Anda di halaman 1dari 36

SPESIFIKASI UMUM

1. UMUM

1.1. DEFINISI
Paket pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Tambak di Kec. Losari
Kab. Brebes
Lokasi Pekerjaan : Kab. Brebes, Jawa Tengah
Pejabat Pembuat Komitmen : Irigasi dan Rawa II
Tahun Anggaran : 2019

1.2. PEMBERSIHAN
1. Penyedia harus mengadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dan pada tempat-tempat
dimana akan dibangun jalanmasuk sementara, pekerjaan sementara dan fasilitas lain
terhadap semua pohon-pohon, semak-semak, sampah/kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain yang tidak diperlukan.
2. Semua bahan hasil pembersihan tersebut harus dipindahkan dari tempat pekerjaan atau
dibuang ke tempat lain oleh Penyedia atas persetujuan konsultan supervisi dan direksi
lapangan.

3. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan/tidak harus ditebang
dan tetap berada di tempatnya, maka penyedia jasa harus melindunginya dari kerusakan.
4. Biaya untuk pekerjaan pembersihan harus sudah diperhitungkan dalam biaya umum harga
satuan pekerjaan.

1.3. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


1 a. Direksi lapangan akan menunjukan semua jalan masuk yang ada kepada Penyedia,
serta membuat surat izin yang diperlukan. Penyedia wajib mengurus perizinan
tersebut. Jalan masuk yang ditunjukan adalah jalan alternatif.
b. Penyedia harus membatasi lingkup gerak peralatan-peralatan dan awaknya yang
melalui jalan tersebut, termasuk jalan-jalan masuk yang disetujui oleh Direksi
lapangan, sehingga gangguan-gangguan terhadap tanaman dan hak milik masyarakat
dapat sekecil mungkin. Sebelum selesai batas waktu pemeliharaan pekerjaan,
penyedia harus mengembalikan dan memperbaiki jalan-jalan tersebut seperti keadaan
semula.
c. Penyedia harus bertanggung jawab terhadap kerusakan tanaman atau tanah akibat
dari operasionalnya alat berat, baik di daerah jalan masuk yang telah disetujui atau
tanah yang berdekatan, dan pemotongan pembayaran akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan apabila Penyedia tidak memenuhi kewajibannya
2 a. Penyedia boleh membuat tambahan jalan-jalan masuk sementara di tempat kerja
dengan standar yang disetujui oleh Direksi Lapangan tanpa mengajukan Claim .
b. Direksi Lapangan berhak memerintah kepada Penyedia mengembalikan keadaan jalan-
jaian masuk sementara seperti keadaan semula.
3 Biaya perawatan dan perbaikan jalan masuk serta jalan masuk sementara yang telah
disetujui lainnya harus sudah diperhitungkan dalam biaya umum harga satuan
pekerjaan.
1.4. PEKERJAAN SEMENTARA DAN FASILITAS PENYEDIA
1. Penyedia diminta menyediakan area yang akan digunakan untuk mendirikan gudang,
bengkel, kantor, penginapan dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan, dan area tersebut
supaya diperkirakan sendiri oleh penyedia atas persetujuan direksi lapangan.
2. a.Setelah penyedia jasa menerima Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK), penyedia harus
menyerahkan gambar situasi yang menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas
bekerja seperti kantor,gudang.
b. Penyedia harus mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia atau dinas-dinas lain
yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas termasuk tenaga kerja, dan bertanggung
jawab atas kerusakan atau tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.
3. Penyedia harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang diperlukan misalnya kantor
kerja, perumahan dan makanan serta akomodasi untuk para pekerja.
4. Penyedia harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan.
5. Penyedia harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan
serta pengaturan sanitasi dan harus melengkapi fasilitas-fasilitas mandi dan cuci bagi para
pekerjanya di lokasi pekerjaan.
6. Penyedia harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua
penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menanggung biaya yang
diperlukan untuk maksud tersebut di atas .
7. Penyedia harus menyediakan fasilitas-fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK) di lokasi pekerjaan, termasuk tenaga yang cakap untuk menangani PPPK tersebut
serta kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut apabila terjadi kecelakaan.
8. Penyedia harus melengkapi para pekerja dengan memasukkan para pekerjanya dalam
asuransi kecelakaan tenaga kerja melalui JAMSOSTEK.

9. Penyedia harus mencegah semua kemungkinan terjadinya kebakaran serta harus


melengkapi alat-alat pemadam kebakaran ditempat pekerjaan atas pembiayaan penyedia.

10.Biaya untuk pemenuhan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan sementara danfasilitas


penyedia tersebut di atasharus sudah diperhitungkan dalam biaya umum harga satuan
pekerjaan.

1.5. RENCANA KERJA


1. Paling lambat dalam waktu 7 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), penyedia harus menyerahkan rencana kerja (time schedule) pelaksanakan yang
menunjukan secara detail rencana pelaksanaan pekerjaan termasuk pembelian dan
pendatangan/kedatangan bahan-bahan dan peralatankepada konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
2. Rencana kerja harus menunjukan secara detail rangkaian urut-urutan pekerjaan danjangka
waktu penyelesaian untuk setiap macam pekerjaan yang tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya .
3. Biaya untuk persiapan dan pembaharuan rencana kerja ini harus sudah diperhitungkan
dalam biaya umum harga satuan pekerjaan.
1.6. KANTORDIREKSI
1. Paling lambat dalam waktu 14 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), penyedia harus sudah menyediakan kantor yang khusus digunakan oleh Direksi di
lokasi pekerjaan.
2. Biaya untuk pembuatan kantor direksiserta pembongkarannya harus sudah diperhitungkan
dalam biaya umum harga satuan pekerjaan.

1.7. PEKERJAAN PENGUKURAN.


Pekerjaan ini dibagi tiga tahap :
a. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
b. Tahap selama pekerjaan berjalan.
c. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan untuk pertama kali dan kedua
kali.
1. Bench Mark
a. Untuk memulai pekerjaan, Konsultan Supervisi dan Direksi Lapanganakan
menetapkan "Bench Mark" seperti yang ditunjukan pada gambar.
b. Setiap "Bench Mark" yang rusak diakibatkan oleh Penyedia harus diganti yang baru
dan diukur kembali oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangandengan biaya
menjadi beban Penyedia.
c. Bila di lokasi pekerjaan belum ada "Bench Mark", maka Penyedia harus
membuat sebanyak 2 (dua) buah, yang lokasinya akan ditetapkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Lapangan, dengan konstruksi standar "Bench Mark" pada
Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.
2. Pekerjaan Pengukuran
a. Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia harus menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan metode dan
peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan pengukuran situasidan detail dari
letak tampang melintang.
b. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan Konsultan Supervisi
dan Direksi.
c. Patok-patok yang digunakanharus dicat.

3. Patok As
Untuk pekerjaan tanggul, Penyedia harus memasang patok-patok as sepanjang tanggul
dengan jarak 50 m'.

4. Patok Petunjuk
a. Harus dibuat patok petunjuk yang diikatkan berdasarkan patok as tanggul.
b. Patok petunjuk untuk tanggul ditempatkan tegak lurus dengan as tanggul dengan
jarak maksimum 5 m dari kaki luar tanggul rencana.
c. Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak
akan dipindahkan atau ditimbun .
d. Profil-profil melintang tanggul rencana harus dibuat tiap 50 meter. Profil-profil harus
dibuat dari bambu utuh lurus dan dengan diameter paling kecil 40 cm dan
sambungan-sambungan dikuatkan dengan paku atau tali.
e. Penyedia harus menyelenggarakan pengukuran kembali pada lokasi yang diteliti dari
yang ditunjukan dalam gambar berupa gambar situasi, tampang melintang, tampang
memanjang yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. a. Untuk pekejaan jembatan, Penyedia harus membuat setting out dengan menempatkan
patok-patok bantu dan papan bantu/bouwplank pada bagian-bagian konstruksi yang
diperlukan.
b. Pada setting out tersebut paling sedikit harus memperlihatkan :
* As Bangunan.
* Elevasi rencana pondasi, kepala dan lantai jembatan dan pilar jembatan (bila untuk
jembatan).
* Bila bangunan, pondasi, pilar dan kepala jembatan menggunakan konstruksi
pasangan, Penyedia Jasa harus membuat profil-profil baik untuk yang tegak, miring
maupun lengkung.
6. Penyedia harus menyediakan peralatan ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan
pekerja-pekerja yang diperlukan.
7. Apabila Penyedia tidak dapat menyediakan semua atau sebagian hal-hal tersebut di
atas,Direksi Lapangandapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh biaya untuk tersebut
menjadi beban Penyedia.
8. Semua patok-patok pengukuran termasuk Bench Mark yang terdapat pada daerah/lokasi
pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik sampai pekerjaan tersebut
diterima oleh pihak Direksi Lapangan untuk kedua kalinya.
9. Penyedia harus melakukan pengukuran awal, pengukuran pekerjaan sedang dilaksanakan
dan akhir.
10. Hasil pengukuran tersebut paling sedikit harus memperlihatkan :
a. Untuk Pekerjaan Galian tanah :
* Potongan memanjang dengan memperlihatkan elevasi dan titik-titik potongan
melintang.
* Potongan melintang dengan jarak 50 m pada bagian yang lurus dan 25 m pada
bagian belokan beserta elevasinya.
b. Untuk Konstruksi Jembatan:
* Potongan memanjang dari bangunan dengan memperlihatkan elevasi dari
pondasi.
* kepala jembatan dan lantai jembatan termasuk bangunan pelengkap.
c. Untuk Konstruksi Jalan:
* Potongan memanjang dan trase jalan.
* Potongan Melintang.
11. Hasil pengukuran akhir ini digambarkan pada lembar gambar pelaksanaan (construction
drawing) dan gambar purna laksana (as built drawing).
12. Survey dan pengukuran dapat dilaksanakan minimal 2 kali selama pelaksanaan yaitu :
- Awal pelaksanaan (MC 0%), dilaksanakan bersama penyedia dengan dasar gambar
perencanaan (design drawing) yang telah disiapkan. Hasil pengukuran dan survey
dituangkan dalam gambar pelaksanaan(construction drawing).
- Akhir pelaksanaan (MC 100%), dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai
dengan acuan dari gambar pelaksanaan. Hasil dari pengukuran akhir ini dituangkan
dalam (As built drawing).
Seluruh produk mutual check (data ukur, gambar-gambar, daftar kuantitas dan harga,
pekerjaan tambah kurang) harus disampaikan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi
untuk diperiksa dan diteliti.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, dilakukan pengukuran atau MC0% (situasi,
potongan memanjang dan melintang), dimana pemasangan patok dilakukan tiap jarak 50
m atau sesuai kebutuhan lapangan agar dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai kondisi eksisting untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pada pengukuran ini juga ditentukan titik-titik elevasi (patok tetap) yang diikatkan
pada BM yang terdekat, dimensi dan arah yang akan dipakai sebagai acuan untuk
menentukan kedalaman galian, ketinggian pasangan/bangunan. Apabila penentuan
elevasi sudah sesuai dengan kebutuhan, maka dibuat profil/bouwplank dari bahan yang
cukup kokoh agar tidak goyang/berubah.
Hasil MC 0% ini kemudian digambar/diplot di gambar rencana dan dihitung
volumenya untuk mencocokkan dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila ada
perbedaan dengan volume kontrak, maka akan diusulkan untuk di addendum.
Pekerjaan ini akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Sebelum pelaksanaan (0%);
b. Pada saat pelaksanaan; dan
c. Menjelang/setelah pekerjaan mencapai 100%
Peralatan yang digunakan:
- patok dolken
- kayu reng
- theodolit
- rambu
- waterpass
- cat
- kalkir
- roll meter (50 m)
- paku payung (untuk di atas patok pengukuran)

13. Biaya untuk pekerjaan pengukuran ini dan hasil (product)nya dari pekerjaan
pengukuranharus sudah diperhitungkan dalam biaya umum harga satuan pekerjaan.

1.8. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar perencanaan akan disediakan oleh direksi lapangan, Penyedia akan
menerima satu set cetakan gambar-gambar tersebut. Untuk tambahan-tambahan gambar,
penyedia harus mencetak sendiri dan atas biaya sendiri.
2. Satu set gambar-gambar yang diserahkan kepada Penyedia harus ditempatkan pada lokasi
pekerjaan dan setiap waktu dapat digunakan Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan
untuk mengadakan pemeriksaan.
3. Sewaktu-waktu sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi Lapangan berhak dan
mempunyai wewenang memberikan perintah-perintah yang perlu, supaya hasil
pelaksanaan pekerjaan baik, dan atau untuk kepentingan pada masa pemeliharaan
pekerjaan. Penyedia harus melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut di atas.

4. Penyedia berkewajiban melakukan survei ulang dan survei topografi dengan bantuan
arahan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan, guna menyiapkan Gambar Kerja.
5. Beberapa dari Gambar Perencanaan digambar tanpa skala tetapi hanya menunjukkan
dimensi dari pekerjaan bersangkutan. Untuk itu Penyedia wajib menyiapkan Gambar Kerja.

6. Selama pelaksanaan pekerjaan, PPK melalui Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan
akan menerbitkan/menyampaikan gambar tambahan sebagai gambar pengganti atau
gambar detail yang kesemuanya juga merupakan bagian dari kontrak.
7. Penyedia wajib mempelajari gambar kontrak dan gambar tambahan yang diberikan secara
bertahap selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terdapat keraguan, perbedaan, atau
kesalahan terhadap gambar-gambar tersebut harus dimintakan kejelasan dan keputusan
dari Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
8. Berdasarkan gambar-gambar perencanaan dan hasil survei ulang dan survei topografi
bersama yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan, Penyedia
harus membuat gambar pelaksanaan (Construction Drawing) sesuai dengan standar.
Gambar-gambar pelaksanaan (Construction Drawing) tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan.

9. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat
keadaan dilokasi, Penyedia diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Supervisidan Direksi secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi
pekerjaan.
10.Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
11.Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
12.Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam
gambar, Penyedia jasa wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan
Supervisi dan Direksi. Konsultan Supervisidan Direksi memberikan keputusan standar
ukuran yang akan dipakai.
13.Penyedia tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Supervisidan Direksi.
14.Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Penyedia
baik dari segi biaya maupun waktu.
15.Penyedia harus membuat gambar detail/lapangan agar pelaksanaan menjadilebih jelas dan
harus meminta persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan.

16.Gambar Kerja harus disiapkan dengan syarat-syarat dan spesifikasi dalam kontrak dan
memuat/menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a. rencana setiap bagian pekerjaan termasuk ukuran/ dimensinya,


b. data topografi dan elevasi muka tanah hasil pengukuran lapangan yang dilakukan
bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan,
c. semua perhitungan yang diperlukan,
d. wujud dan sifat dasar bahan yang akan dipergunakan,
e. rincian pelaksanaan termasuk penempatan/pemasangan komponen bangunan.

17.Biaya untuk pekerjaan gambar-gambar di atasharus sudah diperhitungkan dalam biaya


umum harga satuan pekerjaan.

1.9. LAPORAN

1. Penyedia harus menyerahkan laporan tertulis setiap akhir minggu kepada konsultan
supervisi dandireksi lapangandalam formulir standar tertentu.
2. Laporan-laporan harus berisi, tetapi tak dibatasi pada hal-hal berikut:
a. Kemajuan pekerjaan fisik setiap macam pekerjaan dalam rencana anggaran biaya untuk
satu minggu yang lalu dan estimasi rencana kemajuan kerja untuk minggu berikutnya.
b. Inventarisasi dari peralatan yang berada di tempat pekerjaan.
c. Daftar personil serta jumlah tenaga kerja selama satu minggu.
d. Persoalan-persoalan yang timbul selama satu minggu tersebut serta langkah-langkah
penyelasaian yang telah dilakukan .
3. Biaya untuk pembuatan laporan-laporan ini harus sudah diperhitungkan dalam biaya
umum harga satuan pekerjaan.
1.10. FOTO DOKUMENTASI
1. Penyedia harus melakukan pengambilan foto dokumentasi dari awal pekerjaan sampai
akhir pekerjaan secara kontinu (terus-menerus) dan berkala dalam mengikuti setiap
rangkaian pekerjaan secara utuh.
2. Dari hasil foto-foto dokumentasi yang diambil di lokasi pekerjaan, lalu dilakukan pemilihan
foto-foto tersebut dengan direksi.
3. Foto-foto tersebut dibuat pada setiap pekerjaan dan dibuat dalam tiga keadaan lapangan
untuk setiap pekerjaan dengan tempat/posisi pengambilan tetap satu arah. Satu keadaan
pada waktu sebelum pelaksanaan pekerjaan (0%), satu keadaan pada waktu pekerjaan
sedang dalam pelaksanaan (50%) dan satu keadaan pada waktu pekerjaan telah selesai
dilaksanakan seluruhnya (100%).
4. Foto-foto tersebut dibuat berwarna dalam format standar yang sudah disepakati oleh
Direksi dan diberi catatan mengenai lokasi pemotretan.
5. Penyedia harus menyerahkan foto-foto tersebut dalam 6 (enam) cetakan untuk tiap foto
dan dimasukan kedalam album yang rapih, termasuk copy filenya.
6. Penyedia harus mengadakan dan menyerahkan foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan kepada Direksi dalam keadaan lengkap beserta copy filenya di dalam flashdisk.

7. Biaya foto dokumentasi ini harus sudah diperhitungkan biaya umum dalam harga satuan
pekerjaan.

1.11. PAPAN NAMA PEKERJAAN

1. Penyedia diwajibkan membuat dan memasang papan nama pekerjaan ditempat yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan dalam waktu tidak lebih dari 7
(tujuh) hari setelah dimulainya pekerjaan.

2. Ukuran papan nama (1,20 x 1,80) m2 seperti pada gambar standar.


3. Sesudah penyerahan pekerjaan, maka penyedia harus membongkar papan nama tersebut.
4. Biaya untuk membuat, memasang dan membongkar papan nama pekerjaan tersebut harus
sudah diperhitungkan dalam biaya umum harga satuan pekerjaan.

1.12. PEMBERSIHAN DAN PENYEMPURNAAN


1. Setelah pekerjaan pokok diselesaikan, penyedia harus membongkar semua pekerjaan-
pekerjaan sementara dan mengembalikan seperti keadaan semula, termasuk jalan-jalan
masuk.
2. Tempat pekerjaan harus dibersihkan, rumput dan tanaman-tanaman lain harus dipotong
dan permukaan-permukaan tanah yang tidak rata harus diratakan.
3. Biaya untuk pembersihan dan penyempurnaan tersebut harus sudah termasuk dalam biaya
umum harga satuan pekerjaan.

Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung
terwujudnya pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang
diperhitungkan sebagai biaya operasional. Biaya umum yang dikeluarkan oleh penyedia
selain dari hal-hal tersebut di atas, secara umum dapat meliputi pengeluaran-pengeluaran
untuk hal-hal sebagai berikut :
a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran
b) Biaya upah pegawai kantor lapangan
c) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain)
d) Biaya akuntansi
e) Biaya pelatihan dan auditing
f) Biaya perizinan dan registrasi
g) Biaya iklan, humas dan promosi
h) Biaya penyusutan peralatan penunjang
i) Biaya kantor, listrik, telepon dll
j) Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
k) Biaya travel, pertemuan/rapat
l) Biaya asuransi di luar peralatan
m) Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang bersifat umum.
Hal ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang
ditetapkan.
n) dan lain sebagainya.

1.13. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Kegiatan mobilisasi
Pemenuhan tentang ketentuan kegiatan mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
* Mobilisasi semua personil penyedia sesuai dengan struktur organisasi pelaksana
yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Lapangan, termasuk
para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
dalam kontrak serta personil Ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan.
* Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan.
Biaya ini sudah termasuk :
* Biaya transportasi untuk personil, alat-alat, penyediaan bahan, dan lain-lain
bertalian dengan tempat kerja.
b. Kegiatan demobilisasi
Pemenuhan tentang ketentuan kegiatan demobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pembongkaran tempat kerja dan pembersihan oleh penyedia pada saat akhir kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai sesuai yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Lapangan.
2. Pembayaran.
a. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
adalah didasarkan atas kedatangan alat berat yang didatangkan di lokasi pekerjaan
dan atas kepulangan alat berat dari lokasi pekerjaan.
b. Pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah berdasarkan
hargalumpsumberdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
c. Pembayaran untuk alat berat yang datang sampai di lapangan akan dibayar untuk
biaya mobilisasi. Jikapekerjaan sudah selesai dilaksanakan dan alat berat sudah
selesai digunakan, maka akan dibayar untuk biaya demobilisasi.
Pembayaran mobilisasi dan demobilisasiakan dibayarkan sebesar 100% (seratus
persen) apabila alat-alat berat tersebut sudah selesai digunakan dan dikembalikan
(tidak ada dilokasi pekerjaan) serta sudah terpenuhinya tentang ketentuan kegiatan
demobilisasi di atas.
d. Jika mendatangkan alat lebih banyak dari kebutuhan dan tanpa persetujuan dari
konsultan supervisi dan direksi lapangan, maka untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut tidak ada tambahan biaya.

1.14. SURAT MENYURAT


Surat-surat menyurat antara Penyedia dengan Pejabat Pembuat Komitmen harus
dialamatkan :

Aslinya :

KepadaYth. :
(menurut kepentingan)

Tembusannya :

Kepada Yth. :
(menurut kepentingan)
SPESIFIKASI TEKNIK

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGALIHAN ALIRAN AIR/KISTDAM


1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia harus melindungi pakarjaan ini dari kerusakan-kerusakan yang
disebabkan oleh hujan, aliran air pada permukaan tanah ,banjir, adanya
pembelokan-pembelokan aliran dan kejadian semacam yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan kontrak.
2. Penyedia harus mengeringkan dasar-dasar pondasi dan menjaga agar galian-
galian bebas dari genangan air sesuai dengan persyaratan pelaksanaan
pekerjaan yang baik dan harus menjaga aliran air dalam saluran irigasi dan
drainase yang ada ditempat pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan
pengalihan atau pembelokan aliran air sementara.
1.2. Pada pekerjaan galian
1. Sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan galian, penyedia harus
menyelenggarakan dan memelihara pekerjaan-pekerjaan yang mungkin
diperlukan untuk mencegah masuknya air kedalam galian.
2. Penyedia harus mengadakan, memasang, menjaga dan menjalankan semua
peralatan yang diperlukan serta peralatan-peralatan lain untuk pengeringan di
tempat-tempat galian dan menjaga agar rencana pekerjaan pondasi bebas
dari genangan air.
3. Genangan air harus dialirkan ketempat-tempat dimana air tidak akan mengalir
kembali ke tempat galian tersebut dan dengan menggunakan cara yang tidak
akan menyebabkan erosi atau gangguan lain.
1.3. Saluran irigasi dan saluran pembuang
1. Penyedia tidak diperbolehkan merintangi atau mengganggu aliran dalam
saluran irigasi dan saluran pembuang dengan alasan atau sebab apapun
tanpa persetujuan tertulis dari konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Apabila pekerjaan pengalihan atau pembelokan aliran air sementara
diperlukan, penyedia harus menyelenggarakan dan merawatnya menurut
gambar atau sesuai dengan petunjuk konsultan supervisi dandireksi lapangan.
Pekerjaan pengalihan atau pembelokan aliran air sementara harus dibongkar
dan dikembalikan seperti semula, jika diperintah oleh konsultan supervisi
dandireksi lapangan.
1.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran.
a. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan Pengalihan Aliran
Air/Kistdamadalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai
dengan yangdisyaratkan menurut ukuran dalam gambardan yang ditentukan
oleh konsultan supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter panjang
(m1).
b. Pembayaran untuk pekerjaan Pengalihan Aliran Air/Kistdam adalah menurut
harga satuan per meter panjang (m1) berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk
pekerjaan Pengalihan Aliran Air/Kistdam adalah menurut perkalian antara
volume pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.
B. PEKERJAAN JEMBATAN DAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan jembatan yang dimaksud adalah pekerjaan konstruksijembatan yang


menggunakan balok dan papan dari bahan kayu.
PEKERJAAN JEMBATAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti saluran irigasi atau sungai yang melintang tidak sebidang.
Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu
struktur atas (superstructures), struktur bawah (substructures) dan pondasi.

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung.


Struktur atas jembatan umumnya meliputi gelagar (girder) dan lantai.
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dsb, yang kemudian
disalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh pondasi ke
tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :
a. Pangkal jembatan (abutment),
b. Pilar jembatan (pier),
c. Pondasi

Pekerjaan jembatan kayu ini terdiri struktur atas dan struktur bawah. Pekerjaan di
struktur atas jembatan meliputi pekerjaan gelagar yang terbuat dari balok-balok kayu
memanjang dan pekerjaan lantai yang terbuat dari papan-papan kayu. Pekerjaan di
struktur bawah jembatan meliputi pekerjaan pembuatanpangkal (abutment) yang
terbuat dari pasangan batu, pilar (pier) terbuat dari tiang pancang beton bertulang,
dan pondasi abutment terdiri dari pasangan batu dan tiang kayu dolken.
2. Peralatan
Peralatan yang dapat digunakan untuk pekerjaan ini meliputi mesin pemotong
kayu, kikir, gergaji, palu, mesin penghalus kayu, gurinda dan mesin untuk pemancang
kayu. Lebih disarankan lagi agar penyedia membawa diesel sebagai tenaga
pembangkit listrik sewaktu mengoperasikan alat pemancang dan alat untuk pemotong
kayu. Jika dianggap perlu semua peralatan yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari konsultan supervisi dan direksi lapangan.

3. Bahan
a. Bahan utama untuk pembuatan jembatan kayu adalah kayu. Kayu tersebut
dilaksanakan untuk pekerjaan papan lantai jembatan kayu dan balok jembatan
kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
b. Kayu yang digunakan mempunyai mutu kayu kelas I atau kelas II. Kayu yang
dipakai untuk konstruksi jembatan kayu harus memiliki kualitas yang baik dan
disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi Lapangan.
c. Kayu yangdigunakan memiliki tekstur yang baik, tidak ada lobang (mata kayu),
tidak ada serangan jamur dan serangga, bebas dari pembusukan, bintik-bintik
lapuk,dan kerusakan lainnya.
d. Mengingat kualitas kayu dari tiap daerah berbeda, maka kayu yang dipakai untuk
konstruksi jembatan kayu harus disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi
Lapangan.
e. Bahan logam/besi yang digunakan untuk pekerjaan ini seperti plat besi, baut dan
juga paku harus yang bermutu baik.
f. Bahan ter yang digunakan untuk pekerjaan ini merupakan bahan yang bermutu
baik dan awet terhadap pengaruh air laut serta atas petunjuk dan persetujuan dari
pihak konsultan dan Direksi Lapangan.
4. Pangkal (Abutment) jembatan
Konstruksi pangkal (abutment)jembatan yang digunakan adalah dengan menggunakan
pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps. Untuk bagian telapak pondasi pangkal (abutment)
jembatan tersebut digunakan juga pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps.
Pada bagian pondasinya ditambah dengan kayu dolken diameter 10 cm, dimana
pekerjaannya tercakup dalam pekerjaan pengadaan dan pemancangan dolken dia. 10 cm
- 4 m.
5. Pilar (pier) jembatan
Pilar (pier) jembatan yang dimaksud adalah konstruksi yang terletak diantara abutment
jembatanyang ada. Bahan yang digunakan adalah tiang pancang beton bertulang yang
mempunyai ukuran penampang 20x20 cm yang dapat dilihat pada gambar kerja dan
dipancang dengan menggunakan alat atau mesin pemancang, dimana pekerjaannya
tercakup dalam pekerjaan pengadaan dan pemancangan tiang beton bertulang 20/20 cm
- 4m
6. Gelagar jembatan
Bahan yang digunakan adalah kayu balok dengan ukuran 8/14 cm sesuai dengan gambar
konstruksi dan pentunjuk konsultan supervisi dan Direksi Lapangan, dimana pekerjaannya
tercakup dalam pekerjaan balok jembatan kayu.
Semua bahan kayu yang digunakan harus sudah dilakukan pekerjaan pengeteran (dicat
dengan ter), setiap kali pengeteran harus ditunggu sampai kering, baru kemudian diulang
kembali sebanyak 2 (dua) kali, agar kayu tersebut tahan terhadap serangga dan proses
pelapukan oleh air laut.

7. Lantai Jembatan
Lantai jembatan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan struktur bawah selesai dikerjakan
dan setelah struktur atas yaitu gelagar balok kayu selesai dikerjakan juga.
Bahan yang digunakan adalah kayu papan dengan ukuran 3/20 cm (t=3 cm) sesuai
dengan gambar konstruksi dan pentunjuk konsultan supervisi dan Direksi Lapangan,
dimana pekerjaannya tercakup dalam pekerjaan papan lantai jembatan kayu.

Penyedia harus berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi


dan direksi lapangan dalam pembuatan sambungan kayu.

