Anda di halaman 1dari 23

KTI KEPERAWATAN (PPOK)

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Terminologi penyakit paru obstruktif kronik telah mengalami beberapa kali perubahan sejak
dicetuskan pertama kali dalam forum international yaitu:Ciba Guest Symposium 1959,semula
dikenal sebagai Chronic Pulmonary Emphysema and related Conditions kemudian menjadi
Chronic Airflow Limitation,lalu Chronic Obstructive Airway Disease dan Cronic Airway
Obstruction,kesemuanya ini menunjukkan bahwa masih belum ada kesepakatan perihal
kelainan yang sebenarnya.
Namun yang jelas,unsur patofisiologi yang utama pada PPOK adalah gangguan aliran udara
yang progresif yang dapat menjurus ke kegagalan pernapasan.Dua unsur penyebab yang saling
berkaitan adalah hilangnya kepegasan(Loss of Recoil) serta peningkatan tahanan saluran napas
kecil.
Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru kronik yang progresif,artinya penyakit ini
berlangsung seumuir hidup dan semaki9n memburuk secara lambat dari tahun ke tahun. Dalam
perjalanan penyakit ini terdapat fase-fase eksaserbasi akut.Berbagai faktor berperan pada
perjalanan penyakit ini,antara lain faktor resiko yaitu faktor yang menimbulkan atau
memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok,polusi udara,polusi
lingkungan,infeksi,genetic dan perubahan cuaca.Derajat obstruksi saluran napas yang
terjadi,dan identifikasi komponen yang memungkinkan adanya reversibilitas. Tahap perjalanan
penyakit dan penyakit lain diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik,yang pada akhirnya
faktor-faktor tersebut membuat perburukan makin lebih cepat terjadi.
Untuk melakukan penatalaksanaan PPOK perlu diperhatikan faktor tersebut sehingga hasil
pengobatan menjadi lebih baik.
Faktor utama terjadinya PPOK adalah Merokok (80-90 %);Di Zaman sekarang populasi
perokok semakin menunjukan trend peningkatan,kondisi ini sangat kontras ditengah kampanya
stop merokok.Pertanyaannya,kenapa hal ini terjadi?
Ada beberapa penyebab diantaranya:
1. Masih begitu banyak Masyarakat,khususnya pria yang menganggap merokok merupakan
simbol kejantanan.(Pernyataan yang sungguh sangat keliru)
2. Masyarakat tidak mengenal Zat-Zat berbahaya dalam rokok yang sangat merugikan
kesehatan
3. Ada sebagian masyarakat yang menganggap merokok dapat meningkatkan vitalitas
4. Solider dengan teman-teman yang semuanya perokok aktif
5. Kompensasi stress,dan masih banyak alasan yang lain .
Melihat fenomena diatas penulis sungguh tertarik dan mencoba menerapkan teori yang didapat
selama perkuliahan serta mengadakan studi kasus melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul”ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.K.A,DENGAN GANGGUAN SYSTEM
PERNAPASAN:PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUANG PERAWATAN I
INTERNA RSU ISLAM FAISAL MAKASSAR.
B.TUJUAN PENULISAN
1) Tujuan Umum;
Untuk memperoleh gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan penyakit paru
obstruktif kronik(PPOK)
2) Tujuan khusus:
• Mendapatkan pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan secara Bio-Psiko_sosial-
Spiritual dan merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik
• Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam menyusun rencana keperawatan pada pasien
dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam mengimplementasikan tindakan keperawatan
pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam mengevaluasi pasien dengan Penyakit Paru
Obstruktif Kronik
• Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Untuk mempraktekan teori yang didapat pada perkuliahan disesuaikan dengan kebutuhan
pasien
• Untuk membandingkan teori yang didapat dan litreratur-literatur dengan temuan kasus PPOK
pada saat studi kasus
C.MANFAAT PENULISAN
a) Bagi bidang akademik
• Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Stikper Gunung Sari
Makassar
• Sebagai salah satu informasi atau sebagai bahan acuan untuk pembuatan karya tulis ilmiah
selanjutnya
b) Bagi bidang pelayanan masyarakat
Sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran yang dapat digunakan perawat apabila
menjumpai klien dengan penyakit paru obstruktif kronik
c) Bagi pasien/keluarganya
Diharapkan klien dan kelurganya bisa mengenal lebih dalam tentang penyakit ini dan mampu
melakukan pertolongan jika penyakit tersebut menyerang kembali pada diri dan keluarganya
D.METODOLOGI
 Tempat
Studi kasus dilaksanakan di Ruangan Perawatan I Interna Rumah Sakit Umum Islam Faisal
Makassar
 Waktu
Studi kasus dilaksanakan tanggal 11-13 Januari 2010
 Teknik pengumpulan data
• Wawancara
Mengadakan Tanya jawab langsung dengan klien,keluarga,perawat dan pihak lain yang dapat
memberikan data dan informasi yang aktual
• Observasi
Pengamatan secara langsung terhadap perkembangan klien selama proses pelaksanaan Asuhan
keperawatan
• Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data obyektif dan subyektif melalui
pemeriksaan inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi
• Studi dokumentasi
Memperoleh data yang terdapat dalam status pasien dan laporan perawat jaga.
E.SISTEMATIKA PENULISAN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis dalam lima(5) bab sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,manfaat penulisan,metode penulisan dan
sistematika penulisan
BAB II: Tinjauan Pustaka
Meliputi konsep medis dan konsep dasar keperawatan
BAB III:Tinjauan kasus
Membahas kasus pasien yang dirawat dan berisi pengkajian,pengumpulan data,analisa
data,diagnose keperawatan,tindakan keperawatan dan evaluasi
BAB IV;Pembahasan
Berisi kesenjangan antara teori dan kenyataan ketika melaksanakan studi kasus
BAB V;Penutup
Berisi kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.KONSEP DASAR MEDIS

I.PENGERTIAN

Penyakit paru obstruktif kronik adalah satu kelompok penyakit paru yang terdiri dari bronchitis
kronis,emfisema dan asma kronis ditandai dengan dispnoe,pembatasan aliran udara dan
gangguan pertukaran gas.(Marc Sabatine,Hipokrates 2003)

II.ANATOMI DAN FISIOLOGI

Sruktur yang membentuk system pernapasan


1. Hidung=Nasal
2. Tekak=Pharinx
3. Pangkal tengorokan=Larinx
4. Batang tenggorokan=Trachea
5. Cabang tenggorokan=Bronkhus
6. Paru-paru =Pulmo
I. HIDUNG
Merupakan saluran udara yang pertama.mempunyai dua lubang(kavum Nasi) dipisahkan oleh
sekat hidung(Septum Nasi)
Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,debu dan kotoran-
kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
Fungsi hidung:
1. Bekerja sebagai saluran udara pernapasan
2. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3. Menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa hidung
4. Membunuh kuman-kuman yang masuk bersma-sama udara pernapasan oleh lekosit yang
terdapat dalam selaput lendir mukosa hidung

