Anda di halaman 1dari 13

6 Februari 2016

HORMON REPRODUKSI
1. Definisi Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Hormaein yang mempunyai
arti yang menimbulkan gairah. Definisi klasik hormon adalah suatu zat kimia
organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus yang sehat, dirembeskan melalui
aliran darah, dalam jumlah sedikit dan dapat menghambat atau merangsang
aktivitas fungsional dari target organ atau jaringan.

Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang
bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan
dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong
mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh.

Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas adalah
sebuah zat organik. Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini
merupakan pengatur fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau
suatu sistem. Hormon dapat didefinisikan sebagai zat organik yang
diproduksi oleh sel-sel khusus dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran
darah dan dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu
untuk berfungsi.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang
bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan
dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong
mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon dapat memberikan
efeknya pada struktur-struktur target dengan cara :

 Mengubah fungsi gen


 Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
 Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk
skretorisnya.
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan
disekresi secara alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau
ditentukan. Adanya hormon menimbulkan efek tertentu sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, sama halnya dengan sistem tubuh
lainnya, sistem reproduksi juga mempunyai hormon yang memberikan efek
dan fungsi dalam perkembangannya.

1. Perbedaan antara Hormon, Pheromon dan Kairomon


Perbedaan antara hormon, pheromon dan kairomon adalah :

 Hormon dihasilkan oleh tubuh dan bekerja ditubuh itu sendiri.


 Pheromon dihasilkan oleh individu tertentu yang bekerja pada saat ada atau
terdapat lawan jenis.
 Kairomon dihasilkan oleh spesies tertentu yang bekerja padaa individu yang
lain.
1. Kaitan antara Hormon dan Reproduksi
Kaitan hormon dan reproduksi adalah :

 Hormon primer adalah hormon yang berhubungan langsung dengan


reproduksi. Contohnya : spermatogenesi, ovulasi dan lain-lain.
 Hormon-hormon metabolik adalah hormon yang mempertahankan fungsi
tubuh dalam keadaan normal (hemeostatis). Contohnya : insulin, hormon
tiroid, vasopressin dan glukagon
1. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Semua hormon berpartisipasi dalam semua aspek reproduksi. Partisipasi ini
mungkin melalui kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan
internal yang menjamin keberhasilan reproduksi atau pengaruh tidak
langsung. Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut
unsur pembentuknya, yakni Golongan protein (peptida), Golongan steroid,
dan Golongan asam lemak. Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon
diatas, sebagai berikut :

70. Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat


molekul 300-70.000 dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh enzim
sehingga tidak dapat diberikan melalui oral tetapi harus diberikan melalui
suntikan (Contohnya : Gn-RH).
71. Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon
steroid alami tidak efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid
sintesis dan yang berasal dari tumbuhan dapat diberikan melalui oral maupun
suntikan (Contohnya : estrogen, progesteron, dan androgen).
72. Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya
dapat diberikan melalui suntikan (Contohnya : prostaglandin).
73. Fungsi Hormon Reproduksi
Fungsi hormon reproduksi adalah :

 Merangsang keluarnya hormon-hormon lain


 Mempengaruhi fungsi gonad
 Activator sexual
 Mempertahankan kebuntingan
 Melisis corpus luteum
1. Hormon-hormon Reproduksi
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat
menghasilkan hormon reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar
Ovarium, Endometrium, dan Testis. Berikut hormon-hormon yang dihasilkan
oleh empat kelenjar tersebut, antara lain :

1. Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga


macam hormon reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone , Luteinizing
Hormone yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating
Hormone dan Luteotropic Hormone, serta bagian posterior yang
menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
2. Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen,
progesteron, dan relaksin.
3. Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin.
4. Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron. Kedua belas
hormon ini mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh
hewan, sehingga disebut hormon reproduksi.
 Hormon Estrogen.
Hormon Estrogen dihasilkan oleh ovarium, Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada betina yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dan lain-lain.

 Hormon Progesteron
Hormon Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga
dapat menerima implantasi zygot, mengatur pembentukan plasenta dan
produksi air susu.
 Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel.

 Hormon LH (Luteinizing Hormone)


Hormon ini ujuga dihasilkan oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH.
Berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar Gonade / Foliclle menjadi
matang pecah dan ovulasi.

 Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)


GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH
akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.

 Hormon Testosteron
Dihasilkan di dalam testes. Berfungsi mempegaruhi pertumbuhan alat kela-
min jantan, menstimulasi bermacam-macam metabolisme tubuh,
memperpanajang daya hidup spermatozoa dalam saluran kelamin,
meningkatkan pertumbuhan tulang.

 Hormon Pertumbuhan / Growth Hormone (GH)


Hormon pertumbuhan (Somatotrop) dihasilkan di Kelenjar hipofisa.
Fungsinya antara lain mengendalikan pertumbuhan & perkembangan,
meningkatkan pembentukan protein, mendorong pertumbuhan umum tubuh,
mempercepat sintesa protein.

 Hormon Prostaglandin (PGF2α)


Dihasilkan di endometrium dari uterus.

1. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Cara Kerjanya


Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam
tiga kelompok yaitu hormon reproduksi primer, hormon reproduksi sekunder,
dan hormon pelepas.
Hormon-hormon reproduksi primer secara langsung memengaruhi berbagai
aspek reproduksi seperti spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin,
fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi, kelangsungan kebuntingan,
kelahiran, laktasi dan tingkah laku induk.Hormon-hormon reproduksi
sekunder berfungsi untuk mempertahankan keadaan fisiologik yang
memungkinkan terjadinya proses reproduksi.

Tabel 1. Hormon-hormon reproduksi primer

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi

Follicle Stimulating spermatogenesis, pertumbuhan


Hormone (FSH) folikel

ovulasi, pelepasan estrogen,


Luteinizing Hormon (LH) pelepasan progesteron

Interstitial Cell Stimulating Stimulasi sel-sel interstitial ley


Hormone (ICSH) pelepasan testosteron

Prolaktin/Luteotropic
Adenohipofisis Hormone (LTH) Pelepasan progesteron, laktasi

Kontraksi uterus, kelahiran,


Neurohipofisis Oksitosin penurunan (let down) susu

Spermatogenesis,
mempertahankan sistem kelam
jantan dan sifat-sifat kelamin
Testis Testosteron sekunder, kelakuan kelamin jan

Mempertahankan sistem salura


kelamin betina dan sifat-sifat
kelamin sekunder, tanda-tanda
birahi/ekstrus, kelakuan kelami
betina, stimulasi kelenjar susu,
Ovarium Estrogen/estradiol mobilisasi Ca, dan lemak pada
unggas

Implantasi, mempertahankan
kebuntingan, stimulasi kelenjar
Progesteron susu

Relaksasi serviks uteri, kontrak


Relaxin uterus, pemisahan simfisis pub

Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG) Seperti LH (LH-like)

Pegnan Mare Serum


Gonadotrophin (PMSG) Seperti FSH (FSH-like)

Estradiol Lihat ovarium

Progesteron Lihat ovarium

Relaxin Lihat ovarium

Luteolisis (melisiskan korpus


Plasenta Prostaglandin luteum)
Reproduksi merupakan hasil kerjasama berbagai sekresi endoktrin terhadap
organ sasaran dan reaksi-reaksi khusus di dalam tubuh. Kelompok ketiga dari
hormon-hormon reproduksi terdapat di dalam hipotalamus dan kelompok
hormon ini disebut sebagai faktor-faktor pelepas (releasing factors).

Tabel 2. Hormon-hormon reproduksi sekunder

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi

Somatotropic Hormone (STH) Pertumbuhan, sintesa protein

Stimulasi kelenjar tyroid,


Thyroid Stimulating pelepasan tiroksin, dan
Adenohipofisis Hormone (TSH) pengikatan iodium oleh thyroi
Adrenocorticotrophic Stimulasi korteks adrenal,
Hormone (ACTH) pelepasan kortikoid adrenal

Pertumbuhan tubuh,
Vasopressin (Antidiuretic perkembangan dan pematanga
Hormone, ADH) oksidasi zat makanan

Tri-iodothyronin Sama dengan atas

Neurohipofisis Thyrocalcitonin Metabolisme kalsium

Aldosteron Metabolisme air dan elektrolit

Metabolisme karbohidrat, lem


Pankreas Corticoid dan protein

Metabolisme karbohidrat, lem


Insulin dan protein

Parathyroid Parathormon Metabolisme Ca dan P


Tabel 3. Faktor-faktor pelepas (Releasing factors)
Faktor (Hormon) Fungsi

Stimulasi pelepasan gonadotropin (FS


Gonadotropin Releasing Hormone (Gn-RH) dan LH)