Semua bahan kayu yang digunakan dalam pekerjaan jembatan kayu harus
sudahdilakukan pekerjaan pengeteran (dicat dengan ter), setiap kali pengeteran harus
ditunggu sampai kering, baru kemudian diulang kembali sebanyak 3 (tiga) kali, agar kayu
tersebut tahan terhadap serangga dan proses pelapukan oleh air laut.
Selama proses pekerjaan jembatan kayu ini, penyedia harus berkoordinasi secara
intensif dengan konsultan supervisi dan direksi lapangan agar jika terjadi perubahan
konstruksi, dapat dengan cepat mendapat persetujuan dari pihak konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
1. GALIAN TANAH
1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah yang
menggunakan tenaga manusia (manual) yang dapat digali dengan mudah tanpa
menggunakan alat berat khusus.
2. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan pembersihan
medan dan kupasan/stripping.
3. Pekerjaan ini meliputi menggali, mengangkat dan menghampar tanah pada
tempat yang direncanakan, serta meratakan dan merapihkan hasil galian
tersebut.
4. Yang termasuk pekerjaan galian tanah biasa dapat berupa galian tanah pada
pondasi bangunan jembatan, gorong-gorong, atau bangunan pelengkap lainnya
yang termasuk dalam kategori bangunan pelengkap seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5. Semua pekerjaan galian tanah ini harus dilaksanakan menurut penampang, posisi,
elevasi, dimensi, ukuran ketinggian tanah/tinggi permukaan tanah dan jarak
terusan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
6. Semua pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan garis-garis dan
bidang-bidang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
1.2. Pelaksanaan
1. Penyedia harus memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan
sebelum memulai pekerjaan galian tanah, terutama batas daerah yang akan digali
dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang
harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan di luar batas daerah kerja.
2. Penyedia harus menyampaikan metoda kerja pekerjaan galian tanah kepada
konsultan supervisi dan direksi lapangan termasuk semua kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
3. Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi
dan direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan sehingga posisi, elevasi
dan dimensi penampang dapat dilakukan pengukurannya dilakukan dalam
keadaan yang belum terganggu.
4. Penyedia terlebih dahulu mengadakan pembersihan dan stripping untuk
permukaan-permukaan pekerjaan galian tanah yang direncanakan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai perintah darikonsultan supervisi dan
direksi lapangan, serta membuang hasil pembersihan dan stripping tersebut pada
tempat yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, harus memasang profil-profilyang
menunjukkan elevasi dan dimensi yang sesuai dengan penempatan konstruksi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja serta sesuai perintah darikonsultan
supervisi dandireksi lapangan.
6. Pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, posisi, elevasi,
dimensi, dan kemiringan galian yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah
disepakati, kecuali bila ada ketentuan lain.
7. Bangunan yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk
diganggu sebelum mendapat ijin dari konsultan supervisi dandireksi lapangan.
8. Penyedia harus mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi
galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan
yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh
kesalahan Penyedia harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
9. Perubahan elevasi dan dimensi pada gambar harus mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
10. Selama pelaksanaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk adanya
perubahan kemiringan (slope) atau dimensi penggalian akibat kondisi dan keadaan
di lokasi pekerjaan, setiap penambahan dan pengurangan dari volume pekerjaan
galian tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
11. Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilakukan, penyedia harus
memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan.
1.3. Bahan hasil galian dan hal lain galian tanah
1. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan lapisan-lapisan yang tipis serta batu-
batu besar, kayu dan rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam area
galian harus dibuang setelah mendapat persetujuan dari konsultan supervisi
dandireksi lapangan.
2. Lokasi pembuangan bahan hasil galian harus mendapat persetujuan dari konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
3. Tidak diperkenankan untuk melaksanakan perbaikan tanah dasar pondasi dan
melaksanakan lantai pondasi sebelum mendapat persetujuan dari konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
4. Profil galian tanah untuk dasar pondasi bangunan dan tebing yang telah selesai
digali harus diratakan dan dirapihkan,serta diperiksa konsultan supervisi dandireksi
lapangan untuk mendapat persetujuan hasil pekerjaan tersebut, sebelum bangunan
di atasnya berupa konstruksi beton atau pasangan batu yang rencananya akan
dilaksanakan, demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat
kegiatan peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia.
1.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan galian tanah adalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah adalah menurut harga satuan per meter
kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
galian tanah adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah
dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.
2. TIMBUNAN TANAH
2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan timbunan tanah ini meliputi pekerjaan timbunan tanah padapondasi
bangunan jembatan, gorong-gorong, atau bangunan pelengkap lainnya yang
termasuk dalam kategori bangunan pelengkap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan, termasuk
timbunan kembali dipadatkan pada bekas galian konstruksi.
2. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah atau bahanlainnyayang disetujui untuk timbunan.
3. Pekerjaan timbunan tanah untuk isian di bagian bangunan jembatan, gorong-gorong,
atau bangunan pelengkap lainnya boleh dilakukan jika setelah dipastikan bahwa umur
bangunan tersebut sudah dinilai cukup mampu untuk menahan beban dari timbunan
dengan persetujuan dari konsultan supervisi dan direksi lapangan. Pelaksanaan harus
dilakukan secara hati-hati dan dilaksanakan secara lapis-perlapis.
4. Semua pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
tanah/tinggi permukaan tanah dan jarak terusan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5. Semua pekerjaan timbunan tanah dilaksanakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-
bidang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
6. Semua pekerjaan timbunan tanah dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan
tingkatan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
7. Segala perubahan dari jalur, posisi, elevasi, dimensi, dan kemiringan galian yang
sudah ditetapkanharus dikonsultasikan secara tertulis kepada konsultan supervisi dan
direksi lapangan mendapat persetujuan terlebih dahulu untuk memulai pekerjaan.

2.2. Pekerjaan persiapan pondasi


1. Untuk timbunan bagian pondasi, baik berupa tanah asli maupun timbunan lama,
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan/humus yang tidak diperlukan.
2. Permukaan dasar pondasi yang telah disetujui oleh konsultan supervisi dandireksi
lapanganharus dibuat kasar sampai kedalaman 2 cm.
2.3. Bahan
1. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah bahan timbunan yang dipilih atau
tanah sekitar lokasi dimanabahan-bahan tersebut bersih dan bebas dari humus, akar-
akar dan bahan organik lain.
2. Material yang berasal dari hasil galian tanah dapat digunakan untuk pekerjaan
timbunan tanah jika material tersebut layak/bisa dipakai untuk timbunan dan jika
memenuhi syarat kualitas.
2.4. Pelaksanaan
1. Penyedia harus memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan
sebelum memulai pekerjaan timbunan tanah, terutama batas daerah yang akan
ditimbun dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja
yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan di luar batas daerah kerja.
2. Penyedia harus menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan tanah kepada
konsultan supervisi dan direksi lapangan termasuk semua kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
3. Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi
dan direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan sehingga posisi, elevasi dan
dimensi penampang dapat dilakukan pengukurannya dilakukan dalam keadaan yang
belum terganggu.
4. Sebelum memulai pekerjaan timbunantanah, harus memasang profil-profilyang
menunjukkan elevasi dan dimensi yang sesuai dengan penempatan konstruksi seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja serta sesuai perintah darikonsultan supervisi
dandireksi lapangan.
5. Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, posisi, elevasi,
dimensi, dan kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah
disepakati, kecuali bila ada ketentuan lain.
6. Bangunan yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu
sebelum mendapat ijin dari konsultan supervisi dan direksi lapangan.
7. Perubahan elevasi dan dimensi pada gambar harus mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
8. Selama pelaksanaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk adanya
perubahan kemiringan (slope) atau dimensi timbunan akibat kondisi dan keadaan di
lokasi pekerjaan, setiap penambahan dan pengurangan dari volume pekerjaan
timbunan tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
9. Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai dilakukan, penyedia harus
memberitahukankepadakonsultan supervisi dan direksi lapangan.

2.5. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran


1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan timbunan tanah adalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah adalah menurut harga satuan per
meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
timbunan tanah adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah
dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

3. PENGADAAN DAN PEMANCANGAN DOLKEN DIA. 8-10 CM, (l=4 M)


3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pengadaan dan pemancangan dolken diameter 10 cm –4 m dapat terletak
pada pondasi bangunan jembatan atau bangunan pelengkap lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi
lapangan.
2. Penyedia harus mengadakan dan memancang tiang kayu dolken dengan ukuran
diameter 8-10 cm pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut
perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
3.2. Bahan
1. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah kayu dolken diameter 8-10 cm
(toleransi 5%) dengan panjang minimal kayu adalah 4,00 m’
.
2. Kayu-kayu yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik. Kayu tersebut bebas
dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan kekuatan dan ketahanannya seperti
busuk, retak memanjang, retak melingkar, yang menempati lebih dari setengah
keliling batang. Tampang yang mengecil tiba-tiba tidak boleh lebih dari sepertiga
diameter rata-rata kayu.
3. Kayu-kayu yang mempunyai banyak lubang lebih dari 3 cm tidak boleh dipergunakan.
4. Kayu tidak boleh bengkok atau melengkung yang lebih besar dari setengah diameter
pada tengah-tengah batang.
3.3. Pelaksanaan
1. Tiang kayu dolken harus dipancang dengan alat yang disetujui oleh konsultan
supervisi dan Direksi Lapangan.
2. Selama proses pemancangan, harus tetap menjaga kualitas dan tidak merusak tiang
kayu dolken tersebut.
3. Tiang kayu dolken dipancang sampai elevasi seperti dalam gambar atau ditentukan
oleh konsultan supervisi dan Direksi Lapangan.
4. Perbedaan hasil pemancangan yang terjadi tidak boleh melebihi 10 cm arah vertikal
atau terhadap kemiringan yang ditetapkan.
3.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pengadaan dan pemancangan
dolken diameter 8-10 cm, (l = 4 m)adalah didasarkan atas volume yang telah
dikerjakan sesuai dengan yangdisyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang
ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter
panjang (m1).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemancangan dolken diameter 8-10
cm, (l = 4 m)adalahmenurut harga satuan per meter panjang (m1) berdasarkan harga
satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pengadaan dan pemancangan dolken diameter 10 cm – 4 m adalah menurut
perkalian antara volume pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan
pekerjaan.

4. PASANGAN BATU ad. 1Pc : 4Ps


4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps dapat terletak pada pondasi bangunan
jembatan, abutmentjembatan, sayap jembatan, perpanjangan sayap jembatan atau
bangunan pelengkap lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut
perintah konsultan supervisi dandireksi lapangan.
4.2. Bahan
1. Batu yang akan digunakan harus keras, tanpa bagian yang tipis atau retak, dan jenis
yang awet.
2. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah
satu sisinya tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori.
3. Ukuran batu berkisar antara 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh
digunakan setelah salah satu sisinya di pecah dan digunakan bersama-sama batu
belah.
4. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempelkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
5. Batu belah yang digunakanharus memiliki kualitas baik, padat, dan tahan lama.
6. Pasir yang digunakan adalah pasir pasangyangmemiliki kualitas baik,bersih dari
kotoran, dan bahan organik.
7. Semen :
a. Semen yang digunakan harus semen portland jenis 1 yang memenuhi standard
semen indonesia.
b. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan
air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
c. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus dan tidak mengandung gumpalan-
gumpalan yang keras.
8. Adukan untuk pasangan batu terdiri dari campuran 1 (satu) bagian semen portland
dan 4 (empat) bagian volume pasir pasang.
9. Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
4.3. Pelaksanaan
1. Dasar dari konstruksi pasangan harus digali dan dipersiapkan seperti yang ditunjukan
dalam gambar atau ditentukan lain oleh konsultan supervisi dan Direksi Lapangan.
2. Adukan harus dicampur dengan menggunakan mesin pengaduk (mixer) dalam jumlah
yang cukup untuk segera dapat digunakan.
3. Adukan dibuat dengan perbandingan 1 (satu) bagian semen portland dan 4 (empat)
bagian volume pasir pasang.
4. Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen
dan 2 takar pasir berikutnya.
5. Tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan
homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat
dituang, sehingga mudah digunakan.
6. Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu. Tidak
terlambat dan tidak boleh dibuat terlalu banyak, adukan harus diapsang paling lama 1
jam setelah selesai diaduk.
7. Permukaan pasangan batu harus diberi batu muka, disiar terbenam 1 sampai 2 cm
dengan adukan 1Pc : 2 Ps. Batu muka dengan permukaan rata, segi banyak dengan
ketebalan yang merata sehingga menghasilkan produk yang baik dan rapi.
8. Jika menurut perintahkonsultan supervisi dandireksi lapangandiperlukanuntuk
dipasang suling-suling dengan pipa PVC dan diberi filter dari bahan injuk dan kerikil,
maka letak suling-suling dapat dikonsultasikan dengan konsultan supervisi dandireksi
lapangan. Semua biaya sudah termasuk pada harga satuan pekerjaan pasangan batu
1 Pc : 4 Ps.
9. Permukaan yang terbuka exposed harus diatur rapih untuk memberikan kenampakan
yang menarik. Lebar siaran tidak lebih dari 25 mm (2,5 cm).
10. Dasar pasangan batu terlebih dahulu harus diberi spesi dengan bahan campuran 1
Pc : 4 Ps, setelah diadakan pengecekan evaluasi dasar saluran dan bangunan.

4.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran


1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps
adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps adalah menurut harga
satuan per meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan
yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.
5. PLESTERANad. 1Pc : 3Ps
5.1.Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan plesteran ad. 1 Pc : 3 Psdilaksanakan pada bagian-bagian tertentu dari
permukaan pekerjaan pasangan batu ad. 1 Pc : 4 Ps seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Pekerjaan plesteran ad. 1 Pc : 3 Ps dapat terletak pada jembatan, atau bangunan
pelengkap lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5.2.Bahan
1. Pasir yangdigunakan adalah pasir pasangyangmemiliki kualitas baik,bersih dari
kotoran, dan bahan organik.
2. Semen yang digunakan :
a. Semen yang digunakan harus semen portland jenis 1 yang memenuhi standard
semen indonesia.
b. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan
air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
c. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus dan tidak mengandung gumpalan-
gumpalan yang keras.
3. Campuran adukan plesteran harus terdiri dari perbandingan satu bagian semen
portland dengan tiga bagian pasir pasang.
4. Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
5.3.Pelaksanaan
1. Permukaan pasangan batu yang akan diplester harus disiram dengan air.
2. Tebal plesteran dibuat 2 cm dari permukaan batu. Sebelum plesteran dipasang,
diantara batu-batu dikorek sampai kedalaman 1-2 cm di bawah permukaan batu.
Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang
kuat anatara pasangan batu dan plesteran.
3. Pada pekerjaan plesteran bagian luar permukaan harus di aci dengan semen Portland.
4. Permukaan pondasi pasangan batu pada bagian dalam/tertimbun tanah harus
diberaben dengan tebal 15 mm.
5. Plesteran harus terlihat rapih dengan permukaan yang cukup halus dan rata.

5.4.Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran


1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan plesteran ad. 1 Pc : 3 Psadalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan plesteran ad. 1 Pc : 3 Psadalah menurut harga satuan
per meter persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
plesteran ad. 1 Pc : 3 Ps adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang
telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.
6. SIARAN ad. 1Pc : 2Ps
6.1.Lingkup Pekerjaan
1. Bagian permukaan pasangan batu yang telah selesai dan akan terlihat,maka harus
disiarseperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
2. Pekerjaan siaran ad. 1 Pc : 2 Ps dapat terletak pada jembatan, atau bangunan
pelengkap lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
6.2.Bahan
1. Pasir yangdigunakan adalah pasir pasangyangmemiliki kualitas baik,bersih dari
kotoran, dan bahan organik.
2. Semen yang digunakan
a. Semen yang digunakan harus semen portland jenis 1 yang memenuhi standard
semen indonesia.
b. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan
air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
c. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus dan tidak mengandung gumpalan-
gumpalan yang keras.
3. Campuran adukan plesteran harus terdiri dari perbandingan satu bagian semen
portland dengan dua bagian pasir pasang.
4. Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
6.3.Pelaksanaan
1. Jenis siaran yang digunakan adalah siaran tenggelam.
2. Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan diantara batu-batu harus dikorek sampai
kedalaman berkisar 2-3 cm di bawah permukaan batu.
3. Kemudian pasangan dibersihkan dan disiram dengan air agar terjadi ikatan yang kuat
anatara pasangan batu dan siaran.
4. Kemudian baru disiar.
5. Permukaan pasangan batu harus diberi batu muka, disiar terbenam 1-2 cm dengan
adukan 1Pc : 2 Ps. Batu muka dengan permukaan rata, segi banyak dengan
ketebalan yang merata sehingga menghasilkan produk yang baik dan rapih.
6.4.Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan siaran ad. 1 Pc : 2 Psadalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan siaran ad. 1 Pc : 2 Psadalah menurut harga satuan per
meter persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
siaran ad. 1 Pc : 2 Ps adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah
dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.
7. BETON BERTULANG ad. 1Pc : 2Ps : 3Krl
7.1.Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia melaksanakan pekerjaan beton bertulang ad. 1Pc : 2Ps : 3Krlsepertiyang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi
lapangan.
2. Pekerjaan yang dimaksud terdiri dari pekerjaan beton ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl,
pembesian beton, dan bekisting beton.
3. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan semen, agregat
halus(pasir), agregat kasar (kerikil, batu pecah)dan air, dengan atau tanpa bahan
tambahan lainyang kesemuaannya dicampur dengan baik hingga mendapatkan suatu
kekentalan yang baik.
4. Pekerjaan beton tersebut diantaranya berupa pekerjaan pengadaan dan
pemancangan tiang beton bertulang 20/20 cm - 4m atau pekerjaan lain sepertiyang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi
lapangan.
7.2.Bahan
1. Portland Cement
a. Semen yang digunakan harus semen portland jenis 1 yang memenuhi standard
semen indonesia.
b. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan
air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
c. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus dan tidak mengandung gumpalan-
gumpalan yang keras.
2. Agregat
a. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat pemecah batu.
b. Agregat harus dari jenis yang keras, padat, dan tahan lama.
c. Agregat harus didapat dari sumber-sumber yang disetujui oleh konsultan supervisi
dan direksi lapangan, dan Penyedia juga harus memperoleh semua izin yang
diperlukan dan membayar setiap kewajiban atas pengambilan bahan-bahan
tersebut.
3. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat menurunkan mutu.
4. Semua pemakaian agregat halus(pasir), agregat kasar (kerikil, batu pecah) harus :
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran
lainnya.
5. Agregat halus (Pasir)
- Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu.
- Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat
halus harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan.
- Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak.
6. Agregat kasar (kerikil dan/atau batu pecah)
- Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
- Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
- Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
7. Besi tulangan beton
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Mempunyai penampang yang sama rata.
8. Cetakan Beton/Bekisting
- Bahan cetakan beton yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik, kuat, rapat,
tidak porous.
- Bahan cetakan beton yang digunakan tidak mudah meresap air dan direncanakan
sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan
kerusakan pada beton.
- Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
9. Semen, agregat halus dan agregat kasar, bahan bekisting serta besi tulangan yang
akan dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi.
10. Semen, agregat halus dan agregat kasar serta besi tulangan harus disimpan dan
dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya.
11. Semen, agregat halus dan agregat kasar, bahan bekisting serta besi tulangan yang
tidak memenuhi syarat harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh
dipergunakan untuk campuran beton.

7.3.Pelaksanaan
1. Pembesian
- Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi. Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang
tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.
- Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai
suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan
diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah
bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.
- Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau menurut
perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
- Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan kuat, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak
menyentuh lantai kerja atau papan acuan.
- Sebelum beton dicor,besi beton harus bebas dariminyak, kotoran, cat, karet lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
2. Cetakan Beton/Bekisting
- Cetakan betonharus dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang ditunjukkan
pada gambar pembesian yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi.
- Cetakan beton harus dapat berfungsi membatasi serta membentuk beton menurut
ukuran-ukuran yang dikehendaki.
- Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban hidup
yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah dan getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi.
- Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak bergoyang.
- Cetakan dari Multiplex 12 mm dapat digunakan dengan permukaan datar dan
tegak lurus, cetakan tidak bergetar, tidak bocor dan kokoh, sehingga kedudukan
dan bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu beton dicor dan
setelah selesai pengecoran tetap mudah dibongkar.
- Cetakan beton harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran, dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar kerja
dan uraian pekerjaan. Cetakan beton harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat
dicegah kebocoran adukan. Cetakan beton harus diberi ikatan-ikatan secukupnya
sehingga terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap.
- Untuk beton expose, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang
merata pada seluruh permukaan beton tersebut.
- Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton dapat di coating
dengan oli, untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaiki
permukaan beton.
3. Pencampuran Adukan beton
- Campuran adukan beton harus terdiri dari perbandingan satu bagian semen
portland dengandua bagian agregat halus (pasir beton) dengan tiga bagian
agregat kasar (kerikil).
- Penyedia harus mencampur beton dengan alat pengaduk yang baik dengan
kapasitas yang sesuai dengan besarnya pekerjaan. Alat pengaduk harus mampu
mengaduk/mencapur semua bahan-bahan menjadi suatu campuran yang merata
dan penuangannya tanpa terjadi pemisahan.
- Harus diperlengkapi dengan alat pengukur (takaran) dan pengatur setiap bahan
yang dimasukan dalam alat pengaduk.
- Urutan memasukan bahan-bahan ke alat pengaduk serta lama waktu mengaduk
harus sepengetahuan konsultan supervisi dan direksi lapangan.
- Waktu pengadukan minimum 1 menit untuk mengaduk berkapasitas 80 liter,
penambahan waktu 15 detik untuk setiap penambahan kapasitas 40 liter.
- Mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air agar kekentalan bisa
bertahan lama adalah tidak diperkenankan.
- Pada waktu menggunakan "Concrete Mixer", maka pengisian bahan beton yang
akan diaduk harus sedemikian sehingga pada saat dituangkan kedalam
bekistingagar diusahakan tidak terjadi pemisahan (segregasi).
4. Pengecoran Beton
a. Sebelum pengecoran beton, semua cetakan beton/bekisting,pembesian tulangan
dan bagian-bagian yangtertanam harus sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Lapangan.
b. Permukaan tempat beton yang akan dicor harus bebas dari genangan air, lumpur,
puing-puing dan harus dalam keadaan basah.
c. Beton tidak boleh dicor sebelum Direksi dan Konsultan Supervisi menyetujui
persiapan-persiapan yang telah dikerjakan.
d. Beton hanya harus dicor pada waktu Direksi dan Konsultan Supervisi berada
ditempat pekerjaan dan Penyedia Jasa akan memberikan pemberitahuan yang
layak akan maksud pengecoran tersebut.
e. Beton harus dituang secepat mungkin ke tempat pengecoran dan dengan cara-
cara sedemikian sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan.
f. Tempat pengecoran maksimal1 (satu) meter dengan cetakan beton agar tidak
menjadi pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan karena
menjatuhkan beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau membentur
acuan atau tulangan tidak diperbolehkan.
g. Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan untuk beton yang telah
mengeras sehingga sulit untuk dicor, harus dibuang dan tidak ada perhitungan
pembayaran.
h. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.
i. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm
dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
j. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah
keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
k. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dan digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.
l. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi.

