ID Aktivitas Fisik Dengan Sindrom Premenstr PDF
ID Aktivitas Fisik Dengan Sindrom Premenstr PDF
Surmiasih
STIKes Aisyah Pringsewu Lampung
surmiasih12@gmail.com
ABSTRAK
Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan masalah kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh
wanita usia reproduktif. Faktor penyebab utamanya adalah akibat adanya ketidakseimbangan kerja dari
hormon estrogen dan progesteron serta adanya perubahan kadar serotonin. Sekitar 30-80% wanita mengalami
gangguan suasana hati (mood) atau somatis (atau keduanya) yang terjadi selama siklus menstruasi.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa gejala pre menstrual sindrom
dialami 65,7 pada remaja putri. Salah satu faktor yang berhubungan dengan pre menstual sindrom adalah
aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas fisik dengan kejadian pre menstrual
sindrom. Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek
penelitian adalah siswi SMP PGRI Pagelaran yang berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan Total Sampling. Analisa data dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan p
value 0,035 yang berarti ada hubungan aktivitas fisik dengan pre menstrual sindrom.
ABSTRACT
Premenstrual Syndrome (PMS) is a common health problem most commonly reported by women of reproductive
age. Factors main cause is due to an imbalance in the work of the hormones estrogen and progesterone as well
as a change in serotonin levels. Approximately 30-80% of women experience mood disorders (mood) or somatic
(or both) that occur during the menstrual cycle. Based on the report by the World Health Organization (WHO)
reported that the symptoms of pre-menstrual syndrome experienced by 65.7 in adolescent girls. One of the
factors associated with pre menstual syndrome is a physical activity. The purpose of this study was to determine
the incidence of physical activity with pre menstrual syndrome. Methods: This type of research is quantitative
with cross sectional design. Subjects were SMP PGRI performances were about 40 people. The sampling
technique using total sampling. analysis using Chi Square test. The result showed the p value of 0.035, which
means there is a relationship of physical activity with pre menstrual syndrome.
ringan. menemukan bahwa alasan tingginya endorfin, menurunkan kadar estrogen dan
aktivitas fisik ringan yang terjadi pada hormon steroid lainnya, memperlancar
remaja putri disebabkan karena sebagian transpor oksigen di otot, menurunkan kadar
besar aktivitas responden pada hari Senin kortisol, dan meningkatkan perilaku
sampai Jumat adalah belajar (sekolah dan psikologis (Harber dan Sutton, 1984 dalam
tempat les), mereka hanya melakukan Ratikasari 2015).
duduk sambil menulis atau membaca.
Sedangkan pada hari libur, sebagian besar Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden menghabiskan waktu dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldira
beristirahat, seperti tidur dan bermain (2014) yang juga menemukan ada
gadget. hubungan antara aktivitas fisik dengan PMS
dengan nilai p-value = 0,005.
Aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat
mengurangi rasa sakit akibat PMS, Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka
sehingga apabila aktivitas fisik rendah peneliti berasumsi bahwa aktivitas fisik
dapat meningkatkan keparahan dari PMS, rendah dapat meningkatkan keparahan dari
seperti rasa tegang, emosi, dan depresi. PMS, seperti rasa tegang, emosi, dan
Sebuah teori menyebutkan, dengan adanya depresi hal ini terjadi karena terjadi
aktivitas fisik akan meningkatkan produksi peningkatan kadar serotonin di otak.
endorfin, menurunkan kadar estrogen dan Seorang wanita jika tidak melakukan
hormon steroid lainnya, memperlancar aktivitas yang rutin seperti olahraga ringan
transpor oksigen di otot, menurunkan kadar dapat mengakibatkan PMS lebih besar.
kortisol, dan meningkatkan perilaku Responden dengan aktivitas fisik ringan
psikologis (Harber dan Sutton, 1984 dalam cenderung lebih banyak yang mengalami
Ratikasari 2015). PMS sedang hingga berat dibandingkan
dengan aktivitas fisik sedang.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
chi square didapatkan nilai p-value = 0,035
< α 0,05 maka dapat disimpulkan ada 4. KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan antara aktivitas dengan pre
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menstruasi syndrom (PMS) pada siswi SMP
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
PGRI 1 Pagelaran Kecamatan Pagelaran
lebih dari setengah responden penelitian
Tahun 2016.
mengalami pre menstruasi syndrome (PMS)
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh dalam kategori berat yaitu sebanyak 22 atau
yang dihasilkan oleh otot rangka yang 55% dari total responden.
memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas
Terdapat 20 responden atau 50% dari total
fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas
responden penelitian berada dalam kategori
fisik) merupakan faktor risiko independen
aktivitas fisik ringan, 14 responden (35%)
untuk penyakit kronis, dan secara
berada dalam kategori aktivitas fisik sedang
keseluruhan diperkirakan menyebabkan
dan terdapat 6 siswi (15%) aktivitas fisik
kematian secara global ( WHO, 2010).
dalam kategori berat.
Aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat
Terdapat hubungan antara aktivitas dengan
mengurangi rasa sakit akibat PMS,
sindrom premenstruasi spada siswi SMP
sehingga apabila aktivitas fisik rendah
PGRI 1 Pagelaran Kecamatan Pagelaran
dapat meningkatkan keparahan dari PMS,
Tahun 2016 dengan nilai p-value = 0,035.
seperti rasa tegang, emosi, dan depresi.
Sebuah teori menyebutkan, dengan adanya
aktivitas fisik akan meningkatkan produksi