Thyrotropin Hormone (TRH) Stimulasi pelepasan TSH

Prolacting Inhibition Factore (PIF) Inhibisi pelepasan prolaktin

Corticotropin Releasing Factore ( CRF) Stimulasi pelepasan ACTH

Somatotropic Hormone Releasing Factore (STH-


RH) Stimulasi pelepasan STH
1. Hormon-hormon reproduksi primer
 Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang
dikenal sebagai sella turcic. Kelenjar ini mensekresikan sejumlah hormon-
hormon, seperti Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
dan Vasopressin juga disekresikan oleh kelenjar hipofisis. MSH mengatur
sintesis dan penyebaran melanin sedangkan Vasopressin mempengaruhi
tekanan darah dan keseimbangan air dalam tubuh.
 Hormon-hormon gonadotropin
Kelenjar adenohipofisis mensekresikan tiga hormon gonadotropin yaitu,
FSH, LH dan LTH. Hormon-hormon ini sangat penting dalam pengaturan
ovarium dan testis untuk produksi ova dan spermatozoa dan pelepasan
hormon-hormon gonadal yaitu testosteron, estradiol, dan progesteron.

Fungsi utama FSH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel


deGraaf di dalam ovarium dan spermatogenesis di dalam tubuli semeniferi
testis. FSH murni menstimulir pertumbuhan folikel pada hewan betina yang
dihipofisektomi tetapi tidak menyebabkan ovulasi, luteinisasi, atau stimulasi
terhadap jaringan interstistial ovarium.

Luteinizing Hormon (LH) bekerja sama dengan FSH untuk menstimulir


pematangan folikel dan pelepasan estrogen. Sesudah pematangan folikel, LH
menyebabkan ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding sel dan
pelepasan ovum. FSH dan LH bersifat sinergistik dalam pengaruhnya
terhadap gonad. Keduanya terdapat dalam berbagai perbandingan yang
berimbang sesuai dengan berbagai kondisi atau tahap siklus kelamin dari
berbagai jenis hewan.

Luteotropic Hormone (LTH) atau Prolaktin. Hormon ini merupakan


hormon protein dengan berat molekul 22.000 sampai 35.000. prolaktin yang
berasal dari domba dan sapi tampaknya terdiri dari satu rantai peptida tunggal
dengan suatu konfigurasi siklis dan mengandung jembatan-jembatan
disulfida.
 Oksitosin
Oksitosin adalah suatu oktapeptida yang mengandung 8 asam amino yaitu
tirosin, leusin, isoleusin, prolin, asam glutamik, asam aspartic, glisin dan
sistin. Aktifitas oksitosin adalah kontraksi uterus dan let down atau
penurunan air susu.
 Hormon-hormon gonadal
Gonad, yaitu testis pada hewan jantan dan ovaria pada hewan betina sebagai
organ-organ kelamin merupakan tempat pembentukan hormon-hormon
kelamin jantan dan betina selain fungsinya sebagai penghasil gamet atau sel-
sel kelamin. Pada umumnya, hormon-hormon gonadal berfungsi
mempertahankan organ-organ kelamin pelengkap dan sifat-sifat kelamin
sekunder