7.4.Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran


1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan beton bertulang ad. 1Pc :2Ps
:3 Krl adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang
disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan
supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pekerjaan yang dimaksud sudah terdiri dari pekerjaan beton ad 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl,
pembesian beton, dan bekisting beton.
3. Pembayaran untuk pekerjaan beton bertulang ad. 1Pc :2Ps :3 Krl adalah menurut
harga satuan per meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan
Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran pekerjaan beton bertulang ad. 1Pc : 2Ps : 3Krl dilakukan jika secara
keseluruhan pekerjaan-pekerjaannya selesai dikerjakan di lapangan yaitu : setelah
pekerjaan pembesian betonnya selesai terpasang di lapangan, setelah pekerjaan
bekistingnya selesai terpasang di lapangan dan setelah pekerjaan beton ad. 1Pc : 2Ps
: 3Krl selesai dilakukan pengecoran di lapangan.
4. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
beton bertulang ad. 1Pc :2Ps :3 Krl adalah menurut perkalian antara volume
pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

8. PAPAN LANTAI JEMBATAN KAYU


8.1.Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan papan lantai jembatan kayudilaksanakan pada bagiankonstruksi jembatan
kayuseperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
8.2.Bahan
1. Kayu yang digunakan mempunyai mutu kayu kelas I atau kelas II. Kayu yang dipakai
harus memiliki kualitas yang baik dan disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi
Lapangan.
2. Jenis kayu yang direkomendasikan adalah kayu balau.
3. Kayu yangdigunakan memiliki tekstur yang baik, tidak ada lobang (mata kayu), tidak
ada serangan jamur dan serangga, bebas dari pembusukan, bintik-bintik lapuk,dan
kerusakan lainnya.
4. Mengingat kualitas kayu dari tiap daerah berbeda, maka kayu yang dipakai untuk
konstruksi jembatan kayu harus disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi
Lapangan.
5. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan papan lantai jembatan kayuadalah papan
kayu yang berasal dari kayu balau. Jika jenis kayu tersebut tidak diperoleh di lokasi
pekerjaan, penyedia harus terlebih dahulumendapatkan persetujuan dari konsultan
supervisi dan direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
6. Ketebalan dari penampang papan kayu ini adalah 3 cm (t=3 cm).

8.3.Pelaksanaan
1. Pekerjaan papan lantai jembatan kayudilaksanakan setelah diselesaikannya pekerjaan
bagian pondasi, bagian abutment, dan pilar jembatan serta pekerjaan balok jembatan
kayu selesai dikerjakan.
2. Pekerjaan papan lantai jembatan kayudilaksanakan dengan pemasangan papan-
papan lantai jembatan.
3. Posisi pemasangan papan-papan lantai kayu jembatan dilakukan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi
lapangan.
8.4.Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan papan lantai jembatan
kayuadalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang
disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan
supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan papan lantai jembatan kayuadalah menurut harga
satuan per meter persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
papan lantai jembatan kayuadalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang
telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

9. BALOK JEMBATAN KAYU

9.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaanbalok jembatan kayudilaksanakan pada bagiankonstruksi jembatan
kayuseperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dandireksi lapangan.
9.2. Bahan
1. Kayu yang digunakan mempunyai mutu kayu kelas I atau kelas II. Kayu yang dipakai
harus memiliki kualitas yang baik dan disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi
Lapangan.
2. Jenis kayu yang direkomendasikan adalah kayu balau.
3. Kayu yangdigunakan memiliki tekstur yang baik, tidak ada lobang (mata kayu), tidak
ada serangan jamur dan serangga, bebas dari pembusukan, bintik-bintik lapuk,dan
kerusakan lainnya.
4. Mengingat kualitas kayu dari tiap daerah berbeda, maka kayu yang dipakai untuk
konstruksi jembatan kayu harus disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi
Lapangan.
5. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan balok jembatan kayu adalah balok kayu yang
berasal dari kayu balau. Jika jenis kayu tersebut tidak diperoleh di lokasi pekerjaan,
penyedia harus terlebih dahulumendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi dan
direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
6. Dimensi atau ukuran dari penampang balok kayu ini adalah 8/14 cm.
9.3. Pelaksanaan
1. Pekerjaan balok jembatan kayu dilaksanakan setelah diselesaikannya pekerjaan
bagian pondasi, bagian abutment dan bagian pilar jembatan.
2. Pekerjaan balok jembatan kayu dilaksanakan dengan pemasangan balok-balok kayu
jembatan.
3. Posisi pemasangan balok-balok kayu jembatan dilakukan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi lapangan.
9.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan balok jembatan kayu adalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan balok jembatan kayu adalah menurut harga satuan per
meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
balok jembatan kayu adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah
dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

10. PENGETERAN
10.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaanpengeteran dapat terletak pada konstruksi jembatan kayu yaitu pada
pekerjaan papan lantai jembatan kayu dan balok jembatan kayu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi
lapangan.
10.2. Bahan
1. Bahan ter yang digunakan adalah ter untuk kayu danmemiliki kualitas yang baik serta
disetujui oleh konsultan supervisi dan Direksi Lapangan.

10.3. Pelaksanaan
1. Persiapan permukaan yang akan dilakukan pekerjaan pengeteran (dicat dengan ter)
dengan dibersihkan terlebih dahulu bagian permukaan kayunya.
2. Pekerjaan pengeteran (dicat dengan ter) permukaan kayu menggunakan bahan yang
telah ditentukan.
3. Permukaan kayu yang dilakukan pekerjaan pengeteran (dicat dengan ter), setiap kali
pengeteran harus ditunggu sampai kering, baru kemudian diulang kembali sebanyak
2 (dua) kali, agar kayu tersebut tahan terhadap serangga dan proses pelapukan oleh
air laut.
10.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pengeteran adalah didasarkan
atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan menurut ukuran
dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi, serta diukur
dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pengeteranadalah menurut harga satuan per meter
persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pengeteranadalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah dikerjakan
dengan harga satuan pekerjaan.
11. PENGADAAN DAN PEMANCANGAN TIANG BETON BERTULANG 20/20 CM - 4M
11.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pengadaan dan pemancangan tiang beton bertulang 20/20 cm – 4
mterletak pada bangunan jembatan kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Penyedia harus mengadakan dan memancang tiang beton bertulang dengan ukuran
penampang 20/20 cm pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut
perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
11.2. Bahan
1. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah tiang beton bertulang dengan
ukuran penampang20/20 cm dengan panjang minimal adalah 4,00 m’ .
2. Tiang beton bertulang yang digunakan berdasarkan pekerjaan beton bertulang
adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
3. Bahan untuk proses pengadaan tiang beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi bahan pekerjaan beton bertulang ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr (di atas).
4. Tiang beton bertulang yang akan dilakukan pemancanganharus memiliki kualitas yang
baik.
5. Detail pembesian untuk tiang beton bertulang seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan
11.3. Pelaksanaan
1. Proses pengadaan tiang beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
pelaksanaan pekerjaan beton bertulang ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr (di atas).
2. Proses pengadaan tiang beton bertulang dapat dilaksanakan di lokasi pekerjaan
dengan tetap menjaga mutu.
3. Tiang beton bertulang harus dipancang dengan alat yang disetujui oleh konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
4. Selama proses pemancangan, harus tetap menjaga kualitas dan tidak merusak tiang
beton bertulang tersebut.
5. Tiang beton bertulang dipancang sampai elevasi seperti dalam gambar atau
ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi lapangan.
6. Perbedaan hasil pemancangan yang terjadi tidak boleh melebihi 10 cm arah vertikal
atau terhadap kemiringan yang ditetapkan.
11.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pengadaan dan pemancangan
tiang beton bertulang 20/20 cm - 4m adalah didasarkan atas volume yang telah
dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang
ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter
panjang (m1).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemancangan tiang beton bertulang
20/20 cm - 4madalah menurut harga satuan per meter panjang (m1) berdasarkan
harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pengadaan dan pemancangan tiang beton bertulang 20/20 cm - 4madalah menurut
perkalian antara volume pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan
pekerjaan.
12. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GORONG-GORONG dia. 0,60 m
12.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan gorong-gorong dia. 0,60 mterletak pada
bangunan pelengkap seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Penyedia harus mengadakan dan memasang gorong-gorong diameter 0,60 m pada
tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi
dan direksi lapangan.
12.2. Bahan
1. Gorong-gorong yang akan dipasang, sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah gorong-gorong beton dengan
diameter 0,60 m.
3. Gorong-gorong yang akan dilakukan pemasangan harus memiliki kualitas yang baik.
12.3. Pelaksanaan
1. Gorong-gorong diameter 0,60 m dipasang pada tempat yang ditunjukkan dalam
gambar atau atau menurut perintah konsultan supervisi dandireksi lapangan.
2. Selama proses pemasangan, harus tetap menjaga kualitas dan tidak merusak gorong-
gorong tersebut.
12.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pengadaan dan pemasangan
gorong-gorong dia. 0,60 m adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan
sesuai dengan yang disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan
oleh konsultan supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter panjang (m1).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan gorong-gorong dia. 0,60
madalah menurut harga satuan per meter panjang (m1) berdasarkan harga satuan
yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pengadaan dan pemasangan gorong-gorong dia. 0,60 m adalah menurut perkalian
antara volume pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