II. TEKAK=PHARINX
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.hubungan
pharynx dengan organ-organ lain:
 Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang yang disebut
KOANA
 Ke depan berhubungan dengan rongga mulut,tempat hubungan ini disebut ISTMUS
FAUSIUM
 Ke bawah terdapat dua lubang yaitu kedepan lubang farinx dan kebelakang lubang oesofagus
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat,juga beberapa tempat terdapat folikel getah
bening.perkumpulan getah bening disebut Adenoid
Disebelahnya terdapat dua buah tonsil,kiri dan kanan dari tekak;disebelah belakang terdapat
epiglottis(empang tenggorok) yang berfungsi menutup larynx pada waktu menelan makanan
III. PANGKAL TENGGOROKAN=LARINX
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglottis yang
terdiri dari tulang-tulang rawan dan berfungsi menutupi larynx ketika kita menelan
makanan.Larinx dilapisi oleh selaput lendir,kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang yang
dilapisi oleh sel epithelium berlapis.Pita suara ini berjumlah dua buah,dibagian atas adalah pita
suara palsu yang tidak mengeluarkan suara disebut ventrikularis,dan dibagian bawah adalah
pita suara sejati yang membentuk suara disebut Vokalis,terdapat dua otot;oleh gerakan dua
buah otot ini maka pita suara dapat bergetar,dengan demikian pita suara(Rima glotidis) dapat
melebar dan mengecil sehingga disini terbentuklah suara
IV. BATANG TENGGOROKAN=TRAKEA=PIPA UDARA
Merupakan tuba dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak diatas permukaan
anterior esophagus,Tuba ini merentang dari larynx pada area vertebrae servikalis ke enam
sampai area vertebrae torakalis ke lima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.
Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C.Ujung posterior
mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi
esophagus
Trakea dilapisi epithelium respiratorik(kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung
banyak sel goblet
V. CABANG TENGGOROKAN=BRONKHUS
o Bronkus primer kanan berukuran lebih pendek,lebih tebal dan lebih lurus dibandingkan
bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokan trakea bawah ke kanan.Obyek asing yang
masuk kedalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan
o Setiap bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier
dengan diameter yang semakin kecil
o Bronkus kanan bercabang tiga masing-masing menuju ke lobus superior ,medial dan
inferior.Panjang bronkus kanan kira-kira 2,5 cm dan masuk kedalam hilus paru-paru setinggi
vertebrae torakalis enam.
o Bronkus kiri bercabang dua yaitu bronkus sekunder superior dan inferior,mempunyai
diameter yang lebih kecil tetapi bentuknya lebih panjang dari pada bronkus kanan
o Cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus.Pada bronkiolus tidak terdapat cincin lagi
dan pada ujung bronkiolus terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli
VI. PARU-PARU=PULMO
1 Paru-paru
Merupakan organ yang berbentuk pyramid seperti spons dan berisi gelembung
udara(alveoli).Alveoli berjumlah kira-kira 700 juta buah
• Paru kanan memiliki 3 lobus dan terdiri dari 10 lobulus sedangkan paru kiri memiliki 2 lobus
dan terdiri dari 8 lobulus
• Setiap paru memiliki apeks yang mencapai bagian atas iga pertama dan sebuah permukaan
diafragmaik(bagian dasar) terletak diatas diafragma
2 Pleura
Merupakan membrane penutup yang membungkus setiap paru.
• Pleura parietal adalah membrane yang melapisi rongga torax(kerangka
iga,diafragma,mediastinum)
• Pleura visceral:melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal di bagian bawah paru
• Rongga pleura(ruang intra pleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral
yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas.Cairan ini disekresi oleh sel-sel pleural sehingga
paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi
• Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru.Area ini muncul pada
saat plera parietal bersilangan dari satu permukaan ke
• permukaan lain;saat bernapas paru-paru bergerak keluar masuk di area ini

III.ETIOLOGI
1. Merokok (80-90 %)
2. Defisiensi enzim antitrypsin(enzim yang mencegah penghancuran jaringan paru)--genetik
3. Infeksi jalan napas rekuren
Faktor resiko yang lain:
1. Sosial ekonomi dan status pekerjaan yang rendah
2. Kondisi lingkungan yang buruk karena dekat dengan lokasi pertambangan
3. Perokok pasif
4. Polusi udara
5. Pemajanan di tempat kerja(batu bara,kapas,padi-padian)

IV.INSIDEN
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga di Indonesia tahun 1986 didapatkan bahwa
Penyakit Paru Obstruktif Kronik menempati peringkat 10 sebagai penyebab kematian dan pada
tahun 1992 menduduki peringkat 7.
Di Belanda penderita PPOK terjadi pada 10-15 % pria dewasa,5 % wanita dewasa dan 5 % anak-
anak sedangkan di USA insiden PPOK meningkat 450 % sejak tahun 1950 dan sekarang
merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4.(Hood Alsagaff & H.Abdul Mukty,Surabaya
Airlangga University Press,2009)
V.PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit PPOK sangat kompleks dan komprehensif sehingga mempengaruhi semua
system tubuh.Dalam prosesnya ,penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan pada alveolar
sehingga bisa mengubah fisiologi pernapasan kemudian mempengaruhi oksigenasi tubuh secara
keseluruhan.
Bronkitis kronis ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan
bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam
setahun sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut.
Pada emfisema paru terjadi perubahan anatomis parenkhim paru dimana terjadi pembesaran
alveolus dan duktus alveolaris yang tidak normal dan destruksi dinding alveolar.
Pada asma terjadi penyempitan jalan napas secara periodik dan reversible akibat
bronkospasme.
Abnormal pertukaran udara pada paru-paru terutama berhubungan dengan 3 (Tiga)
mekanisme berikut ini:
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya oksigenasi dalam
darah.Keseimbangan normal antara ventilasi alveolar dan perfusi aliran darah kapiler pulmo
menjadi terganggu.
Peningkatan keduanya terjadi ketika penyakit yang semakin berat sehingga menyebabkan
kerusakan pada alveolar.Ventilasi dan perfusi yang menurun bisa dilihat pada pasien PPOK
dimana saluran pernapasannya terhalang oleh mucus kental atau bronkospasme.
Disini penurunan ventilasi akan terjadi,akan tetapi perfusi akan sama atau berkurang sedikit.
2. Mengalirnya darah kapiler pulmo
Darah yang tidak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru,beberapa
diantaranya melewati kapiler pulmo tanpa mengambil oksigen.Hal ini juga disebabkan oleh
meningkatnya secret pulmo yang menghambat alveoli.
3. Difusi gas yang terhalang
Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari berkurangnya permukaan
alveoli bagi pertukaran udara atau meningkatnya sekresi sehingga menyebabkan difusi menjadi
semakin sulit

Secara patologis ada tiga mekanisme terjadi obstruksi:


1) Intraluminer yaitu akibat dari infeksi dan iritasi yang menahun lumen bronkus sebagian
tertutup oleh lendir yang berlebihan seperti pada bronkus
2) Intramural yaitu adanya penebalan pada dinding bronkus akibat dari adanya:
 Kontraksi otot-otot polos bronkus
 Hipertrofi kelenjar-kelenjar mucus
 Edema dan inflamasi
3) Ekstramural(diluar saluran pernapasan)
Destruksi/kehancuran jaringan paru mengakibatkan hilangnya tarikan melingkar dinding
bronkus,ditambah dengan hiperinflasi jaringan paru yang menyebabkan penyempitan saluran
napas seperti pada emfisema(Arita Murwani,mitra cendikia press,Yogyakarta Maret 2009)
VI.MANIFESTASI KLINIK
Perkembangan gejala-gejala yang merupakan cirri-ciri PPOK adalah malfungsi kronis pada
sistem pernapasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk-batuk dan produksi dahak
yang semakin menjadi terutama pada pagi hari.Sesak napas,sampai menggunakan otot-otot
pernapasan tambahan untuk bernapas.
Batuk dan produksi dahak(Pada batuk yang dialami perokok)memburuk menjadi batuk
persisten yang disertai dengan produksi dahak yang semakin banyak.Biasanya pasien akan
sering mengalami infeksi pernapasan dan kehilangan berat badan yang cukup drastic,sehingga
pada akhirnya pasien tersebut tidak akan mampu secara maksimal melaksanakan tugas-tugas
rumah tangga atau yang menyangkut tanggung jawab pekerjaannya.Pasien mudah sekali
merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari.
Pada pasien PPOK banyak yang mengalami penurunan berat badan yang drastis akibat dari
hilangnya nafsu makan karena produksi dahak yang semakin melimpah,penurunan daya tahan
tubuh,penurunan kemampuan pencernaan sekunder karena tidak cukup oksigenasi sel dalam
system gastrointestinal.Pasien PPOK lebih membutuhkan banyak kalori karena lebih banyak
mengeluarkan tenaga dalam melakukan pernapasan
VII.TEST DIAGNOSTIK
1. Sinar X dada :dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya diafragma,
peningkatan area udara retrosternal, penurunan tanda vaskularisasi / bula
(emfisema),peningkatan tanda bronkovaskuler (bronkitis): hasil normal pada periode remisi
(asma)
2. Tes fungsi paru : dilakukan untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau
restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek therapy,
misalnya bronkodilator
3. TLC (total lung capacity): meningkat pada bronchitis dan asma, menurun pada asma
4. IC (kapasitas inspirasi): menurun pada emfisema
5. FEV 1/FVC: Rasio tekanan volume ekspirasi(FEV) terhadap tekanan kapasitas vital(FVC)
menurun pada bronchitis dan asma
6. Analisa gas darah arteri:memperkirakan progresi proses penyakit kronis,seringkali PaO₂
menurun dan PCo2 normal atau meningkat(bronchitis kronis dan emfisema) tetapi sering
menurun pada asma,PH normal atau asidosis,alkalosis respiratorik ringan sekunder terhadap
hiperventilasi(Emfisema sedang atu asma)
7. Bronkogram:dapat menunjukan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi:Kolaps bronchial
pada ekspirasi kuat(emfisema);pembesaran duktus mukosa yang terlihat pada bronkitis .
8. Darah komplit:peningkatan hemoglobin(Emfisema berat),eosinofil meningkat(asma)
9. Kimia darah:alpha 1-antitrypsin dilakukan untuk meyakinkan defisiensi dan diagnose
emfisema primer.
10. Sputum:kultur untuk menentukan adanya infeksi,mengidentifikasi pathogen,pemeriksaan
sitolitik untuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi
11. EKG:deviasi aksis kanan ,peninggian gelombang P (asma berat),disritmia
atrial(bronchitis),peninggian gelombang P pada lead II,III,AVF (bronchitis,emfisema) aksis
vertical QRS(emfisema)
12. EKG latihan,tes stress:membantu dalam membagi derajat disfungsi paru,mengevaluasi
keefektifan terapi bronkodilator,perencanaan/evaluasi program latihan
VIII.PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan PPOK adalah:
1. Usaha-usaha pencegahan,terutama ditujukan terhadap memburuknya penyakit:
• .Hubungan petugas kesehatan dan penderita berupa penjelasan mengenai sebab-sebab,factor-
faktor yang memperburuk keadaan penyakit penderita.
• Penghentian merokok secara total:karena asap rokok menyebabkan iritasi yang menahun pada
mukosa saluran napas yang mengakibatkan batuk,bertambahnya produksi sputum dan spasme
bronkus,merusak silia dan menggangu pengeluaran secret yang wajar
• Menghindari bahan iritasi lainnya dan polusi udara
2. Mobilisasi dahak:ditujukan untuk mengurangi keluhan,batuk-batuk,pengeluaran sputum dan
yang melebarkan saluran napas antara lain:
 Ekspektoransia:pengenceran dan mobilisasi dahak merupakan tujuan pengobatan yang
paling penting.Hidrasi yang cukup membantu mengencerkan lender sehingga mudah dalam
mengeluarkannya
 Obat-obat mukolitik diantaranya Acetil sistein dan bromheksin
 Nebulisasi:inhalasi uap air atau dengan aerosol melalui nebulizer dengan ditambahkan obat
bronkodilator dan mukolitik
3. Mengatasi bronkospasme:obat-obat bronkodilator merupakan obat utama dalam mengatasi
obstruksi jalan napas.Adanya respon terhadap bronkodilator yang dinilai dengan spirometri
merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk pemakaian obat tersebut:
 Simpatomimetik amine(metaproterenol,terbutalin,salbutamol);obat obat ini merangsang
reseptor beta-2 diotot polos bronkus yang melalui ensim adenyl yang bekerja sebagai
bronkodilator
 Derivat Xanthin(aminofilin,teofilin)
 Kortikosteroid;manfaatnya masih dalm perdebatan pada pengobatan obstruksi jalan napas
pada PPOK,namun mengingat banyak penderita bronchitis yang juga menunjukan gejala seperti
asma disertai hipertrofi otot polos bronkus.Obat-obat ini diberikan jika:
 Riwayat sesak yang berubah-ubah baik spontan maupun setelah pengobatan
 Adanya polip hidung
 Respon terhadap volume ekspirasi paksa(FEV) satu detik pada spirometri lebih dari 25 %
setelah uji bronkodilator
 Eosinofil perifer lebih dari 5 %
 Eosinofil sputum lebih dari 10 %. Prednison diberikan dalam dosis 30 mg selama 2-4 minggu
dan obat-obat dihentikan jika tidak ada respon. Methilprednisolon memberikan manfaat pada
bronchitis menahun yang disertai gagal nafas akut.
4. Memberantas infeksi dengan pemberian antibiotika.
Peranan infeksi sebagai salah satu penyebab PPOK terutama pada bronchitis kronis masih
dalam perdebatan.Kuman yang sering ditemukan adalah S.Pneumonia dan H.influensa.
Antibiotika yang efektif adalah Ampisilin,tetrasilin,kotrimoksasol,eritromisin diberikan 1-2
minggu
5. Penanganan terhadap komplikasi.
Komplikasi yang sering adalah hipoksemia dan cor pulmonal.Pemberian O2 dosis rendah 1-2
liter/menit selama 12-18 jam.Diuretik merupakan pilihan utama pada pasien dengan cor
pulmonal yang disertai gagal jantung kanan.Pemberian digitalis harus hati-hati karena efek
toksis mudah terjadi akibat hipoksemia dan gangguan elektrolit.
6. Fisioterapi dan inhalasi terapi
Prinsip fisioterapi dan terapi inhalasi adalah:
• Mengencerkan dahak
• Memobilisasi dahak
• Melakukan pernapasan efektif
• Mengembalikan kemampuan fisik penderita ke tingkat yang optimal
IX.KOMPLIKASI
• Hipoksemia:penurunan nilai PaO2 yaitu <55 mmHg dengan SaO2 <85 %
• Acidosis respiratori:timbul akibat peningkatan nilai PaCo2
• Infeksi respiratori:karena peningkatan produksi mucus,peningkatan rangsangan otot polos
bronchial dan edema mukosa
• Gagal jantung terutama gagal jantung kanan
• Cardiac disritmia:timbul akibat dari hipoksemia,efek obat dan asidosis respiratori
• Status asmatikus
B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan,berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komprehensif,ditujukan kepada individu,keluarga,kelompok dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia
Proses keperawatan adalah penerapan metode pemecahan masalah ilmiah kepada masalah-
masalah kesehatan atau keperawatan secara sistematis serta menilai hasilnya.Jadi proses
keperawatan terdiri dari pengkajian,diagnose keperawatan,perencanaan,implementasi dan
evaluasi
1. PENGKAJIAN
Merupakan tahap awal pengumpulan informasi yang mencakup data biografi secara
lengkap,riwayat kesehatan keluarga termasuk penyakit keturunan,domisili,pekerjaan sehari-
hari serta kebiasaan-kebiasaan klien yang ada hubungan dengan proses penyakit.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan riwayat
kesehatan yang jelas dari proses penyakit antara lain:
 Sudah berapa lama klien mengalami kesulitan bernapas?
 Apakah aktifitas meningkatkan dispne?Aktifitas apa?
 Berapa jauh batasan pasien terhadap toleransi aktifitas?
 Kapan waktu pasien mengeluh letih dan sesak?
 Apakah kebiasaan makan dan tidur berpengaruh?
 Apa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinya?
Data tambahan dikumpulkan melalui observasi dan pemeriksaan;pertanyaan yang patut
dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lanjut termasuk:
• Berapa frekuensi nadi dan pernapasan pasien?
• Apakah pernapasan sama dan tanpa upaya?
• Apakah pasien mengkontraksi otot-otot abdomen selama inspirasi?
• Apakah pasien menggunakan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan?
• Apakah Barrel chest?
• Apakah tampak sianosis?
• Apakah vena yugularis membesar?
• Apakah mengalami edema perifer?
• Apakah pasien batuk?
• Apa warna,jumlah dan konsistensi sputum pasien?
• Bagaimana status sensorium pasien?
• Apakah terdapat peningkatan stupor,kegelisahan?

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga atau komunitas
terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang actual dan potensial(NANDA)
Diagnosa keperawatan utama pasien PPOK mencakup:
a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan Bronkospasme,peningkatan produksi
secret,secret tertahan,tebal,kental dan penurunan energi/kelemahan
b) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen(obstruksi jalan
napas oleh sekresi,spasme bronkus,jebakan udara) dan kerusakan alveoli
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dispne,kelemahan,produksi sputum,anoreksia,mual/muntah
d) Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
utama(penurunan kerja silia,menetapnya secret),tidak adekuatnya imunitas(kerusakan
jaringan,peningkatan pemajanan pada lingkungan),proses penyakit kronis dan malnutrisi
e) Kurang pengetahuan mengenai kondisi,tindakan berhubungan dengan kurangnya
informasi,tidak mengetahui sumber informasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Merupakan Preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan pasien dan/atau tindakan yang
harus dilakukan oleh perawat.Intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien untuk
mencapai hasil yang memuaskan.Harapannya adalah bahwa perilaku yang dipreskripsikan akan
menguntungkan pasien dan keluarga dalam cara yang dapat diprediksi yang berhubungan
dengan masalah yang diidentifikasi dan tujuan yang telah dipilih.Intervensi keperawatan harus
spesifik dan dinyatakan dengan jelas,dimulai dengan kata kerja aksi.
Intervensi Keperawatan pada Pasien PPOK sbb:
A. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme,peningkatan produksi
secret,sekresi tertahan,tebal,kental dan penurunan energy/kelemahan
Tujuan:
Mempertahankan jalan napas paten dengan kriteria:
01. Bunyi napas bersih dan jelas
02. Pasien menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas misalnya batuk
efektif dan mengeluarkan secret
Intervensi keperawatan:
- Auskultasi bunyi napas,catat adanya bunyi napas misalnya mengi,krekels,ronki
Rasional: bunyi napas dapat memberikan makna misalnya krekel basah(bronchitis);bunyi
napas redup dengan ekspirasi mengi(emfisema) atau tidak adanya bunyi napas(Asma berat)
- Kaji/pantau frekuensi pernapasan.catat rasio inspirasi/ekspirasi
Rasional: Takipne biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan
atau selama stress/adanya proses infeksi akut.Pernapasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang disbanding inspirasi
- Catat adanya derajat dispne,ansietas,penggunaan otot bantu
Rasional: Disfungsi pernapasan adalah variable yang tergantung pada tahap kronis selain proses
akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit,mis.,infeksi,reaksi alergi
- Peninggian kepala tempat tidur,duduk pada sandaran tempat tidur
Rasional: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan
menggunakan gravitasi
- Dorong/bantu latihan napas abdomen/bibir
Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispne dan
menurunkan jebakan udara
- Observasi karakteristik batuk,bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk
Rasional: Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,khususnya bial pasien lansia,sakit akut atau
kelemahan.Batuk paling efktif pada posisi duduk tinggi atau kepala dibawah setelah perkusi
dada
- Tingkatkan masukan cairan sampai 3 liter/hari sesuai toleransi jantung.Memberikan air
hangat.
Rasional: Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah
pengeluaran.Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
• Bronkodilator misalnya epinefrin(Adrenalin,vaponefrin);Albuterol(Proventin,
ventolin);terbutalin(Brethine,Brethaire);Isoetarin(Brokosol, bronkometer)
Rasional:Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti local,menurunkan spasme jalan
napas,mengi dan produksi mukosa
• Xantin,mis.,Aminofilin,oxtrifilin(Choledyl),teofilin(bronco dil,Theo-dur)
Rasional:Menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos dengan peningkatan langsung
siklus AMP.Dapat juga menurunkan kelemahan otot/kegagalan pernapasan dengan
meningkatkan kontraktilitas diafragma
• Kromolin (Intal),Flunisolida(Aerobid)
Rasional:Menurunkan inflamasi jalan napas local dan edema dengan menghambat efek
histamine dan mediator lain
• Steroid oral,IV,dan inhalasi:Metilprednisolon,deksametason,antihistamin
Rasional:Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alegi/menghambat pengeluaran
histamine,menurunkan berat dan frekuensi spasme jalan napas,inflamasi pernapasan dan
dispne
• Antimikrobial
Rasional:Antimikrobial dapat diindikasikan untuk mengontrol infeksi pernapasan
• Analgesik,Antitusif mis.,kodein,dekstrometorfan
Rasional:Batuk menetap yang melelahkan perlu ditekan untuk menghemat energy dan
memungkinkan pasien istirahat
• Berikan humidifikasi tambahan,mis.,Nebuliser
Rasional:Kelembaban menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran dan dapat
membantu menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus
• Bantu pengobatan pernapasan,mis.,IPPB,Fisioterapi dada
Rasional:Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyaknya
sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru
• Awasi/Buat grafik seri GDA,nadi oksimetri,foto dada
Rasional:membuat dasar untuk pengawasan kemajuan/kemunduran proses penyakit dan
komplikasi
B. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan
alveoli
Tujuan:Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan kriteria:
1 GDA dalam rentang normal
2 Bebas gejala distress pernapasan
3 Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan/situasi
Intervensi keperawatan:
a) Kaji frekuensi,kedalaman pernapasan.catat penggunaan otot aksesori,napas
bibir,ketidakmampuan berbicara/komunikasi
Rasional:Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan kronisnya proses penyakit
b) Tinggikan kepala tempat tidur.Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai
kebutuhan
Rasional:pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latyihan napas
untuk menurunkan kolaps jalan napas,dispne dan kerja napas
c) Awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa
Rasional:Sianosis mengindikasikan beratnya hipoksemia
d) Auskultasi bunyi napas
Rasional:Bunyi napas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area
konsolidasi,Mengi mengindikasikan spasme bronkus/tertahannya secret.Krekels basah
menyebar menunjukan cairan pada interstisial/dekompensasi jantung
e) Palpasi fremitus
Rasional:penurunan getaran vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak
f) Awasi tingkat kesadaran/status mental
Rasional:Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia.GDA memburuk disertai
bingung/somnolen menunjukan disfungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia
g) Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional:Takikardi,disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung
h) Kolaborasi
1 Berikan oksigen tambahan yang sesuai indikasi
Rasional:mencegah memburuknya hipoksia
2 Berikan penekan SSP(Mis.,antiansietas,sedative,narkotik)dengan hati-hati
Rasional:Digunakan untuk mengontrol ansietas/gelisah yang meningkatkan konsumsi
oksigen/kebutuhan,eksaserbasi dispne. Dipantau ketat karena dapat terjadi gagal napas
C. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dispne,kelemahan,produksi sputum,anoreksia,mual/muntah
Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
1 Menunjukan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat
2 Menunjukan perilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan
berat badan yang tepat
Intervensi keperawatan:
 Kaji kebiasaan diet,masukan makanan saat ini,catat derajat kesulitan makan,evaluasi berat
