Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN RESIKO PROYEK

KONSTRUKSI BANGUNAN

1. UMUM

1.1. Pengertian Manajemen


Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran
yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar
proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid.
Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen.
Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang
berhubungan erat satu sama lainnya.

1.2. Pengertian Proyek


Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari
berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Selain itu proyek juga bertujuan menghasilkan produk atau kerja akhir tertentu.
Dalam proses mewujudkan produk tersebut di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta
kriteria mutu. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan
intensitas kegiatan berubah sepanjang berlangsungnya proyek

1.3. Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga
ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal
kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.
Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
2. MANAJEMEN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

2.1. Proyek Konstruksi


Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,
terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan (Ervianto, 2005).
Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan atau infrastruktur. Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan karakteristik
utama proyek konstruksi adalah sebagai berikut :

1) Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan yang menghasilkan lingkup
(scope) tertentu berupa produk akhir.
2) Bersifat sementara dengan titik awal dan akhir yang jelas (sekuen).
3) Didalamnya terdapat suatu tim yang memiliki banyak disiplin ilmu serta terdiri atas
banyak departemen.
4) Mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan sebelumnya (sekali lewat) atau
memiliki sifat yang berubah/non-rutin (unik).
5) Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun waktu yang relative pendek.
6) Terdapat jangka waktu, biaya,dan persyaratan performance atau mutu yang pasti.
7) Memiliki risiko yang tinggi.

Setiap proyek yang dilaksanakan pasti tidak lepas dari keberhasilan atau
kegagalan. Selama proses yang terjadi ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi hasil
akhir dari suatu proyek. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah resiko, di mana resiko
menjadi hal yang sulit untuk dihilang dari suatu pekerjaan. Namun, sulit dihilangkan bukan
berarti anda tidak bisa mengelolanya, manajemen proyek akan membantu anda dalam
mengelola resiko yang mungkin saja muncul selama pengerjaan proyek berlangsung.

2.2. Resiko

Risiko atau risk didefinisikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang merugikan,
yang diakibatkan adanya tidak kepastian atau uncertainty dari apa yang akan dihadapi.
(Chapman dkk, 2003).
Formula umum yang digunakan untuk melakukan perhitungan nilai risiko adalah :

Risk = Consequences x Likelihood

Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu
kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan.

Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan,
bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang
seharusnya dipahami dan dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi
sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Menurut sumber-sumber penyebabnya, risiko dapat dibedakan sebagai berikut :


1) Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
2) Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan.
3) Risiko Keuangan, adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi dan
keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang.
4) Risiko Operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk risiko keuangan. Risiko
operasional disebabkan oleh faktor-faktor manusia, alam, dan teknologi.

Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak
semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek
karena hal itu akan memakan waktu yang lama.
Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek kontruksi perlu untuk memberi
prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap
keuntungan proyek. Risiko-risiko tersebut adalah (Wideman, 1992) :

 External, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol): a)Perubahan peraturan


perundangundangan, b)Bencana alam: badai, banjir, gempa bumi, c)Akibat kejadian
pengrusakan dan sabotase, d)Pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat dari
proyek, e)Kegagalan penyelesaian proyek.
 External, dapat diprediksi (tetapi tidak dapat dikontrol): a)Resiko pasar,
b)Operasional (setelah proyek selesai), c)Pengaruh lingkungan, d)Pengaruh sosial,
e)Perubahan mata uang, f)Inflasi, g)Pajak.
 Internal, non-teknik (tetapi umumnya dapat dikontrol): a)Manajemen, b)Jadwal yang
terlambat, c)Pertambahan biaya, d)Cash flow, e)Potensi kehilangan atas manfaat dan
keuntungan
 Teknik (dapat dikontrol): a)Perubahan teknologi, b)Risiko-risikospesifikasi atas
teknologi proyek, c)Desain
 Hukum, timbulnya kesulitan akibat dari : a)Lisensi, b)Hak paten, c)Gugatan dari luar,
d)Gugatan dari dalam, e)Hal-hal tak terduga.
Menurut Flanagan & Norman (1993), risiko-risiko dalam proyek konstruksi adalah :
1) Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan/penetapan waktu
konstruksi
2) Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detail perencanaan/izin dengan
waktu yang tersedia.
3) Kondisi tanah yang tak terduga
4) Cuaca yang sangat buruk.

Sumber–sumber risiko (Flanagan & Norman,1993) :


1) Timbulnya inflasi,
2) Kondisi tanah yang tidak terduga,
3) Keterlambatan material,
4) Detail desain yang salah, seperti ukuran yang salah dari gambar yang dibuat oleh
arsitek,
5) Kontraktor utama tidak mampu membayar/bangkrut,
6) Tidak ada koordinasi

2.3. Manajemen Resiko Proyek

Manajemen Resiko Berdasarkan Standar AS/NZS 4360:2004, Manajemen


resiko adalah suatu proses yang terdiri dari langkah-langkah yang telah dirumuskan
dengan baik, mempunyai urutan (langkah-langkah) dan membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat resiko dan dampak yang
ditimbulkan.

Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko, yaitu, risk is the chance
of loss, risk is the possibility of loss, dan risk is uncertainty. Dalam setiap tindakan yang
dilakukan pasti memiliki tujuan, demikian pula dengan manajemen resiko. Menurut
Darmawi, manajemen resiko dilaksanakan untuk mengurangi, menghindari, mengakomodasi
suatu resiko melalui sejumlah kegiatan yang berurutan yaitu identifikasi resiko, analisa
resiko, pengendalian resiko.

Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko
tersebut. Dalam manajemen proyek, risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena
itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami
sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama
umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. Manajemen risiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi
biaya yang baik.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni :

1) Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
2) Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola
risiko
3) Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai
proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari
suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya
atau berkurangnya risiko tersebut.

2.4. Analisis risiko


Analisis risiko merupakan suatu proses dari identifikasi dan penilaian (assessment).
Menurut Godfrey, analisis risiko yang dilakukan secara sistematik dapat membantu untuk
mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas, memusatkan perhatian pada
risiko utama, memperjelas batasan tentang batasan kerugian, meminimalkan potensi
kerusakan apabila timbul keadaan yang paling jelek, mengontrol ketidakpastian dalam
proyek, memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/badan yang terlibat dalam
manajemen risiko.
Menurut Thompson dan Perry, analisis dan manajemen risiko kualitatif mempunyai
dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal risiko. Analisis kualitatif akan dapat
menentukan yang mana merupakan risiko dominan (major/main risk) dengan mengalikan
frekuensi/likelihood dengan konsekuensi dari risiko yang telah teridentifikasi, apabila
frekuensi tinggi dan konsentrasi tinggi akan menghasilkan tingkat/derajat risiko tinggi (major
risk) dan sebaliknya frekuensi rendah dan konsekuensi rendah akan menghasilkan derajat
risiko rendah (minor risk), selanjutnya dilakukan respon/penanganan yang diberikan terhadap
risiko-risiko utama, yang disebut mitigasi risiko.
Menurut Godfrey, menguraikan sumber-sumber risiko termasuk potensi penyebab
perubahan dan ketidakpastian dari masing-masing sumber risiko seperti Tabel 1. Frekuensi
(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan dalam
jumlah kejadian pertahun . Sedangkan konsekuensi (consequences) merupakan besaran
kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan
dalam nilai uang.
Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko (likehood) dan
kosekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat diklasifikasikan sebagai (1)
Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan, (2)
Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari, (3) Acceptable, adalah
risiko yang dapat diterima, dan (4) Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

Tabel 1. Sumber risiko dan penyebabnya

No. Sumber Risiko Perubahan ketidakpastian karena:

Kebijakan pemerintah, opini publik, perubahan ideologi,


1. Politis (political)
kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan)
Pencemaran/polusi, kebisingan, opini publik, dampak
Lingkungan
2. lingkungan, perijinan, kebijakan internal, peraturan
(environment)
lingkungan/persyaratan dampak lingkungan
Perencanaan Persyaratan perijinan, tata guna lahan, dampak sosial dan
3.
(planning) ekonomi

4. Pemasaran (market) Permintaan, persaingan, kepuasan pelanggan

5. Ekonomi (economic) Inflasi, suku bunga, nilai tukar, kebijakan keuangan, pajak

6. Keuangan (financial) Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, pembagian risiko


Kondisi tak terduga, cuaca, gempa, kebakaran, penemuan
7. Alami (natural)
purbakala

8. Proyek (project) Perencanaan dan pengendalian kualitas, tenaga kerja

Kelengkapan desain, keandalan, efisiensi operasional,


9. Teknis (technical)
ketahanan uji.

Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, budaya, kemampuan


10. Manusia (human)
komunikasi, ketidaktahuan, bekerja dalam gelap/malam hari

Perusakan, pencurian, penipuan, korupsi, kurangnya


11. Criminal (criminal)
keamanan

K3, zat berbahaya, ledakan, kebakaran, tabrakan/benturan,


12. Keselamatan (safety)
keruntuhan
2.5. Identifikasi risiko
Untuk mengidentifikasi risiko, pertanyaan yang perlu dijawab adalah siapa yang
terlibat dalam penilaian risiko dan mengapa? Jenis risiko apa yang mempengaruhi suatu
proyek? Sumber-sumber utama timbulnya risiko yang umum untuk setiap proyek konstruksi,
menurut Duffield dan Trigunarsyah (1999) adalah :

 Fisik : kerugian atau kerusakan akibat Kebakaran dan tanah longsor


 Lingkungan : kerusakan ekologi, polusi dan pengolahan limbah,
 Perancangan:
a)Teknologi baru, aplikasi baru, ketahanan uji dan keselamatanLogistik:
a)Kehilangan atau kerusakan material dan peralatan dalam perjalanan,
b)ketersediaaan sumber daya khusus, Keuangan : a)ketersediaaan dana dan
kecukupan asuransi
 Perundang-undangan : perubahan disebabkan perundang-undangan atau pemerintah
 Keamanan properti intelektual
 Hak atas tanah dan penggunaan
 Politik :
a)Risiko politik dinegara pemilik Proyek
 Konstruksi :
a)kelayakan metode konstruksi, keselamatan, b)hubungan industrial
 Operasional :
a)fluktuasi permintaan pasar terhadap produk dan jasa yang dihasilkan,
b)manajemen.

Jenis risiko yang terpenting bagi setiap pihak yang terlibat dalam sebuah proyek tergantung
pada berbagai tahapan proyek dan peran serta tanggung jawab dari berbagai pihak.

2.6. Evaluasi risiko


Evaluasi risiko pada suatu proyek tergantung pada (Duffield dan
Trigunarsyah,1999):

1) Probabilitas terjadinya risiko tersebut, frekuensi kejadian


2) Dampak dari risiko tersebut bila terjadi. Dalam membandingkan pilihan proyek dari
berbagai risiko yang terkait sering digunakan “Indeks Risiko”:

Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak


Gambar 3. Probabiliats vs dampak terhadap proyek
Sumber : Duffield dan Trigunarsyah,1999

Dari gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa :

 Tingkatan risiko yang dapat diterima adalah dimanan Indeks Risiko berada dalam
zona 1 yaitu dampak yang rendah terhadap proyek
 Tingkatan risiko yang tidak dapat diterima berada pada zona 2 dimana dampak yang
tinggi pada proyek
 Tingkat risiko yang dianggap dapat berada pada zona 3.

Biasanya tidaklah praktis menganalisis setiap jenis risiko secara rinci. Perlu
ditentukan suatu tingkatan dimana kontribusi dari risiko terkecil berikutnya dapat diabaikan
bila dibandingkan dengan total risiko yang lebih besar secara kumulatif. Akurasi dari setiap
evaluasi atau analisis risiko hanya akan seakurat data yang menjadi dasar bagi perkiraan
probabilitas dan frekuensinya.
Untuk melakukan analisis risiko secara efektif, menurut Burby (1991) dalam
Duffield dan Trigunarsyah (1999) harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Analisis yang dilakukan harus difocuskan pada kerugian financial langsung daripada
gangguan pelayanan atau kematian dan kerugian
2) Tingkat ketidakpastian dalam setiap perkliraan output harus dapat dinilai
3) Akurasi dari analisis harus sesuai dengan akurasi data dan tahapan proyek
4) Biaya dan usaha dalam melakukan analisis harus serendah mungkin yang dapat
diserap oleh anggaran proyek.
2.7. Alokasi risiko
Alokasi risiko seringkali merupakan permasalahan yang sulit. Pertanggung jawaban
atas suatu risiko membawa kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Jika
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh risiko konstruksi dari suati proyek, ada
dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi terhadap tanggung jawab ini yaitu :

1) Menaikkan nilai penawaran awal untuk menciptakan imbalan yang sesuai


2) Menghindari risiko tersebut pada penawaran awal dengan memberikan batasan atau
kualitas tertentu, atau mengajukan perubahan lingkup kerja jika dan bila terjadi hal-
hal yang tidak menguntungkan. Potensi keuntungan bagi pemilik dana harus sepadan
dengan tingkat risiko yang dihadapi. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi
masyarakat umum terhadap risiko finansial dan sosial dari suatu proyek.

2.8. Respon resiko


Respon risiko adalah tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang
mungkin terjadi. Risiko-risiko penting yang sudah diketahui perlu ditindak lanjuti dengan
respon yang dilakukan oleh kontraktor dalam menangani risiko tersebut. Metode yang
dipakai dalam menangani risiko (Flanagan & Norman, 1993):

1) Menahan risiko (Risk retention) Merupakan bentuk penanganan risiko yang mana
akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak.
2) Mengurangi risiko (Risk reduction) Yaitu tindakan untuk mengurangi risiko yang
kemungkinan akan terjadi dengan cara:
a. Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja
b. Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
c. Perlindungan terhadap orang dan property
3) Mengalihkan risiko (Risk transfer) Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan
risiko kepada pihak lain.
4) Menghindari risiko (Risk avoidance) Menghindari risiko sama dengan menolak
untuk menerima risiko.
3. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penjelasan manajemen resiko proyek konstruksi diatas
adalah sebagai berikut :

1. Dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko untuk
menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal proyek.
2. Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
hasil kegiatan yang berupa bangunan (Ervianto, 2005).
3. Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak
semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu
proyek karena hal itu akan memakan waktu yang lama.
4. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu
dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.
5. Tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh
yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau
persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai