Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI

PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA


UMUR 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

THE CORRELATION BETWEEN MOTHER’S PERSONAL HYGIENE WITH DIARRHEA


INCIDENCE OF 1-5 YEARS OLD TODDLER IN PUTRI AYU HEALTH CENTER OF JAMBI

1
Elisa Murti Puspitaningrum
1
Akademi Kebidanan Jakarta Mitra Sejahtera

ABSTRAK
Diare merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian setiap tahun.
Menurut Word Health Organitation (WHO) memperkirakan 4 miliar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta
diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita umur 1-5 tahun
di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan
desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang berkunjung di
Puskesmas Putri Ayu pada tahun 2017. Jumlah sampel sebesar 45 dengan teknik accidental
sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan analisis data menggunakan Chi-Square
α=0,05. Hasil penelitian menujukkan bahwa sebagian besar responden memiliki personal hygiene
kurang baik, yaitu 28 responden (62,2%), sedangkan personal hygiene baik, yaitu 17 responden
(37,8%). Berdasarkan uji Chi-Square, ada hubungan antara personal hygiene ibu dengan kejadian
diare pada balita umur 1-5 tahun di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi (p value = 0,000). Diharapkan
Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi meningkatkan pelayanan
dalam memberikan konseling tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya tentang
personal hygiene ibu dan keluarga untuk pencegahan diare pada anak.

Kata kunci : Personal Hygiene, Diare pada Balita

ABSTRACT
Diarrhea is the first cause of death in the world, accounting for 5-10 million of deaths every year.
According to the World Health Organization (WHO) estimates 4 billion cases occur in the world and
2.2 million of them died, most children under the age of 5 years. The purpose of this study was to
determine the correlation between mother’s personal hygiene with diarrhea incidence of 1-5 years old
toddler in Putri Ayu Health Center of Jambi. This reseach used descriptive correlation study with cross
sectional design. The population of study was toddlers’s mother who visited to Putri Ayu Health
Center. There were 45 respondents employed as the sample with accidental sampling technique. This
study used primary data in data collection and Chi Square Test in data analysis with the result α = 0.05
The result of study indicated that 28 respondents (62,2%) having not good personal hygiene while the
other 17 (37,8%) respondents were in contrast. Based on Chi Square test there was a correlation
between mother’s personal hygiene with diarrhea incidence of 1-5 years old toddler in Putri Ayu Health
Center of Jambi (p = 0,00). It recommended collaborate between Department of Health Jambi City and
Putri Ayu Health Center which can increase for counseling about the behavior of clean and healthy
life, especially about mother’s personal hygiene and family for prevention diarrhea of children.

Keywords : Personal Hygiene, Diarrhea of children


.

63
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

PENDAHULUAN

Diare merupakan penyebab kematian dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan


utama di dunia, terhitung 5-10 juta sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33%
kematian/tahun. Sampai saat ini penyakit dan targetnya sebesar 5.405.235 atau
diare masih menjadi masalah dunia 100%.
terutama dinegara berkembang. Besarnya Berdasarkan data pada profil
masalah tersebut terlihat dari tingginya kesehatan Indonesia tahun 2015,
angka kesakitan dan kematian akibat perkiraan angka kejadian diare di fasilitas
diare. Word Health Organitation (WHO) kesehatan di provinsi Jambi berjumlah
memperkirakan 4 miliar kasus terjadi di 73.027 kasus. Sedangkan angka kejadian
dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, diare yang ditangani di fasilitas kesehatan
sebagian besar anak-anak dibawah umur berjumlah 56.994 (78%) (Kemenkes RI,
5 tahun. Meskipun diare membunuh 2016). Angka kematian akibat kejadian
sekitar 4 juta orang/tahun dinegara diare tahun 2016 di daerah jambi
berkembang, ternyata diare juga masih sebanyak 36 balita.
merupakan masalah utama dinegara Personal hygiene pada anak,
maju. di Amerika, setiap anak mengalami khususnya pada anak usia pra sekolah
7-15 episode diare dengan rata-rata usia sangat penting dilakukan, mengingat anak
5 tahun, dan 3500-500 anak meninggal usia pra sekolah sudah mampu
setiap tahun. di negara berkembang rata- beraktifitas diluar rumah dan menutut
rata tiap anak dibawah usia 5 tahun kemungkinan anak usia pra sekolah dapat
mengalami episode diare 3 kali pertahun melakukan kegiatan yang kurang sehat
(WHO, 2013). seperti makan jajan tanpa mencuci tangan
Di Indonesia penyakit diare terlebih dahulu, bermain tanpa
merupakan penyakit endemis dan juga menggunakan alas kaki, jajan
merupakan penyakit potensial KLB yang sembarangan, dan lain sebagainnya
sering disertai dengan kematian. Pada (Alimul, 2006).
tahun 2015 terjadi 18 kali KLB diare yang Dampak yang terjadi jika kebersihan
tersebar di 11 provinsi, 18 kurang dijaga dengan baik, maka
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita bayi/anak dapat terserang bakteri,
1.213 orang dan kematian 30 orang (CFR virus/kuman yang mengakibatkan
2,47%). Angka kematian (CFR) saat KLB penyakit. Hal ini dikarenakan benda-
diare diharapkan <1%. rekapitulasi KLB benda yang kotor merupakan sarang dari
diare dari tahun 2008 sampai dengan bakteri, virus, dan kuman. Kebersihan
tahun 2015, menunjukkan bahwa CFR badan bayi/anak sangat penting dalam
saat KLB masih cukup tinggi (>1%) mencegah penyakit, terutama bagi
kecuali pada tahun 2011 CFR saat KLB mereka yang sedang dirawat karena sakit.
0,40%, sedangkan tahun 2015 CFR diare Usia bayi/ anak masih sangat rentan
saat KLB bahkan meningkat menjadi terserang penyakit. Umumnya penyebab
2,47%. Perkiraan jumlah penderita diare penyakit pada bayi/anak adalah bakteri,
yang datang ke sarana kesehatan dan virus, atau kuman. (Putra, 2012).
kader kesehatan sebesar 10% dari angka Diare lebih dominan menyerang balita
kesakitan dikali jumlah penduduk di satu karena daya tahan tubuhnya yang masih
wilayah kerja dalam waktu satu tahun. lemah, sehingga balita sangat rentan
Angka kesakitan nasional hasil Survei terhadap penyebaran bakteri penyebab
Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar diare. Jika diare disertai muntah
214/1.000 penduduk. Maka diperkirakan berkelanjutan akan menyebabkan
jumlah penderita diare di fasilitas dehidrasi (kekurangan cairan). Kasus
kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, kematian balita karena dehidrasi masih
sedangkan jumlah penderita diare yang banyak ditemukan dan biasanya terjadi