badan dan ukuran tubuh.
Rasional:Pasien distress pernapasan sering anoreksia karena dispne,produksi
sputum,disamping itu pasien PPOK mempunyai kebiasaan makan buruk,meskipun kegagalan
pernapasan membuat status hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan kalori
 Auskultasi bunyi usus
Rasional:Penurunan/hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan
konstipasi yang berhubungan dengan pembatasan masukan cairan,pilihan makanan
buruk,penurunan aktifitas dan hipoksemia
 Berikan perawatan oral,buang secret,berikan wadah sekali pakai dan tisu
Rasional: Rasa tidak enak,bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu makan
dan dapat membuat mual dan muntah dengan peningkatan kesulitan napas
 Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Rasional:menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberi kesempatan untuk
meningkatkan masukan kalori total
 Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat
Rasional:Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu napas abdomen dan gerakan
diafragma dan dapat meningkatkan dispne
 Hindari makanan yg sangat panas atau sangat dingin
Rasional:Suhu ekstrim mencetus/meningkatkan spasme,batuk.
 Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional:berguna untuk penentuan kebutuhan kalori
 Kolaborasi ahli gizi
Rasional:Menentukan perencanaan nutrisi yang tepat sesuai kondisi penderita
 Kolaborasi pemeriksaan laboratorium,mis.,albumin serum,transferin,besi,nitrogen,fungsi
hati,elektrolit
Rasional:Mengevaluasi/mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan terapi nutrisi
 Kolaborasi pemberian oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi
Rasional:menurunkan dispne dan meningkatkan energy untuk makan sehingga menambah
masukan
D. Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
utama(penurunan kerja silia,menetapnya secret)dan tidak adekuatnya imunitas(kerusakan
jaringan,peningkatan pemajanan pada lingkungan),proses penyakit kronis dan malnutrisi.
Tujuan:Tidak tejadinya infeksi sekunder dengan kriteria:
1 Pasien meyatakan pemahaman penyebab/faktor resiko individu
2 Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
3 Menunjukan teknik,perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman
Intervensi keperawatan:
1 Awasi suhu
Rasional:Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi
2 Kaji pentingnya latihan napas,batuk efektif,perubahan posisi,dan masukan cairan adekuat
Rasional:Aktifitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran secret untuk menurunkan
resiko terjadinya infeksi paru
3 Observasi warna,karakter dan bau sputum
Rasional:Sekret berbau,kuning atau kehijauan menunjukan adanya infeksi paru
4 Tunjukan dan bantu pasien tentang pembuangan tisu,dan sputum.tekankan cuci tangan yang
benar(Perawat dan pasien) dan penggunaan sarung tangan bila memegang/membuang
tisu,wadah sputum
Rasional:mencegah penyebaran pathogen melalui cairan
5 Dorong keseimbangan antara aktifitas dan istirahat
Rasional:menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan oksigen dan memperbaiki
pertahanan pasien terhadap infeksi,meningkatkan penyembuhan
6 Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat
Rasional:Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap
infeksi
7 Kolaborasi pemeriksaan specimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk pewarnaan
kuman gram,kultur/sensitifitas
Rasional:Untuk mengidentifikasi organism penyebab dan kerentanan terhadap berbagai
antimikrobial
8 Kolaborasi pemberian antimikrobal sesuai indikasi
Rasional:Dapat diberikan untuk organism khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan
sensitivitas atau diberikan secara profilaksis karena resiko tinggi
E. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi,tindakan berhubungan dengan kurangnya
informasi,tidak mengetahui sumber informasi.
Tujuan:Klien meyatakan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan tindakan dengan
kriteria:
1 Pasien dapat mengidentifikasi hubungan tanda/gejala yang ada dari proses penyakit dan
menghubungkan dengan factor penyebab
2 Pasien dapat melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi keperawatan:
1. Jelaskan tentang proses penyakit dan dorong pasien dan keluarga terdekat untuk bertanya
Rasional:Menurunkan ansietas dan dapat dan dapat berpartisipasi pada rencana pengobatan
2. Jelaskan rasional untuk latihan napas,batuk efektif
Rasional:Napas bibir dan abdominal/diafragmatik menguatkan otot pernapasan,membantu
meminimalkan kolaps jalan napas kecil dan memberikan individu arti untuk mengontrol dispne
3. Diskusikan obat pernapasan,efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
Rasional:Mengindikasikan apakah obat tersebut dilanjutkan pemberiannya atau dihentikan
4. Tunjukan teknik penggunaan dosis inhaler(matered dose inhaler/MDI) seperti bagaimana
memegang,interval semprotan 2-5 menit,bersihkan inhaler
Rasional:pemberian yang tepat meningkatkan keefektifan
5. Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
Rasional:Menurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut dimana menimbulkan infeksi jalan
napas atas
6. Diskusikan tantgang pentingnya menghindari orang yang sedang infeksi per napasan aktif
Rasional:Menurunkan pemajanan dan insiden infeksi saluaran napas atas
7. Diskusikan factor individu yang meningkatkan kondisi,misalnya udara terlalu
kering,angin,lingkungan dengan suhu ekstrim,serbuk,asap tembakau,sprei,aerosol,polusi udara
Rasional:Faktor lingkungan ini dapat menimbulkan /meningkatkan iritasi
bronchial,meningkatkan produksi secret dan hambatan jalan napas
8. Kaji efek bahaya merokok dan nasehatkan menghentikan rokok pada pasien atau orang
terdekat
Rasional:Penghentian merokok dapat memperlambat /menghambat kemajuan PPOM.
9. Berikan informasi tentang pembatasan aktifitas
Rasional:Mencegah serangan akut dan komplikasi
10. Diskusikan tentang pentingnya mengikuti perawatan medik,foto dada periodic dan kultur
sputum
Rasional:Pengawasan proses penyakit untuk membuat program terapi,untuk perubahan
kebutuhan dan dapat membantu mencegah komplikasi
11. Kaji kebutuhan/dosis oksigen untuk pasien yang pulang dengan oksigen tambahan
Rasional:Menurunkan resiko kesalahan penggunaan(terlalu kecil/terlalu banyak)dan
komplikasi lanjut
12. Anjurkan pasien/orang terdekat dalam penggunaan oksigen aman dan merujuk ke
perusahaan penghasil sesuai indikasi
Rasional:Pasien ini dan orang terdekatnya dapat mengalami ansietas,depresi dan reaksi lain
sesuai dengan penerimaan penyakit kronis yang mempunyai dampak pada pola hidup
mereka.Kelompok pendukung dan/atau kunjungan rumah mungkin diperlukan atau diinginkan
untuk memberikan bantuan,dukungan emosi,dan perawatan.
13. Rujuk untuk evaluasi perawatan dirumah bila diindikasikan.Berikan rencana perawatan
detail dan pengkajian dasar fisik untuk perawatan dirumah sesuai kebutuhan pulang dari
perawatan akut
Rasional:Memberikan kelanjutan perawatan.Dapat membantu menurunkan frekuensi
perawatan di rumah sakit
4. Implementasi (Pelaksanaan)
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari perencanaan
keperawatan.Untuik pelaksanaan yang efektif dituntut ketrampilan,pengetahuan yang luas dari
tenaga perawat dan berdasarkan pemikiran yang rasional
5. Evaluasi keperawatan
Merupakan penilaian keberhasilan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.Hasil
yang diharapkan didefenisikan sebagai hasil intervensi keperawatan dan respon-respon pasien
yang dapat dicapai,diinginkan oleh pasien atau pemberi asuhan.Hasil yang diinginkan ini
merupakan langkah-langkah yang dapat diukur mengarah pada tujuan-tujuan saat pulang yang
telah ditentukan sebelumnya