C. PEKERJAAN SALURAN

1. GALIAN TANAHMENGGUNAKAN EXCAVATOR


1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah dengan
menggunakan alat berat berupa excavator dengan kapasitas bucket = 0.8-0.9 m3.
2. Excavator yang digunakan adalah excavator yang mampu bekerja dan beroperasi di
kondisi lapangan jaringan tambak secara optimal,dimana karakteristik/sifat fisik tanah
pada material sedimen yang akan digali di saluran,kondisi medan pada saluran
tambak dan keadaan tanggul salurannya harus menjadi pertimbangan.
3. Pekerjaan galian tanah yang dimaksud meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan
pembersihan medan, kupasan/stripping dan pekerjaan galian tanah termasuk
pembentukan saluran.
4. Yang termasuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dapat berupa galian
tanah pada saluran-saluran seperti ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisidan direksi lapangan.
5. Pekerjaan ini meliputi menggali, mengangkat dan menghampar tanah pada tempat
yang direncanakan, serta meratakan dan merapihkan hasil galian tersebut. Jika di
lapangan diperlukan dalam pembentukan slope tanggul saluran, maka penyedia harus
melakukan pekerjaan tersebut yang sudah termasuk pada ruang lingkup pekerjaan
galian tanah menggunakan excavator.
6. Semua pekerjaan galian tanah ini harus dilaksanakan menurut penampang, posisi,
elevasi, dimensi, ukuran ketinggian tanah/tinggi permukaan tanah dan jarak terusan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi
dan direksi lapangan.
7. Semua pekerjaan galian tanah ini dilaksanakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-
bidang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dan direksi lapangan.

1.2. Pelaksanaan
1. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator di lokasi saluran, dilakukan
pemasangan profil terlebih dahulu, lalu dalam menetapkan letak batas-batas galian
dapat dipasang patok-patok yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
2. Penyedia harus memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan
sebelum memulai pekerjaan galian tanah, terutama batas daerah yang akan digali
dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus
menjaga keutuhan tanaman dan bangunan di luar batas daerah kerja.
3. Penyedia harus menyampaikan metoda kerja pekerjaan galian tanah kepada
konsultan supervisi dan direksi lapangan termasuk semua kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
4. Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi
dan direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan sehingga posisi, elevasi dan
dimensi penampang dapat dilakukan pengukurannya dilakukan dalam keadaan yang
belum terganggu.
5. Penyedia terlebih dahulu mengadakan pembersihan dan stripping untuk permukaan-
permukaan pekerjaan galian tanah yang direncanakan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai perintah darikonsultan supervisi dan direksi
lapangan, serta membuang hasil pembersihan dan stripping tersebut pada tempat
yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi lapangan.
6. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, harus memasang profil-profil yang
menunjukkan elevasi dan dimensi yang sesuai dengan penempatan konstruksi seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja serta sesuai perintah darikonsultan supervisi
dan direksi lapangan.
7. Pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, posisi, elevasi,
dimensi, dan kemiringan galian yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah
disepakati, kecuali bila ada ketentuan lain.
8. Bangunan yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu
sebelum mendapat ijin dari konsultan supervisi dan direksi lapangan.
9. Perubahan elevasi dan dimensi pada gambar harus mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
10. Selama pelaksanaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk adanya
perubahan kemiringan (slope) atau dimensi penggalian akibat kondisi dan keadaan di
lokasi pekerjaan, setiap penambahan dan pengurangan dari volume pekerjaan galian
tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
11. Setelah pekerjaan galian tanah ini selesai dilakukan, penyedia harus
memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan.
1.3. Bahan hasil galian
1. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan lapisan-lapisan yang tipis serta batu-
batu besar, kayu dan rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam area
galian harus dibuang setelah mendapat persetujuan dari konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
2. Lokasi pembuangan bahan hasil galian harus mendapat persetujuan dari konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
1.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan galian tanah menggunakan
excavator adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang
disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan
supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator adalah menurut
harga satuan per meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan
Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
galian tanah menggunakan excavator adalah menurut perkalian antara volume
pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

2. GALIAN TANAH MENGGUNAKAN EXCAVATOR DIATAS PONTON

2.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah dengan
menggunakan alat berat berupa excavator di atas ponton dengan kapasitas bucket
excavator = 0.8-0.9 m3 dan kapasitas ponton = 6-25 Ton.
2. Ponton yang digunakanuntuk excavator harus mampu bekerja dan beroperasi di
kondisi lapangan jaringan tambak. Ponton yang digunakan harus mampu menerima
berat excavator ketika sedang beroperasi di lapanganditambah dengan berat lain di
atasnya.Untuk mengantisipasi kondisi lapangan jaringan tambakdengan berbagai
karakteristiknya yang ada, dapat diperkirakan untukkapasitas ponton yang digunakan
harus mampu menerima beban sampai 25 Ton.
3. Pekerjaan galian tanah yang dimaksud meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan
pembersihan medan, kupasan/stripping dan pekerjaan galian tanah termasuk
pembentukan saluran.
4. Yang termasuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator di atas ponton dapat
berupa galian tanah pada saluran-saluran seperti ditunjukkan dalam gambar atau
menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5. Pekerjaan ini meliputi menggali, mengangkat dan menghampar tanah pada tempat
yang direncanakan, serta meratakan dan merapihkan hasil galian tersebut. Jika di
lapangan diperlukan dalam pembentukan slope tanggul saluran, maka penyedia harus
melakukan pekerjaan tersebut yang sudah termasuk pada ruang lingkup pekerjaan
galian tanah menggunakan excavator di atas ponton.
6. Semua pekerjaan galian tanah ini harus dilaksanakan menurut penampang, posisi,
elevasi, dimensi, ukuran ketinggian tanah/tinggi permukaan tanah dan jarak terusan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi
dan direksi lapangan.
7. Semua pekerjaan galian tanah ini dilaksanakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-
bidang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
2.2. Pelaksanaan
1. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator di lokasi saluran, dilakukan
pemasangan profil terlebih dahulu, lalu dalam menetapkan letak batas-batas galian
dapat dipasang patok-patok yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
2. Penyedia harus memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan
sebelum memulai pekerjaan galian tanah, terutama batas daerah yang akan digali
dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus
menjaga keutuhan tanaman dan bangunan di luar batas daerah kerja.
3. Penyedia harus menyampaikan metoda kerja pekerjaan galian tanah kepada
konsultan supervisi dan direksi lapangan termasuk semua kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dilaksanakan.
4. Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi
dan direksi lapangan sebelum pekerjaan ini dilaksanakan sehingga posisi, elevasi dan
dimensi penampang dapat dilakukan pengukurannya dilakukan dalam keadaan yang
belum terganggu.
5. Penyedia terlebih dahulu mengadakan pembersihan dan stripping untuk permukaan-
permukaan pekerjaan galian tanah yang direncanakan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai perintah dari konsultan supervisi dan direksi
lapangan, serta membuang hasil pembersihan dan stripping tersebut pada tempat
yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi lapangan.
6. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, harus memasang profil-profil yang
menunjukkan elevasi dan dimensi yang sesuai dengan penempatan konstruksi seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja serta sesuai perintah dari konsultan supervisi
dan direksi lapangan.
7. Pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, posisi, elevasi,
dimensi, dan kemiringan galian yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah
disepakati, kecuali bila ada ketentuan lain.
8. Bangunan yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu
sebelum mendapat ijin dari konsultan supervisi dan direksi lapangan.
9. Perubahan elevasi dan dimensi pada gambar harus mendapat persetujuan dari
konsultan supervisi dan direksi lapangan.
10. Selama pelaksanaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk adanya
perubahan kemiringan (slope) atau dimensi penggalian akibat kondisi dan keadaan di
lokasi pekerjaan, setiap penambahan dan pengurangan dari volume pekerjaan galian
tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
11. Setelah pekerjaan galian tanah ini selesai dilakukan, penyedia harus
memberitahukan kepada konsultan supervisi dan direksi lapangan.
2.3. Bahan hasil galian
1. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan lapisan-lapisan yang tipis serta batu-
batu besar, kayu dan rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam area
galian harus dibuang setelah mendapat persetujuan dari konsultan supervisi dan
direksi lapangan.
2. Lokasi pembuangan bahan hasil galian harus mendapat persetujuan dari konsultan
supervisi dan direksi lapangan.
2.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan galian tanah menggunakan
excavator di atas ponton adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai
dengan yang disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh
konsultan supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator di atas ponton
adalah menurut harga satuan per meter kubik (m3) berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
galian tanah menggunakan excavator di atas ponton adalah menurut perkalian antara
volume pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

3. PENANAMAN MANGROVE
3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan penanaman mangrove dapat terletakpada saluran, ujung saluran, tepi laut
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah konsultan
supervisi dan direksi lapangan.

3.2. Bahan
1. Mangrove yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik serta disetujui oleh
konsultan supervisi dan direksi lapangan.

3.3. Pelaksanaan penanaman


1. Sebelum ditanam di tepi laut, perhatikan pasang surut air laut yang terjadi dan untuk
di saluran, yang perlu diperhatikan adalah jarak tanaman dari letak tanaman agar
tidak tumbang ketika pasang tiba dan tidak terjangkau oleh binatang (misalnya:
kambing, dll.).
2. Penyiapan Lokasi
Sebagai media tanam yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pembersihan perdu-perdu yang lain termasuk sampah-sampah dari darat maupun
dari laut.
b. Mengatur jarak dan letak tanam, jarak tanam yang paling ideal adalah 2 meter
antar tanaman.
c. Perhatikan arus dan gelombang dari mana arah ombak itu datang. Teknis posisi
tanaman harus memecah ombak jangan paralel, agar tanaman tidak roboh dan
hanyut.
3. Penyiapan bibit dan alat angkut
a. Sebelum ditanam siapkan bibit yang baik dan segar dan tempatnya dikolam
terdekat yang ada airnya, jangan dibiarkan ditempat yang panas nanti layu.
b. Usia bibit harus dibawah 1 tahun (12 bulan).
c. Jumlah daun 3 –5 susun.
d. Untuk alat angkut siapkan busa bekas (striofoam atau ember agar mudah
digerakan/ditarik di atas lumpur ).
4. Penanaman
a. Diukur garis lurus dari ujung ke ujung agar kelihatan indah dan rapih.
b. Ketika akan mengukur perhatikan sebagai patokan, garis lurus adalah pasang
tertinggi, jika ditanam dipinggir pantai.
c. Agar memperoleh garis yang lurus dan tanaman yang rapih pergunakan tali
plastik ris 0,20 inci dari tiap-tiap jarak diberi tanda dengan kain atau karet bekas.
d. Buat lubang diameter 20 cm dan dalam 20 cm.
e. Lepas polibang bibit.
f. Masukan tanaman secara tegak lurus dan urug kembali dengan galian tanah tadi.
g. Pasang ajir tinggi 1m untuk menahan tanaman dengan posisi sedemikian rupa
agar tetap berdiri atau dengan posisi miring melawan ombak / arus.
h. Diikat dengan tali rafia agar tidak lepas terkena terpaan ombak kembali.
5. Pemeliharaan
a. Kontrol dilakukan jarak 1 minggu setelah tanam, apakah ada yang rebah, tali
lepas, hanyut dsb.
b. Usia 20 hari tanaman diberi pupuk NPK ( 2 - 3 butir ).
c. Jarak 1 bulan, penyulaman yang rusak karena rebah dan lepas hanyut terbawa
ombak. Hal ini berlaku bagi tanaman yang ada di kolam dan saluran.
d. Jarak 40 hari beri pupuk urea 0,25 sendok makan.
e. Jarak 3 bulan penyulaman lanjutan dan jarak 6 bulan tanaman sedang tumbuh
dengan normal, pemeliharaan semakin ringan.
3.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan penanaman mangrove adalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan pohon (phn).
2. Pembayaran untuk pekerjaan penanaman mangroveadalah menurut harga satuan per
pohon (phn) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
penanaman mangrove adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang telah
dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

4. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEDEK BAMBU

4.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan bambu dapat terletakpada tanggul saluran
atau tempat lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut perintah
konsultan supervisi dan direksi lapangan.

4.2. Bahan
1. Gedek bambu adalah suatu jenis material yang berbentuk seperti lembaran
berkekuatan cukup tinggi yang mempunyai anyaman halus/rapat dan mempunyai
lebar rata-rata 2 meter dan dikemas dalam bentuk persegi memanjang.
2. Gedek bambu harus terbuat dari bahan bambu petung atau bambu surat yang
memiliki daging yang tebal, atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
3. Bagian dalam bambu lebih banyak mengandung lengas (air bebas) daripada bagian
luar. Bagian buku-buku (nodes) mengandung +10% lebih sedikit kadar airnya dari
pada bagian ruasnya.
4.3. Pelaksanaan
1. Gedek bambu dipasang pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau atau
menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
2. Cara penyimpanan gedek bambu di lapangan perlu diperhatikan agar tidak terjadi
kerusakan sebelum dipasang. Lembaran gedek bambu ditempatkan pada permukaan
yang rata dan dijaga agar tetap pada tempatnya. Lembaran harus ditempatkan
serapih mungkin tanpa bergelombang atau teputus dan dengan lebar yang
mencukupi.
3. Gedek bambu yang akan dipasang dan cara pemasangannya harus sesuai dengan
gambar atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan.
4. Bila perlu, pada sambungan gedek harus overlap (atau menumpang lebih), atau
disambung dengan cara lain yang disetujui konsultan supervisi dan direksi lapangan.
5. Lembaran gedek bambu yang sudah dipasang tidak boleh rusak oleh jangkar atau
tiang penopang atau hal lainnya. Lembaran yang terpasang harus terlindungi dari
mobilisasi alat berat dan hal lainnya.
6. Penyedia harus memperbaiki gedek bambu yang rusak. Metoda perbaikan harus
mendapat persetujuan dari konsultan supervisi dan direksi lapangan. Jika hasil
perbaikan itu tidak memuaskan, maka penyedia harus menggantinya dengan yang
baru.
4.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan pengadaan dan pemasangan
gedek bambu adalah didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan
yang disyaratkan menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan
supervisi dan direksi, serta diukur dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan gedek bambu adalah
menurut harga satuan per meter persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pengadaan dan pemasangan gedek bambu adalah menurut perkalian antara volume
pekerjaan yang telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

D. PEKERJAAN JALAN PRODUKSI


1. PEKERJAAN JALAN PRODUKSI
1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Jalan produksi adalah jalan dengan konstruksi sederhana yang diperuntukkan bagi
transportasi untuk mobilitas hasil produksi tambak, dengan lebar jalan berkisar antara
2,00 m - 3,00 m tergantung pada kondisi yang ada.
2. Pekerjaan jalan produksi dapat ditempatkan di atas tanggul saluran atau pada jalan
yang sudah ada yang dekat dengan saluranseperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau menurut perintah konsultan supervisi dan direksi lapangan
1.2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan jalan produksi yaitu :

a. Lapisan dasar pasir urug


Lapisan pasir urug dibentuk dari pasir urug yang berkualitas baik. Lapisan pasir urug
berfungsi sebagai lapisan perletakan dan lapisan kerja.
b. Lapisanonderlaag
Lapisan onderlaag dibentuk dari batu belah atau batu kali berukuran 20/25 cm. Batu
belah atau batu kali yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik, keras, padat,
dan tahan lama.
Lapisan Onderlaag terdiri dari batu pokok dan batu tepi. Batu pokok terletak di
bagian tengah lapisan onderlaag.Sedangkan batu tepi terletak di bagian pinggir
lapisan onderlaag yang berfungsi sebagai penahan dan pembatas pasangan batu
pokok.
c. Lapisan stenslaag
Lapisanstenslaag dibentuk dari batu pecah berukuran 3/5 cm bergradasi baik. Batu
pecah yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik, keras, padat, dan tahan
lama.
Batu pecah ini berfungsi sebagai pengunci batu pokok yaitu dihampar diatas lapisan
onderlaagyang kemudian dipadatkan dengan cara digilas dengan mesin gilas
sebanyak 6 kali jalan sehinggasebagaibahan pengisi celah-celah atau rongga di
antara batu pokoksehingga tidak ada lubang-lubang dipermukaan onderlaag.
d. Lapisan sirtu
Lapisansirtu terdiri dari sirtu yang memiliki kualitas yang baik.
Setelah pekerjaan lapisan onderlaag dan lapisan stenslaag selesai dilaksanakan,
bahan tambahan sirtu setebal 5 cm dihampar diatas permukaan badan jalan, lalu
diberi air dan digiling dengan mesin gilas.
e. Bahu jalan (berm)
Bahu jalan (berm) dibentuk dari tanah timbunan dipadatkan sepanjang jalan
produksi.Ketinggian bahu jalan tidak boleh lebih dari pada ketinggian muka jalan.
1.3. Pelaksanaan
1. Pengukuran dan pemasangan patok untuk potongan memanjang dan potongan
melintang jalan produksi.
2. Lebar jalan diukur dan dipastikan dengan tarikan benang, agar lurus dan rapih.
3. Pasir urug dihamparkan dan diratakan yang berfungsi sebagai lapisan perletakan dan
lapisan kerja.
4. Pemilihan batu belah atau batu kali yang ukurannya lebih besar untuk ditempatkan
sebagai batu tepi.
5. Bagian pinggir jalan untuk bagian batu tepi sebaiknya digali terlebih dahulu agar
konstruksipinggirannya lebih kuat.
6. Pemasangan batu tepi dengan cara batu belah atau batu kali disusun berdiri/tegak.
7. Lalu dilanjutkan batu pokok disusun berdiri/tegak dan rapat sehingga rongga sesedikit
mungkin serta harus dijaga agar ketinggiannya sedemikian rupa sehingga didapatkan
permukaanya yang relatif rata.
8. Pekerjaan di atas dipasang berdiri dan diatur yang rapi disesuaikan dengan tarikan
benang yang telah diukur sebelumnya.
9. Setelah pemasangan batu oonderlaag selesai, lalu pemasangan lapisan stenslaag.
10. Lapisanstenslaag yang dibentuk dari batu pecah berukuran 3/5 cm dihampar di atas
lapisan onderlaag dimana berfungsi sebagai pengunci dan sebagai bahan pengisi
celah-celah atau rongga di antara batu pokok sehingga tidak ada lubang-lubang
dipermukaan onderlaag.
11. Laluselanjutnya disiram dengan air yang cukup serta dipadatkan dengan cara digilas
dengan mesin gilas roda besi dengan kapasitas 6-8 Ton.
12. Batu-batu tersebut diatas digiling dengan mesin gilas paling tidak 6 kali jalan.
13. Penggilasan dimulai dari tepi rendah keatas dengan kelebihan lebar (overlap) tidak
kurang dari 30% dari lebar roda.
14. Pelaksanaan penggilasan dikerjakan berkali-kali maju-mundur sampai
permukaan batu betul-betul kelihatan padat, rata dan tidak bergelombang serta
diikuti dengan penyiraman air yang cukup.
15. Selama pemadatan sekelompok pekerja merapihkan tepi pasangan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
16. Setelah pekerjaan lapisan stenslaag selesai dipadatkan dengan mesin gilas,
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan sirtu.
17. Selanjutnya dipadatkan lagi dengan mesin gilas seperti penggilasan lapisan stenslaag
di atas.
18. Bahu jalan (berm) dibentuk dari tanah timbunan dipadatkan sepanjang jalan
produksi. Ketinggian bahu jalan tidak boleh lebih dari pada ketinggian muka jalan.
1.4. Pengukuran volume pekerjaan dan pembayaran
1. Perhitungan volume untuk pembayaran dari pekerjaan jalan produksi adalah
didasarkan atas volume yang telah dikerjakan sesuai dengan yang disyaratkan
menurut ukuran dalam gambar dan yang ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi, serta diukur dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk pekerjaan jalan produksi adalah menurut harga satuan per meter
persegi (m2) berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak unit price, pembayaran untuk pekerjaan
pekerjaan jalan produksi adalah menurut perkalian antara volume pekerjaan yang
telah dikerjakan dengan harga satuan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai