Anda di halaman 1dari 129

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
1 JAKARTA – 2008
1
2
2
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun
2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor
6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah
menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah
Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang
penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut,
termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan
upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada
beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang
berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan
fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan
Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang
sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan
tersebut dan pedoman pelaksanaannya.
Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat
membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan
implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada
umumnya, dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud.
Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok
SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan
diimplementasikannya.
Seri bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi judul-judul berikut.
1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;
2. Teknik Penyusunan RPP;

3
3
3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
SMK;
4. Teknik Penyusunan Modul/Bahan Ajar;
5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK;
6. Model-model Pembelajaran SMK;
7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
SMK;
8. Implementasi Sistem Kredit Semester pada SMK
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga
terwujud seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Jakarta, November 2008


Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,

Dr. Joko Sutrisno


NIP. 131415680

4
4
DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR .................................................................. iii


DAFTAR ISI ................................................................................ v

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ............................................................ 2
D. Sasaran Pengguna ..................................................... 2

BAGIAN 1
PENILAIAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR

BAB I. KONSEP DASAR PENILAIAN


A. Pengertian Penilaian ............................................ 5
B. Prinsip Penilaian .................................................. 6
C. Kegunaan Penilaian ............................................. 7
D. Fungsi Penilaian ................................................... 7
E. Jenis Penilaian ..................................................... 8
F. Penetapan KKM ................................................... 12
G. Kriteria Penilaian .................................................. 13
BAB II. TEKNIK PENILAIAN
A. Penilaian Unjuk Kerja .......................................... 17
B. Penilaian Sikap .................................................... 19
C. Penilaian Tes Tertulis .......................................... 24
D. Penilaian Proyek .................................................. 25
E. Penilaian Portofolio .............................................. 27
F. Penilaian Diri ........................................................ 32

5
5
BAB III. PELAKSANAAN PENILAIAN
A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi .... 37
B. Pemetaan Penilaian Standar Kompetensi
Komptensi Dasar, dan Indikator .....................
............................................................................
............................................................................
38
C. Penetapan Teknik Penilaian ............................... 39
D. Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian ..... 39
BAB IV. PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Interpretasi Hasil Penilaian ................................. 43
B. Pemanfaatan Penilaian ………………………….
............................................................................
............................................................................
46
C. Pelaporan Hasil Penilaian ………………………..
............................................................................
47

BAGIAN 2
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL

BAB I. PENGEMBANGAN KISI-KISI


A. Penyusunan Kisi-Kisi .......................................... 57
B. Kisi-Kisi Soal ...................................................... 59
BAB II. PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA
A. Pengertian .......................................................... 63
B. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda .............. 63
BAB III. PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN
A. Pengertian .......................................................... 75
B. Perbandingan antara soal Bentuk Uraian Obyektif
dan Non-obyektif................................................. 75
C. Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian .... 76
D. Penyusunan Petunjuk Teknis Penskoran (skoring) 77
E. Pembobotan Soal dan Nilai Butir Soal................ 82
6
6
BAB IV. PENULISAN SOAL PRAKTIK
A. Pengertian .......................................................... 85
B. Kaidah Penyusunan Soal Praktik........................ 85
C. Contoh Format Soal Praktik ............................... 86

7
7
PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Contoh Tabel Penilaian Sikap ................................... 93
2. Contoh Kisi-kisi dan Pengembangan Soal ............... 96
3. Contoh Format LEGER ………………………………. 97
4. Contoh Format RAPOR ………………………........... 99
5. Contoh Format
TRANSKRIP AKHIR TAHUN PENDIDIKAN ............ 101
6. Contoh Format PASPOR KETERAMPILAN ………. 102
7. Contoh Kartu Hasil Studi …………………………….
..................................................................................
..................................................................................
103
8. Contoh Perumusan Kalimat Soal
Sesuai Tingkat Kesulitan ……………………………... 104

8
8
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan membawa implikasi
terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian
proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan, selain
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah juga
oleh masyarakat (Du/Di). Penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment)
dalam rangka penjaminan mutu, sedangkan penilaian oleh
pemerintah dan masyarakat (Du/Di) merupakan penilaian eksternal
(external assessment) sebagai pengendali mutu.
Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik
penilaian yang dilakukan secara internal dan eksternal sehingga
dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai
kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan petunjuk
teknis penilaian yang diperuntukkan bagi pelaksanaan penilaian
proses dan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan

B. Tujuan
Penyusunan petunjuk teknis bertujuan sebagai berikut.
1. Memberikan penjelasan mengenai orientasi baru dalam
penilaian hasil belajar yang berbasis kompetensi.
2. Memberikan wawasan secara umum tentang konsep
penilaian internal dan eksternal.
3. Memberikan rambu-rambu proses penilaian hasil belajar.
4. Memberikan penjelasan tentang prinsip-prinsip
pengolahan dan pelaporan hasil penilaian.

1
1
5. Memberikan penjelasan tentang pengembangan butir
soal yang didalamnya mencakup pengembangan kisi-kisi dan
pengembangan soal, baik soal teori maupun praktik.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis penilaian ini meliputi konsep dasar
penilaian, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian,
pengelolaan hasil penilaian, serta pemanfaatan dan pelaporan hasil
penilaian, dilengkapi dengan bagaimana cara mengembangkan
butir soal.
1. Konsep dasar penilaian menjelaskan tentang maksud
penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-
rambu penilaian.
2. Teknik penilaian menjelaskan berbagai cara dan alat
penilaian serta pengelolaan hasil penilaian yang memberikan
arahan dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan
nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran.
3. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan
arahan penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik
penilaian yang sesuai serta contoh penilaiannya.
4. Pemanfaatan hasil penilaian dan pelaporan hasil
penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil
penilaian, dan penentuan kenaikan kelas
5. Pengembangan butir soal yang didalamnya mencakup :
Kisi-kisi Soal, Penulisan Soal Pilihan Ganda, Penulisan Soal
Uraian, dan Penulisan Soal Pilihan Praktik.

D. Sasaran Pengguna
Petunjuk Teknis Penilaian ini diperuntukkan bagi pihak-pihak
berikut:
1. Para guru di sekolah sebagai petunjuk teknis dalam
menyusun serta melaksanakan program penilaian peserta didik.

2
2
2. Pembina/Penanggung jawab langsung sekolah
(pengawas dan kepala sekolah) bagaimana merancang dan
melibatkan program supervisi pendidikan di sekolah.
3. Para penentu kebijakan di daerah sebagai bahan
pertimbangan membuat kebijakan penilaian pendidikan bagi
sekolah kejuruan.

3
3
4
4
BAB I
KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

A. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi


(angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk
mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan
berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik
dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan
salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-
langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian
hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui
berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta
didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil
yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian
peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk
mencapai apa yang diharapkan.
B.

5
5
C. Prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian mempertimbangkan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara
terpadu.
2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan
memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program
pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi
tentang hasil belajar peserta didik.
4. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta
didik.
5. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan
yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta
didik.
6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk
portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.
7. Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam
bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian
dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa
indikator atau satu kompetensi dasar (KD), ulangan tengah
semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa KD atau
satu stándar kompetensi (SK), ulangan akhir semester
dilakukan setelah menyelesaikan semua KD atau SK semester
bersangkutan, sedangkan ulangan kenaikan kelas dilakukan
pada akhir semester genap dengan menilai semua SK
semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada semester
genap.
8. Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan
pihak sekolah dan Institusi Pasangan/Asosiasi Profesi, dan

6
6
pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang
menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni
lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga
lain.

Agar penilaian objektif, pendidik harus berupaya secara optimal


untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dari
sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang
penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan
hasil kerja (karya).

D. Kegunaan Penilaian

Kegunaan penilaian antara lain sebagai berikut:


1. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses
pencapaian kompetensi.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan
pengayaan dan remedial.
3. Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang digunakan.
4. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan.
5. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas
Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian
yang digunakan.

E. Fungsi Penilaian

Penilaian memiliki fungsi untuk:


1. Menggambarkan sejauhmana peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
7
7
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar,
pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan
(sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat
diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan
proses pembelajaran berikutnya.
5. Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang
kemajuan perkembangan peserta didik.

F. Jenis-Jenis Penilaian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tetang
Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20 Tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilaian dan
bentuk pengadministrasiannya diuraikan seperti tabel berikut.

8
8
Tabel Jenis-jenis Penilaian

Bentuk Administrasi
Penilaian
Penilai Jenis Unsur yang Ruang lingkup
No Normatif
Penilaian terlibat materi
Produktif dan
Adaptif
Pendidik 1 Ulangan Harian (Penilaian
proses/akhir KD, sebagai Guru KD KHS KHS
tes formatif)
2 Guru
Ulangan Tengah Semester
(Internal/QA) KHS/Skill
(Penilaian SK setelah 8 – 9 SK KHS
dan Unsur Passport
minggu pembelajaran)
Eksternal/ QC
3 Ulangan Akhir Semester Guru, SK yang belum KHS/ Skills  Raport
(penilaian SK diakhirr dan Unsur dinilai pada UTS
semester ganji, program Eksternal semester ganjil
Passport  Leger
produktif hanya SK yang Laporan
belum dinilai pada ujian Hasil
tengah smester ganjil) Belajar
Leger
Pendidik 1 Ulangan Kenaikan Kelas/ Guru dan Unsur SK yang belum KHS/Skill  Raport
(Satuan akhir semester genap Eksternal dinilai pada UTS
Pendidikan) (SK diakhir semester semester genap
Passport  Leger
genap)
Laporan
Hasil
Belajar
9
9
Transkrip
Leger

Bentuk Administrasi
Penilaian
Penilai Jenis Unsur yang Ruang lingkup
No Normatif
Penilaian terlibat materi
Produktif dan
Adaptif
KHS/ Skills  Ijazah
Sekolah, Mata pelajaran Passport  Transkrip
yang tidak
Pemerintah Laporan  Leger
diujikan dalam
2 Ujian Sekolah (Internal/QA dan UN untuk
Hasil
atau Belajar
seluruh SKL
Eksternal/QC) yang sudah Translrip
diajarkan Ijazah
Leger

Pemerintah 1 Ujian Nasional (UN) Pememrintah Seluruh SKL Ujian Transkrip  Ijazah
dan Du/Di Nasional
Ijazah  SKHUN
SKHUN  Leger
Sertifikat
10
10
Kompetensi

11
11
Keterangan jenis penilaian:
1. Ulangan Harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
proses/akhir pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) sebagai tes formatif.
2 Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian standar kompetensi (SK)
peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran.
3 Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian standar kompetensi (SK) di akhir semester
ganjil. Untuk program produktif hanya SK yang belum dinilai pada
Ujian tengah semester ganjil.
4 Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian standar kompetensi (SK)
diakhir semester genap. Untuk program produktif hanya SK yang
belum dinilai pada ujian tengah semester genap.
5 Ujian Sekolah
Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan
merupakan salah satu syarat kelulusan dari satuan pendidikan.
Mata pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional,
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, yang diatur
dalam Permendiknas yang dikeluarkan oleh Depdiknas untuk tahun
yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian
sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.
6 Ujian Nasional
Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah
satu syarat lulus dari satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap
tahun oleh Depdiknas dan Prosedur Operasional Standar (POS)
yang diterbitkan oleh BSNP.

12
G. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal untuk setiap
mata pelajaran yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar
antara 0-100%.
1. KKM Program Normatif dan Adaptif
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator
program normatif dan adaptif adalah 75%.
KKM program normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan
rincian sebagai berikut:
a. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A”
 Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3
 Rata-rata nilai = 60 - 79, A diberi skor 2
 Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1
b. Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B”
 Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3
 Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2
 Kompleksitas/kesulitan tinggi, B diberi skor 1
c. Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat
dan bahan) ”C”
 Dukungan tinggi, C diberi skor 3
 Dukungan sedang, C diberi skor 2
 Dukungan rendah, C diberi skor 1

13
Contoh penentuan KKM
Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran
memiliki kondisi: kemampuan rata-rata peserta didik ”65”,
tingkat kesulitan/kompleksitas ”sedang”, dan sumber daya
pendukung ”sedang”, maka nilai KKM-nya adalah :
(A + B + C)
KKM = ---------------- X 100
9
(2 + 2 + 2)
= ---------------- X 100
9
= 66,7 atau dibulatkan 67

2. KKM Program Produktif


KKM program produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang
bersangkutan. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing
kompetensi dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang
dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum
kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi
persyaratan minimal.