64
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

karena ketidak mampuan orang tua antara variabel bebas dengan variabel
mendeteksi tanda-tanda bahaya ini terikat, yaitu hubungan personal hygiene
(Cahyono, 2010). ibu dengan kejadian diare pada baita
Secara teoritis kejadian diare dapat umur 1-5 tahun di Pukesmas Putri Ayu.
disebabkan oleh faktor lingkungan, Populasi dalam penelitian ini adalah
pengetahuan ibu, sosial ekonomi, faktor seluruh ibu balita yang berkunjung di
infeksi, faktor malabsorpsi, faktor Puskesmas Putri Ayu. Sampel berjumlah
infeksi,faktor psikis dan faktor makanan 45 responden dengan menggunakan
(Purnawijayanti, 2011). teknik accidental sampling, yaitu teknik
Faktor penyebab diare salah satu pengambilan sampel yang dilakukan
faktornya adalah faktor makanan (non dengan mengambil kasus atau responden
infeksi) yang di antaranya ; makanan basi, yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
beracun, alergi terhadap makanan, tempat sesuai dengan konteks penelitian
makanan terlalu banyak lemak, kurang (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilakukan
matang dan mentah (sayuran). Faktor pada bulan Mei 2017. Pengumpulan data
makanan (infeksi) yaitu makanan yang menggunakan data primer, yaitu
terkontaminasi oleh bakteri atau kuman pengisian kuesioner. Analisis data
sehingga untuk mengurangi kejadian itu menggunakan analisis Chi Square dengan
diperlukan hygiene perorangan yang α = 0,05.
terlibat dalam pengolahan makanan untuk
menjamin keamanan makanan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
mencegah penyebaran penyakit melalui
makanan (Maharani, 2013). Personal Hygiene Ibu
Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi tahun 2016 Distribusi frekuensi berdasarkan
didapatkan Puskesmas dengan kasus personal hygiene ibu disajikan pada table
diare pada balita tertinggi yaitu berikut ini :
Puskesmas Putri Ayu dengan jumlah Table 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
1.477 kasus, dan Puskesmas Koni Personal Hygiene Ibu yang memiliki Balita
dengan jumlah 190 kasus. umur 1-5 tahun di Puskesmas Putri Ayu
Berdasarkan studi pendahuluan yang Kota Jambi
dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi, terhadap 10 ibu yang mempunyai No Kategori Frekuensi %
balita sering mengalami diare, diperoleh 8 1 Personal 17 37.8
ibu (80%) mengatakan jarang merendam Hyginie baik
botol susu anak dengan air hangat ketika 2 Personal 28 62.2
setelah dicuci, 5 ibu (50%) mengatakan Hygienie
tidak melarang ketika anak memasukkan kurang baik
benda ke dalam mulutnya. Penelitian ini Total 45 100
bertujuan untuk mengetahui hbungan
personal hygiene Ibu dengan kejadian Berdasarkan tabel 1 maka dapat
diare pada balita umur 1-5 tahun di disimpulkan bahwa dari 45 responden
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun diperoleh mayoritas responden memiliki
2017. personal hygiene kurang baik, yaitu
sebanyak 28 responden (62,2%) dan yang
memiliki personal hygiene baik sebanyak
METODE PENELITIAN 17 responden (37,8%)
Sebagian besar responden memiliki
Desain penelitian yang digunakan personal hygiene yang kurang karena
adalah penelitian deskriptif korelasi, yang pada jawaban kuesioner ibu didapatkan
bertujuan untuk menjelaskan hubungan hasil bahwa masih ada beberapa ibu yang
65
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

