DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas tentang “Pemberian Obat Inhalasi” yang termasuk dalam mata
kuliah Kebutuhan Dasar Klinik Kebidanan (KDKK).
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, mohon
maaf atas segala kekurangan, dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke
dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru.
Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu
kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung
udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Terapi inhalasi adalah cara
pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-
paru sebagai organ sasaran obatnya. Terapi inhalasi merupakan terapi dengan memanfaatkan uap
hasil dari kerja mesin nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya
dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi
masalah di daerah tersebut. Inhalasi sering digunakan pada anak-anak dibawah usia 10 tahun.
Batuk/pilek karena alergi dan asma adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum
terjadi.
III. Tujuan
Untuk memahami definisi, jenis-jenis, dan cara pemberian obat inhalasi beserta indikasi,
kontraindikasi, dosis, reaksi dan efek sampingnya.
4
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi Inhalasi
Inhalasi adalah alat pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Alat ini biasanya digunakan
dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya pada
penyakit asma. Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap
kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru).
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran
nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama cepatnya dengan efek yang di
hasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Cara pemberian ini di gunakan untuk obat-obat
berupa gas (misalnya, beberapa obat anestetik) atau obat yang dapat di dispersi dalam suatu
eorosol. Rute tersebut terutama efektif dan menyenangkan untuk penderita- penderita dengan
keluhan-keluhan pernafasan (misalnya, Asma atau penyakit paru obstruktif kronis) karena obat
yang di berikan langsung ketempat kerjanya efek samping sistemik minimal.
Obat diberikan dengan inhalasi akan terdispersi melalui aerosol semprot, asap atau bubuk
sehingga dapat masuk ke saluran nafas. Jaringan alverokapiler menyerap obat dengan cepat.
Inhaler dosisi terukur (metered-dose inhaler/MDI) dan inhaler bubuk kering (Dry Power
Inhaler/DPI) biasanya memiliki efek local seperti dilate bronkus. Namun, beberapa obat dapat
menyebabkan efek sistemik yang serius.
Yang menerima obat melalui inhalasi biasanya memiliki penyakit pernafasan kronis
seperti asma kronis, emfisema, atau bronchitis masing-masing masalah pernafasan memerlukan
obat inhalasi yang berbeda. Sebagai contoh, klien dengan asma biasanya menerima obat
antiimfamasi karena asma merupakan penyakit imflamasi sementara klien dengan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) menerima brokoladilator karena biasanya mereka memiliki masalah
dengan bronkokostriks. Beberapa inhaler mengandung kombinasi dari obat “darurat”.Dan
“perbaikan” (capriotti, 2005). Karena lien bergantung pada obat inhalasi untuk mengontrol
penyakitnya, maka mereka perlu mengetahui mengenai obat tersebut dan bagaimana cara
menggunakannya dengan aman.
5
B. Jenis-Jenis Inhalasi
1. Metered Dose Inhaler (MDI) tanpa Spacer
Spacer (alat penyambung) akan menambah jarak antara alat dengan mulut, sehingga
kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang. Hal ini mengurangi pengendapan di
orofaring (saluran napas atas). Spacer ini berupa tabung (dapat bervolume 80 ml) dengan
panjang sekitar 10-20 cm, atau bentuk lain berupa kerucut dengan volume 700-1000 ml.
Penggunaan spacer ini sangat menguntungkan pada anak
Cara Penggunaan :
Penggunaan obat dry powder (serbuk kering) pada DPI memerlukan hirupan yang cukup
kuat.Pada anak yang kecil, hal ini sulit dilakukan.Pada anak yang lebih besar, penggunaan obat
serbuk ini dapat lebih mudah, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan
MDI.Deposisi (penyimpanan) obat pada paru lebih tinggi dibandingkan MDI dan lebih
konstan.Sehingga dianjurkan diberikan pada anak di atas 5 tahun.
6
Cara Penggunaan Inhaler:
3. Nebulizer
Alat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus
menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik
sehingga dalam prakteknya dikenal 2 jenis alat nebulizer yaitu ultrasonic nebulizer dan jet
7
nebulizer. Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang
digunakan.
Nebulizer yang dapat menghasilkan partikel aerosol terus menerus ada juga yang dapat
diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi sehingga obat tidak
banyak terbuang. Keuntungan terapi inhalasi menggunakan nebulizer adalah tidak atau sedikit
memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernafasan tidal, beberapa jenis obat dapat
dicampur (misalnya salbutamol dan natrium kromoglikat).Kekurangannya adalah karena alat
cukup besar, memerlukan sumber tenaga listrik dan relatif mahal.
1. Letakkan kompresor udara pada permukaan yang mendukung untuk beratnya. Lepaskan
selang dari kompresor .
2. sebelum melakukan perawatan ini, cuci tangan terlebih dahulu dengan subun kemudian
keringkan.
3. hati-hati dalam menghitung pengobatan secara tepat sesuai dengan perintah dan letakkan
dalam tutup nebulizer.
4. pasang/ gunakan tutup nebulizer dan masker atau sungkup.
5. hubungkan pipa ke kompresor aerosol dan tutup nebulizer.
6. nyalakan kompresor untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan baik.
7. duduk dalam posisi tegak baik dalam pangkuan atau kursi.
