07 Bab 3 Isu-Isu Strategik
07 Bab 3 Isu-Isu Strategik
3 ISU-ISU STRATEGIK
Provinsi Lampung memiliki areal seluas 35.288,35 Km2 termasuk 160 pulau yang
terletak pada bagian paling ujung Tenggara Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi
Lampung terletak pada : 1030 40’ – 1050 50’ Bujur Timur; serta antara : 60 45’ – 30 45’
Lintang Selatan. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan
yaitu mencapai 833.847 Ha atau 25,26%. Selain itu merupakan daerah perkebunan
(20,92%); tegalan/ladang (20,50%); daerah pertanian, dan perumahan.
Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi, yakni : 1) daerah berbukit
sampai bergunung dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian rata-rata 300m di
atas permukaan laut;2) daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringannya
antara 8% sampai 15% dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan
laut;3) daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0% sampai 3%; 4) daerah dataran
rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m; serta 5)serta daerah river
basin.Secara administratif Provinsi Lampung terdiri dari 15 Kabupaten/Kota seperti
terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Jumlah Luas Wilayah
No Kabupaten/Kota Ibukota
Kecamatan (km2)
Kabupaten
1 Lampung Barat Liwa 15 2.043,17
2 Tanggamus Kota Agung 20 2.731,16
3 Lampung Selatan Kalianda 17 2.007,01
4 Lampung Tengah Gunung Sugih 28 4.789,82
5 Lampung Utara Kotabumi 23 2.725,63
6 Way Kanan Blambangan Umpu 14 3.921,63
7 Tulang Bawang Menggala 15 4.385,84
8 Lampung Timur Sukadana 24 4.337,89
9 Pesawaran Geding Tataan 7 1.173,77
10 Pringsewu Pringsewu 8 625
11 Mesuji Mesuji 7 2.184
12 Tulang Bawang Barat Panaragan jaya 8 1.201
13 Pesisir Barat Krui 11 2.907,23
Kota
14 Bandar Lampung Bandar Lampung 13 192,96
15 Metro Metro 5 61,79
Jumlah 215 35.288,09
Sumber : Lampung Dalam Angka, 2013
Dilihat dari distribusi antar Kabupaten/Kota, tiga Kabupaten yang wilayahnya saling
berdampingan yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan
Kabupaten Lampung Selatan tercatat sebagai daerah dengan penduduk terbanyak yang
masing-masing berjumlah 1.170.048 orang, 950.574 orang, dan 909.989 orang. Ini
berarti hampir 40 persen dari total penduduk Provinsi Lampung bermukim di tiga
kabupaten tersebut. Sebaran penduduk di Provinsi Lampung per Kabupaten/Kota dapat
dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Kab/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2012
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Kependudukan Provinsi Lampung Per Kabupaten/Kota dan Jenis
Kelamin Semester II Tahun 2013
Dengan luas wilayah Provinsi Lampung sekitar 35.288,35 kilometer persegi yang
didiami oleh 7.767.312 orang pada tahun 2012, maka tingkat kepadatan penduduk
Provinsi Lampungadalah sebanyak 220 orang per kilometer persegi. Dari 15
kabupaten/kota di Provinsi Lampung kepadatan penduduk wilayah perkotaan jauh lebih
padat dibandingkan wilayah kabupaten. Bandar Lampung memiliki kepadatan 4.679
jiwa/km2 dan Metro 2.417 jiwa/km2. Sedangkan wilayah kabupaten, Pringsewu
merupakan kabupaten terpadat dengan 592 jiwa/km2 karena Pringsewu merupakan
kabupaten dengan wilayah terkecil hanya 1,77% dari luas Provinsi Lampung.
Kabupaten terpadat selanjutnya adalah Lampung Tengah dengan jumlah 314 jiwa/km 2,
disusul Lampung Selatan dengan jumlah 281 jiwa/km2.
