Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

PENELITIAN ILMIAH

OLEH:

I Made Hari Wicaksana (4 S)

I Gede Prabandhana Ariantaka (5 S)

PROGAM STUDI AKUNTANSI REGULER SORE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
DAFTAR ISI
Peta Konsep..............................................................................................................1
I. Penelitian Ilmiah..................................................................................................2

1.1 Ilmu Pengetahuan Dan Pendekatan Ilmiah (Deduktif, Indukti)………………………….1

1.1.1 Ilmu Pengetahuan…………………………………………………………………....1

1.1.2 Pendekatan Ilmiah…………………………………………………………………...1

1.2 Pendekatan Non Ilmiah………………………………………………………………….......2

1.3 Cara Berfikir Ilmiah…………………………………………………………………............2

1.4 Arti/ Definisi Riset…………………………………………………………………................3

1.5 Pentingnya Metodelogi penelitian…………………………………………………………..4

1.6 Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif………………………………………………………4


1.6.1 Penelitian Kuantitatif………………………………………………………………..4
1.6.2 Penelitian Kualitatif………………………………………………………………....5
1.7 Etika Dalam Penelitian………………………………………………………………............6
1.8 Kesimpulan………………………………………………………………….........................10
1.9 Referensi………………………………………………………………….............................12
I. Penelitian Ilmiah

1.1 Ilmu Pengetahuan Dan Pendekatan Ilmiah (Deduktif, Induktif)

1.1.1 Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan merupakan persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan system dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diversifikasi kebenarannya.

Fungsi Ilmu pengetahuan adalah menetapkan hukum-hukum umum yang meliputi perilaku
kejadian dan objek yang dikaji oleh ilmu yang bersangkutan dan dengan demikian
memungkinkan kita saling mengaitkan pengetahuan kita tentang kejadaian-kejadian yang kita
ketahui secara berpisah-pisah dan membuat ramalan tentang kejadian yang belum dikenal.

1.1.2 Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran dan
telah reflektif. Pendekatan ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan
prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja: Adanya
kebutuhan objektif, Perumusan masalah, Pengumpulan teori, Perumusan hipotesis, Pengumpulan
data/ informasi/ fakta. Analisis data, Penarikan kesimpulan.

Sifat pendekatan ilmiah:

1. Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, dan waktu)

2. Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja)

3. Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan)

Pola piker pendekatan ilmiah:

1. Induktif, pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang
bersifat umum.

1
2. Deduktif, pengambilan kesimpulan dari yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat
khusus.

1.2 Pendekatan Non Ilmiah

Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukan manusia untuk mencari kebenaran.

Cara melakukan pendekatan non ilmiah itu adalah:

1. Akal sehat (common Sense)

2. Prasangka

3. Otoritas ilmiah dan kewibawaan

4. Penemuan kebetulan

5. Pendekatan intuitif (dorongan hati)

1.3 Cara Berfikir Ilmiah

Bagaimanapun juga berpikir ilmiah tetap menggunakan atau memakai proses berpikir
ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan bahwa apa yang dipikirkan termasuk dalam
kerangka berpikir ilmiah. Adapun proses berpikir ilmiah menurut Sudjana menempuh langkah-
langkah tertentu yang disanggah oleh tiga unsur pokok, yakni pengajuan masalah, perumusan
hipotesis, dan verifikasi data. Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari dengan
didukung pendapat para ahli.

i. Langkah pertama dalam kerangka berpikir ilmiah adalah perumusan masalah. Perumusan
masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang
sulit dalam penelitian ilmiah.

ii. Langkah berikutnya perumusan hipotesis. “Hypo” artinya dibawah dan “thesa” artinya
kebenaran. Dalam Bahasa Indonesia dituliskan hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
iii. Langkah terakhir dalam berpikir ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan
salah satu factor yang penting dalam sebuah proses penelitian, karena dengan kesimpulan yang
ada dalam suatu penelitian akan menjawab pemasalahan yang ada dalam penelitian.

1.4 Arti/ Definisi Riset

Riset berasal dari Bahasa Inggris, research, menurut The Advanced Learner’s Dictionaryof
Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta
baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Dan berikut beberapa pendapat mengenai definisi riset:

 Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969)


Riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan
mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji
(diverifikasi) oleh peneliti lain.
 Keputusan SA-ITB no 032/sk/k01-SA/2002
Penelitian (Riset) adalah kegiatan eksplorasi untuk menggali ilmu dan pengetahuan baru
yang dilakukan menurut kaidah dan metodologi yang abash untuk memperoleh informasi,
teori, model melalui eksperimen, ekspedisi, proses penemuan.
 Hopkins WG (2002)
Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pernyataan serta menjawab sebuah pernyataan
atau memecahkan masalah. Hopkins didalam definisi diatas memberikan key word
mengenai apa yang dimaksud dengan Riset atau penelitian.

Ada dua kunci penting dalam sebuah riset yaitu memunculkan sebuah pertanyaan dan
bagaimana menjawab dan memecahkan masalah tersebut.

Kesimpulannya secara umum suatu riset dilakukan untuk menjawab pertanyaan, dengan
memberlakukan kriteria sebagai berikut :

1. Dilakukan dengan sebuah kerangka kerja

Kerangka kerja berkaitan dengan disiplin akademik dari pelaku riset dapat dinyatakan dalam dua
kategori paradigm-positivsm dan naturalism. Setiap bidang ilmu memiliki kerangka acuan sendiri
dalam melakukan kegiatan riset.
2. Menggunakan prosedur, metoda dan teknik yang telah teruji dalam hal validitas dan reabilitas.

Konsep validitas dapat di aplikasikan pada setiap aspek dari proses penelitian. Hal tersebut untuk
meyakinkan bahwa di dalam riset prosedur yang benar (correct) telah digunakan untuk menjawab
suatu pertanyaan sebagai titik tolak riset yang dilakukan.

3. Dirancang agar tidak kabur (bias) dan objektif

Sedangkan subjectivity adalah bagian integral dari cara berfikir peneliti, yang terkondisi oleh latar
belakang pendidikannya, displin ilmunya, filosofinya, pengalaman serta ketrampilannya, jadi
diperlukan keterkaitannya dengan disiplin ilmu periset terhadap masalah apa yang diriset.

1.5 Pentingnya Metodelogi penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian
ada macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti
data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang bau yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi.

Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.
Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. Contoh: penelitian untuk
mencari cara agar nilai rupiah tidak merosot.

1.6 Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif


1.6.1 Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga
disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific)
karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur,
rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

1.6.2 Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:9) adalah metode penelitian yang
berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Kondisi obyek alamiah, artinya bahwa obyek itu apa adanya atau tidak dimanipulasi oleh
peneliti, bahkan meskipun peneliti sebagai instrumen namun kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi kebiasaan dari obyek yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci artinya bahwa instrumen atau
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang utama adalah peneliti itu sendiri. Oleh sebab
itu dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen kunci harus mempunyai bekal
pengetahuan luas dan dasar dasar teori sehingga dapat mengumpulkan data yang tepat dan mampu
bertanya.
Dalam penelitian kualitatif menuntut kedekatan peneliti dengan yang diteliti. Harapannya
dengan adanya kedekatan tersebut dapat memperoleh data yang jauh lebih dalam dan bermakna.
Hal itu juga karena kontak pribadi antara peneliti dan obyek penelitian sangat penting dalam
metode kualitatif.
Analisis data bersifat induktif artinya bahwa peneliti berusaha memahami hasil dari
penelitian tanpa harus dibebani oleh harapan yang telah ditetapkan sebelumnya (misal menolak
atau menerima hipotesis). Hasil dari penelitian akan mengikuti dari data-data yang ditemukan
dilapangan pada sat melakukan penelitian.

Penelitian kualitatif lebih mementingkan makna dari hasil penelitian. Penelitian kualitatif
biasanya lebih dalam untuk mempelajari sesuatunya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.
Data –data yang terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif (trianggulasi). Yang termasuk
metode kualitatif adalah interview (wawancara), Observasi (pengamatan), quesioner (angket) dan
pendekatan studi kasus.

1.7 Etika Dalam Penelitian

Berikut etika penelitian yang dimaksud:

1. Penelitian sebagai pencarian ilmiah yang berpola.


Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mengembangkan dan menguji teori. Oleh
karena itu, penelitian harus dilandaskan pada teori-teori yang relevan dengan masalah
penelitan yang diangkat. McMilan dan Schumacher mengutip pendapat Walberg (1986),
mengatakan bahwa ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian,
yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan
replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sistesis) dan mereviu, (5) menggunakan dan
mengevaluasi oleh pelaksanaan. Suatu teori dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena-
fenomena alamiah. Dari perilaku atau kegiatan-kegiatan terlepas yang dilakukan oleh siswa
atau guru umpamanya, peneliti dapat memberikan penjelasan umum tentang hubungan
diantara perilaku atau kegiatan pembelajaran. Dari penjelasan-penjelasan umum tersebut
terbentuk prinsip-prinsip dasar, dalil konstruk, proposisi yang kesemuanya akan
membentuk teori. Mengenai teori ini, lebih jauh Fred N Kerlinger (1986) mengemukakan
bahwa “…. a theory as a set of interrelated constructs and proposition that specify relations
among variables to explain and predict phenomena”. Dalam rumusan Kerlinger tersebut
ada tiga hal penting dalam suatu teori yaitu: (1) suatu teori dibangun oleh seperangkat
proposisi dan kontruk, (2) teori menegaskan hubungan di antara sejumlah variabel, (3) teori
menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena.
Pencarian ilmiah (scintific inquiry) adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis,
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Pengertian ilmiah
berbeda dengan ilmu. Ilmu merupakan struktur atau batang tubuh pengetahuan yang telah
tersusun, sedang ilmiah adalah cara mengembangkan pengetahuan. Metode ilmiah
merupakan suatu cara pengkajian yang berisi proses dengan langkah-langkah tertentu.
MicMilan dan Schumacher (2001) membaginya atas empat langkah yaitu: (1) define a
problem, (2) state the hypotthesis to be tested, (3) colect and analyze data, and (4) interprete
the results and draw conclusions obout the problem. Hampir sama dengan McMilan dan
Schumacher, John Dewey membagi langkah-langkah pencarian ilmiah yang disebutnya
sebagai “reflective thinking”, atas lima langkah yaitu: (1) mengedentifkasi masalah, (2)
merumuskan dan membatasi masalah, (3) menyusun hipotesis, (4) mengumpulkan dan
menganalisis data, (5) menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Pencarian berpola
(disiplined inquiry), merupakan suatu prosedur pencarian dan pelaporan dengan
menggunakan cara-cara dan sistemtika tertentu, disertai penjelasan dan alasan yang kuat.
Pencarian berpola bukan merupakan suatu pencarian yang bersifat sempit dan mekanistis,
tetapi mengikuti prosedur formal yang telah standar.
2. Objektivitas
Penelitian harus memiliki objektiviatas (objektivity) baik dalam karakteristik maupun
prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bisa dan
subjektivitas. Dalam prosedurnya, penelitian menggunakan tekhnik pengumpulan dan
analisis data yang memungkinkan dibuat interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Objetivitas juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang digunakan
yang dikontrol dari bias dan subjektivitas.
3. Ketepatan
Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan (precision), secara tekhnis instrumen
pengumpulan datanya harus memimiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, desain
penelitian, pengambilan sampel dan tekhnik analisis datanya tepat. Dalam penelitian
kuantitatif, hasilnya dapat dilang dan diperluas, dalam penelitian kualitatif memiliki sifat
reflektif dan tingkat komparasi yang konstan.
4. Verifikasi
Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dapat dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengn
cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan
kuantitatif. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa
perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan.
5. Empiris
Penelitian ditandai oleh sikap dan dan pendekatan empiris yang kuat. Secara umum empiris
berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian empiris kesimpulan didasarkan
atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang
sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris umumnya
menuntut penghilangan pengalaman dan sikap pribadi. Kritis dalam penelitian berarti
membuat interpretasi berdasarkan kenyataan dan nalar yang didasarkan atas kenyataan-
kenyataan (evidensi). Evidensi adalah data yang diperoleh dari penelitian, berdasarkan
hasil analisis data tersebut interpretasi dibuat.
6. Penjelasan Ringkas
Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan
menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas. Tujuan akhir dari sebuah
penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks kedalam penjelasan yang singkat.
Dalam penelitian kuantitatif penjelasan singkat tersebut berbentuk generalisasi, tetapi
dalam penelitian kualitatif berbentuk deskriptif tentang hal-hal yang esensial atau pokok.
7. Penalaran Logis
Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran merupakan proses berpikir,
menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau induktif. Penalaran deduktif, penarikan
kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam penalaran deduktif, bila premisnya benar maka
kesimpulannya otomatis benar. Logika deduktif dapat mengidenfikasi hubungan-hubungan
baru dalam pengetahuan yang ada.
8. Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku dan juga ilmu
kealaman, tidak menghasilkan kepastian, sekalipun kepastian relatif. Semua yang
dihasilkan adalah pengetahuan probabilistik. Penelitian boleh dikatakan hanya mereduksi
ketidaktentuan. Oleh karena demikian, baik kesimpulan kualitatif maupun kuantitatif,
bersifat kondisional. Pada bagian lain, berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart
dalam Hopkins(1993 : 221-223) menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman
yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut :
a. Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yang berwenang persetujuan dan ijin.
b. Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.
c. Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.
d. Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan
sejawat dperbolehkan mengajukan protes.
e. Meminta iizin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti,
tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan
pembelajaran.
f. Minta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan
dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila di ijinkan.
g. Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.
h. Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan
pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
i. Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau
rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
j. Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada
pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-lain.
k. Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.
l. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas,
sebelum penelitian berlangsung.
m. Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra
peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan
tidak boleh diveto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.
KESIMPULAN

Pengetahuan merupakan persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan system dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diversifikasi kebenarannya.
Sedangkan Pendekatan ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan
prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja: Adanya
kebutuhan objektif, Perumusan masalah, Pengumpulan teori, Perumusan hipotesis, Pengumpulan
data/ informasi/ fakta. Analisis data, Penarikan kesimpulan. Selain itu ada juga Pendekatan non
ilmiah juga sering dilakukan manusia untuk mencari kebenaran.
Cara melakukan pendekatan non ilmiah itu adalah:
1. Akal sehat (common Sense)
2. Prasangka
3. Otoritas ilmiah dan kewibawaan
4. Penemuan kebetulan
5. Pendekatan intuitif (dorongan hati)
Selanjutnya disini juga bagaimana cara berfikir ilmiah. Bagaimanapun juga berpikir ilmiah
tetap menggunakan atau memakai proses berpikir ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan
bahwa apa yang dipikirkan termasuk dalam kerangka berpikir ilmiah. Kemudian juga ada arti/
definisi riset Kesimpulannya secara umum suatu riset dilakukan untuk menjawab pertanyaan,
dengan memberlakukan kriteria sebagai berikut :
1. Dilakukan dengan sebuah kerangka kerja
2. Menggunakan prosedur, metoda dan teknik yang telah teruji dalam hal validitas dan reabilitas.

Pentingnya Metodelogi penelitian, Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan


tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian,
dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang bau
yang sebelumnya belum pernah diketahui. Penelitian di bagi menjadi dua penelitian kuantitatif dan
kualitatif Penelitian Kuantitatif Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:9) adalah metode
penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Etika dalam penelitian berikut etika penelitian yang dimaksud:

1. Penelitian sebagai pencarian ilmiah yang berpola.


2. Objektivitas
3. Ketepatan
4. Verifikasi
5. Empiris
6. Penjelasan ringkas
7. Penalaran Logis
8. Kesimpulan kondisional
REFERENSI

Siyoto, Sandu dan Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1993. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.

https://uas201142045grace.wordpress.com/tag/jenis-jenis-penelitian-menurut-para-ahli/
https://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/
http://media154.wordpress/artikel-internet-desain-dan-web/ilmu-pengetahuan-dan-pendekatan-
ilmiah

Anda mungkin juga menyukai