Anda di halaman 1dari 13

MORNING REPORT

Topik: Open Fracture Phalanx Proximal Digiti V Pedis Sinistra


Tanggal (Kasus) : 29 oktober 2017 Presenter : dr.Nathalia Utari
Tanggal Presentasi : 07 november 2017
Tempat Presentasi : RSUD Panembahan Senopati Bantul
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah
Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil


Deskripsi : Laki- laki, 24 th datang dengan luka pada jari kaki kiri post tertimpa
balok kayu sejak 15 menit SMRS.

Tujuan : Menatalaksana pasien dengan Open Fracture Phalanx Proximal


Digiti V Pedis Sinistra
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan : Pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan Pos
membahas diskusi Email
Data Nama : Sdr. K Umur : 24 tahun Pekerjaan : No. Reg :
Pasien : Wiraswasta Alamat : Pandak, Bantul 34.12.xx
Agama : Islam Suku Bangsa : Indonesia
Nama RS: RSUD Bantul Telp : Terdaftar sejak : 2017
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
Pasien datang dengan luka pada jari kaki kiri post tertimpa balok kayu sejak 15
menit SMRS.
2.Riwayat Pengobatan :
Luka sudah dibersihkan di Klinik Pratama.

1
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
• Hipertensi (-)
• DM (-)
• Penyakit Jantung (-)
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat hipertensi dan DM disangkal
5. Riwayat Pekerjaan :

Daftar Pustaka:

Barbara, JL., Billie, F., 2006. Buku Ajar Perawatan Perioperatif, volume 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Apley, G., 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur. 7 edition, Widya Medika
Jakarta. App 331-351.

Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui gejala dan penegakan diagnosis gagal Open Fracture Phalanx
Proximal Digiti V Pedis Sinistra
2. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien Open Fracture Phalanx Proximal
Digiti V Pedis Sinistra

1. Subjektif

Autoanamnesis: Pasien datang dengan luka pada jari kaki kiri post tertimpa balok kayu sejak 15 menit
SMRS.
2. Objektif

 Pada survei primer, didapatkan


o Airway: tidak ditemukan hambatan jalan nafas
o Breathing: laju pernafasan 20 x/menit, nafas regular, nafas cuping hidung (-)
o Circulation: tekanan darah 140/ 90 mmHg, nadi 82 x/menit
o Disability: GCS E4M6V5, pupil isokor 2mm/2mm, rc +/+
o Exposure / Environment : tidak ada keluhan, T= 36,8 °C

2
 Pada survei sekunder, didapatkan
Kepala: normocephal
Mata: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Hidung: simetris, krepitasi (-), sekret (-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: lesi (-), membran mukosa kemerahan, mulut kering (-)
Tenggorok: dinding faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis (-)
Leher: JVP 5+0 cmH20

Thorax:
Inspeksi: Dinding thoraks kanan dan kiri simetris, deformitas dinding thoraks (-), deviasi tulang belakang (-),
retraksi dinding dada (-), ketinggalan gerak (-), lesi kulit (-), dinding dada sejajar dinding abdomen, iktus
kordis tidak terlihat
Palpasi: nyeri (-), masa (-), krepitasi (-), pergerakan dinding dada simetris, fremitus taktil simetris
Perkusi: Anterior: batas paru hepar di SIC V, batas jantung kesan dbn
Auskultasi: SDV +/+, BJ I-II reg, ST (-), Rh -/- , Wh -/-

Abdomen:
Inspeksi: Supel, Sikatriks (-), striae (-), bentuk dinding abdomen datar, dinding abdomen simetris, pembesaran
organ (-)
Auskultasi: BU (+) dbn
Palpasi: NT (-) seluruh lapang abdomen
Perkusi: suara timpani di empat regio abdomen, batas hepar dbn., pembesaran lien (-)

Lipat paha dan genitalia: pembesaran KGB (-)

Ekstremitas: akral hangat (+), oedem inferior ( -/- )

Pemeriksaan Penunjang:
1. Darah lengkap dan kimia
Darah Lengkap:

PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SA

3
HEMATOLOGI

Hemoglobin 13.9 14.0 – 18.0 g/d

Lekosit 6.13 5.00 – 10.00 10

Eritrosit 4.82 4.50 – 5.50 10

Trombosit 364 150 – 450 10

Hematokrit 41.5 35.0 – 50.0 Vo

HITUNG JENIS

Eosinofil 7 2–4 %

Basofil 1 0–1 %

Batang 0 2–5 %

Segmen 60 51 – 67 %

Limfosit 20 20 – 35 %

Monosit 4 4–8

KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN

KIMIA KLINIK

FUNGSI HATI

SGOT 20 <37 U/L

SGPT 18 <41 U/L

FUNGSI GINJAL

Ureum 23 17 – 43 mg/dl

Creatinin 0.78 0.60 – 1.10 mg/dl

DIABETES

Glukosa Darah Sewaktu 126 80 – 200 mg/dl

4
3. Assesment
Open Fracture Phalanx Proximal Digiti V Pedis Sinistra
• Fraktur yang berhubungan langsung dengan dunia luar

• Fraktur terbuka dapat menyebabkan infeksi pada jaringan yang terluka serta mempersulit proses
penyembuhan tulang dan luka.

• Etiologi : - langsung : energi besar yang mengenai tulang langsung.

- tidak langsung: energi besar yang di hasilkan otot sehingga menarik tulang dan membuat tulang
patah.

- kondisi patologis

5
KLASIFIKASI FRAKTUR

• Sifat fraktur : tertutup dan terbuka.

• Komplit : komplit dan tidak komplit.

• Bentuk garis : transversal, oblique,spiral,kompresi dan avulsi.

• Jumlah garis patah : komunitif, segmental, multiple.

• Pergeseran fragmen tulang : undisplaced dan displaced.

• Posisi fraktur : 1/3 proximal, 1/3 medial, 1/3 distal.

• Fraktur terbuka punya klasifikasi tersendiri terhadap jaringan lunak di sekitar trauma

• 0 : fraktur tanpa atau dengan cedera ringan pada jaringan lunak

• 1 : fraktur dengan abrasi dangkal dan memar di bagian kulit & subkutis

6
• 2 : fraktur yg lebih berat dengan kontusio jar.lunak bagian dalam

• 3 : fraktur berat dengan kerusakan jar.lunak yg nyata dan ancaman sindroma kompartemen

PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI GUSTILO AND ANDERSON:

• Type 1 : clean wound < 1 cm

7
• Type 2 : wound > 1 cm, without extensive soft tissue damage

• Type 3 A : extensive lacerations (>10cm), but maintain adequate soft tissue coverage of bone, or they
result from high energy trauma regardless of the size of the wound, include segmental or severity
comminuted fracture

• Type 3 B : extensive soft tissue loss with periosteal stripping and bone expossure.

8
• Type 3 C : with arterial injury that reqiures repair regardless of the size of the wound.

DIAGNOSA

Anamnesa:

• Keluhan utama

• Keluhan tambahan

9
• Riwayat penyakit sekarang : nyeri, onset, mekanisme cedera.

• Riwayat penyakit dahulu : fraktur berulang.

• Riwayat pekerjaan

• Riwayat obat-obatan

• Riwayat kebiasaan

• Tatalaksana awal.

Pemeriksaan Fisik:

• Airway ,breathing, circulation, disabillity, exposure

• Status generalis : evaluasi adanya syok, pendarahan hebat, kerusakan organ vital, dan faktor
predisposisi.

• Status lokalis

– Look

– Feel

– move

• Deformitas

• Bengkak

• Echimosis (memar)

• Spasme otot

• Nyeri

• Krepitasi

• Pergerakan abnormal

Pemeriksaan Penunjang:

• Rongent : melihat kerusakan tulang.

10
• Ct-scan : untuk melihat seberapa parah jaringan lunak yang rusak.

• Lab darah lengkap

• Kreatin

Penatalaksanaan Awal:

• Perhatikan tanda vital kemudian kontrol pendarahan tanpa menggunakan torniquet.

• Periksa keadaan jaringan lunak serta neurovaskular.

• Berikan antibiotik agar tidak terjadi infeksi

• Debridement jaringan mati

• Hecting situasi

• Stabilisasi fraktur

• Berikan suntikan anti tetanus

• Lakukan sebelum 6 jam setelah fraktur.

Penatalaksanaan Lanjut:

• Debridement dan irigasi lebih lanjut di ruang operasi.

• Pasang fiksasi internal atau external.

• Tutup jaringan sebisa mungkin.

Penyembuhan Fraktur:

• Fase hematoma

• Fase proliferasi

• Pembentukan kallus

• Stadium konsolidasi

• Stadium remodelling

11
Komplikasi:

• Dini : - Infeksi pada tulang

» Dekubitus

» Sindroma crush

» Trombus

» Saraf putus

• Lanjut : - delayed union

» Non union

» Mal union

» Kekakuan sendi

» Osteomielitis kronis

• Prognosis: Fraktur terbuka merupakan kegawat daruratan medis. Apabila tidak di tangani secara baik
maka prognosisnya buruk.

4. Plan
Diagnosis : Open Fracture Phalanx Proximal Digiti V Pedis Sinistra
Tatalaksana
1. Non Farmakologi
• Medikasi Luka
• Hecting VI
2. Farmakologi:
• IVFD RL transet
Konsul Sp.OT:
• Inj. Anbacym 1gr/ 12 jam
• Inf. Paracetamol 500mg/ 8 jam
• Inj. Ranitidin 1A/ 12 jam
• Inj. ATS

12
5. Prognosis
Dubia et malam

13

Anda mungkin juga menyukai