Gambar 3.1 Pertumbuhan Penduduk Lampung, Sumatera dan Indonesia Tahun 1971-2010
7
6 5.77
5
3.55 Indonesia
4 3.04 Sumatera
3 2.31 2.38 Lampung
2.67 1.9
2 1.98 1.49
1.49
1 1.17 1.24
0
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Sumber :www.bps.go.id
Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Lampung per Kabupaten/Kota Tahun 2000-
2010
Pringsewu 0.55
Lampung Timur 0.78
Lampung Utara 0.83
Lampung Tengah 1
Tulang Bawang Barat 1.17
Mesuji 1.17
Lampung Barat 1.22
Lampung 1.23
Pesawaran 1.29
Lampung Selatan 1.35
Way Kanan 1.4
Tanggamus 1.41
Bandar Lampung 1.59
Metro 1.95
Tulang Bawang 2.61
Sumber :www.bps.go.id
Tabel 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung, 2009-2013 (Persen)
Laju pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2012 (6,53 persen), sedang yang terendah
terjadi di tahun 2009 (5,26 persen).Laju pertumbuhan ekonomi Lampung terus
meningkat selama tiga tahun berturut-turut (2010-2012), dan mengalami penurun
kembali pada tahun 2013. Penurunan merupakan dampak penurunan ekonomi
nasionalakibat krisis ekonomi global. Berikut grafik perkembangan laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi Lampung seperti terlihat pada Gambar 3.3.
6.43 6.53
5.88 5.97
5.26
10 7.88
8 6.01 6.13 6.18 6.21 5.98 5.29 5.97
6 4.18
4 2.61
2
0
Provinsi Lampung memang tidak masuk dalam 10 tujuan (destinasi) wisata unggulan
yang ditetapkan pemerintah. Namun, sebagai gerbang Sumatera, Provinsi Lampung
menjadi daerah alternatif terdekat bagi mereka yang ingin menghilangkan kejenuhan
dan keluar dari 'kebisingan' akibat padatnya Pulau Jawa.
Mengingat tingginya mobilitas warga yang datang dan pergi melewati Selat Sunda yang
menjadi penghubung Lampung di Sumatera dan Banten di Pulau Jawa, sebenarnya
potensi wisata Provinsi Lampung tak kalah menarik dibandingkan dengan daerah tujuan
wisata lainnya di Indonesia, termasuk Bali dan Lombok. Potensi pariwisata Lampung
lengkap mulai dari wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, wisata
religi hingga agrowisata yang tersebar di 15 kabupaten/kota.
Daya tarik wisata Lampung ada yang bersifat tangible (berwujud), seperti daya tarik
wisata pantai, museum, maupun intangible (tidak berwujud), seperti sejarah, budaya
masyarakat tradisional, maupunevents (peristiwa pariwisata).Berikut disajikan potensi
daya tarik wisata Lampung dilihat dari aspek sejarah, aspek sosial budaya masyarakat,
sektor-sektor lain yang terkait, serta potensi daya tarik wisata kabupaten/kota di Provinsi
Lampung.
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah No. 03 Tahun 1964 yang kemudian menjadi UU No. 14 Tahun 1964.
Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Keresidenan yang tergabung dengan
Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi
Lampung dengan ibukotanya Tanjung Karang-Teluk Betung. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung
Karang-Teluk Betung diganti menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung
terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983 dan tahun 1999 berubah menjadi Kota Bandar
Lampung.
Lampung memiliki corak warna kebudayaan tersendiri yang menambah khasanah adat
budaya Nusantara.Lampung memiliki suatu kota tua yang merupakan bagian dari
Kerajaan Sriwijaya yaitu Kota Tulang Bawang. Kota ini menjadi saksi sejarah kekuatan
Kerajaan Sriwijaya pada masa puncak kejayaannya. Selain itu dialek yang di gunakan
dalam Bahasa Lampung memiliki banyak perbedaan pada setiap daerahnya. Ini terjadi
karena adanya proses akulturasi bahasa karena faktor geografi dan masuknya suku lain
di daerah Lampung.
Di museum ini terdapat Bola Besi yang di gunakan sebagai pembuka lahan untuk
transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo Kabupaten
Lampung Timur, Seputih Banyak serta Seputih Raman padatahun 1953-1956.
Selain menyimpan koleksi-koleksi pada masa zaman prasejarah dan masa sejarah,
museum ini juga menyajikan kebudayaan Lampung yaitu dengan diadakannya
pertunjukan tari tradisional.Tari yang di pertunjukan yaitu tarisembah yang merupakan
tarian selamat datang bagi para tamu yang datang ke museum ini. Lokasi museum ini
berada di Jalan Tengku Umar Tanjung Karang.
Lampung hanya memiliki satu Situs Purbakala pada Zaman Megalitikum. Pada masa
itu manusia sudah mengenal suatu kepercayaan terbukti dengan adanya tiang-tiang
batu yang disebut Menhir di dalam Situs Arkeologi Pugung yang terdapat di Desa
Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Barat.
Gambar 3.6 Situs Arkeologi, Punden Berundak di Pugung Rahardjo, Lampung Timur (Kiri)
Menhir, Desa Puramekar, Lampung Barat (Kanan)
Di dalam Situs Arkeologi Pugung terdapat benteng Trenched Primitif, yang hampir
mengelilingi lokasinya. Benteng ini merupakan peninggalan prasejarah dan peninggalan
masa Buddha Hindu. Selain itu terdapat bangunan megah berundak yang di sebut
Punden Berundak yang dipercaya pada bagian paling atas membuat manusia dekat
dengan roh nenek moyang.
Gambar 3.7
Gambar 3.8 Kota Tua (kiri), Rumah Tua di Desa Kenali Lampung Barat (Kanan)
Seiring dengan makin berkembangnya Kerajaan Sriwijaya, nama dan kebesaran Tulang
Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar. Sehingga sulit sekali mendapatkan catatan
sejarah mengenai perkembangan kerajaan ini.Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
Tradisi budaya ini di kembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi
Lampung sebagai bentuk kegiatan yang diadakan setahun sekali. Festival Krakatau
diadakan untuk merayakan pulau vulkanik dengan nama yang sama. Selama festival,
atraksi wisata budaya yang disajikan seperti Karnaval Tuping (Lampung Mask
Carnivals), prosesi gajah dan berbagai macam pertunjukan tari dari Lampung dan kota-
kota sekitarnya. Puncak acara ini adalah perjalanan pulau vulkanik itu sendiri
(KepulauanKrakatau) untuk menyaksikan eksotisme Gunung Krakatau dari dekat.
terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting. Nama tari sembah sudah berubah
nama menjadi tari Singeh Pengunten. Ritual tari Singeh Pengunten biasanya
dipersembahkan untuk penyambutan dan penghormatan bagi tamu yang datang. Tarian
ini biasa ditampilkan pada saat pembukaan pesta pernikahan dengan adat Lampung.
Ciri khas pada tarian Lampung seorang penari memakai kuku panjang yang terbuat dari
emas atau tembaga.
Seni teater yang ada di Lampung digelar tiap tahun untuk event-event seperti
pertunjukan, lomba, workshop dan diskusi.Tempat yang sering digunakan adalah
Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG UNILA,
Academic Centre STAIN Metro, Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni
Enggal.Dari sisi kerajinan rakyat, Lampung memiliki seni plastis dari kerajinan Kain
Tapis dan Batik Lampung.Kain Tapis merupakan kerajinan tradisional yang sangat
terkenal yang di miliki Lampung dan merupakan penanda tingkat sosial masyarakat
Lampung. Kain Tapis biasa digunakan dalamacara-acara adat dan acara pernikahan.
Sentra penjual kain tapis dapat dijumpai di PasarBambu Kuning, Tanjung Karang,
Bandar Lampung.Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif,
benang perak atau benang emas dan menjadi kain khas Suku Lampung.Jenis tenun ini
biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat
dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam
dengan benang emas dan benang perak.Sementara itu kerajinan batik di Lampung yaitu
Sebage mempunyai ragam khas dan corak warna dengan berbagai variasi Motif. Bahan
dasar yang dipergunakan adalah Sutera dan Katun.
Gambar 3.9 Wisata Agro. Perkebunan Lada di Lampung Utara (kiri), Atraksi Panjat Pohon
Damar di Krui, Lampung Barat
Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung tahun 2010-
2030, Kawasan pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumberdaya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan.
Setiap KWU memiliki sumberdaya wisata utama/kegiatan yang telah berkembang, atau
sumber daya wisata lain maupun kegiatan wisata lain yang diusulkan untuk
dikembangkan, serta potensi pasar wisatawaneksisting dan yang akan menjadi sasaran
pasar, baik dilihat dari daerah asal wisatawan, maupun karakteristik wisatawannya.
Sumberdaya wisata utama suatu KWU nantinya menjadi tema produk wisata utama
yang akan diunggulkan dari KWU tersebut, dan akan terkait dengan segmen pasar
wisatawan yang menjadi sasaran.Penyebaran wilayah KWU Provinsi Lampung
selengkapnya disajikan pada berikut :
Gambar 3.10 Peta Penyebaran Wilayah Kawasan Wisata Unggulan di Provinsi Lampung
Gambar 3.11 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Kota Bandar Lampungdi Provinsi
Lampung
Lokasinya yang dekat dengan DKI Jakarta dengan aksesibilitas yang cukup baik dan
sarana prasarana perkotaan yang relatif lengkap menjadikan kawasan ini sangat
potensial bagi wisnus maupun wisman dari DKI Jakarta dan sekitarnya dan atau yang
melintasi kawasan ini.Selain itu, jumlah penduduk di kawasan ini dan kawasan
sekitarnya yang sangat besar merupakan potensi pasar yang perlu diraih.
Dari segi perkembangan wilayah, kawasan ini sebenarnya sudah sangat berkembang
sebagai kawasan perkotaan.Namun tingkat perkembangan pariwisata di kawasan ini
belum setara dengan tingkat perkembangan wilayahnya.Wisatawan memang sudah
berkunjung ke kawasan ini khususnya untuk maksud bisnis dan bahkan
sarana/prasarana penunjang sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun pengemasan
produk wisata dirasakan masih kurang dapat bersaing dengan kawasan wisata lain di
sekitarnya sehingga diperlukan upaya-upaya untuk memunculkan keunikan daya tarik
yang dimiliki yang dikemas sesuai dengan karakter wilayah perkotaan serta segmen
pasar wisatawan yang dituju.
Gambar 3.12 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Krui dan Tanjung Setia di Provinsi
Lampung
Pantai ini menghadap langsung ke Samudera Hindia dan selama bulan tertentu yaitu
April dan Oktober, ketinggian ombak mencapai 2 - 4 meter dengan panjang sekitar 200
m. Pada musim seperti ini banyak wisatawan mancanegara yang khusus datang untuk
berselancar. Tersedia cottage yang disediakan khusus untuk para surfer.Tempat ini
terletak di Krui Kabupaten Lampung Barat, dapat dijangkau dengan perjalanan darat
sejauh 273 km dari Bandar Lampung.
Way Kambas
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung III - 15
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019
perkebunan Bergen dan Situs Purbakala Pugung Raharjo, perkebunan lada serta
perkampungan asli Lampung.
Taman Nasional Way Kambas adalah rumah bagi sekitar 350 gajah Sumatera
(Elepahas maximus sumatrensis)yang merupakan sub-spesies dari gajah Asia dan
hanya terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Gajah-gajah di tempat ini tidak
berada dalam kehidupan liar yang sebenarnya karena mereka semua berada dalam
program pelatihan gajah.
Gajah-gajah yang masih liar dijinakkan dan dilatih di Pusat Pelatihan Gajah Way
Kambas. Pusat pelatihan ini didirikan untuk mengatasi masalah gajah liar yang
kehidupannya terdesak karena habitatnya digunakan untuk ladang pertanian.
Di pusat pelatihan gajah, hewan bertubuh besar yang dilindungi ini dilatih untuk dapat
tampil dalam suatu pertunjukan seperti sepak bola gajah yang cukup populer di
kalangan wisatawan lokal. Para wisatawan juga dapat berkeliling dengan menunggang
gajah dan menyaksikan pertunjukan oleh para gajah.
Gambar 3.13 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional WayKambas di
Provinsi Lampung
Resort Way Kanan adalah termasuk dalam wilayah Taman Nasional Way Kambas
dengan lokasi 13 km dari pintu gerbang. Di sepanjang jalan menuju Way Kanan,
pengunjung yang beruntung dapat melihat satwaliar yang berkeliaran atau melintas di
jalan.
Way Kanan adalah surga bagi pencinta alam dikarenakan flora dan faunanya dan
kawasan ini juga merupakan lokasi Sumatran Rhino sanctuary yaitu proyek penelitian
Pusat latihan Gajah terletak di Desa Karangsari atau 8 (delapan) Km dari Plang Ijo,
yaitu Pintu Gerbang Taman Nasional Way Kambas dengan jalan aspal yang juga
merupakan batas wilayah taman Nasional dengan perladangan Penduduk desa.
Gambar 3.14 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Teluk Kiluan di Provinsi Lampung
Selain itu terdapat Pulau Kiluan, di sekitar pulau merupakan tempat ideal bagi aktivitas
wisata air seperti menyelam, snorkling, memancing, berselancar dan berperahu untuk
melihat lumba-lumba.Suasana kehidupan masyarakat yang masih tradisional dengan
perpaduan budaya Bali, Lampung dan Jawa.Akses menuju ke Kiluan dapat ditempuh
dengan 2 (dua) jam perjalanan darat dari Bandar Lampung dengan menyusuri pesisir
pantai, sawah, perkebunan, perkampungan dengan rumah-rumah tradisional dan
perbukitan.
Transportasi Menuju Kepulauan Krakatau, dari Bandar Lampung (melalui terminal Bus
Rajabasa atau terminal Panjang) menggunakan Bus jurusan Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan (45 menit), kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum menuju
desa Canti (10 menit). Atau jika anda dari pelabuhan Bakauheni menggunakan Bus
jurusan Kota Kalianda (45 menit), di lanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa
Canti. Dari Dermaga Desa Canti menggunakan kapal motor rakyat yang dapat kita sewa
ke Kepulauan Krakata/Gunung Krakatau dalam waktu sekitar 150 menit atau kapal
cepat dalam waktu sekitar 90 menit.
4 dusun yaitu : Dusun I Bangunan, Dusun II Inpres, Dusun III Regahan Lada dan Dusun
IV Segenom. Luas wilayah adalah 2325,25 Ha, dengan panjang pantai 19,55 Km.
Sebagian besar wilayah Pulau Sebesi tersusun dari endapan gunung api muda dan
daratan perbukitan. Bukit tertinggi mencapai 884 meter dari permukaan laut yang
berbentuk kerucut dengan 3 (tiga) puncak.
Gambar 3.15 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Gunung Krakatau dan Pulau Sebesi di
Provinsi Lampung
Akses menuju pulau Sebesi melalui Pelabuhan Canti yang ada di Kalianda Lampung
Selatan. Satu-satunya moda transportasi yang digunakan adalah menggunakan perahu
motor. mengingat penumpang hanya terbatas dan mayoritas adalah penduduk Pulau
Sebesi yang keluar pulau untuk keperluan tertentu ke Kalianda Jadwal pemberangkatan
hanya satu kali setiap hari. Perahu motor berangkat dari Pulau Sebesipada pagi hari
(antara jam 07.00 s.d. jam 08.00 WIB) dan kembali pada jam 13.00 s.d. 14.00 WIB.
Keadaan ini menyulitkan bagi penumpang umum (non penduduk Pulau Sebesi) atau
wisatawan untuk ke mengunjungi Sebesi.
Isu yang lain yang akan dapat menghambat pengembangan Pulau Sebesi menjadi
kawasan ekowisata adalah Konflik status kepemilikan tanah di Pulau Sebesi. Konflik
kepemilikan tanah antara warga dan pemilik tanah Pulau Sebesi dan Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan.Konflik ini berkembang menjadi permasalahan yang
meresahkan warga masyarakat Desa Tejang Pulau Sebesi. Hal ini juga dimanfaatkan
oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi dengan menyebarkan isu
bahwa tanah dan pekarangan rumah warga akan diambil oleh Pemerintah Daerah.
Bahkan beberapa warga masyarakat sudah ada yang telah menyetorkan sejumlah uang
kepada oknum perangkat desa yang menjanjikan akan dibuat sertifikat hak milik tanah.
Gambar 3.16 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Bakauheni dan Menara Siger di
Provinsi Lampung
perlambang perahu. Pada puncak menara terdapat payung merah, kuning, putih
sebagai simbol hirarki kebangsawanan. Dimensi Menara Siger : Tinggi 32 meter,
panjang 50 meter, lebar 10 meter, lantai 5 tingkat. Ruang dalam difungsikan sebagai
Pusat Informasi Budaya dan Pariwisata Lampung serta kegiatan keagamaan.
dipisahkan dengan laut hanya oleh pasir pantai selebar puluhan meter. Sementara
bagian Tenggara, Selatan dan Barat Taman Nasional ini dikelilingi oleh lautan yaitu
perairan Teluk Semangka, Tanjung China dan Samudera Indonesia.
Gambar 3.17 Peta Wilayah Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
di Provinsi Lampung
Taman Nasional Bukit Barisan II (TNBBS-II) merupakan kawasan hutan lindung yang
dihuni oleh satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah seperti : gajah, harimau,
badak, kerbau hutan, burung, dan sebagainya. Kecuali itu kawasan ini juga ditumbuhi
oleh flora yang sangat langka misalnya bunga bangkai dan berbagai macam anggrek.
TNBBS-II di ujung Selatan Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan
Jumlah hotel berbintang di Provinsi Lampung terus bertambah dan pada tahun 2013
menjadi 10 hotel dengan jumlah kamar bervariasi, yaitu :
Jumlah Tempat
Nama Hotel Class Jumlah Kamar
Tidur
Sheraton Lampung ***** 110 146
Novotel Lampung **** 221 360
Marcopolo *** 101 168
Sahid Bandar Lampung *** 93 125
Emersia **** 122 119
Grand Anugerah *** 82 127
Bukit Randu **** 72 103
Widara Asri ** 39 50
Bumi Kedaton Resort ** 8 16
Arinas * 44 67
Jumlah 892 1.271
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, 2013
80 71
70
60
50
40 30
30 21 17 17
20 10 9 12 9 7 10
5 1 2
10
0
Gambar 3.18 Grafik Jumlah Hotel Klas Melati/Non Klasifikasi di Kabupaten/Kota Provinsi
Lampung Tahun 2013
Untuk menuju daerah tujuan wisata di Provinsi Lampung, para wisatawan juga tidak
akan menemui kesulitan, karena banyak biro perjalanan wisata yang menyediakan
sarana transportasi ke tempat/obyek wisata yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-
Provinsi Lampung, yaitu :
Tabel 3.6 Jumlah Biro Perjalanan Wisata dan Travel di Provinsi Lampung, Tahun 2013
Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan
konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia
menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan
pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan
ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan
pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah
memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif
dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama pengembangan ekonomi.
Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku “The
Creative Economy : How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins.
Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah
melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika
Serikat. Howkins dengan ringkas mendefinisikan Ekonomi Kreatif, yaitu :“The creation
of value as a result of idea”.
Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property
Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan
Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai berikut “Kegiatan ekonomi dalam
masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan
ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi
masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk
kemajuan.”
Studi Ekonomi Kreatif terbaru yang dilakukan United Nations Conference on Trade and
Development (UNCTAD) pada tahun 2010 mendefinisikan Ekonomi Kreatif sebagai “An
evolving conceptbased on creative assets potentially generating economic
growth and development.”
Ekonomi kreatif sering dilihat sebagai sebuah konsep yang memayungi konsep lain
yang juga menjadi populer di awal abad ke-21 ini, yaitu Industri Kreatif. Tercatat istilah
“Industri Kreatif” sudah muncul pada tahun 1994 dalam Laporan “Creative Nation” yang
dikeluarkan Australia. Namun istilah ini benar-benar mulai terangkat pada tahun 1997
ketika Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) United Kingdom mendirikan
Creative Industries Task Force. Definisi Industri Kreatif menurut DCMS Creative
Industries Task Force (1998) :
Definisi Industri Kreatif di Indonesia seperti yang tertulis dalam Cetak Biru
Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008) adalah :“Industri yang
Dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Kreatif dalam hubungannya dengan Industri Kreatif
adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber daya
manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
Hasil Studi kerjasama Bappeda Provinsi Lampung dan LPM Universitas Lampung
Tahun 2012 telah mengidentifikasi produk-produk unggulan ekonomi kreatif yaitu :
Tabel 3.7 Hasil Identifikasi Produk-Produk Unggulan Ekonomi Kreatif di Provinsi Lampung
Tahun 2012
Bobot
Peringkat Sub sektor
Gabungan
1 Kerajinan 0,988
2 Periklanan 0,881
3 Fesyen 0,876
4 Penerbitan dan Percetakan 0,845
5 Arsitektur 0,835
6 Desain 0,806
7 Video, Film dan Fotografi 0,793
8 Layanan Komputer dan Peranti Lunak 0,781
9 Musik 0,778
10 Pasar Barang Seni 0,726
11 Seni Pertunjukan 0,703
12 Televisi dan Radio 0,681
13 Permainan Interaktif 0,658
14 Riset dan Pengembangan 0,649
15 Kuliner 0,648
Sumber : Hasil Studi LPM Unila, 2012
Sub Sektor Kerajinan merupakan sub sektor yang paling potensial jika dibandingkan
dengan 13 sub sektor lainnya ditinjau dari seluruh kriteria yang dipilih/digunakan dengan
bobot sebesar 0,988. Tingginya bobot nilai pada sub sektor kerajinan tersebut
ditentukan oleh hampir keseluruhan kriteria kecuali teknologi dan modal. Kriteria modal,
walaupun pada penilaian prioritas kriteria merupakan kriteria dengan bobot tertinggi,
namun untuk sub sektor kerajinan faktor modal merupakan kriteria dengan prioritas ke-
10, sedangkan yang menjadi prioritas utamanya adalah ketersediaan pasar. Kondisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa sub sektor unggulan atau sub sektor ekonomi kreatif
yang paling potensial untuk dikembangkan di Provinsi Lampung adalah sub sektor
kerajinan dengan dukungan ketersediaan akses pasar yang potensial.
Pada Tabel di bawah ini juga diuraikan kabupaten/kota penghasil cenderamata yang
menarik minat wisatawan yaitu :
Berdasarkantugas dan fungsi Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi lampung,
permasalahan yang dapat diidentifikasi antara lain :
3. Kurangnya sarana dan prasarana promosi serta kegiatan promosi dan pemasaran
pariwisata di dalam dan luar negeri
4. Belum terwujudnya ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan Iptek yang bernilai
tambah, berdaya saing, dan berkelanjutan
5. Kurangnya kajian kebijakan yang efektif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
3.8 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH TERPILIH
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu SKPD Pemerintah Propinsi
Lampung harus mengambil peran sebagai pendukung terwujudnya visi pembangunan
Provinsi Lampung. Upaya mendukung pencapaian visi propinsi tersebut harus
dituangkan dalam rencana pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang
merupakan sektor jasa. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus memiliki
perencanaan lima tahun kedepan yang berorientasi kepada terwujudnya pariwisata dan
ekonomi kreatif yang maju dan berdaya saing. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
harus mampu menjadi sektor unggulan yang berkontribusi besar terhadap PDRB dan
perekonomian lampung secara umum.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Lampung telah ditetapkan pola pemanfaatan ruang yaitu Kawasan Andalan,
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat
maupunruang laut yang yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.
Khusus mengenai Kawasan Budidaya, arahan pola ruang untuk kegiatan budidaya
mencakup arahan pemanfaatan kawasan hutan, kawasan pertanian, serta kawasan
non-pertanian. Salah satu kawasan budidaya non pertanian adalah Kawasan
Pariwisata. Pengembangan pariwisata Provinsi Lampung diarahkan pada
pengembangan pariwisata alam (ekowisata) dan wisata bahari untuk mendukung
pelestarian lingkungan, khususnya di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan, Wisata Terpadu Lombok- Ranau dan Gunung Betung. Wisata
bahari sebagai obyek wisata yang potensial diarahkan di sekitar Teluk Lampung, mulai
dari Kalianda hingga Padang Cermin, serta kawasan Kepulauan Krakatau sebagai
kawasan yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari berskala
internasional. Wisata buatan (man made) diarahkan ke Taman Wisata Bumi Kedaton
dan Bakauheni dan sekitarnya (Tugu Siger).
Isu ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidup
masyarakat melalui pengembangan pariwisata. Sumberdaya manusia yang
dilibatkan dalam pengembangan pariwisata harus memiliki keterampilan tinggi
untuk meningkatkan daya saing. Selain itu pariwisata harus dapat memberikan
manfaat sosial selain ekonomi.
Rendahnya daya tarik industri kreatif dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
sulitnya akses pembiayaan dari lembaga keuangan, rendahnya apresiasi oleh
masyarakat, kurangnya sarana dan prasarana, serta rendahnya dukungan
kebijakan pemerintah. Kondisi tersebut selain merupakan permasalahan pada
tingkat nasional juga terjadi di Provinsi Lampung.
Posisi dominan merupakan hal yang lumrah dalam struktur industri. Namun posisi
dominan sangat rentan untuk disalah gunakan, sehingga membawa dampak
persaingan tidak sehat pada industri. Subsektor penerbitan dan percetakan,
televisi, film, merupakan contoh adanya posisi dominan pada industri kreatif.
Kondisi tersebut terjadi pada tingkat nasional, dan diduga akan terjadi di Provinsi
Lampung.
Industri kreatif banyak menghasilkan produk kreatif yang sifatnya intangible dan
sebagian memerlukan biaya tinggi pada prosesnya. Karenanya, industri kreatif
selalu dipandang sebagai industri yang berisiko tinggi. Contohnya di industri film,
musik, dan permainan interaktif. Akibatnya mengimpor film lebih menarik dibanding
memproduksi sendiri. Di Provinsi Lampung kondisi tersebut saat ini belum
teridentifikasi, akan tertapi hal tersebut merupakan potensi permasalahan bagi
wirausaha sektor industri kreatif yang akan menjajakan karyanya di Provinsi
Lampung.