempunyai sikap (attitude)
yang baik karena dalam menangani kasus seperti kasus Tio di atas, telah kita
ketahui kita tidak hanya bekerja di daerah kita sendiri, melainkan akan bekerja juga
di daerah orang lain yang sebelumnya belum pernah kita temui dan mungkin
memiliki kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda dari kita. Oleh sebab itu saya
ingin merubah sikap saya yang mungkin sebelumnya tidak bisa diteima oleh orang
lain agar dapat diterima dengan baik. Jika saya bekerja dengan korban
penyalahgunaan narkoba seperti Tio yang budayanya mungkin berbeda dengan
saya dalam hal cara dia berinteraksi dengan lingkungannya, saya lebih dahulu
memahami, bahkan berusaha mengetahui apa factor yang membuat Tio menjadi
seperti sekarang pasti ada hal-hal yang mempengaruhinya
Kemudian andaikan saya menjadi Pekerja Sosial dalam menangani kasus Tio Pakusadewo
komponen yang ingin saya kembangkan selanjutnya yaitu keterampilan (skill) yang saya
miliki. Karena, menurut saya menjadi seorang pekerja sosial sangat membutuhkan
keterampilan khusus yang sangat membantu dalam menyelesaikan kasus/masalah seperti
yang dihadapi Tio. Berfokus dalam bidang penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba
keterampilan yang perlu di kembangkan adalah kebijakan mengenai pencegahan,
rehabilitasi, mengapa danlam bidang pencegahan dan rehabilitasi? Karena kasus narkoba
berbeda dengan kasus-kasus sosial lainnya, apalagi yang menjadi korbannya adalah
individu itu sendiri yang telah mengalami ketergantungan seperti Tio Pakusadewo yang
telah lama menggunakan Narkoba untuk menghilangkan rasa sakit, menghilangkan rasa
gelisah dia agar tetap senang setiap hari. Untuk itu saya ingin meningkatkan keterampilan
saya dalam tahap penyembuhan melalui proses rehabilitasi dimana dalam proses
rehabilitasi itu, Tio sebagai Korban mendapat pertolongan berubah penyembuhan agar
tidak mengalami ketergantungan dan dapat mencegah terjadinya sakau yang mungkin akan
terjadi setelah dia tidak menggunakan narkoba saat proses rehabilitasi. Di dalam proses
rehabilitasi juga mungkin dapat menggunakan terapi yang mungkin membantu Tio agar
dia tidak mengalami ketergantungan lagi seperti salah satu terapi kelompok yang biasa
disebut “Therapeutic Community”. Dimana terapi ini bekerja dengan bantuan lingkungan
sekitar korban , tujuannya agar korban dapat kembali diterima di masyarakat dan
mendorong korban kearah pertumbuhan pribadi dan mengenal diri mereka sendiri dari segi
emosional, intelektual, spiritual, perilaku dan keterampilan. Karena terapi ini percaya
bahwa manusia bisa berubah dari pembelajaran melalui teguran dan aksi, pengertian serta
saling membagikan pengalaman antar sesame korban di dalam proses rehabilitasi nantinya.
III. Langkah-langkah serta kelemahan yang kita miliki dan cara menghadapinya apabila
kita menjadi Pekerja Sosial yang mempunyai kompetensi Cultural.
a. Langkah-langkah
Pekerja sosial merupakan suatu profesi pertolongan yang membantu individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam memecahkan masalah agar
dapat berfungsi sosial kembali. Pekerja sosial merupakan profesi yang tidak
mudah, selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan yang masih harus
dilatih. Telah kita ketahui bahwa pekerja sosial tidak hanya bekerja dengan
individu tetapi juga dengan masyarakat luas yang memiliki budaya
beranekaragam, oleh sebab itu langkah yang efektif agar mempunyai
kompetensi yang baik untuk pekerja sosial yang pertama adalah memahami dan
menanamkan prinsip-prinsip pekerjaan sosial. Salah satunya Non-judgemental
yang berarti bahwa kita sebagai pekerja sosial nantinya dalam menangani
masalah suatu individu tidak boleh menghakimi atau menilai bahwa budayanya
tersebut lebih rendah atau lebih unggul di banding budaya individu yang lain,
karena memiliki kebiasaan atau kebudaan yang berbeda, karena pada dasarnya
setiap kebudayaan itu unik dan memiliki kebiasaan serta cara pandang yang
berbeda. Oleh sebab itu, kita tidak bisa menuntut mereka agar bisa sama seperti
budaya yang lain. Kita sebagai pekerja sosial harus dapat menghormati serta
menghargai apapun kebiasaan dari suatu kebudayaan. Langkah yang kedua
yaitu bekerja dengan menamankan kode etik yang dimiliki profesi pekerja
sosial , dimana nantinya jika bekerja di lingkungan yang memiliki kebudayaan
yang berbeda kita dapat memahami budaya yang ada pada lingkungan tersebut
agar nantinya dapat menjaga sikap dan etika kita serta mampu beradaptasi
dengan lingkungan baru kita agar dapat diterima oleh lingkungan baru tersebut.