BAB III
TINJAUAN KASUS

01. PENGKAJIAN
A.Biodata
-Identitas pasien:
• N a m a :Tn.K.A
• U m u r :71 tahun
• Jenis kelamin :laki-laki
• A g a m a : Islam
• Suku bangsa : Makassar
• Status Pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Pensiunan PNS
• Alamat : Jln.Moch.Emmy Saelan lorong 50
• No.Medikal Record: 046880
• Tanggal masuk RS : 06-01-2010
• Tanggal pengkajian: 11-01-2010
• Ruang perawatan : Interna kamar 09 RSU Islam Makassar
-Identitas penanggung jawab
• N a m a : Ny.S.H
• U m u r : 72 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Hubungan dengan klien : I s t r i
B.Keluhan utama :Sesak napas
C.Riwayat keluhan utama:
Sejak lima hari yang lalu pasien mengalami sesak napas hebat yang terjadi terus menerus,sesak
napas bertambah parah jika klien bergerak dan cuaca dingin.Klien sangat menderita dengan
kondisi ini yang menyebabkan klien gelisah,cemas,keringat dingin dan kelelahan.
Keluarga berupaya membantu dengan tindakan sederhana,namun karena tidak ada perubahan
maka diputuskan untuk opname di Rumah Sakit
Diagnosa Medik saat masuk RS : Asma
Diagnosa Medik saat pengkajian : Penyakit Paru obstruktif Kronik(PPOK)
D.Riwayat kesehatan
• Sekarang
Pasien mengatakan kesulitan bernapas,batuk berlendir,tidak ada nafsu makan,tampak
kelelahan
• Masa lalu
- Kurang lebih empat( 4 ) bulan yang lalu pasien mengalami batuk-batuk dan berobat jalan pada
dokter praktekPasien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit tiga (3) tahun yang lalu
dengan gejala batuk-batuk , nyeri dada dan sembuh setelah di rawat di RS selama satu(1)
minggu
• Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

E.Riwayat Psikososial.
Klien sangat cemas dengan kondisi penyakitnya,gelisah dan mengharapkan penyakitnya segera
sembuh.Setiap saat klien menginginkan untuk selalu dekat dengan keluarganya.Ketika Anak
dan dua orang cucunya yang tinggal di Bandung datang berkunjung,klien serta merta
mengatakan bahwa ada perubahan yang baik terhadap kondisinya
F.Riwayat Spiritual
Klien ini termasuk orang yang taat beribadah,disela-sela kondisi sakitnya ia menyempatkan diri
membaca Al Qur’an dan doa-doa lainnya.Ia pun yakin akan campur tangan Tuhan terhadap
proses penyembuhan penyakitnya
G.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
- Klien tampak sakit sedang,kelelahan karena kesulitan bernapas
- Terpasang infuse Rl 28 tetes/menit dan oksigen 2 liter/menit
- Klien masih bisa berkomunikasi walaupun agak tersendat
- Ekspresi wajah menunjukkan kelelahan akibat usaha bernapas yang dilakukan pasien
b. Tanda-tanda Vital:
- Tekanan darah :130/80 mmHg
- Nadi : 80 kali/menit
- Pernapasan : 26 kali/menit
- Suhu : 36,2 ° c
- Kesadaran : kompos mentis

c. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1 Kepala
Inspeksi: bentuk kepala mesochepal,rambut beruban Palpasi: tidak ada pembengkakan
2 Mata
Inspeksi :Konjunctiva tidak anemis,pupil isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3 Hidung
Inspeksi: Bentuk hidung simetris,terdapat gerakan cuping hidung ketika bernapas dan tidak
terdapat polip hidung
Palpasi: Tidak ada kelainan
4 Telinga:
Inspeksi :terdapat sedikit serumen dalam lubang telinga
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
5 Mulut
Inspeksi:mukosa bibir kering,lidah agak kotor;gigi sudah banyak yang tanggal yang tersisa 16
buah dan semuanya terdapat karang gigi

6 Leher
Inspeksi:Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,Vena yugularis membesar
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
7 Dada/torax
Inspeksi:bentuk dada seperti tong(Barrel chest),terlihat jelas penggunaan otot bantu
pernapasan
Palpasi:Fremitus taktil menurun
Perkusi:bunyi pekak
Auskultasi:bunyi mengi dan krekels basah
8 Jantung
Inspeksi:Ictus cordis pada ICS-5 pada linea medio klavikularis kiri
Palpasi: teraba ictus kordis dengan telapak jari II-III-IV dan lebar iktus kordis 1 cm
Perkusi:- batas atas jantung:ICS 3
-batas kanan :linea midsternalis dextra
-batas kiri :mid aksilaris sinistra
Auskultasi:bunyi jantung I dan II terkesan murni,tunggal,irama jantung teratur
9 Abdomen:
Inspeksi :permukaan abdomen rata
Auskultasi:peristaltic usus menurun
Palpasi:tidak ada massa/benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi:terdengar bunyi tympani
10 Genitalia
Inspeksi:tampak bersih,
Tidak ada keluhan genitalia
11 Perkemihan
Inspeksi:tidak terpasang kateter
Palpasi:tidak ada massa
12 Muskuloskeletal
Ekstremitas atas :Terpasang infuse Rl 28 tetes/menit pada tangan kiri,Tonus otot
menurun,kekuatan otot tangan kiri kanan sama yaitu pada skala 5
Ekstremitas bawah:Kekuatan otot kaki kiri dan kanan sama yaitu pada skala 5
H.Pemeriksaan Nervus cranial
1 N.I (Olfaktorius):fungsi penghiduan/penciuman
Ketika pasien diminta menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung kemudian disuruh
untuk menghidu bau durian,pasien dapat menyebutkan dengan benar
2 N.II (Optikus) fungsi penglihatan
Pasien dapat menyebutkan angka yang ditunjukan pada jarak 2 meter
3 N.III,IV,VI(Okulomotorius,Troklearis,Abdusens)
Ukuran pupil kiri kanan sama(Isokor) Refleks cahaya lambat,bola mata mampu digerakkan ke
segala arah.
4 N.V (Trigeminus)
Sensorik:Pasien dapat merasakan usapan kapas pada daerah pipi dengan mata tertutup setelah
dilakukan berulang-ulang
Motorik:Terdapat gerakan tonus muskulus maseter ketika pasien disuruh mengunyah
5 N.VII (Fascialis)
Sensorik:Pasien dapat merasakan teh manis yang diberikan
Motorik:Pasien dapat menaikan alis mata dan mengerutkan dahi
6 N.VIII (Akustikus)
Pasien dapat mendengar detakan jam perawat ketika diletakan dibelakang telinga
7 N.IX (Glossofaringeus)
Kemampuan menelan baik walaupun dilakukan perlahan-lahan ketika minum air
8 N.X (Vagus)
Gerakan uvula saat pasien mengatakan “ah” dan letak uvula di tengah
9 N.XI ( Assesorius)
Pasien mampu menggerakan bahu kiri dan kanan dengan perlahan-lahan
10 N,XII (Hypoglosus)
Pasien dapat menjulurkan lidah keluar ,dan gerakan lidah mendorong pipi kiri dan kanan dari
arah dalam
Pemeriksaan GCS:
1 Refleks membuka mata(EYE): Spontan = 4
2 Respon Motorik (MOTORIK):Respon baik dengan perintah: 6
3 Respon Verbal (VERBAL) : Orientasi baik : 5
Jumlah Nilai GCS=E+M+V = 4+6+5 = 15
Interpretasi GCS : Normal (Compos Mentis)
I.Pola kegiatan sehari-hari
1 Nutrisi
Sebelum sakit
• Makan 3 kali/hari ditambah makanan selingan
• Nafsu makan baik
• Tidak ada makanan pantang •
Selama sakit
Makan 3 kali perhari ditambah makanan selingan(sesuai aturan RS) dihabiskan hanya ¼ porsi
setiap kali pemberian
• Nafsu makan sangat menurun
• Pasien diberi makanan lunak

2 Cairan
Sebelum sakit
• 8-9 gelas/hari • 6-7 gelas/hari
Selama sakit
• Terpasang infuse Rl 28 tetes/menit

3 Eliminasi

Sebelum sakit

• BAB 1 kali/hari

• BAK 4-5 kali/hari •


Selama sakit
BAB 1 kali/2 hari,konsistensi lunak
• BAK 3-6 kali/hari

4 Personal Hygiene
Sebelum sakit

• Pasien mandi 2 kali/hari memakai sabun mandi dan menggosok gigi secara teratur • Selama
sakit

Pasien dilap dengan air hangat 1 kali/hari,ganti baju tiap hari dan tidak pernah menggosok gigi

5 Istirahat dan tidur


Sebelum sakit
• Pasien mengatakan tidur malamnya baik dimulai pukul 21.00-06.00
• Pasien tidur siang lebih kurang 1 jam tiap hari
Selama sakit
Pasien mengatakan selalu terjaga waktu tidur baik siang maupun malam sehingga waktu
tidurnya menjadi sangat berkurang

6 Olahraga dan aktifitas


Sebelum sakit
• Pasien tidak pernah melakukan olahraga rutin
• Pasien mengatakan walau dirinya sudah pensiun tetapi semangat bekerjanya masih tinggi
Selama sakit
Pasien tidak melakukan aktifitas apa-apa,ruang gerak terbatas karena proses penyakitnya dan
terpasang oksigen dan infus

7 Rokok , alcohol dan obat-obatan


Sebelum sakit
• Pasien mengatakan bahwa sejak umur SD sudah mulai merokok
• Pasien mengatakan sudah berhenti merokok sejak 4 tahun yang lalu
• Pasien tidak mengkonsumsi alcohol
• Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
Selama sakit
Pasien mendapatkan obat-obatan sesuai pedoman terapi

J.Pemeriksaan penunjang/Test diagnostic


1. Laboratorium
• HB :13,2 gr % ( N:13-18)
• Leukosit :11.200 cu.mm (N:5000-10.000)
• LED :jam I : 9 dan jam II:18( N:< 20 mm/jam)
• Hematokrit :43,7 % (N:42-50)
• Trombosit :259.000 cu.mm (N:100.000-400.000)
• Hitung jenis:
Lymposit :16 % (N:20-30)
• Ureum :15 mg/dl (N:10-20)
• Kreatinin :0,6 mg/dl (N:0,7-1,4)
• Asam urat :6,5 mg/dl (N:2,5-8)
• SGOT :46 U/ml (N:7-40)
• SGPT :31 U/ml (N:10-40)
• GDS :216 mg/dl
• Cholesterol :202 mg/dl (N:150-200)
• TG :121 mg/dl (N:10-150)
• HDL :71 mg/dl (N:30-65)
• LDL :107 mg/dl (N:80-210)
2. Foto Toraks:
Overinflasi,corakan paru bertambah
3. E K G :
Defiasi aksis ke kanan,Progresifitas gelombang R buruk

K.Pengobatan saat ini


• Oksigen : 2-3 liter/menit
• IVFD : Rl 28 tetes/menit
• Combivent nebulizer tiap 12 jam
• Obat-obatan:
01. Civel 0,2 gram/12 jam
02. Cyprofloxacin tablet 2x1
03. Panmal 4 gram Intra muskuler
04. Fluimicil tablet 3x1
05. Terapex 1x1
06. Pantasol 40 mg/hari

02. PENGUMPULAN DAN KLASIFIKASI DATA


 Data Subyektif
- Pasien mengatakan sangat kesulitan untuk benapas
- Pasien mengatakan sesak napasnya bertambah jika menggerakan badannya
- Pasien mengatakan batuk berlendir walaupun frekuensi batuknya jarang
- Pasien mengatakan selera makannya berkurang
- Pasien mengatakan kesulitan untuk tidur
- Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya
- Pasien mengatakan dadanya seperti ditekan
 Data Obyektif
- Pasien tampak kelelahan
- Pasien tampak gelisah dan keringat dingin
- Pasien tampak batuk berlendir(Episode batuk hilang timbul)
- Penggunaan otot bantu pernapasan yaitu meninggikan bahu8 dan melebarkan kuping hidung
- Bentuk dada seperti tong(Barrel chest)
- Berat badan 50 kg
- Bunyi napas mengi dan krekel basah pada auskultasi
- Frekuensi ekspirasi memanjang
- Klien tampak dispne
- Fremitus taktil menurun
- Porsi makan yang disiapkan dihabiskan ¼ bagian
- Bising usus menurun pada auskultasi abdomen
- Mukosa bibir kering
- Pasien tampak kurus,tonus otot menurun
- Pasien belum terbiasa dengtan napas bibir
- Tanda –tanda vital:
• Tekanan darah :130/80 mmHg
• Respirasi : 26 kali/menit
• Suhu : 36,2 ° c
• Nadi : 80 kali/menit

- EKG :Deviasi aksis kanan,progresifitas gelombang R buruk


- Foto toraks:Overinfrlasi,corakan paru bertambah

- Laboratorium:
• HB : 13,2 gr %
• Leukosit : 11.200 cu.mm
• LED : Jam I :9 dan jam II :18
• Hematokrit : 43,7 %
• Trombosit : 259.000 cu.mm
• Hitung jenis : lymposit : 16 %
• Ureum/kreatinin :15 mg/dl
• Kreatinin : 0,6 mg/dl
• Asam urat : 6,5 mg/dl
• SGOT : 46 U/dl
• SGPT : 31 U/dl
• GDS : 216 mg/dl
• Cholesterol :202 mg/dl
• TG :121 mg/dl
• HDL : 71 mg/dl
• LDL : 107 mg/dl
04.PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme,peningkatan produksi
sekret,secret tebal dan tertahan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen terganggu oleh spasme
bronkus,peningkatan produksi secret dan kerusakan alveoli
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispne,peningkatan
produksi sputum
4. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan

05.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No Diagnosa
Kepera-watan
1.Bersihan
Jalan na-
Pas tidak efektif berhubungan dengan bronkospas-me,
peningkatan produksi secret,sekret tebal dan tertahan
ditandai dengan:
DS:
• Klien sulit untuk berna-
Pas
• Klien mengatakan batuk berlen-dir
• Klien mengeluh dadanya seperti ditekan
DO:
• Klien tampak kelelahan akibat usaha bernapas yang dilakukan-nya
• Penggunaan otot bantu pernapasan yaitu menaikan bahu dan melebarkan kuping hidung

2.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gang-guan suplai oksigen dan kerusakan
alveoli ditandai dengan:
DS:
• Klien mengeluh gelisah dan berkeringat dingin
DO:
• Klien tam-pak dispnoe
• Fremitus tak til menurun
• Deviasi aksis kanan,progresifitas gelombang R buruk pada peme-riksaan EKG
• Overinflasi, corakan paru bertambah pada pemeriksaan foto toraks

3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


dispnoe,kelemahan,pro-duksi sputum anoreksia,mual , muntah ditandai dengan:
DS:
• Pasien mengatakan selera makannya berkurang
• Pasien mengatakan kesulitan bernapas dan batuk berlendir
DO:
• Porsi makan yang disiapkan diohabiskan hanya ¼ bagian
• Bising usus menurun pada auskultasi
• Pasien tam-pak kurus
• Tonus otot menurun

4.Ketakutan/an-sietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan ditandai


dengan:
DS:
• Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakitnya
• Pasien mengatakan dadanya seperti ditekan
• Pasien mengatakan kesulitan bernapas
DO:
• Pasien tampak gelisah dan keringat dingin
 Jalan napas
Paten dengan kriteria:
• Bunyi napas bersih dan jelas
• Pasien menunju-kan p erila-ku untuk memperbaiki bersihan jalan napas seperti batuk efektif
dan mengeluar-kan lender
BAB IV
PEMBAHASAN

01. Pengkajian
Sesuai teori,data yang lazim didapatkan pada penderita PPOK adalah:
• Batuk aktif
• Produksi secret yang kental dan banyak
• Sesak napas sampai menggunakan otot bantu pernapasan
• Penderita kurus dengan bentuk dada barrel chest
• Fremitus taktil menurun
• Suara napas berkurang dengan ekspirasi memanjang
• Corakan paru bertambah pada pemeriksaan foto toraks
• Progresifitas gelombang R buruk pada pemeriksaan EKG
• Hemoglobin meningkat
Data yang penulis dapatkan ketika pengkajian pada Tn.K.A adalah:
• Batuk yang jarang
• Prosuksi secret yang kental tetapi sedikit
• Sesak napas sampai menggunakan otot bantu pernapasan
• Penderita tampak kurus dengan bentuk dada barrel chest
• Fremitus taktil menurun
• Suara napas baik,ekspirasi memanjang
• Foto toraks:corakan paru bertambah
• EKG:gelombang R buruk
• Klien mengatakan dadanya seperti di tekan
• Selera makan menurun
• Hemoglobin Normal (13 gr %)
Dari data diatas tidak ada perbedaan yang signifikan , walaupun ada beberapa data yang
berbeda;hal ini disebabkan karena respon pasien terhadap penyakit berbeda sehingga data yang
didapat saat pengkajian tidak persis sama dengan teori
02. Diagnosa keperawatan
Dalam diagnose keperawatan terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan yang terjadi pada
Tn.K.A dimana diagnose berdasarkan teori(DOENGES) memunculkan 5 diagnosa sedangkan
pada pasien Tn.K.A .hanya 4 (Empat) itupun tak persis sama.Diagnosa kecemasan yang
diangkat pada pasien Tn.K.A(diagnose ke empat) tidak terdapat pada referensi(Teori);Dignosa
keperawatan ini diangkat oleh penulis berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien pada saat
melakukan Asuhan Keperawatan.
03. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan teori

04. Implementasi Keperawatan


Implementasi Keperawatan dilakukan dengan mengacu pada intervensi yang sudah
dibuat,namun pada kenyataannya tidak semua intervensi dilakukan,karena disesuaikan dengan
kondisi pasien saat melakukan Asuhan Keperawatan dan ketersediaan sarana prasarana
penunjang.
05. Evaluasi
Pada saat evaluasi tidak sepenuhnya masalah teratasi,dari empat diagnose keperawatan hanya
satu masalah yang teratasi dan tiga diantaranya teratasi sebagian,hal ini berhubungan dengan
kebutuhan manusia yang unik dan kompleks

BAB V
PENUTUP
01. KESIMPULAN
Dari seluruh uraian penulis tentang Asuhan Keperawatan pada Tn K.A dengan gangguan system
pernapasan:Penyakit paru Obstruktif Kronik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn K.A dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan yang mengacu pada teori dan mengedepankan prinsip Humanis Holistik
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyakit yang terjadi karena Faktor perilaku
manusia dan factor lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan disamping beberapa
factor yang lain
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan gabungan dari beberapa
penyakit(Bronkitis,Emfisema dan Asma) yang bersifat kronis,maka dalam penanganannya
diperlukan penguasaan teori ,kecermatan dan pengawasan yang kontinyu sehingga dapat
menilai perkembangan dan perbaikan keadaan penderita
4. Kesenjangan antara teori dan kenyataan pada Tn K.A tidak terlalu signifikan,hal ini berkaitan
dengan respon pasien terhadap proses penyakit dan hal lain yang lebih bersifat situasional
5. Pendidikan kesehatan dan pemberian informasi kepada pasien sangat penting untuk
membantu proses penyembuhan

02.SARAN
1 Petugas Kesehatan
Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat luas tentang Penyakit Paru Obstruktif Kronik sangat
diperlukan mengingat penyebab utamanya adalah merokok sehingga pada gilirannya
masyarakat dapat disadarkan untuk tidak merokok
2 Masyarakat luas
a) Patofisiologi penyakit PPOK sangat kompleks dan komprehensif yang dapat mempengaruhi
semua system tubuh ,oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat memeriksakan diri secara
dini pada fasilitas kesehatan jika mengalami beberapa gejala seperti yang dijelaskan diatas.
b) Tidak merokok dan ciptakan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
3 Pasien
a. Diharapkan penderita dapat melakukan pertolongan pertama jika penyakitnya kambuh atau
terjadi pada anggota keluarga lainnya
b. Perubahan pola hidup yang mengedepankan prinsip-prinsip sehat
4 Akademik
Diharapkan pihak akademik untuk membagi kuota penyakit yang dijadikan Karya Tulis Ilmiah
bagi Mahasiswa Stikper angkatan mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

1 Arita Murwani (Maret 2009),Perawatan Pasien Penyakit Dalam,Yogyakarta ,Mitra Cendikia


Press
2 Abdul Mukty,Hood Alsagaff (2009),Dasar-dasar Ilmu Penyakit paru,Surabaya Airlangga
University Press
3 Doenges,Marilyn E.(1999),Rencana Asuhan Keperawatan,Pedoman untuk perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien,(edisi 3),Jakarta,EGC
4 Price,Sylvia Anderson,(2005),Patofisiologi,Konsep klinis proses penyakit,(Edisi
VI),Jakarta,EGC
5 Sabatine,Marc.S.(2003),Buku Saku Klinis,Jakarta,Hipokrates
6 Smeltzer,Susanne C.(2001),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth,(Edisi 8),Jakarta,EGC
7 Sloane,Ethel,(2003),Anatomi dan Fisiologi untuk pemula,Jakarta,EGC
8 Tabrani Rab.(1996),.Prinsip Gawat Paru,Jakarta,EGC

LAMPIRAN
Diposting oleh vincent Nurdin di 04.28

Anda mungkin juga menyukai