8. apabila menggunakan masker, letakkan dalam posisi yang tepat dan nyaman pada bagian
wajah.
9. apabila menggunakan (mouthpiece) letakkan secara tepat antara gigi dan lidah.
10. bernafaslah secara normal lewat mulut. Secara periodic ambil nafas dalam dan tahan
selama 2 sampai 3 detik sebelum melepaskan nafas.
11. lanjutkan perawatan ini sampai obat habis ( antara 9 sampai 10 menit).
8
12. apabila pasien merasa pusing atau gelisah, hentikan perawatan dan istirahat selama
kurang lebih 5 menit.
Karena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara
cepat dibanding cara sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat bermanfaat pada keadaan
serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan untuk menghindari efek samping sistemik
yang ditimbulkannya.
Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek samping yang sering
terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan
jenis lainnya. Terapi ini biasanya digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan
yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Asma termasuk penyakit yang sering
terjadi pada anak-anak.Ashma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial yang mempunyai
ciri bronchospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas).Selain asma ada batuk / pilek
karena alergi adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba
untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini termasuk secara
inhalasi.
9
Paska tracheostomi
Pilek dengan hidung sesak dan berlendir
Selaput lendir mengering
Iritasi kerongkongan, radang selaput lendir
Saluran pernafasan bagian atas
2. Kontraindikasi
Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : dosis awal 3-4 kali sehari 2-4 mg. dosis
dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg. dosis maksimal
harian : 32 mg /hari (dalam dosis bagi).
Anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai
dosis maksimal harian : 24 mg /hari (dalam dosis bagi).
Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1 mg.
Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta adrenergik : dosis awal : 3-4
kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg.
10
Ventolin Nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat (nebulizer) untuk dihisap oleh
pasien.Ventolin Nebules (untuk nebulizer) : setiap 1 ampul Ventolin Nebules mengandung
salbutamol sulfat 2,5 mg.
Ventolin Nebules 2.5 mg Ampul Sebaiknya diberikan pada saat perut kosong dan
diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Untuk hasil yang lebih maksimal, Ventolin
Nebules 2.5 mg Ampul diminum dalam waktu yang sama setiap hari nya. Jika tidak sengaja lupa
meminum Ventolin Nebules 2.5 mg Ampul, disarankan untuk segera meminumnya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan mengganti dosis yang terlewat
dengan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya. Hentikan penggunaan Ventolin Nebules
2.5 mg Ampul bila gejala mulai membaik.
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Ventolin Nebules 2.5 mg Ampul
antara lain:
Efek samping yang umum adalah palpitasi (denyut jantung tidak teratur), nyeri dada, denyut
jantung cepat, tremor (gemetar) terutama pada tangan, kram otot, sakit kepala dan gugup.
Efek samping lain yang sering terjadi diantaranya : vasodilatasi (pelebaran diameter
pembuluh darah ) perifer, takikardi (detak jantung di atas normal dalam kondisi beristirahat),
aritmia (gangguan detak jantung atau irama jantung), ganguan tidur dan gangguan tingkah
laku.
Efek samping yang lebih berat tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme
paradoksikal (kecemasan penyempitan pada dinding saluran pernafasan), urtikaria (kelainan
kulit karena alergi), angiodema (pembengkakan di bawah kulit), dan hipotensi (tekanan
darah rendah).
Seperti agonis adrenoseptor beta-2 lainnya, salbutamol juga bisa menyebabkan hipokalemia
(kekurangan kalium dalam darah) terutama jika diberikan pada dosis tinggi.
Penggunaan dosis tinggi telah dilaporkan memperburuk diabetes mellitus dan ketoasidosis
(salah satu komplikasi akut Diabetes Melitus yang terjadi disebabkan karena kadar glukosa
pada darah sangat tinggi).
11
BAB III
PROSEDUR TINDAKAN
12
Matikan nebulizer Matikan nebulizer jika sudah
selesai
Bersihkan mulut dan hidung Agar pasien bersih dan
dengan tissue merasa nyaman
Bereskan alat Agar tempat tidur pasien
bersih dan rapi
Buka handscoon Buka handscoon sebelum
mencuci tangan
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
sakit langsung melalui alat pernafasannya(hidung ke paru-paru).
Obat diberikan dengan inhalasi akan terdispersi melalui aerosol sempro, asap atau bubuk
sehingga dapat masuk ke saluran nafas. Terapi ini biasanya digunakan dalam proses perawatan
penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Jenis-jenis
inhalasi ada 3 : Metered Dose Inhaler(MDI) Tanpa Spacer, Dry Powder Inhaler(DPI),Nebulizer.
Terapi ini lebih efektif , kerjanya lebih cepat pada organ targetnya tetapi hal yang mungkin
bisa terjadi adalah iritasi pada mulut dan gangguan pernafasan pada penggunaan inhalasi.
B. SARAN
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada
pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar memberikan kritik dan
sarang yang bersifat membangun.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://materikuliahkebidanankokom.blogspot.com/2016/04/makalah-pemberian-obat-melalui-
inhalasi.html
https://www.klikdokter.com/obat/ventolin-nebules-25-mg-ampul
https://carissaamelia.blogspot.com/2016/04/makalah-pemberian-obat-melalui-inhalasi.html?m=1
15