H. Kriteria Penilaian
1. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, pendidik/guru ingin
menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika
menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis
penilaian tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal,
guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil
yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan

14
lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin
penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan
penskorannya harus jelas.
3. Berfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada
pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya
pada penguasaan materi (pengetahuan).
4. Menyeluruh/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam
cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau
kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil
kemampuan peserta didik.
5. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu,
penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan
menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bagi pendidik/guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi
peserta didik.
Penilaian Hasil Belajar Kelompok Mata Pelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap
untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian
peserta didik.
b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur
aspek kognitif peserta didik.
2.

15
3. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan,
dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi
yang dinilai,
4. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika
dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku
dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi
psikomotorik peserta didik.
5. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan dilakukan melalui:
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap
untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi
peserta didik, dan
b. Ulangan dan/atau penugasan untuk mengukur aspek
kognitif peserta didik.

16
17
BAB II
TEKNIK PENILAIAN

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan


informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan
dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui
pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam
penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai teknik penilaian
diantaranya adalah: penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian
tertulis, penilaian proyek, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

A. Penilaian Unjuk Kerja

1. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
suatu pekerjaan/tugas. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktik di
bengkel/laboratorium, praktik sholat, praktik olah raga,
presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Cara penilaian ini
dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. langkah-langkah kerja yang diharapkan untuk dilakukan
peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu
kompetensi.
b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai
dalam kinerja tersebut.
c. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.

18
d. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak (hanya
yang esensial), sehingga semua dapat diamati.
e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati.
2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan
tertentu. Misalnya, untuk menilai kemampuan berbicara peserta
didik perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara
yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil,
berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar cek (”ya”/”tidak”), terhadap indikator-indikator pada setiap
KD. Peserta didik dinyatakan ”kompeten” apabila seluruh
indikator terpenuhi (ya) dan ”tidak kompeten” apabila ada
indikator yang tidak terpenuhi.
Contoh
Format Penilaian Pembuatan Telor Asin

Nama peserta didik: ___________ Kelas: ________

No. KD/Indikator Ya Tidak


A. Memilih telor:
1. Telor dipilih berdasarkan kesegarannya
menurut candle system
2. Telor dipilih berdasarkan keutuhannya
B. Membuat adonan
1. Komposisi garam dan bahan
pembungkus 1:3
2. Dst.
C. Dst.

19
3. Pengolahan Data Penilaian Unjuk Kerja
Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari
pengamatan terhadap unjuk kerja peserta didik dari suatu
kompetensi. Skor diperoleh dari format penilaian unjuk kerja,
berupa daftar ceklist.
Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu unjuk kerja
adalah tingkat ketercapaian indikator pada setiap KD. Nilai
unjuk kerja suatu kompetensi ditetapkan berdasarkan skor KD
terendah.
B. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati sikap peserta didik dalam berperilaku di lingkungan
tempat belajar.
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon
sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang
diinginkan.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Sikap terhadap materi pelajaran; Peserta didik
perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran.
Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik, akan tumbuh
dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi
motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran
yang diajarkan.
b. Sikap terhadap guru/pengajar; Peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang
tidak memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung
mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,
peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru

20
akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru tersebut.
c. Sikap terhadap proses pembelajaran; Peserta
didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di
sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi,
dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan
menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-
norma tertentu berhubungan dengan suatu materi
pelajaran;
Misalnya: kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan
dengan materi Biologi atau Kimia. Peserta didik juga perlu
memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai
positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan
pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya,
peserta didik memiliki sikap positif terhadap program
perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta
didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu
glondongan ke luar negeri.
e. Sikap-sikap lain yang dimuat dalam tujuan
pendidikan Misalnya: mandiri, kreatif, bertanggung jawab,
demokratis, dan lain-lain yang secara umum digunakan
pada unjuk kerja.

2. Teknik Penilaian Sikap


Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi
perilaku peserta didik. Penggunaan skala penilaian (rating
scale) memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap
sikap/perilaku tertentu secara lebih cermat.

21
Berikut contoh penggunaan penilaian skala:

Jenis/Asp Standar Pencapaian Strategi


No
ek Sikap Deskripsi Skor Penilaian
1 Sikap Mampu tampil secara Observasi
percaya diri wajar dalam kegiatan di aktivitas siswa
depan massa dalam
 selalu 5 berdiskusi,
 sering 4 kegiatan
massa di
 kadang-kadang 3
sekolah/ber-
 jarang 2 masyarakat
 sangat jarang 1

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan


menggunakan buku harian catatan khusus tentang kejadian-
kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di
sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

Contoh: Isi Buku Catatan Harian

Nama Tanda tangan


No. Hari/tanggal Kejadian
peserta didik peserta didik

22
Catatan dalam lembaran buku tersebut untuk menilai perilaku
peserta didik. Kejadian yang ditulis mencakup sikap positif
maupun negatif peserta didik.

23
Contoh: Format Penilaian Sikap

Skor Perolehan
Aspek Sikap /ranah Believe (B) Evaluation (E)
No.
Non-instruksional/ (Preferensi oleh (Oleh Guru/
(n)
(Attitude) Peserta didik ybs.) mentor)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Kedisiplinan
2. Kejujuran
3. Kerja sama
Mengakses dan
4.
mengorganisasi informasi
5 Tanggung jawab
6 Memecahkan masalah
… Kemandirian
nmax Ketekunan

(Bn + En )
Nilai Attitude (NAt) = X Smax
(5 + 5) x nmax
Keterangan:
 nmax = banyaknya aspek sikap (dalam contoh diatas n max = 8);
 Smax = Skor maksimum; 10,00; 100; atau sesuai ketetapan tertentu.
 Bn dan En : skor B dan E pada aspek sikap ke n;
 Pesrta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian
diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt
Contoh deskripsi aspek sikap sebagaimana halaman berikut.

Deskripsi Skor Perolehan


No Komponen
5 4 3
1 Disiplin Mentaati semua peraturan kerja Mentaati semua peraturan Mentaati semua peraturan Pe
secara konsisten tanpa instruksi kerja secara konsisten kerja dengan pengawasan ka
dan pengawasan guru dengan sedikit pengawasan guru pu
dari guru

24
2 Kejujuran Selalu jujur Jujur selama diawasi23 Kadang-kadang jujur Ka
wa
3 Kerja sama Dapat bekerjasama dengan Bisa bekerjasama dengan Dapat bekerjasama dalam Ha
semua pihak (sesama teman group tertentu tanpa group kerja selama diawasi de
maupun guru, pegawai) pengawasan guru guru
4 Mengakses dan Dapat mengskses dan Dapat mengakses informai Kadang-kadang mencari Da
meng-organisasi memanfaatkan informasi terbaru tapi kurang informasi baru inf
informasi memanfaatkannya ter

5 Tanggung jawab Dapat bertanggung jawab dalam Bertanggungjawab tetapi Kadang kadang bertanggung- Be
segala kewajiban hanya sebagian saja jawab jika diawasi me
dia
6 Memecahkan Dapat memecahkan masalah Dapat memecahkan masalah Dapat memecahkan sebagian Da
masalah dengan baik tanpa bimbingan dengan baik atas bimbingan besar masalah tanpa se
bimbingan tan
7 Kemandirian Dapat belajar sendiri tanpa Dapat belajar sendiri dengan Kadang kadang dapat belajar Ka
pengawasan guru pengawasan guru mandiri jika
8 Ketekunan Tekun tanpa harus dibimbing Tekun selama dibimbing Kadang kadang tekun Ka
tek

DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)

25
3. Pengolahan Data Penilaian Sikap
Penilaian sikap memiliki dua makna, yaitu: sikap minat
mengikuti pembelajaran dan sikap (attitude) di lingkungan
pembelajaran (sekolah, masyarakat, dan DU/DI).
Nilai sikap mengikuti pembelajaran diperoleh dari data buku
catatan harian peserta didik. Penilaian sikap (attitude) idealnya
dilakukan oleh dua penilai atau lebih. Skor hasil penilaian
selanjutnya dimasukkan dalam fishbean analysis.

C. Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian tertulis merupakan penilaian yang dilakukan
menggunakan perangkat penilaian berupa soal dan jawaban
dalam bentuk tulisan (pen and paper test).
2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal penilaian tertulis, yaitu:
a. objektif meliputi:
1) pilihan ganda;
2) dua pilihan (”benar”/”salah”, ”ya”/”tidak”);
3) menjodohkan;
4) isian singkat atau melengkapi;
5) jawaban singkat atau pendek;
b. subjektif berupa uraian
Dalam mengembangkan instrumen butir/soal perlu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. materi: kesesuaian soal dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada
kurikulum.
b. konstruksi: rumusan soal atau pertanyaan harus
jelas dan tegas.
c. bahasa: rumusan soal tidak menggunakan
kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
3.
4. Pengolahan Data Penilaian Tertulis
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik
dari hasil tes tertulis pada setiap KD dan ulangan komprehensif.

D. Penilaian Projek (Project Work)

1. Pengertian
Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang
dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan
peserta didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam
pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi.
2. Teknik Penilaian Projek
Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau
proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian
hasil/produk, dan laporan tertulis.
Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan melaksanakan projek
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik / mencari
informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu,
dan penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari
dengan jenis pekerjaan di masyarakat (Du/Di).
c. Keaslian produk
Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan
hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan
cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan
dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek
produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria
yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.

3. Pengolahan Data Penilaian Projek


Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan
dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk,
dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat
menggunakan 4 (empat) rentang skor,

Status Skor Predikat


tidak kompeten 0,00 - kurang
6,90
7,00 - baik
kompeten 7,90
8,00 - sangat
8,90 baik
9,00 - 10 istimewa
Berikut ini contoh deskripsi dan penskoran untuk empat
tahapan pengerjaan projek.

Tahap Deskripsi Skor


Perencanaan/ persiapan Memuat: 7,00 - 10
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah
kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang
akan diperoleh, tempat pelaksanaan
proyek, daftar pertanyaan atau format
yang digunakan sesuai dengan tujuan.
Pengumpulan a. Data/informasi tercatat dengan rapi, 7,00 - 10
data/informasi jelas dan lengkap.
b. Ketepatan menggunakan alat/bahan
Pengolahan a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran 7,00 - 10
data/Pelaksanaan data sesuai dengan tujuan pelaksanaan
pekerjaan
pekerjaan.
b. Ada uraian tentang pelaksanaan
pekerjaan.
Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan, 7,00 - 10
menuliskan alat dan bahan, menguraikan
cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis,
menggunakan bahasa yang komunikatif.
Penyajian data lengkap, memuat
kesimpulan dan saran.
Total Skor
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap
semakin tinggi skor yang diperoleh.

E. Penilaian Portofolio

1. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian yang
dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti hasil belajar
(evidence) yang relevan dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari. Evidence tersebut dapat berupa karya peserta didik
(hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik, atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi keahlian tertentu.

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik,


sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh
guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian dari
usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi
yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan
karya seorang peserta didik disebut portofolio. Portofolio
digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu
komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi
peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik.

Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada


dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’
tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang
tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa.
Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi
perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya,
pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan,
kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya,
sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan
sebagainya.
Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa,
melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja
diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi,
pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu
diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau
peningkatan belajar siswa.

Portofolio peserta didik untuk penilaian merupakan kumpulan


produk siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa,
misalnya:

a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang


disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa,
dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran
yang bersangkutan.
c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan
mata pelajaran yang bersangkutan.
d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah,
dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara
konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-
pelajaran.
f. Penyelesaian soal-soal terbuka.
g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya
dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di
sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan
teman-teman sekelasnya.
h. Laporan kerja kelompok.
i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan
alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
j. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang
pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang
bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas
pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan).
l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa
terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi
hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam
mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Teknik Penilaian Portofolio


Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan


portofolio.
b. Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat
digunakan.
c. Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan
mengarsipkan portofolio.
d. Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap
evidence.
e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.
f. Lakukan penilaian diri peserta didik.
g. Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum
sesuai dengan kriteria.
Contoh: Penilaian Portofolio
Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan
Mata Pelajaran/SK : Menggambar Teknik Bangunan Gedung
Alokasi Waktu : 1 (Satu) Semester
Nama Siswa : .................................................. Kelas : X/1

Kriteria
N Standar Kompetensi/
Periode Kualitas / Waktu Keterangan
o Kompetensi Dasar Keaslian Kesesuaian
Kerapihan Pembuatan
30/7
Menggambar macam-
1. 10/8
macam pondasi
dst.
Membuat analisa 1/9
2. perencanaan bangunan 30/9
gedung dst.
3. Dan seterusnya ...
Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar
portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor
untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0,00 - 0,00 atau 0 - 100. Semakin baik hasil
penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan
guru tentang kelemahan dan kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.
3. Pengolahan Data Penilaian Portofolio
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-
tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, dan
pengolahan data, pelaksanaan pekerjaan dan penyajian
data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, pendidik dapat
menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1
merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi
untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan
tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16. Berikut tabel
yang memuat contoh deskripsi dan penskoran

Tahap Deskripsi Skor


Perencanaan/ persiapan Memuat: 7,00 - 10
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah
kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang
akan diperoleh, tempat pelaksanaan
proyek, daftar pertanyaan atau format
yang digunakan sesuai dengan tujuan.
Pengumpulan a. Data/informasi tercatat dengan rapi, 7,00 - 10
data/informasi jelas dan lengkap.
b. Ketepatan menggunakan alat/bahan
Pengolahan a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran 7,00 - 10
data/Pelaksanaan data sesuai dengan tujuan pelaksanaan
pekerjaan
pekerjaan.
b. Ada uraian tentang pelaksanaan
pekerjaan.
Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan, 7,00 - 10
menuliskan alat dan bahan, menguraikan
cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis,
menggunakan bahasa yang komunikatif.
Penyajian data lengkap, memuat
kesimpulan dan saran.
Total Skor
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap
semakin tinggi skor yang diperoleh.

F.
G. Penilaian Diri
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta
didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian
diri dapat digunakan untuk mengukur ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.

a. Penilaian ranah kognitif, misalnya: peserta didik


diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan, melalui
hasil kerjanya.
b. Penilaian ranah afektif, misalnya peseta didik
melakukan penilaian sikap terhadap penerapan
penggunaan alat keselamatan kerja di bengkel.
c. Penilaian ranah psikomotorik, misalnya peserta didik
diminta untuk menilai kecakapan dalam berpidato, dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan
objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan
yang akan dinilai.
b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa
petunjuk teknis penskoran, daftar tanda cek, atau skala
penilaian.
d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian
diri.
e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak,
untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian
yang diambil secara acak.
Contoh: Penilaian Diri
Kompetensi Keahlian : Geologi Pertambangan
Mata Pelajaran/SK : Melaksanakan Kegiatan Pemboran
dan Peledakan
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : XI/2

Tanggapa Verifikasi
Standar Kompetensi/ n Guru
No
Kompetensi Dasar 1 0 y tida
a k
1. Melakukan pemboran
untuk peledakan
dengan arah : vertikal,
miring, dan horisontal
2. Mengidentifikasi
perlengkapan dan
peralatan peledakan
yang diterapkan yang
sesuai dengan metode
peledakannya
3. dan seterusnya
Keterangan:
1 = Paham
0 = Tidak

Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan
secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak
berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk
perbaikan proses pembelajaran.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang
dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar
peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup
untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan,
keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena peserta
didik terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar
yang dialaminya.
Untuk menjamin obyektivitas hasil penilaian, dilakukan proses
verifikasi oleh pemeriksa (verifier), baik pemeriksa internal
maupun eksternal.

a. Verifikasi internal
Verifikasi internal sebagai proses penjaminan mutu (Quality
Assurance) dilakukan oleh unsur sekolah, bisa terdiri atas
guru kejuruan, ketua kompetensi keahlian, dan wakil kepala
sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Memahami tujuan pembelajaran/kriteria unjuk kerja
yang harus dikuasai peserta didik;
2) Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan
oleh guru;
3) Memverifikasi hasil penilaian;
4) Menguji peserta didik secara sampling melalui
bukti fisik portfolio;
5) Menyusun umpan balik;
6) Mengkonfirmasikan hasil verifikasi penilaian
kepada guru, dan
7) Mengajukan hasil verifikasi kepada external
verifier.
b. Verifikasi eksternal
Verifikasi eksternal sebagai proses pengendalian mutu
(Quality Control) dapat dilakukan oleh penilai (assessor)
yang diakui lembaga sertifikasi profesi, DU/DI atau asosiasi
profesi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Memahami tujuan pembelajaran/kriteria kinerja yang
harus dikuasai peserta didik;
2) Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan
oleh guru;
3) Memverifikasi hasil penilaian guru, dan
4) Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti
belajar berupa portfolio.

3. Pengolahan Data Penilaian Diri


Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil
penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri,
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil penilaian ini
tidak digunakan sebagai alat untuk menilai siswa tetapi hanya
untuk mengetahui perkembangan/kemajuan belajar siswa.
Pada tahap awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
peserta didik tidak dapat langsung diterima dan digunakan,
karena peserta didik belum terbiasa, terlatih, dan sangat
terbuka sehingga kemungkinan banyak melakukan kesalahan.
Alasan lain karena kemungkinan peserta didik sangat subjektif
adanya terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang
baik. Oleh karena itu, guru perlu menelaah hasil penilaian diri
peserta didik.
Guru perlu mengambil sampel antara 5% sampai dengan 10%
untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila
hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan
peserta didik banyak melakukan kesalahan, guru dapat
mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik
untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang
kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan. Dua atau
tiga kali guru melakukan langkah koreksi dan telaah, peserta
didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara
baik, objektif, dan jujur.
Setelah peserta didik terlatih dalam melakukan penilaian diri
akan sangat membantu meringankan beban tugas guru. Hasil
penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat
diterima/dipercaya serta dapat dipahami, diinterpretasikan, dan
dapat digunakan sebagai hasil penilaian guru.
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda untuk menentukan ketercapaian
suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional, spesifik
dan terukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan,
menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikkan,
mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran Pengolahan
Hasil Pertanian.
Standar Kompetensi Ranah
Indikator
Kompetensi Dasar P S K
Membuat telur asin Memilih  Telur dipilih V V
telur kesegarannya
menurut candle
system dengan
tingkat ketelitian
100%
 Telur dipilih V V
berdasarkan
keutuhannya tingkat
ketelitian 100%
V
 Kesegaran telur
dijelaskan
pengaruhnya
terhadap kualitas
telur asin
V
 Keutuhan telur
dijelaskan
pengaruhnya
terhadap proses
osmose
B. Pemetaan Penilaian Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan Indikator
Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru
dalam menentukan teknik penilaian.
Contoh: Pemetaan Teknik Penilaian mata pelajaran Pengolahan
Hasil Pertanian
Teknik Penilaian
No SK KD Indikator
Tes Perfm Proy …..
1 Membuat Memilih  Telur V
telur asin telur dipilih
kesegaranny
a menurut
candle
system
dengan
tingkat V
ketelitian
100%
 Telur
dipilih
berdasarkan
keutuhannya V
tingkat
ketelitian
100%
 Kesega
ran telur
dijelaskan
V
pengaruhnya
terhadap
kualitas telur
asin
 Keutuh
an telur
dijelaskan
pengaruhnya
terhadap
proses
osmose

C. Penetapan Teknik Penilaian


Dalam memilih teknik penilaian hendaknya mempertimbangkan ciri
indikator, contoh:
1. Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka
teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).
2. Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman
konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.

D. Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian


Berikut adalah contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam
penilaian berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian
tersebut dapat diadopsi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Contoh: Lembar Penilaian Unjuk Kerja


Standar Kompetensi : Membuat telur asin
Nama peserta : Anang Sartono
NIS : 00706
Tanggal : 8 Juni 2008

Pencapaian
Kompetensi
No. Indikator
Dasar
Ya Tidak
A Memilih telor: Telor dipilih berdasarkan
kesegarannya menurut
candle system dengan
tingkat ketelitian 100%
Telor dipilih berdasarkan
keutuhannya dengan
tingkat ketelitian 100%
B Membuat adonan Komposisi garam dan
bahan pembungkus 1:3
Dst.
C Dst.
Contoh: Lembar Penilaian Sikap

Nama peserta : Anang Sartono


NIS : 070810170
Tanggal : 8 Juni 2007
Skor Perolehan
Aspek Sikap /ranah Believe (B) Evaluation (E)
No.
Non-instruksional/ (Preferensi oleh (Oleh Guru/
(n)
(Attitude) Peserta didik ybs.) mentor)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Kedisiplinan √ √

2. Kejujuran √ √

3. Kerja sama √ √
Mengakses dan
4. √ √
mengorganisasi informasi
5 Tanggung jawab √ √

6 Memecahkan masalah √ √

7 Kemandirian √ √

8 Ketekunan √ √

(Bn + En )
Nilai Attitude (NAt) = x Smax ; Smax = 9,00
(5 + 5) x nmax
(5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+3) + (5+5) + (5+4)
NAt = x 9,00
(5 + 5) x 8

= {(9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 8 + 10 + 9)/80} x 9,00


= (72/80) x 9,00 = 8,10 Contoh: Lembar Penilaian Produk (Barang/Jasa)

Standar Kompetensi : Merakit PC


Nama peserta : Anang Sartono
NIS : 070810166
Tanggal : 8 Juni 2008

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Kriteria / Indikator Ya
Tidak
7 8 9
1
Keselamatan kerja
Pemakaian peralatan merakit Mengindahkan penggunaan gelang anti static atau
komputer dengan memegang casing terlebih dahulu
sebelum melakukan perakitan PC
2
Urutan Perakitan
a. Merakit Casing Sesuai SOP yaitu menyiapkan kebutuhan lubang
dan pemasangan Power Supply
Memasang motherboard di casing dan
b. Merakit Motherboard pemasangan kabel
Memasang Processor di Motherboard sesuai SOP
c. Merakit Processor
d. Merakit RAM Memasang RAM di slot yang sesuai SIMM dan
DIMM
Memasang peripheral di slot expantion ISA, PCI
e. Merakit peripheral lain (VGA, atau VGA

NIC, dan lain sebagainya


3
Hasil Perakitan PC
Berhasil baik dan beroperasi PC ada beep dan tampilan konfigurasi hardware
di monitor (POST) dan Hard Disk siap digunakan
4 Waktu

Waktu yang digunakan untuk Waktu perakitan dan pengujian sesuai dengan
perakitan konfigurasi dan spesifikasi PC

Kerapian
5 Rapi Pengkabelan pada PC tertata, merapikan kembali
peralatan dan bahan yang sudah tidak digunakan.