jarang meletakkan makanannya di tempat Berdasarkan tabel 2 dapat


tertutup (dibiarkan terbuka), terkadang disimpulkan bahwa dari 45 responden,
jarang mencuci tangan terlebih dahulu jika mayoritas responden mengalami diare,
mau memberikan makanan kepada yaitu sebanyak 31 responden (68,9%)
anaknya, ada beberapa anak sering yang disebabkan oleh beberapa faktor,
diperbolehkn jajan diluar hal ini sangat yaitu makanan, malbsorbsi, infeksi dan
tidak baik untuk anak, karena kita tidak kebersihan diri. Hal ini sesuai dengan
mengetahui bagaimana kebersihan dari pendapat Cahyono (2010) bahwa diare
jajan tersebut. Selain itu ada beberapa ibu lebih dominan menyerang balita dan
balita yang jarang membersihkan tangan anak-anak karena daya tahan tubuhnya
anaknya terlebih dahulu ketika mau yang masih lemah, sehingga balita sangat
memberikan makanan anaknya serta ada rentan terhadap penyebaran bakteri
beberapa ibu yang jarang merendam botol penyebab diare. Jika diare disertai muntah
susu anak dengan air panas setelah berkelanjutan akan menyebabkan
dicuci. dehidrasi (kekurangan cairan).
Hal ini sesuai dengan teori Maryani Diare merupakan pengeluaran feses
(2013), bahwa Personal hygiene dapat yang tidak normal dan cair. Bisa juga
diartikan sebagai tindakan untuk didefinisikan sebagai buang air besar
memelihara kebersihan dan kesehatan yang tidak normal dan berbentuk cair
fisik dan psikis. Tujuan personal hygiene dengan frekuensi lebih banyak dari
yaitu meningkatkan derajat kesehatan biasannya. Bayi dikatakan diare bila
seseorang, memelihara kebersihan diri sudah lebih dari 3 kali buang air basar,
seseorang, memperbaiki personal hygiene sedangkan neonates dikatakan diare bila
yang kurang, pencegahan penyakit, sudah lebih dari 4 kali buang air besar
meningkatkan percaya diri seseorang dan (Dewi, 2010).
menciptakan keindahan Jika diare tidak segera diatasai maka
Dampak dari kurangnya personal dapat terjadi komplikasi, seperti diare
hygiene adalah gangguan fisik (gangguan tingkat ringan, sedang hingga berat
integritas kulit, gangguan membran bahkan sampi kematian. Oleh karena itu
mukosa mulut, infeksi pada mata dan orang tua perlu mengetahui cara
telinga, gangguan kuku) dan gangguan mencegah terjadinya diare dan mampu
psikososial (rasa nyaman, kebutuhan mengatasi jika sudah terjadinya diare. Hal
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga ini sesuai dengan data dari United Nation
diri, aktualisasi diri, gangguan interaksi Children’s Fund (UNICEF) dan WHO pada
social) (Maryani, 2013). tahun 2013, secara global terdapat dua
juta anak meninggal dunia setiap
Kejadian Diare tahunnya karena diare (WHO, 2013).
Faktor-faktor penyebab diare pada
Distribusi frekuensi berdasarkan balita ini adalah faktor lingkungan, tingkat
kejadian diare ibu disajikan pada table pengetahuan ibu, social ekonomi
berikut ini : masyarakat, dan makanan atau minuman
Table 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan yang di konsumsi. Selain itu infeksi yang
Kejadian Diare pada Balita umur 1-5 disebabkan bakteri, virus atau parasit,
tahun di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi adanya gangguan penyerapan makanan
atau disebut malabsorbsi, alergi,
No Kategori Frekuensi % keracunan bahan kimia atau racun yang
1 Diare 31 68.9 terkandung dalam makanan,
2 Tidak 14 31.1 imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh
Diare yang menurun serta penyebab lain
Total 43 100 (Rusepno, 2005).

66
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

Penyebab lain dari diare bisa karena keperluan balita seperti mandi,
kondisi lingkungan buruk yang menjadi menyiapkan dan memberi
habitat dari patogen, sanitasi dan makanan/minuman. Perilaku ibu yang
kebersihan rumah tangga yang buruk, tidak hygienis seperti tidak mencuci
kurang minum air yang aman, pajanan tangan pada saat memberi makan anak,
pada sampah yang padat serta musim tidak mencuci bersih peralatan masak dan
kemarau karena patogen di saluran air makan, dapat menyebabkan balita
yang bertambah (Adisasmito, 2010). terkena diare. Personal hygiene ibu dan
sanitasi lingkungan perumahan yang baik
Hubungan Personal Hygiene Ibu dengan bisa terwujud apabila didukung oleh
Kejadian Diare Pada Balita Umur 1-5 perilaku masyarakat yang baik pula
tahun di Puskesmas Putri Ayu (Depkes RI, 2008).
Kota Jambi

Distribusi frekuensi berdasarkan


Hubungan Personal Hygiene Ibu dengan
Kejadian Diare Pada Balita Umur 1-5
tahun di Puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi disajikan pada tabel berikut ini
:
No Perilaku Kejadian diare Jumlah p- OR
personal Diare Tidak value
hyginie diare
Jml % Jml % Jml %
1 Baik 5 29.4 12 70.6 17 37,8 0.000 0.32
2 Kurang baik 26 92.8 2 7.2 28 62,2
Jumlah 31 68.9 14 31.1

Berdasarkan table 3 diatas, diperoleh


Hal ini juga sesuai dengan pendapat
bahwa responden yang memiliki personal
Tarwoto dan Wartonah (2008) bahwa
hygiene yang kurang baik sebagian besar
kebersihan dalam kehidupan sehari-hari
menyebabkan diare pada anak, yaitu
merupakan hal yang sangat penting dan
sebanyak 26 responden (92,8%).
harus diperhatikan karena kebersihan
Sedangkan responden yang memiliki
akan mempengaruhi kesehatan
personal hygiene baik sebagian besar
seseorang. Seseorang mengalami sakit,
tidak mengalami diare, yaitu sebanyak 12
biasanya masalah kebersihan kurang
responden (70,6%).
diperhatikan, hal ini terjadi karena
Berdasarkan uji Chi Square diperoleh
menganggap bahwa masalah kebersihan
nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value
diri adalah masalah sepele, padahal jika
0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan
hal tersebut dibiarkan dapat
bahwa ada hubungan yang signifikan
mempengaruhi kasehatan secara umum
antara personal hygiene ibu dengan
bisa menyebabkan penyakit seperti diare.
kejadian diare pada balita umur 1-5 tahun
Semakin buruk personal hygiene ibu
di Pusksmas Putri Ayu Kota Jambi. Faktor
maka akan semakin tinggi pula akan
personal hygiene (kebersihan perorangan)
terjadinya diare pada anak. Personal
ibu sangat berpengaruh terhadap kejadian
hygiene sangat diperlukan untuk
diare pada balita. Perilaku ibu
mencegah terjadinya diare pada anak dari
berkontribusi meningkatkan kasus diare
factor makanan, lingkungan dan
pada balita. Ibu merupakan orang terdekat
kebiasaan. Maka dari itu ibu harus lebih
dengan balita yang mengurus segala
67
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

memperhatikaan kebersihan pada anak Personal higiene atau kebersihan diri


agar kejadian diare dapat diperkecil. Hal adalah upaya seseorang dalam
ini sesuai dengan teori Notoadmodjo memelihara kebersihan dan kesehatan
(2010) bahwa Perilaku pemeliharaan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan
kesehatan (health maintanance) adalah fisik dan psikologis. Kebiasaan tidak
perilaku sesesorang untuk memelihara mencuci tangan dengan sabun sesudah
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit buang air besar merupakan kebiasaan
dan usaha untuk penyembuhan bila mana yang dapat membahayakan balita
sakit. Perilaku hidup sehat (healthy life terutama ketika balita hendak makan
style) adalah perilaku-perilaku yang (Wahit Iqbal, 2008).
berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan KESIMPULAN
meningkatkan kesehatannya atau
pola/gaya hidup sehat (healthy life style). Dari hasil penelitian dapat
Pada anak-anak konsistensi tinja disimpulkan bahwa ada hubungan yang
lebih diperhatikan dari pada frekuensi signifikan antara personal hygiene ibu
BAB. Hal ini dikarenakan frekuensi BAB dengan kejadian diare pada balita umur 1-
pada balita lebih sering dibandingkan 5 tahun di Pusksemas Putri Ayu Kota
orang dewasa, biasanya sampai lima kali Jambi. Diharapkan Dinas Kesehatan
dalam sehari. Frekuensi diare pada anak bekerja sama dengan Puskesmas Putri
belum tentu dikatakan diare apabila Ayu Kota Jambi meningkatkan pelayanan
konsistensi tinjanya seperti hari-hari pada dalam memberikan konseling tentang
umumnya. Ibu dapat mengetahui kapan PHBS khususnya tentang personal
anaknya terkena diare dengan melihat hygiene ibu dan keluarga untuk
situasi pada anak. Prilaku yang tidak baik pencegahan diare pada anak.
juga dapat menjadi sarana penularan
diare. Misalnya kebiasaan membuang air
besar ditempat terbuka yang berakibat KEPUSTAKAAN
mencemari tanah, dan menjadi tempat
hinggap lalat. Tidak mencuci tangan atau 1. Adisasmito, Wiku. (2010). Sistem
mencuci tangan tetapi tidak memakai Kesehatan. Jakarta : PT Raja
sabun dan tidak memanfaatkan sarana air Grafindo Persada
bersih (Ratna, 2011). 2. Alimul, Aziz. (2006). Pengantar
Hal ini didukung oleh penelitian Kebutuhan Dasar Munusia :
Susana Surya Sukut, dkk (2015) tentang Aplikasi Konsep dan Proses
Faktor Kejadian Diare Pada Balita Dengan Keperawatan. Jakarta : Salemba
Pendekatan Teori Nola J. Pender Di IGD Medika
RSUD Ruteng bahwa ada hubungan yang 3. Cahyono, S. B. (2010). Vaksinasi
signifikan antara tingkat kebersihan Cara Ampuh Cegah Penyakit
lingkungan dengan kejadian diare pada Infeksi. Yogyakarta: Kanisisus
balita. 4. Depkes R.I.(2008). Profil
Tingkat pengetahuan yang rendah Kesehatan Indonesia : Jakarta
tentang diare, seorang ibu cenderung 5. Dewi, Vivian, Lia. (2010). Asuhan
kesulitan untuk melindungi dan mencegah Neonatus Bayi dan Anak Balita,
balitanya dari penularan diare. Jakarta : Selemba Medika.
Pengetahuan yang rendah ini 6. Dinas Kesehatan Kota Jambi.
menyebabkan masyarakat mempunyai (2016). Profil Dinas Kesehatan
pandangan tersendiri dan berbeda Kota Jambi Tahun 2016
terhadap penyakit diare. Pengetahuan 7. Hasan, Rusepno. (2005). Ilmu
yang rendah tentang diare, pencegahan Kesehatan Anak 3. Jakarta : Info
dan tindakan bila anak mengalami diare. Medika .

68
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI
PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

8. Kemenkes RI. Profil Kesehatan


Indonesia tahun 2015. Jakarta :
Kemeterian Kesehatan Republik
Indonesia 2016
9. Maryani, Tri. (2013). Keterampilan
Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta :
Rohima Press Sewon
10. Notoadmodjo. (2010). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
11. Notoadmodjo. (2010). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
12. Purnawijayanti, H. (2011). Sanitasi,
Hygiene dan Keselamatan Kerja
dalam Pengolahan Makanan.
Yogyakarta : Kanisius
13. Putra, Sitiatava Rizema, (2012).
Asuhan Neonatus Bayi dan Balita
untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Yogjakarta : D-Medika
14. Ratna. (2011). Waspadai Penyakit
Pada Anak. Jakarta : PT Indeks
15. Susana Surya Sukut, Yuni Sufyanti
Arif, Nuzul Qur’aniati. (2015).
Faktor Kejadian Diare Pada Balita
Dengan Pendekatan Teori Nola J.
Pender Di IGD RSUD Ruteng.
UNAIR : Jurnal Pediomaternal Vol.
3 No. 2 April-Oktober 2015
16. Tarwoto, Wartonah. (2012).
Kebutuhan Dasar Manusia Dan
Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
17. Wahit, Iqbal. (2008). Buku Ajar
Kebutuhan Manusia: Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta :
EGC.

69
SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 02 Desember 2017
STIKES PRIMA JAMBI

Anda mungkin juga menyukai