Androgen. Androgen atau testosteron merupakan hormon kelamin jantan


diproduksi di dalam testis dan sedikit ole korteks adrenal. Selain
androgen, testis juga menghasilkan sejumlah kecil estrogen. Testosteron dan
testis berfungsi untuk:
1. Diferensiasi sesual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis kedalam
skrotum pada fetus yang baru lahir,
2. Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari praeputium,
serta pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas,
3. Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin untuk
menghasilkan cairan atau plasma semen pada waktu ejakulasi,
4. Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta ejakulasi,
5. Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi hewan jantan,
misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang kecil pada pinggul, jengger
ayam dan perubahan suara,
6. Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli
eferentes, epididimis, ductus defferensia termasuk ampula,
7. Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan spermatozoa
didalam saluran-saluran testiskuler dan memperpanjang umur sperma di
dalam epididymis,
8. Aktifitas metabolik terhadap protein.
Kastrasi (penghilangan testis) yang dilakukan sebelum pubertas akan
menghambat perkembangan fungsi, dan aktivitas organ-organ yang
memerlukan testosteron. Apabila kastrasi dilakukan sesudah pubertas maka
akan menyebabkan atropi organ-organ reproduksi dan terhentinya aktivitas-
aktivitas tersebut dapat dipulihkan kembali dengan penyuntikan preparat-
preparat testosteron.
Estrogen. Hormon ini merupakan hormon yang menimbulkan estrus atau
birahi pada hewan betins. Hormon estrogen disekresikan oleh sel-sel theca
interna dan folikel de Graaf. Estrogen bertanggung jawab atas timbulnya
sifat-sifat kelamin sekunder pada hewan betina. Hormon ini menggertak
pertumbuhan sistem saluran kelenjar susu, mempengaruhi deposisi dan
distribusi lemak tubuh, serta mempercepat ossifikasi epifise tulang.
Progesteron. Progesteron merupakan progesteron alamiah terpenting yang di
ekskresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum. Fungsi progesteron sulit
dipisahkan dari hormon-hormon lsin seperti estrogen. Hal ini disebabkan
progesteron secara normal bekerja sama dengan estrogen dan steroid-steroid
lainnya yang menghasilkan hanya sedikit pengaruh khusus jika berdiri
sendiri. Beberapa pengaruh progesteron dapat disebut sebagai berikut:
1. Menstimulir pertumbuhan sistem glanduler pada endometrium uterus yang
telah disensitifkan oleh estrogen.
2. Mempertahankan kebuntingan dengan menghasilkan suatu lingkungan
endometrial yang sesuai untuk kelanjutan hidup dan perkembangan embrio,
3. Menghambat otilitas atau pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan
atau menurunkan respon miometrium terhadap oksitosin,
4. Dengan menghambat produksi FSH dan LH, progesteron mencegah
terjadinya estrus, ovulasi dan siklus strus,
5. Bekerjasama dengan estrogen untuk menstimulir ovulasi dengan menggertak
LH, apabila disuntikkan dalam jumlah kecil selama permulaan estrus pada
sapi, progesteron akan mempercepat terjadinya ovulasi,
6. Bekerjasama dengan estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
sistem alveolar kelenjar mammae.
Relaxin. Hormon ini terutama dihasilkan oleh korpus luteum selama masa
kebuntingan. Fungsi fisiologik terutama berhubungan dengan partus yaitu:
1. Menstimulir pemisahan simfisis pubis pada marmot dan mencit sesudah
pemberian estrogen. Fungsi ini mempermudah keluarnya fetus pada waktu
partus,
2. Menghambat aktivitas miometrium yaitu menghambat kontraksi uterus,
3. Menurunkan kadar air dalam uterus,
4. Bersama estrogen menyebabkan pertambahab pertumuhan uterus,
5. Meningkatkan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estrogen
dan progesteron.
 Hormon-hormon plasenta
Gonadotropin telah ditemukan pada plasenta kuda, kera, manusia, dan tikus.
Sifat-sifat fisiologik hormon-hormon plasenta dari kuda dan manusia telah
banyak dipelajari dan merupakan sumber biologik hormon-hormon
gonadotropin. Pada kuda, hormon gonadotropin dihasilkan oleh mangkok-
mangkok endometrium uterus kuda bunting kira-kira 40 sampai 120 hari
masa kebuntingan dan tidak diekskresikan melalui urin tetapi terdapat dalam
konsentrasi tinggi pada serum darah sehingga disebut Pregnant Mare Serum
Gonadotrophin ( PMSG).
 Hormon-hormon uterus
Prostaglandin merupakan hormon yang meregulasi beberapa fenomena
fisiologik seperti kontraksi otot polos pada saluran reproduksi dan saluran
gastrointestinal, transpor sperma, ovulasi, kelahiran dan turun susu,
menstimulasi kontraksi uterus, serta meregenerasi korpus luteum.

1. Hormon-hormon reproduksi sekunder


Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah zat-zat endoktrin dengan
aktivitas metabolik yang mempertahankan fungsi fisiologik tubuh dan
memungkinkan berlangsungnya proses-proses reproduksi.

Tiroksin. Kelancaran sekresi kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat


untuk kelangsungan reproduksi secara normal. Hormon tiroid memengaruhi
reproduksi dn fertilitas dengan mempertahankan hubungan gonadohipofiseal.
Corticoid adrenal. Keterlibatan korteks adrenal dalam proses-proses
reproduksi dinyatakan oleh (a) kesanggupan kelenjar tersebut menghasilkan
steroid-steroid kelamin, dan (b) kegunaan dasar kortikoid adrenal untuk
mempertahankan hidup hewan dan fungsi reproduksi.
Pankreas. Pada umumnya, pancreatectomi (penghilangan kelenjar pankreas)
akan menyebabkan disfungsi aktivitas reproduksi, yaitu perpanjangan waktu
atau pemberhentian siklus estrus dan kelambatan masa pubertas.
Paratiroid. Peninggian aktivitas paratiroid terjadi selama kebuntingan. Pada
sapi, parathreoidectomi selama kebuntingan tidak mempengaruhi
kebuntingan walaupun produksi susu menurun, tetapi pada
kambing parathreoidectomi menimulkan gejala-gejala tetanik dan kegagalan
laktasi.
Thyrocalcitonin. Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar tiroid dan berfungsi
menurunkan kadar kalsium dalam darah dan meninggikan retesi kalsium pada
tulang.
Hipotalamus. Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan proses penting yang
terjadi secara otomatis, seperti nafsu dan selera makan, detak jantung, kontrol
suhu tuuh, tingkah laku kawin, serta aktivitas neuroendoktrin. Hipotalamus
merupakan pusat pengolahan dan integrasi informasi yang diterima kemudian
menterjemahkan kepada neurohumoral untuk memberikan respon secara
fisiologis.
1. Mekanisme Kerja Hormon dalam Mengatur Fungsi Reproduksi
Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni
Hipotalamus, Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang
memegang peranan penting dalam mensintesis ataupun mensekresikan
hormon reproduksi. Hipotalamus menghasilkan hormon Gn-RH
(Gonadotropin Releasing Hormone), dimana Gn-RH berfungsi untuk
merangsang atau menstimulasi hipofisa anterior untuk mensintesis hormon
gonadotropin yakni FSH dan LH, ICSH pada jantan.

Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa anterior


akan mensintesis dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) pada betina
dan ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada jantan.

Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang


perkembangan pada organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan
menstimulasi pertumbuhan folikel di dalam ovarium dalam menghasilkan
hormon estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di dalamnya, sedangkan
LH akan menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron
tepatnya pada corpus luteum.

Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan


mengatur perkembangan sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di
dalam tubulus seminiferus. Sedangkan LH akan menstimulasi testis dalam
mensintesis hormon testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam sel
leydig atau sel interstitial.

1. Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Betina


Telah diketahui bahwa hipotalamus merupakan kelenjar sumber hormon
reproduksi. Dimana hipotalamus dalam kerjanya menghasilkan hormon Gn-
RH yang kemudian Gn-RH akan menstimulasi hipofisa anterior dalam
mengatur pelepasan hormon FSH dan hormon LH. Hormon FSH akan
menstimulasi pertumbuhan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon
estrogen, sedangkan hormon LH akan menstimulasi corpus luteum dalam
ovarium untuk menghasilkan hormon progesteron. Apabila terlampau banyak
FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar estrogen yang
dihasilkan oleh folikel akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim
inhibin dalam menghambat folikel dalam menghasilkan hormon estrogen
melalui feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

1. Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Jantan


Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas, hal yang membedakan adalah
pada hewan jantan yang berperan sebagai alat reproduksi primer adalah testis.
Di dalam testis terdiri dari tubulus seminiferus dan sel leydig. Tubulus
seminiferus akan menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma dalam
proses spermatogenesis, sedangkan sel leydig berperan dalam mensintesis
hormon testosteron.

Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus distimulasi


oleh FSH sedangkan pelepasan hormon testosteron oleh sel leydig distimulasi
oleh ICSH. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA
(hipofisa anterior) maka kadar spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus
seminiferus akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam
menghambat tubulus seminiferus dalam menghasilkan spermatozoa melalui
feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

Anda mungkin juga menyukai