Keterangan:
a. Kolom penilaian : diberi tanda √ sesuai dengan pencapaian kriteria/indikator yang dipersyaratkan.
b. Batas minimal kompeten diberi nilai 7,00. Gradasi nilai dideskripsikan sebagai berikut:
7,00 (baik) = dengan tepat waktu dapat mencapai indikator sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan;
8,00 (amat baik) = lebih cepat dari ketentuan dapat mencapai indikator sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan;
9,00 (istimewa) = lebih cepat dari ketentuan mencapai indikator dan melebihi kualitas standar minimal yang ditetapkan.
c. Nilai produk/jasa (Npj) diambil dari nilai terendah diantara nilai pencapaian setiap indikator keberhasilan
Remadial
 Dilakukan utamanya bagi siswa yang belum mencapai batas kompeten dan memenuhi persyaratan peraturan
akademik sekolah;
 Materi remedial dirancang berdasarkan hasil diagnostik;
 Pelaksanaanya diatur dengan kesepakatan guru, dapat dilaksanakan pada/diluar jam efektif;
 Nilai prestasi peserta didik yang mengikuti remedial adalah nilai yang dicapai ≥ batas lulus (KKM)
BAB IV
PELAPORAN HASIL PENILAIAN

Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi


peserta didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial)
bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2)
pengayaan bagi peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan
(KKM) lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program
dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan
kelas.

A. Interpretasi Hasil Penilaian


Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah
berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator yang
telah dikembangkan. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran
atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat
dijaring dengan beberapa soal/tugas.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap indikator dalam suatu
Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% - 100%. Kriteria ideal
pencapaian masing-masing indikator adalah lebih dari 70%, tetapi
sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian
indikator (misalnya: mulai dari 50%), dengan rasional acuan: tingkat
kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator, dan
ketersediaan daya dukung guru serta sarana dan prasarana.
Kriteria ketuntasan program produktif untuk masing-masing
Kompetensi Dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang
dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum kompeten
dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal.
Kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar/masyarakat secara
berkala, antara lain melalui keberhasilan sekolah dalam ujian
nasional. Penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah
dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Dengan
pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan
kualitasnya, dalam arti meningkatkan kriteria pencapaian indikator.
Berikut ini beberapa contoh ilustrasi Interpretasi hasil penilaian
1. Apabila perolehan nilai peserta didik pada suatu indikator
KKM, artinya telah menuntaskan indikator tersebut.
2. Apabila semua indikator telah tuntas, artinya peserta didik
telah menguasai KD terkait. Dengan demikian, peserta didik
diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran.
3. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas
50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan
mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas,
Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD < KKM, artinya
peserta didik belum menuntaskan indikator. Apabila jumlah
indikator dari suatu KD yang belum tuntas > 50%, peserta didik
belum dapat mempelajari KD berikutnya (artinya harus
mengulang KD tersebut).
Contoh: Penghitungan nilai KD dan ketuntasan belajar suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator KKM Perolehan Nilai Ketuntasan


Menyimpulkan bahwa 1. Mendeskripsikan sifat-sifat  Mendeskripsikan benda 70% 70 Tuntas
tiap wujud benda benda padat, cair, dan gas padat berdasarkan sifatnya.
memiliki sifatnya  Menunjukkan bukti tentang 70% 69 Belum tuntas
masing-masing dan sifat benda cair.
dapat mengalami
perubahan  Menunjukkan bukti tentang 60% 69 Tuntas
sifat benda gas
2. Mendemonstrasikan  Menunjukkan benda padat 60% 61 Tuntas
bahwa beberapa benda yang dapat dilarutkan pada
dapat melarutkan benda benda cair.
70% 80 Tuntas
lainnya  Mengidentifikasi benda cair
yang dapat melarutkan
benda padat. 60% 90 Tuntas
 Mengartikan larutan dan
pelarut
Nilai indikator pada hasil belajar No.1 cenderung 70, jadi nilai hasil belajar No.1 adalah 70 atau 7,00.
Nilai indikator pada hasil belajar No.2 bervariasi, dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai hasil belajar
No.2 :
; Dengan demikian nilai KD =
61+80+90 70+77
=77 atau 7,70 =73,5
3 2
B. Pada hasil belajar No.1, indikator No.2 belum tuntas. Jadi
peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator
No.2.Pemanfaatan Hasil Penilaian
1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya
mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila
peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, bantuan
sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang
tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk.
Dengan demikian peserta didik tidak patah semangatnya
(frustasi) dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.
Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau
oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan
dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan
kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau
diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan
penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat
rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan
data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara
peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di
luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang
belum tuntas.
2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki
penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya,
atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika
sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik
yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat
mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan
pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan
tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk
memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian
kegiatan pengayaan dapat menambah penguasaan/nilai
peserta didik pada matapelajaran bersangkutan. Pengayaan
dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam

1
efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu
mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program
akselerasi.
3. Bagi Guru
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat
mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan
bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi
yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus
mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran,
dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu,
program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah
disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi,
direvisi, atau mungkin diganti apabila ternyata tidak efektif
membantu peserta didik dalam mencapai penguasaan
kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai
akhir semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa
saja berarti perbaikan itu akan sangat terlambat.
4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penilaian dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk
menilai tingkat keberhasilan peserta didik, kinerja guru, dan
kinerja sekolah, serta sebagai bahan kajian dalam pengambilan
keputusan dalam rangka pembinaan sekolah yang dipimpinnya.

C. Pelaporan Hasil Penilaian

1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik


Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan
dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-
serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas
pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik.
Unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah
partisipasi masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik
dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada
orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan

2
instansi terkait lainnya. Laporan kemajuan hasil belajar peserta
didik merupakan sarana komunikasi dan sarana kerja sama
antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat
baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun
pengembangan sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan, dikaitkan dengan penilaian
yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik.
b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat.
c.Menjamin informasi yang akurat dan tepat waktu bagi
orang tua, dan secepatnya diketahui bilamana anaknya
bermasalah dalam belajar.
2. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam
angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6
(enam) pada mata pelajaran matematika. Baik peserta didik
maupun orang tua yang kurang memahami makna angka
tersebut dapat berkonsultasi dengan guru dan melihat buku
nilai. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua dapat
menindaklanjuti, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang
aritmetika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.
Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk
laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif
(memuat catatan guru/deskripsi), sehingga “profil” atau tingkat
kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dapat
dipahami oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan
(stakeholder).
Dari laporan tersebut, orangtua dapat mengidentifikasi
kompetensi apa saja yang belum dikuasai anaknya.
Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat menentukan
jenis bantuan apa yang diperlukan anaknya, sedangkan di
pihak anak, yang bersangkutan dapat mengetahui kekuatan

3
dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu
ditingkatkan.
3. Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban akurat atas
pertanyaan berikut:
a. Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah
secara akademik, fisik, sosial dan emosional?
b. Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di
sekolah?
c. Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum
dikuasai dengan baik?
d. Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu
dan mengembangkan anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan
kepada orang tua hendaknya:
a. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
b. Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah
dicapai anak.
c. Memberikan perhatian pada pengembangan dan
pembelajaran anak.
d. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus
dicapai dalam kurikulum.
e. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil
belajar.
4. Jenis Administrasi dan Pelaporan
a. Leger
Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian
hasil belajar peserta didik dalam satu kelas, yang memberi
gambaran secara rinci tentang kemampuan prestasi
akademik maupun catatan pribadi dalam kurun waktu satu
tahun (Lampiran 3. Contoh Format Leger).
Leger ini dimaksudkan:

4
1) Untuk merekam perkembangan kemajuan belajar
peserta didik satu kelas yang berisi:
a) Identitas peserta didik;
b) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;
c) Kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap
mata pelajaran yang dinyatakan belum lulus.
2) Memberi informasi tentang keadaan hasil belajar
peserta didik dalam satu kelas.
b. Buku Laporan (Rapor)
Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang
secara administratif dilaporkan setiap satu semester, untuk
semua mata pelajaran yang ditempuhnya dengan tuntas.
Bagi mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan
tidak dimasukan ke dalam rapor. Untuk mengatasi hal
tersebut sekolah dapat menerbitkan rapor sementara.
Format dan isi laporan disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi keahlian.
(Lampiran 4. Contoh Format Rapor).
Penjelasan dan contoh format rapor, serta tata cara
pengisiannya dapat dilihat pada Buku Petunjuk teknis
Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK
(Rapor SMK).
c. Transkrip
Transkrip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil
belajar pada akhir pendidikan, memberikan gambaran
secara rinci dan menyeluruh kompetensi dan prestasi
peserta didik selama proses pendidikan. Transkrip
dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci
prestasi peserta didik pada akhir pendidikan (Lampiran 5.
Contoh Format Transkrip).
Transkrip berisi komponen-komponen antara lain:
1) identitas sekolah;
2) identitas peserta didik;
3) uraian mata pelajaran yang dipelajari peserta didik;
4) uraian waktu pencapaian setiap mata pelajaran

5
5) kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum
kompeten;
6) keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
proses pencapaian prestasi;
7) pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel.

d. Paspor Keterampilan (Skill Passport)


Paspor keterampilan atau skill passport adalah dokumen
rekaman pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai
oleh pemiliknya. Dengan demikian paspor keterampilan ini
dapat digunakan sebagai:
1) Bukti atau pengakuan atas kemampuan yang
dikuasai oleh pemiliknya;
2) Bahan pertimbangan bagi pemakai tenaga kerja
(DU/DI) dalam memilih calon pekerja atau
mempromosikan karyawan yang terbukti mempunyai
kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan;
3) Piranti, baik bagi pekerja maupun pengusaha/unsur
manajemen dalam merencanakan peningkatan
keterampilan maupun penambahan keterampilan baru
secara sistematis dan diakui.
Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan
kompetensi yang telah dikuasai, dan menginformasikan
kepada dunia kerja (DU/DI) atau pihak lain yang terkait
tentang riwayat pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh
pemegangnya (Lampiran 6. Contoh Format Skill Passport).
Skill passport minimal berisi komponen-komponen antara
lain:
1) identitas pemegang/peserta didik;
2) identitas sekolah;
3) nama program keahlian;
4) penjelasan tentang Skill Passport;
5) daftar standar kompetensi dan kompetensi dasar,
pencapaian dan legalitas;
6) keterangan lain yang diperlukan.

6
e. Ijazah
Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah
menyelesaikan atau menamatkan belajar sekaligus lulus
jenjang pendidikan tertentu, dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan. Ijazah diberikan pada akhir jenjang
pendidikan (tingkat III atau tingkat IV) kepada setiap
peserta didik yang telah menyelesaikan semua program
dan lulus ujian yang diselenggarakan.
Ijazah setidak-tidaknya mengandung:
1) identitas lembaga yang mengeluarkan;
2) identitas pemegang;
3) jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh;
4) tanggal, bulan, dan tahun penerbitan;
5) bidang/program studi (keahlian);
6) daftar kompetensi yang dikuasai;
7) legalisasi oleh pejabat lembaga yang mengeluarkan.
f. Sertifikat Kompetensi
Sertifikat kompetensi merupakan bukti fisik lulus uji
kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi
profesi/asosiasi-profesi/DU/DI atau lembaga pendidikan
yang terakreditasi.
Sertifikat kompetensi memberikan legalitas (kewenangan)
bagi pemiliknya untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan kompetensi yang dikuasainya.
Sertifikat minimal berisi komponen-komponen antara lain:
1) Identitas lembaga yang mengeluarkan sertifikat;
2) Identitas pemegang sertifikat;
3) Judul kompetensi dan kualifikasinya;
4) Waktu pencapaian;
5) Legalitas oleh pejabat lembaga/perusahaan yang
mengeluarkan sertifikat.

5. Penentuan Kenaikan Kelas

7
Bila kegiatan penilaian dilakukan secara berkesinambungan,
sehingga tindakan perbaikan dan pengayaan diberikan sedini
mungkin dan tepat waktu, diharapkan tidak ada peserta didik
yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan, walaupun
dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda satu dengan
lainnya. Kalau setiap peserta didik bisa dibantu secara optimal
sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu,
tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas (automatic
promotion). Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya:
karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga
tidak mungkin bisa berhasil mencapai kompetensi yang
ditargetkan, maka hasil penilaian bisa menjadi dasar peserta
didik tersebut tinggal kelas.
Automatic promotion, adalah bila semua indikator, hasil belajar
KD, dan SK suatu mata pelajaran telah terpenuhi
ketuntasannya, maka peserta didik dinyatakan telah layak naik
ke kelas berikutnya.
Jika peserta didik belum menuntaskan indikator, KD, dan SK
kurang dari 3 (tiga) mata pelajaran(asalkan bukan program
produktif) samapai batas akhir tahun ajaran, maka peserta
didik dapat dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya.
Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas di kelas berikutnya
(XI dan XII) maksimal 20% dari jumlah mata pelajaran di tahun
berjalan (3 mata pelajaran)
Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, KD, dan
SK pada ≥ 3 (tiga) mata pelajaran (meskipun mata pelajaran
bukan dari program produktif) sampai batas akhir tahun ajaran,
maka peserta didik tersebut harus mengulang di kelas yang
sama.
Sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan
indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya
apabila nilai mata pelajaran yang telah tuntas tersebut lebih
rendah dari tahun ajaran sebelumnya.

8
9
10
11
BAB I
PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL

A. PENYUSUNAN KISI-KISI
1. Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks berisi informasi yang
dapat dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal atau merakit
soal menjadi alat tes/evaluasi. Kisi-kisi disusun berdasarkan
tujuan evaluasi. Dengan demikian dapat diperoleh berbagai
macam kisi-kisi. Misalnya, kisi-kisi yang dimaksudkan untuk
mendiagnosis kesukaran belajar berbeda dengan kisi-kisi soal
yang dimaksudkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
(prestasi hasil belajar) peserta didik. Penyusunan kisi-kisi
merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal, tanpa adanya indikator dalam kisi-kisi tidak
dapat diketahui arah dan tujuan setiap butir soal.

2. Kegunaan/Fungsi dan Persyaratan Kisi-kisi


Kisi-kisi soal berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam penulisan
butir soal dan perakitan soal. Dengan adanya petunjuk teknis
ini, penyusun soal akan dapat menghasilkan butir-soal yang
sesuai dengan tujuan penilaian dan perakit soal dapat
menyusun perangkat soal dengan mudah.Jika tersedia sebuah
kisi-kisi yang baik, maka pengembang soal yang berbedapun
akan dapat menghasilkan perangkat soal yang relatif sama,
baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang
diukur (ditanyakan).
Kisi-kisi soal/tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu :
a. mewakili isi kurikulum (SK/KD) yang akan diujikan;
b. komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah
dipahami;
c. butir-soal dapat dikembangkan sesuai dengan
indikator dan bentuk soal yang ditetapkan pada kisi-kisi.
3.

12
4. Komponen Kisi-kisi
Komponen terdiri atas dua kelompok, yaitu: identitas dan
matriks/format. Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas
matriks, sedangkan matriks/format dicantumkan dalam baris-
kolom yang sesuai.
a. Kelompok identitas, antara lain :
1) Jenis /jenjang sekolah
2) Kompetensi Keahlian
3) Mata Pelajaran/SK
4) Alokasi waktu
5) Jumlah soal
6) Bentuk soal
b. Kelompok matriks/format isi, antara lain:
1) Standar Kompetensi (SK)
2) Kompetensi Dasar (KD)
3) Indikator / Kinerja
4) Indikator Soal
5) Nomor urut soal
Komponen SK/KD perlu dipilih mengacu hasil analisis dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
a. Urgensitas, yaitu SK/KD yang mutlak harus dikuasai
oleh siswa/peserta didik,
b. Kontinuitas, merupakan SK/KD lanjutan yang
merupakan pendalaman dari satu atau lebih SK/KD
yang sudah dipelajari sebelumnya,
c. Relevansi, SK/KD terpilih harus merupakan pokok
(core) yang diperlukan untuk menguasai kompetensi
keahlian,
d. Keterpakaian, SK/KD memiliki nilai terapan tinggi
dalam pekerjaan didunia usaha/industri atau kehidupan
sehari-hari.
Selain kriteria pemilihan di atas perlu pula diperhatikan bahwa
penguasaan materi SK/KD terpilih harus dapat diukur dengan
menggunakan bentuk soal yang sudah ditetapkan.

13
B. KISI-KISI SOAL
1. Kisi-Kisi Soal Teori

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian :
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :

Standar Kompetensi Indikator Bentuk Nomo


No Indikator Soal
Kompetensi Dasar (KD) Soal r
(SK) Soal
1 2 3 4 5 6 7

Keterangan pengisian kolom/format kisi-kisi


Kolom 1 : Diisi nomor urut
Kolom 2 : Diisi SK yang representatif (inti/aplikatif dan pengetahuan kejuruan) terhadap Kompetensi Keahlian.
Kolom 3 : Diisi KD dari SK yang ada di kolom dua.
Kolom 4 : Diisi indikator aspek pengetahuan dari KD di kolom 3.
Kolom 5 : Diisi indikator soal dari indikator pengetahuan di kolom 4. Setiap indikator pengetahuan dapat di tuliskan lebih dari satu
indikator soal
Kolom 6 : Diisi bentuk soal/tes
Kolom 7 : Diisi nomor sebaran soal
Indikator soal : adalah suatu rumusan yang menggunakan kata
kerja operasional, memuat perilaku peserta didik dan materi
yang akan diukur sesuai dengan Indikator.
 Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian
kompetensi
 Indikator soal menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur
 Indikator soal mengacu pada kriteria kinerja sesuai
SK/KD

Kriteria indikator soal yang baik adalah :


 Memuat ciri-ciri SK/KD yang hendak diukur
 Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur.
(khusus butir soal bentuk uraian dapat lebih dari satu)
 Berkaitan erat dengan kriteria kinerja
 Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang
ditetapkan dalam kisi-kisi.

2. Kisi-Kisi Soal Praktik

Kisi-kisi soal praktik disiapkan sebagai dasar untuk


menetapkan indikator performansi dan menjadi acuan dalam
merumuskan soal/penugasan dan petunjuk teknis penilaian
unjuk kerja.

No SK / KD Indikator Indikator Soal


1 2 3 4
1  
 
 
 
Keterangan Pengisian Kolom :
Kolom 1 : Diisi nomor urut SK/KD
Kolom 2 : Diisi SK/KD sesuai dengan silabus
Kolom 3 : Dituliskan Indikator Performansi dari KD yang ada di kolom 2.
Indikator menggambarkan standar yang dipersyaratkan oleh KD,
dengan mengacu standar yang berlaku di DU/DI.
Kolom 4 : Diisi indikator soal yang akan dikembangkan oleh guru.
BAB II
PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

A. Pengertian, Keunggulan, dan Keterbatasan


Soal bentuk pilihan ganda adalah suatu soal yang jawabannya
harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban
terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban
ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan
jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang
memilihnya apabila tidak menguasai materinya.
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda adalah dapat di-skor dengan
mudah, cepat, serta objektif, atau dapat mencakup ruang lingkup
mater uji/kriteria kinerja yang luas dalam suatu tingkat atau jenjang
pendidikan. Bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya
sangat banyak sedangkan hasilnya harus segera diumumkan. Soal
bentuk pilihan ganda memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyusun butir-butir
soal yang berkualitas, sulit membuat pengecoh yang homogen dan
berfungsi, dan terdapat peluang untuk menebak jawaban.

B. Kaidah Penulisan Soal


Kaidah-kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau petunjuk
teknis yang harus diikuti agar butir soal yang dihasilkan memiliki
kualitas baik. Seperti halnya bentuk soal yang lain, penulisan soal
pilihan ganda harus didasarkan pada spesifikasi soal yang terdapat
dalam kisi-kisi soal. Soal pilihan ganda dapat ditingkatkan
kualitasnya apabila penulisannya, disamping berlandaskan kisi-kisi,
juga mengikuti kaidah-kaidah penulisan soal yang baik.
Kaidah penulisan soal meliputi isi materi soal yang ditanyakan,
konstruksi rumusan soal, dan penggunaan bahasa.

1.
2. Materi Soal
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang
hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
Indikator: Siswa dapat menerapkan konsep sifat-sifat cahaya yang
dihubungkan dengan fungsi bagian-bagian mata pada
manusia.
Contoh soal kurang baik:
Alat optik yang dapat membantu melihat sesuatu yang jauh menjadi
lebih jelas adalah ….
A. mikroskop
B. kamera
C. teleskop
D. proyektor
E. lensa
Soal yang sesuai dengan indikator:
Bagian mata yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk adalah ….
A. pupil
B. retina
C. kornea
D. iris
E. kelopak
b. Pengecoh berfungsi/Pilihan jawaban homogen dan
logis.
Semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang
sama, penulisannya harus setara, semua pilihan jawaban
harus logis/masuk akal dan berfungsi (diperkirakan peserta
uji yang tidak menguji materi dengan benar akan terkecoh)
Contoh soal kurang baik:
Ibu kota Amerika Serikat adalah ….
A. Washington
B. Los Angeles
C. Cicago
D. New York
E. John F. Kennedy
Penjelasan: pilihan E adalah nama orang, sedangkan pilihan lainnya
adalah nama kota.

c. Hanya satu kunci jawaban yang benar.


Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya
mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa
jawaban yang benar, maka kunci jawaban adalah jawaban
yang paling tepat.
Contoh soal kurang baik:
Bagian motor DC yang terdapat pada rotor adalah ….
A. Komutator
B. sikat arang
C. sepatu kutub
D. lilitan medan
E. lilitan jangkar
Penjelasan: memiliki lebih dari satu pilihan jawaban yang benar.
3. Konstruksi Soal
a. Pokok soal dirumuskan secara singkat, jelas, dan
tegas.
Bahwa SK/KD/Indikator yang hendak diukur/ditanyakan
harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran
yang berbeda dan hanya mengandung satu persoalan
untuk setiap butir soal. Apabila tanpa harus melihat dahulu
pilihan jawaban, peserta didik sudah dapat mengerti
pertanyaan/maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan
pokok soal tersebut sudah jelas.
Contoh soal kurang baik:
Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 sebagai dasar untuk membentuk perusahaan
tertentu. Bentuk perusahaan yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD
1945 adalah ….
A. Perseroan Terbatas
B. Firma
C. BUMN
D. Koperasi
E. Yayasan
Penjelasan: kalimat pertama pada pokok soal dihilangkan karena sama
saja isinya dengan kalimat kedua.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau
pernyataan tersebut dihilangkan saja.
Contoh soal kurang baik:
Pak Amir ingin mengembangkan usaha perkebunan mangga, oleh
karena itu dia harus menanam bibit mangga yang baik.
Bagaimanakah cara pak Amir untuk memperoleh pohon mangga baru
dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek
dan harum-manis?
A. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut.
B. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk
sebanyak mungkin.
C. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harum-manis
sebagai pokok.
D. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke
batang pohon mangga.
E. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga golek
sebagai pokok
Penjelasan: Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang tidak
diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini membingungkan peserta didik
dan menyita waktu untuk membaca dan memahami maksud soal
c. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah kunci
jawaban.
Pada pokok soal jangan terdapat kata/kelompok kata atau
ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah kunci
jawaban.
Contoh soal kurang baik:
Jenis unit koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat
pemasaran manisan dan selai Pak Yahya?
A. Koperasi Unit Desa
B. Koperasi Simpan Pinjam
C. Koperasi Konsumsi
D. Koperasi Produksi
E. Koperasi Serba Usaha
Penjelasan: kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah
jawaban yang benar.
d. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
Pada pokok soal jangan terdapat dua kata atau lebih yang
mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan penafsiran siswa terhadap arti pernyataan yang
dimaksud.
Contoh soal kurang baik:
Reproduksi yang dapat dilakukan oleh umbi batang tidak dijumpai pada
tumbuhan berikut, kecuali...
A. singkong
B. kentang
C. cemara
D. bamboo
E. semangka
e.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan siswa
untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena
seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan
merupakan kunci jawaban.
Contoh soal kurang baik
Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah ...
A. pembubaran Partai Komunis Indonesia.
B. kembali kepada Undang-undang Dasar 1945.
C. pembentukan Dewan Perwakilan rakyat.
D. pembetukan MPRS.
E. dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua
partai yang ada.

Penjelasan: Pada contoh soal tersebut pilihan jawaban E paling


panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik
untuk memilih jawaban terpanjang sebagai kunci.

g. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan,


“Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan
jawaban di atas benar, dan sejenisnya”.
Dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara
materi pilihan jawaban berkurang satu, karena pernyataan
itu bukan merupakan materi yang ditanyakan.
Contoh soal kurang baik.
Di antara bentuk-bentuk budaya daerah di bawah ini yang termasuk
folklore lisan adalah ….
A. rumah gadang Minangkabau.
B. perayaan Sekaten bulan Maulud.
C. adat mapalus dari Sulawesi.
D. upacara mandi Balimau di Pekan Baru.
E. Semua pilihan jawaban di atas salah.
Penjelasan: pilihan E diperbaiki, misalnya menjadi: “legenda gunung
Tangkuban Perahu”.
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut, atau kronologis.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun
berurutan nilainya, dari nilai paling kecil berurutan sampai
nilai yang paling besar, atau sebaliknya.
Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu
disusun secara kronologis. Penyusunan secara urut
tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat
pilihan jawaban (ascending atau descending).
Contoh soal kurang baik:
Pelanggaran HAM Timor Timur terjadi pada tahun ….
A. 1999
B. 1996
C. 1998
D. 1997
E. 2008
Penjelasan: Seharusnya disusun berurutan kronologi saja, dari tahun
paling duluan berurutan sampai tahun yang paling akhir, atau
sebaliknya.
i. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya jelas dan
berfungsi.
Gambar dan sejenisnya yang menyertai suatu butir soal
harus jelas, terbaca, dan dapat dimengerti oleh siswa.
Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat
gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada
soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak
berfungsi.
Contoh soal baik:
Indikator: Disajikan gambar sepeda, siswa dapat
menentukanperbandingan kelajuan linier dua gir sepeda
yang mempunyai jari-jari berbeda.
Sebuah sepeda terlihat seperti pada gambar di bawah!

Perbandingan jari-jari gir depan dan jari-jari gir belakang 2 : 1. Jika


sepeda dikayuh, maka perbandingan laju linier gir depan dan laju linier
gir belakang adalah ....
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 1 : 4
D. 2 : 1
E. 4 : 1
j. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan
siswa yang tidak dapat menjawab benar soal sebelumnya
tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.
Contoh soal kurang baik:
10. Pelopor angkatan 45 dalam bidang puisi adalah ….
A.. Idrus
B. W.S. Rendra
C. Chairil Anwar*
D. Ayip Rosidi
E. Idris Sardi
35. Karya dari pengarang pada jawaban soal nomor 10 adalah
A. Tirani
B. Senja di Pelabuhan Kecil*
C. Balada Tercinta
D. Surat dari Ibu
E. Pelangi
Perbaikannya: soal nomor 35 disusun secara independen,
tidak bergantung pada jawaban soal nomor 10.
4. Penggunaan Bahasa Pada Butir Soal
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa dalam setiap butir soal sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Contoh soal kurang baik:
Amran punya duit Rp 20.000,00 dan Anton Rp 15.000,00. Mereka
pengin beli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa duit Amran dan Anton
adalah ….
A. Rp 1.000,00
B. Rp 5.000,00
C. Rp 10.000,00
D. Rp 15.000,00
E. Rp 20.000,00
Penjelasan: Bahasa yang digunakan pada rumusan pokok soal tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Mengunakan bahasa yang komunikatif.
Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat
penguasaan bahasa bagi peserta uji/siswa sehingga
mudah dimengerti.
Contoh soal baik:
Sebuah taman berbentuk persegi panjang, di dalamnya terdapat kolam.
Panjang kolam adalah 3 m lebih panjang daripada lebarnya dan memiliki
luas 130 m2. Jika di sekeliling kolam ditanami bunga dengan lebar 2 m,
maka ukuran panjang taman tersebut adalah....
2
A. 10 m
B. 12 m
C. 13 m 2
D. 14 m
E. 17 m

Penjelasan: Soal yang komunikatif selain pokok soal diuraikan dengan


jelas, juga diilustrasikan dalam bentuk gambar
c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
(bias budaya).
Penggunaan bahasa yang tidak berlaku secara nasional
akan mengakibatkan kesalahan/perbedaan penafsiran.
Contoh soal kurang baik:
"Aturan lalulintas itu harus ditaati bukan dijadikan momok,” kata ibu
guru.
Kata momok dalam kalimat itu berarti ....
A. pemberat
B. setan
C. beban
D. lawan
E. kelamin
Penjelasan: kata "momok" memiliki makna yang berbeda di suku Sunda
dan Jawa. Oleh karena itu, kata "momok" diganti dengan kata lainnya.
Pada prinsipnya perilaku apa yang hendak diukur berdasarkan materi
yang bersangkutan.
d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Penggunaan kata/kelompok kata tersebut harus pada
pokok soal.
Contoh soal kurang baik:
Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan …
A. melakukan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya
B. melakukan semua perintah dengan rasa terpaksa
C. melakukan perintah-Nya karena takut dimarahi
D. melakukan perintah dan larangan dengan ikhlas
E. melakukan perintah dan larangan karena malu sama teman
Penjelasan: kata melakukan ditulis secara berulang sampai 5 kali. Hal
ini menyebabkan peserta didik harus membaca kata tersebut berulang
kali, sehinga menyita lebih banyak waktu.
BAB III
PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN

A. Pengertian
Soal bentuk uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta
didik/siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-
gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari, dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis.
Soal bentuk uraian yang dimaksudkan pada sekolah menengah
kejuruan (ujian kompetensi kejuruan) ini, disamping mengukur
kemampuan peserta didik/siswa dalam hal menyajikan jawaban
terurai secara bebas, juga menyangkut pengukuran kemampuan
peserta didik/siswa dalam hal menguraikan atau memadukan
gagasan-gagasan, atau menyelesaikan hitungan-hitungan terhadap
materi atau konsep tertentu yang terkait dengan atau merupakan
pengembangan dari soal uji kompetensi/praktek secara tertulis.
Berdasarkan cara pemberian skor, soal bentuk uraian dapat
diklasifikasikan atas soal uraian objektif dan uraian non-objektif.
Soal bentuk uraian objektif adalah soal atau pertanyaan yang
menuntut jawaban dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga
penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
Soal bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut
jawaban dengan pengertian/konsep menurut pendapat masing-
masing peserta didik/siswa, sehingga penskorannya mengandung
unsur subjektifitas.

B. Perbandingan Antara Soal Bentuk Uraian Objektif dan


Non-Objektif
Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan non-objektif
terletak pada kepastian penskorannya.
Soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan petunjuk teknis skor
lebih pasti, diuraikan secara jelas hal-hal/komponen yang diskor
dan berapa besarnya skor untuk setiap komponen. Sedangkan soal
bentuk uraian non-objektif kurang pasti. Pengaruh unsur
subjektifitas dalam penskoran dapat dikurangi dengan cara
membuat rentang skor untuk setiap kriteria. Artinya, diperlukan
petunjuk teknis yang rinci dan jelas yang dapat digunakan oleh
penilai yang berbeda, menskor jawaban masing-masing peserta
didik, sehingga hasil penskorannya relatif sama.
Skor soal bentuk uraian non-objektif dinyatakan dalam bentuk
rentangan, karena hal-hal atau komponen yang diskor hanya
diuraikan secara garis besar dan berupa kriteria tertentu.

C. Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian


Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai
gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan
lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang
jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh peserta
didik/siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini merupakan kriteria
luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Hal ini harus tegas
dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. Dengan adanya
batasan ruang lingkup tersebut, kemungkinan terjadinya
ketidakjelasan soal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut juga
akan membantu mempermudah pembuatan kriteria/petunjuk teknis
skor.
Secara rinci, beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam
penulisan soal bentuk uraian adalah sebagai berikut:
1. Materi
a) Soal sesuai dengan indikator soal/kriteria kinerja.
Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang
hendak diukur sesuai tuntutan indikator soal.
b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
(ruang lingkup) harus jelas.
c) Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
d) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan
SK/SD (jenjang, jenis sekolah, tingkat / kelas).
2. Konstruksi
a) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan
menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, atau hitunglah.
b) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara
mengerjakan soal tersebut.
c) Buatlah petunjuk teknis skoring segera setelah soal
selesai ditulis/disusun.
d) Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel,
gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan
secara jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda.
3. Bahasa
a) Rumusan kalimat soal harus komunikatif,
menggunakan bahasa sederhana dan istilah/kata yang
sudah dikenal peserta didik.
b) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
c) Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
d) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
e) Rumusan soal tidak mengandung kata yang dapat
menyinggung perasaan peserta didik.

D. Penyusunan Petunjuk Teknis Penskoran (Skoring)


Petunjuk teknis penskoran merupakan petunjuk teknis atau
petunjuk yang menjelaskan tentang:
1. batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran
terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.
2. kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan
penskoran terhadap soal-soal uraian non-objektif.
Petunjuk teknis pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus
disusun segera setelah perumusan butir soal tersebut.
Contoh petunjuk teknis skoring serta cara melakukan penskoran
untuk kedua jenis soal uraian, adalah sebagai berikut :

 Soal Uraian Objektif


Indikator soal :
Isi bangun ruang (balok) dihitung dan diubah satuannya.
Butir Soal :
1. Sebuah bak mandi berbentuk balok ukuran: panjang = 150 cm, lebar =
80 cm, dan tinggi = 75 cm. Berapa literkah isi bak mandi tersebut?
(Tuliskan langkah-langkahnya).
Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring

Langkah Kunci Jawaban Skor

1. Isi balok = Panjang x lebar x tinggi 1

2. = 150 cm x 80 cm x 75 cm 1

3. = 900.000 cm3 1

4. Isi Bak mandi dalam liter:


900.000 1
liter
= 1000
5. 1
= 900 liter

Skor maksimum 5
2. Pada suatu tebing yang mempunyai lereng 15O tersingkap lapisan
batubara dengan kemiringan 45O searah lereng. Jarak antara lapisan
bagian atas dan bawah dari lapisan batu bara 96 meter.
Buatlah : Sketsa penampang singkapan batubara tersebut dengan skala
1 : 1.000 dan hitung ketebalan lapisan batubara!

Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring

Langkah Kunci Jawaban Skor


1.
C

A
1

Skala : 1 : 1.000

B
Menghitung besarnya = Kemiringan lapisan –
2. kemiringan lereng 1
= 45O – 15O = 30O

Menggunakan rumus Sin =

3. 1
AB = tebal lapisan
AC = 96 meter.
AB
= 30O
Perhitungan :
AC

4.
1
Sin 30O = tebal = 96 m . ½ = 48 meter.

Skor maksimum 4
 Soal Uraian Non-objektif
Butir Soal :
3. Mengapa kita perlu berbangga sebagai bangsa Indonesia ?
Jelaskan alasan Anda !
Jawaban boleh bermacam-macam, namun pada pokok
jawabannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring
Rentang
Kriteria Jawaban
Skor
0 -2
Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam
Indonesia.

Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah


0-2
air Indonesia (pemandangan alamnya, geografisnya,
dan sebagainya).

Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman


0-2
budaya, suku, adat istiadat tetapi dapat bersatu.

Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah-


0-2
tamahan masyarakat Indonesia.

