Manajemen Resiko Proyek
Manajemen Resiko Proyek
KONSTRUKSI BANGUNAN
1. UMUM
1) Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan yang menghasilkan lingkup
(scope) tertentu berupa produk akhir.
2) Bersifat sementara dengan titik awal dan akhir yang jelas (sekuen).
3) Didalamnya terdapat suatu tim yang memiliki banyak disiplin ilmu serta terdiri atas
banyak departemen.
4) Mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan sebelumnya (sekali lewat) atau
memiliki sifat yang berubah/non-rutin (unik).
5) Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun waktu yang relative pendek.
6) Terdapat jangka waktu, biaya,dan persyaratan performance atau mutu yang pasti.
7) Memiliki risiko yang tinggi.
Setiap proyek yang dilaksanakan pasti tidak lepas dari keberhasilan atau
kegagalan. Selama proses yang terjadi ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi hasil
akhir dari suatu proyek. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah resiko, di mana resiko
menjadi hal yang sulit untuk dihilang dari suatu pekerjaan. Namun, sulit dihilangkan bukan
berarti anda tidak bisa mengelolanya, manajemen proyek akan membantu anda dalam
mengelola resiko yang mungkin saja muncul selama pengerjaan proyek berlangsung.
2.2. Resiko
Risiko atau risk didefinisikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang merugikan,
yang diakibatkan adanya tidak kepastian atau uncertainty dari apa yang akan dihadapi.
(Chapman dkk, 2003).
Formula umum yang digunakan untuk melakukan perhitungan nilai risiko adalah :
Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu
kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan.
Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan,
bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang
seharusnya dipahami dan dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi
sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak
semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek
karena hal itu akan memakan waktu yang lama.
Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek kontruksi perlu untuk memberi
prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap
keuntungan proyek. Risiko-risiko tersebut adalah (Wideman, 1992) :
Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko, yaitu, risk is the chance
of loss, risk is the possibility of loss, dan risk is uncertainty. Dalam setiap tindakan yang
dilakukan pasti memiliki tujuan, demikian pula dengan manajemen resiko. Menurut
Darmawi, manajemen resiko dilaksanakan untuk mengurangi, menghindari, mengakomodasi
suatu resiko melalui sejumlah kegiatan yang berurutan yaitu identifikasi resiko, analisa
resiko, pengendalian resiko.
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko
tersebut. Dalam manajemen proyek, risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena
itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami
sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama
umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. Manajemen risiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi
biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni :
1) Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
2) Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola
risiko
3) Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai
proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari
suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya
atau berkurangnya risiko tersebut.
5. Ekonomi (economic) Inflasi, suku bunga, nilai tukar, kebijakan keuangan, pajak
Jenis risiko yang terpenting bagi setiap pihak yang terlibat dalam sebuah proyek tergantung
pada berbagai tahapan proyek dan peran serta tanggung jawab dari berbagai pihak.
Tingkatan risiko yang dapat diterima adalah dimanan Indeks Risiko berada dalam
zona 1 yaitu dampak yang rendah terhadap proyek
Tingkatan risiko yang tidak dapat diterima berada pada zona 2 dimana dampak yang
tinggi pada proyek
Tingkat risiko yang dianggap dapat berada pada zona 3.
Biasanya tidaklah praktis menganalisis setiap jenis risiko secara rinci. Perlu
ditentukan suatu tingkatan dimana kontribusi dari risiko terkecil berikutnya dapat diabaikan
bila dibandingkan dengan total risiko yang lebih besar secara kumulatif. Akurasi dari setiap
evaluasi atau analisis risiko hanya akan seakurat data yang menjadi dasar bagi perkiraan
probabilitas dan frekuensinya.
Untuk melakukan analisis risiko secara efektif, menurut Burby (1991) dalam
Duffield dan Trigunarsyah (1999) harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Analisis yang dilakukan harus difocuskan pada kerugian financial langsung daripada
gangguan pelayanan atau kematian dan kerugian
2) Tingkat ketidakpastian dalam setiap perkliraan output harus dapat dinilai
3) Akurasi dari analisis harus sesuai dengan akurasi data dan tahapan proyek
4) Biaya dan usaha dalam melakukan analisis harus serendah mungkin yang dapat
diserap oleh anggaran proyek.
2.7. Alokasi risiko
Alokasi risiko seringkali merupakan permasalahan yang sulit. Pertanggung jawaban
atas suatu risiko membawa kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Jika
kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh risiko konstruksi dari suati proyek, ada
dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi terhadap tanggung jawab ini yaitu :
1) Menahan risiko (Risk retention) Merupakan bentuk penanganan risiko yang mana
akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak.
2) Mengurangi risiko (Risk reduction) Yaitu tindakan untuk mengurangi risiko yang
kemungkinan akan terjadi dengan cara:
a. Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja
b. Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
c. Perlindungan terhadap orang dan property
3) Mengalihkan risiko (Risk transfer) Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan
risiko kepada pihak lain.
4) Menghindari risiko (Risk avoidance) Menghindari risiko sama dengan menolak
untuk menerima risiko.
3. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penjelasan manajemen resiko proyek konstruksi diatas
adalah sebagai berikut :
1. Dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko untuk
menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal proyek.
2. Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
hasil kegiatan yang berupa bangunan (Ervianto, 2005).
3. Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak
semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu
proyek karena hal itu akan memakan waktu yang lama.
4. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu
dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.
5. Tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh
yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau
persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.