disebabkan oleh karakter bahasa yang Demi untuk menegaskan posisi instru-
digunakan oleh kitab-kitab tersebut. Di maital seorang isteri teriiadap suaminya maka
samping ku, tak terhkung lagi tulisan-tulisan hadis di bawah ini seringkali digunakan
yang mengulas tentang masalah perempuan sebagai landasannya:
dalam fiqh.
Jika seorang laki-lakimemanggilisterinya
Dari sekian banyak tulisan, hampir kepelananan lalu si isteri menolaknya dan
semua sq^akat bahwaperempuan ditempafican suaminya tidak rida maka laknat seribu
secara instrumental dari pada substansial malaikat akan memmpanya sampai subuh
dalam fiqh. Ketidakhadiran suara perempuan tiba. (HR. Buldiori) -
dalam budaya dimana fiqh dirumuskan
diartikan dengan ketiadaan substansi Hadis lain yang cukup luas digunakan
perempuan dalamIslam(Aminah W.Muhsin, oleh ulama fiqh untuk memberikan legitimasi
1994). Masharul Haq Khan (1994) posisi pereitqiuansebagai makhli^ domestik
menegaskan bahwa sepeninggal Rasulullah aHalah ;
wacana keislaman lebih banyak dikerobalikan
padakonsep W(kehomiat^suku)daripada
konsep'konsep keadilan Islam. Bahkan
persaksian perempuan diangg^ s^aro dari Dalam ayat tersebut tidak dijelaskan jenis
laki-laki. Engineer mencatat bahwa telah • kelamin dari kedua saksi sehinggakesaksian
teijadi generalisasi yang tidak proporsional perempuan sama d^igan;laki-l^i. Lebih
tentang masalah persaksian. Al-Qur'an lanjut dikatakan bahwa dalaiii kasus lian
mensyaratkan satu laki-laki atau dua' kesaksian seorang perempuan dapat
perempuan hanya pada masalah ekonomi. menggugurican kesaksian seorang'suami dan
Tidak ada istilah dalam al-Quran yang Dan akhimya, batasan-batasan normatif
menunjukan bahwa melahirkan anak yang terdapat dalam fiqh, bila dikaji lebih
menipakan hal yang utama bagi perempuan seksama, hanya terbatas pada tataran
(wanita). Tidak ada indikasi yang diberikan sosiologis. Secara logis, konteks sosiologis
bahwa masalah keibuan merupakan peran akan terns berubah dari waktu ke waktu dan
eksklusifnya. Hal ini memperlihatkan melampaui ruang budaya yang berlainan.
kenyataan bahwa wanita (meskipun tidak Sejauh ada kemauan untuk menggali konsep
semuawanita)merupakan makhluk eksklusif keadilan al-Qur'an, dengan
yang mampu melahirkan anak. Fungsi ini mengesampingkan kepentingan status quo
utama hanya sebatas kepentingan kelanjutan satu pihak, maka al-Qur'an cukup fldcsibel
umat. Dengankata lain, karena hanya wanita untuk mengakomodirkeragaman budaya yang
yang bisa melahirkan, maka apa yang ada di muka bumi ini.
Hiialfiilfan menjadi penting dan utama.