Jumkah skor maksimum 8


4. Sebutkan 4 (empat) macam batuan intrusi dan jelaskan ciri-ciri ke 4
(empat) macam batuan tersebut.

Kriteria Jawaban dan Pedoman Skoring


Rentang
Kriteria Jawaban
Skor

Empat macam batuan intrusi dari batuan berikut:


a. Granit. e. Grano Diorit h. Dunit.
b. Diorit. f. Tonalit. i. Peridotit
1. 0-2
c. Gabro. g. Syenit. k.
Piroksenit
d. Monzonit. l.
Horblende
2. 0-6
Ciri-ciri sebagai berikut :
a. Granit :Mineral utama : Ortoklas, Plagioklas
dan Kuarsa.
Mineral karakteristik : Muskovit, Biotit,
Hornblende
b. Diorit : Mineral utama : Plagioklas kaya Na.
Mineral karakteristik : Biotit, Hornblende,
Piroksen.
c. Gabro : Mineral utama : Plagioklas kaya Ca.
Mineral karakteristik : Biotit, Hornblende,
Piroksen.
d. Monzonit : Mineral utama : Ortoklas, Plagioklas.
Mineral karakteristik : Biotit,
Hornblende,
Piroksen
e. Granodiorit : Mineral utama : Ortoklas lebih
sedikit daripada
Plagioklas.
Mineral karakteristik : Biotit,
Hornblende,
Piroksen
f. Tonalit : Mineral utama : Plagioklas kaya Na.
dan seterusnya ....

Jumlah skor maksimum 8


E. Pembobotan Soal dan Nilai Butir Soal
Pembobotan soal adalah pemberian bobot kepada suatu soal
dengan cara membandingkannya dengan soal lain dalam sebuah
perangkat uji (tes) yang sama, dengan demikian pembobotan soal
uraian hanya dapat dilakukan dalam suatu unit perangkat uji (tes).
Apabila suatu soal uraian berdiri sendiri maka tidak dapat dihitung
atau ditetapkan bobotnya.
Bobot setiap soal uraian yang ada dalam suatu perangkat tes
ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan
dengan materi uji dan karakteristik soal itu sendiri, seperti luas
lingkup materi soal, esensialitas dan tingkat kedalaman materi yang
ditanyakan, serta tingkat kesukaran soal tersebut.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tiap butir soal uraian, baik
uraian objektif maupun non-objektif, mempunyai skor maksimum
masing-masing. Skor maksimum suatu butir soal uraian tidak ada
hubungannya dengan bobot soal itu sendiri.

Perhitungan nilai butir soal (NBS) adalah : NBS =


a
´c
b

Catatan: a = skor yang diperoleh siswa untuk butir soal


b = skor maksimum soal
c = bobot soal

Setelah diperoleh nilai pada setiap butir soal (N BS), maka dapat
dihitung total nilai butir soal sebagai nilai perolehan siswa (NPS)
untuk serangkaian soal dalam tes itu, dengan menggunakan rumus:

NPS = NBS

Catatan: NPS = Nilai Perolehan Siswa/peserta didik

Contoh : NPS dengan skala 100

Skor Skor Nilai


Bobot Soal
No. Soal Perolehan Maksimum Butir Soal
(a) (b) (c) (NBS)
1. 3 5 20 12,00
2. 4 4 40 40,00
3. 2 8 10 2,50
4. 6 8 30 22,50
NPS 77,00

NPS

Dalam penghitungan nilai satu butir soal (NBS) dan skor perolehan
siswa (NPS) untuk suatu perangkat tes, tidak terdapat perbedaan
antara soal uraian objektif dengan soal uraian non-objektif.
BAB IV
PENULISAN SOAL PRAKTIK

A. Pengertian
Soal praktik adalah bentuk soal yang menuntut jawaban peserta
didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik
melaksanakan kegiatan sesuai dengan apa yang ditugaskan,
diperintahkan, dan ditanyakan. Misalnya, penugasan projek:
Pembuatan daun pintu sesuai dengan gambar kerja yang telah
disediakan atau Pembuatan daun pintu dengan rancangan oleh
peserta uji (data teknis/kriteria produk telah ditentukan).

Untuk melihat bagaimana proses/cara membuat daun pintu sesuai


dengan gambar kerja, soal harus memberi instruksi kepada peserta
didik mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara membuat pintu
sesuai dengan konstruksi dan ukuran yang ada pada gambar kerja.
Pelaksanaan ujian praktik dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok, tetapi penilaiannya tetap secara individu.

B. Kaidah Penyusunan Soal Praktik


Penyusunan soal praktik, hendaknya sesuai dengan petunjuk
berikut:
1. Kompetensi yang diujikan dapat merupakan SK tunggal
atau terdiri beberapa SK (komprehensif);
2. Penugasan praktik maupun pedoman penilainnya
dikembangkan dengan mengacu pada kisi-kisi soal;
3. Hasil penugasan hendaknya dapat berupa produk (benda
jadi atau jasa) yang laku jual/memenuhi pasar;
4. Hendaknya mempertimbangkan dan ditetapkan kondisi
unjuk kerja, namun harus memenuhi standar minimal;
5. Rumusan soal hendaknya meliputi aspek-aspek
keselamatan kerja, alat/komponen/bahan yang akan digunakan
dan tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik/siswa;
6. Gambar kerja harus jelas, baik tampak, penampang,
maupun ukurannya dan dibuat sesuai dengan aturan gambar
teknik;
7. Bahasa yang digunakan harus singkat dan jelas serta
mengacu kepada aturan yang baku.
C. Contoh Format Soal Praktik
Judul Tugas : Pengaturan Posisi Silinder Menggunakan PLC
I. Petunjuk
1. Periksalah dengan teliti dokumen soal ujian praktik, yang
terdiri dari 2 halaman.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai soal ujian
praktik, yaitu:
- Trainer PLC
- Kabel Data
- PC Pentium IV
- Power Supply
- Tool kit
- Multimeter Digital
- Trainer Pneumatik
- Elektro-pneumatik.
3. Laporkan hasil setiap tahapan penyelesaian pekerjaan
kepada penguji/penilai.
4. Bila menemui kesulitan dalam pelaksanaan ujian praktik
konsultasikan kepada pembimbing.
5. Buatlah laporan hasil pelaksanaan ujian praktik.

II. Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian kerja lengkap selama ujian
praktik.
2. Simpan peralatan dan komponen pada tempat yang
aman.
3. Periksa rancangan yang Anda buat sebelum di ON-kan.
III. Daftar Peralatan, Komponen, dan Bahan

Nama
No. Spesifikasi Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4
5
1. Standar 1 set
2. Alat Tes /Alat Tangan Pentium IV 1 unit
3. Toolkit 5Vdc, 24 Vdc/1A 1 buah
4. Komputer Digital ( standar ) 1 buah
5. Power Supply Standar 1 unit
6. Multimeter Standar 1 unit

Trainer PLC
Trainer Pneumatik

1. Komponen Festo P2-1 1 unit

Elektro-pneumatik

1. Bahan RJ 45 1 buah
Kabel data

IV. Soal/Tugas
Suatu diagram langkah silinder seperti pada gambar di bawah.
1. Lengkapilah dengan tombol START, STOP dan
EMERGENCY STOP dengan ketentuan;
 START ditekan mesin berjalan terus menerus
sampai tombol STOP ditekan, sesuai diagram langkah;
 EMERGENCY STOP ditekan semua silinder kembali
ke posisi awal secara serentak.
 Kecepatan maju silinder A dapat diatur.
2. Realisasikan dan implementasikan dengan program
PLC!
Kerjakan tugas-tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buatlah rancangan gambar rangkaian sesuai dengan
gambar kerja!
2. Tentukan komponen-komponen yang diperlukan dan
lakukan pemasangan!
3. Lakukan uji coba rangkaian dan analisis rangkaian!
4. Lakukan pengukuran dan pengumpulan data!

Gambar sketsa dan wiring diagram


pengontrolan elektro-pneumatik dengan PLC
Pencapaian Kompetensi

Tidak
Ya
No Komponen/Subkomponen Penilaian
7,0-7,9
8,0-8,9 9,0-10
1 2 3 4 5 6
I Persiapan Kerja
1.1. Persiapan peralatan / komponen
1.2. Persiapan perlengkapan kerja
Skor Komponen :
II Proses (Sistematika dan Cara Kerja)
2.1. Menguasai perencanaan teknik pengontrolan
kontrol mekanik
2.1. 1. Mengoperasikan system pengontrolan
pada sistem instrumentasi
2.2. Menguasai konsep dasar microprossesor, micro
controller, dan PLC pada sistem kontrol
mekanik
2.2.1. Menguasai programable logic
control ( PLC ) pada sistem kontrol
mekanik
2.3. Menerapkan konsep pengontrolan pada sistem
instrumentasi
Dan seterusnya ...
Skor Komponen :

III Hasil Kerja


3.1. Membuat rancangan gambar rangkaian
3.2. Menentukan komponen yang diperlukan
3.3. Melakukan uji coba rangkaian
3.4. Melakukan pengukuran dan ujicoba
Skor Komponen :
IV Sikap Kerja
4.1. Penggunaan alat tangan dan alat ukur
4.2. Keselamatan kerja
Skor Komponen :
V Waktu
5.1. Waktu penyelesaian praktik
Skor Komponen :
PENUTUP

Penilaian hasil belajar peserta didik sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran, merupakan peran yang merefleksikan standar kelulusan
dari suatu standar kompetensi. Penilaian harus dijadikan sebagai acuan
dalam membuat rancangan belajar dan proses pembelajaran, karena
pada hakikatnya pembelajaran itu merupakan upaya untuk memenuhi
permintaan penilaian. Apabila dalam penilaian yang dirancang
berdasarkan indikator dari sebuah KD mengandung aspek/ranah
pengetahuan, maka proses pembelajaran harus membahas tentang
pengetahuan, apabila ada penilaian motorik, maka proses pembelajaran
harus ada kegiatan praktik, dan apabila ada penilaian sikap, maka
dalam pembelajaran harus ada proses pembentukan sikap.

Sebuah rancangan penilaian yang baik, akan mampu memberikan


arahan kepada guru bagaimana proses belajar mengajar yang efektif
harus dilakukan. Bagi peserta didik, sebuah rancangan penilaian dapat
memberikan informasi apa yang harus dicapai dan mengarahkan
bagaimana seharusnya peserta didik belajar agar kompeten.

Petunjuk teknis pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik dan


pelaporan hasil hasil belajar ini, dimaksudkan untuk menyamakan
persepsi terhadap proses penilaian hasil belajar peserta didik dan
pelaporan hasil belajar. Demi kesempurnaan bahan ini, kami sangat
mengharapkan partisipasi Anda untuk memberikan saran dan
masukannya.

1 1
2 2
Lampiran 1
Contoh Tabel Penilaian Sikap
Jenis/Aspek Standar Pencapaian Strategi
No
Sikap Deskripsi Skor Penilaian
1 Beriman dan Melaksanakan kegiatan Observasi
bertakwa keagaman sesuai agama aktivitas
kepada Tuhan yang dipeluknya keagamaan
Yang Maha Esa  Rutin, tidak ada yang 5 siswa
tertinggal Verifikasi jurnal
 Rutin, tidak 4 kegiatan
melaksanakan 20 %
 Rutin, tidak 3
melaksanakan 40 %
 Rutin, tidak 2
melaksanakan 60 %
 Rutin, tidak melaksanakan 1
80 %
2 Berakhlak mulia Berlaku hormat pada Observasi
masyarakat di ingkungannya aktivitas siswa
 Selalu 5 dalam bermasya-
 sering 4 rakat di sekolah
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1

3 Melaksanakan Observasi
Mandiri pekerjaan/tugas-tugas siswa aktivitas siswa
tanpa harus di dalam melaksa-
suruh/ditunggui nakan tugas
 Selalu 5 Verifikasi
 sering 4 rekaman
 kadang-kadang 3 penyerahan
tugas-tugas
 jarang 2
siswa.
 sangat jarang 1

3 3
4 Menjadi warga Mampu menghargai Observasi
negara yang pendapat orang lain aktivitas siswa
demokratis  Selalu 5 dalam berdiskusi,
 sering 4 bermasyarakat di
sekolah
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1

Jenis/Aspek Standar Pencapaian Strategi


No
Sikap Deskripsi Skor Penilaian
5 Bertanggung Tidak menyontek dalam Observasi aktivitas
jawab ulangan Menyelesaikan siswa dalam
tugas sesuai dan tepat ulangan
waktu
 Selalu 5
 sering 4
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1
6 Sikap percaya Mampu tampil secara wajar Observasi aktivitas
diri dalam kegiatan dengan siswa dalam
massa berdiskusi,
 Selalu 5 kegiatan massa di
 sering 4 sekolah/ber-
masyarakat
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1

7 Berpartisipasi Melaksanakan Observasi


dalam pekerjaan/tugas-tugas tanpa ketaatan siswa

4 4
penegakan harus di suruh/ditunggui dalam mengikuti
aturan-aturan  Selalu 5 peraturan tata
sosial  sering 4 tertib sekolah
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1
8 Kedisiplinan Kehadiran di sekolah/ Verifikasi presensi
masuk sekolah presensi siswa siswa
 Selalu 5
 Absensi 10 % 4
 Absensi 10 % s.d 15 3
%
 Absensi 15 % s.d 20 2
%
 Absensi lebih dari 20 1
%

5 5
Jenis/Aspek Standar Pencapaian Strategi
No
Sikap Deskripsi Skor Penilaian
9 Menjaga Membuang sampah pada Observasi perilaku
kebersihan tempatnya, tidak mengotori siswa dalam
lingkungan lingkungan kehidupan di
 Selalu 5 sekolah
 Sering 4
 Kadang-kadang 3
 jarang 2
 Jarang sekali 1
10 Menjaga Menggunakan alat Observasi
kesehatan dan keselamatan kerja dalam terhadap
keamanan diri, kegiatan pembelajaran kebiasaan siswa
praktik menggunakan
 Selalu 5 keselamatan kerja
 sering 4 dalam kegiatan
praktik.
 kadang-kadang 3
 jarang 2
 sangat jarang 1
11 Memahami Menghargai hak orang lain, Observasi perilaku
hak dan memenuhi kewajiban, siswa dalam
kewajiban diri bersikap tegas dalam kehidupan
dan orang lain kebenaran bermasyarakat
dalam  Selalu 5 (penegakan
pergaulan di  Sering 4 aturan)
masyarakat
 Kadang-kadang 3
 jarang 2
 Jarang sekali 1
12 Berempati Perduli terhadap masyarakat Observasi perilaku
terhadap sekolah siswa dalam
orang lain  Selalu 5 keperdulian
 Sering 4 terhadap sesama
 Kadang-kadang 3
 jarang 2
 Jarang sekali 1

6 6
Lampiran 2
Contoh Kisi-kisi dan Pengembangan Soal

Mata pelajaran : DASAR DASAR KELISTRIKAN DAN ELEKTRONIKA


Kelas/Semester : X/1
STANDAR KOMPETENSI TEKNIK
NO INDIKATOR CONTOH SOAL
KOMPETENSI DASAR PENILAIAN
1 Menguasai dasar- Menggunakan alat  Peralatan ukur listrik Tes tertulis Watt meter, Ampere meter, dan Volt
dasar kelistrikan ukur listrik dan diidentifikasi dan (pilihan ganda) meter ac/dc karakteristik kerjanya
dan elektronika elektronika diklasifikasi sesuai berdasarkan ….
dengan karakteristik a. kumparan putar.
kerjanya b. elektro dinamis.
c. Induksi.
d. besi Putar.
e. magnit Jarum.
 ...
Sesuai karakteristiknya watt meter
 Macam-macam alat berfungsi untuk mengukur … listrik
ukur listrik dijelaskan a. arus
kakateristiknya b. tegangan
sesuai dengan fungsi c. energi
utamanya d. daya
e. frekuensi
Lampiran 3
Contoh Format L E G E R
Bidang Studi Keahlian :
Program Studi Keahlian :
Kompetensi Keahlian :
NAMA PESERTA DIDIK

NORMATIF ADAPTIF PRODUKTIF DATA PRIBADI Absensi Catatan

BAHASA INDONESIA

BAHASA INGGRIS
PEND. JAS & OR

Dan seterusnya
SENI BUDAYA

KERAPIHAN
TAHUN

KERAJINAN
KELAKUAN
NIS

AGAMA
No

SAKIT

ALPA
PKn

IJIN
IPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelulusan

I Perbaikan

Tgl

Kelulusan
II Perbaikan
Tgl
BAHASA INDONESIA

BAHASA INGGRIS
PEND. JAS & OR

Dan seterusnya
SENI BUDAYA

KERAPIHAN
KERAJINAN
KELAKUAN
AGAMA

SAKIT

ALPA
PKn

IJIN
IPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Kelulusan
III Perbaikan
Tgl

Kelulusan
IV Perbaikan
Tgl

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

Lampiran 4
Contoh Format R A P O R
Nama Peserta didik : .............................................. Nomor Induk : ................................
Bidang Studi Keahlian : .............................................. Program Studi Keahlian: ................................
Tahun Pelajaran : .............................................. Kompetensi Keahlian : ................................
Kelas/Semester : ................................

Nilai Hasil Belajar


No Mata Pelajaran KKM
Angka Huruf Predikat Deskripsi Kemajuan Belajar
I Normatif
Mampu memahami dan mengamalkan
1 Pendidikan Agama Islam 75 75 Tujuh puluh lima Baik tentang sifat adil, ridla, dan amal shaleh,
dengan baik
Pendidikan Mampu memahami dan mengamalkan
2 75 76 Tujuh puluh enam Baik
Kewarganegaraan Pancasila dengan baik
Cukup mampu dalam menyimpulkan
3 Bahasa Indonesia 75 75 Tujuh puluh Baik dan menyimak informasi dan cukup baik
dalam memahami perintah kerja tertulis
Pendidikan Jasmani, Cukup mampu mempraktikkan
permainan olahraga beregu , atletik serta
4 Olahraga dan 70 72 Tujuh puluh dua Cukup nilai kerjasama, kejujuran, menghargai,
Kesehatan semangat dan percaya diri
Cukup memahami keunikan gagasan
5 Seni Rupa 70 73 Tujuh puluh tiga Cukup dan teknik dalam karya seni rupa di
wilayah Nusantara
6 Seni Musik 70 90 Sembilan puluh Amat Mampu mengidentifikasi fungsi dan
Baik latar belakang musik dengan sangat
baik
Mampu menunjukkan nilai-nilai , hasil
pengalaman yang didapatkan melalui
pertunjukan musik dengan sangat baik
Cukup mampu mengidentifikasi jenis,
peran, dan perkembangan tari, keunikan
7 Seni Tari 70 74 Tujuh puluh empat Cukup gagasan dan teknik dalam karya seni
tari di wilayah Nusantara
II Adaptif
Mampu memahami percakapan terbatas
1 Bahasa Inggris 72 75 Tujuh puluh lima Baik dengan penutur asli dan surat-surat
bisnis sederhana
Mampu menerapkan konsep kesalahan
2 Matematika 72 75 Tujuh puluh lima Baik pengukuran, dan menerapkan konsep
operasi hasil pengukuran

...
Dan seterusnya ...
...
Catatan: Lihat contoh Buku dan Petunjuk Pengisian Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Lampiran 5
Contoh Format
TRANSKRIP
AKHIR TAHUN PENDIDIKAN

Nama : ___________________________
NIS : ___________________________
Tempat/tgl lahir : ___________________________
Bidang/Program Studi Keahlian : ___________________________
Kompetensi Keahlian : ___________________________

N JML KK NILAI
MATA PELAJARAN
O JAM M ANGKA HURUF
NORMATIF
1
2
3
4
ADAPTIF
1
2
3
4
dst
PRODUKTIF

1
2
3
dst
IPK (Indeks Prestasi Komulatif)

_______ , ___________
Kepala SMK ___________

____________________
Lampiran 6
Contoh Format
PASPOR KETERAMPILAN (SKILL PASSPORT)

CAP
NAMA GURU/
STANDAR NILAI PENCAPAIAN KOMPETENSI INSTANS
QA/QC
NO KOMPETENSI/ INDIKATOR I
KOMPETENSI DASAR BELUM
TGL. KOMPETEN TGL.
KOMPETEN
Lampiran 7
Contoh
KARTU HASIL STUDI (KHS)
TAHUN PELAJARAN ………./…………

Nama Peserta didik: ...................... Bidang Studi Keahlian : .......................


Nomor Induk : ................... Prog. Studi Keahlian : ........................
Tempat/Tgl. Lahir : ..................... Kompetensi Keahlian : ………………..
Kelas/Semester : ………………..

Nilai Kelulusan
No. Mata Pelajaran/Standar Kode Standar
Kompetensi Kompetensi/ KKM
Kompetensi Angka Predikat
Dasar
Program Normatif
1
2
3
Program Adaptif
1
2
3
Program Produktif
1
2
3
Lampiran 8

Contoh Perumusan Kalimat Soal


Sesuai Tingkat Kesulitan

Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis

1. Membandingkan
- Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ... dan ....
- Bandingkan dua cara berikut tentang ....
2. Hubungan sebab-akibat
- Apa penyebab utama ....
- Apa akibat ....
3. Memberi alasan (justifying)
- Manakah pilihan berikut yang Anda pilih, mengapa?
- Jelaskan mengapa Anda setuju/tidak setuju dengan pernyataan
tentang ....
4. Meringkas
- Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ....
- Ringkaslah dengan tepat isi ....
5. Menyimpulkan
- Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ....
- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa
berikut ....
6. Berpendapat (inferring)
- Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila ....
- Apa reaksi A terhadap ....
7. Mengelompokkan
- Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....
- Apakah hal berikut memiliki ....
8. Menciptakan
- Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ....
- Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....
9. Menerapkan
- Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ....
- Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman ....
10. Analisis
- Manakah benih yang baik dari pernyataan pada tulisan
paragraf ....
- Daftarlah dan beri alasan singkat tentang ciri utama benih yang
baik ....
11. Sintesis
- Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ....
- Tuliskan sebuah laporan ....
12. Evaluasi
- Apakah kelebihan dan kelemahan ....
- Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah pandangan Anda tentang ....

Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah

1. Mengidentifikasi masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, siswa dapat
mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus
dipecahkan.
2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, siswa
dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
3. Memahami kata dalam konteks
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok
katanya digarisbawahi, siswa dapat menjelaskan maknanya yang
berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri.
4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan
terhadap masalah, siswa dapat mengidentifikasi semua informasi
yang tidak relevan.
5. Memilih masalah sendiri
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah, siswa dapat memberikan alasan satu
masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara
penyelesaiannya.

6. Mendeskripsikan berbagai strategi


Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan
masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan
solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik.
7. Mengidentifikasi asumsi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memberikan
solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan
yang akan datang.
8. Mendeskripsikan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa
dapat menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang
menunjukkan situasi masalah.
9. Memberi alasan masalah yang sulit
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi
pentingnya dihilangkan, siswa dapat menjelaskan mengapa
masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi penting
yang dihilangkan.
10. Memberi alasan solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih
kemungkinan solusinya, siswa dapat memilih satu solusi yang
paling tepat dan memberikan alasannya.
11. Memberi alasan strategi yang digunakan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih
strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat memilih satu
strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan
memberikan alasannya.
12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah
pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah dan
menjelaskan prosedur yang dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah.

13. Membuat strategi lain


Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk
menyelesaikan masalanya, siswa dapat menyelesaikan masalah itu
dengan menggunakan strategi lain.
14. Menggunakan analogi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaian
nya, siswa dapat:
(1) Mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini)
yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan strategi itu,
(2) Memberikan alasannya.
15. Menyelesaiakan secara terencana
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, siswa dapat
menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses,
output, dan outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk
menyelesaikan masalah, siswa dapat:
(1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu,
(2) mengevaluasinya,
(3) menentukan strategi mana yang tepat,
(4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan
dengan strategi lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematikanya
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi
pemecahan masalahnya, dan prosedurnya, siswa dapat
mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan prosedur yang
disajikan.

Anda mungkin juga menyukai