Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh:

ADETYA PUTRA WARDANA

NIM. 2012174201015

Mata Kuliah :

HUKUM PEMDA DAN PEMDEs

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS 45 MATARAM
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pemerintahan daerah sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah


yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Bila sebelum diperkenalkan otonomi
daerah, semua sistem pemerintahan bersifat sentralisasi atau terpusat. Dengan
pelaksanaan otonomi daerah diharapkan daerah mampu mengatur sistem
pemerintahannya sendiri dengan memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki.
Walaupun demikian, ada beberapa hal tetap dikendalikan oleh pemerintah pusat.
Seperti hubungan diplomatik, kerjasama perdagangan, dll.

Sistem pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu bentuk


penyelenggara pemerintahan yang efektif dan efisien. Karena pada dasarnya tidak
mungkin pemerintah pusat mengatur serta mengelola negara dengan segala
permasalahan yang kompleks. Sementara itu, pemerintah daerah juga merupakan
training ground serta pengembangan demokrasi dalam sebuah negara. Disadari atau
tidak, sistem pemerintahan daerah sebenarnya merupakan persiapan untuk karir
politik lanjutan yang biasanya terdapat pada pemerintahan pusat.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam menyusun makalah ini, ada beberapa rumusan masalah, seperti berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan system, dan pemerintahan daerah?
2. Apa yang dimaksud dengan system pemerintahan daerah dan
bagaimana bentuk pelaksanaannya di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa definisi system dan pemerintahan daerah.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan system
pemerintahan daerah dan bagaimana bentuk pelaksanaan system
pemerintahan daerah di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM

Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem


berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan
untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:

1. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik,
abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut
2. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
3. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
4. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Syarat-syarat system :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4.Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Pengertian Sistem Menurut Para Ahli


Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang
artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang
tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai
suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara
efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
berhubungan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang
saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi
dan saling pengaruhdari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

B. PENGERTIAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pemerintahan daerah menurut pasal 1 huruf d uu nomor 22 tahun 1999


diartikan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asasdesentralisasi.
Menurut UU nomor 32 tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2, pemerintahan
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip negara kesatuan RI.
Berdasarkan UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati , walikota dan perangkat daerah.
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

C. OTONOMI DAERAH

Pengertian Otonomi Daerah - Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004


pasal 1 ayat 5,pengertian otonomi derah adalah hak ,wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Suparmoko (2002:61) mengartikan otonomi daerah adalah
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, bahwa
pemberian kewenangan otonomi daerah dan kabupaten / kota didasarkan kepada
desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

a. Kewenangan Otonomi Luas


Yang dimaksud dengan kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua
bidang pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiscal agama serta kewenangan
dibidang lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan yang
utuh dan bulat dalam penyelenggaraan mulai dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
b. Otonomi Nyata
Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan serta tumbuh hidup dan berkembang di daerah.
c. Otonomi Yang Bertanggung Jawab
Otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa perwujudan
pertanggung jawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan
kewenangan kepada daerah dalam mencapai tujuan pemberian
otonomi berupa peningkatan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan
pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang sehat antara pusat dan
daerahserta antar daerah dalam rangka menjaga Keutuhan Negara
Kesatuan RepublikIndonesia.

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 7, 8, 9 tentang


Pemerintah Daerah, ada 3 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah yaitu :
 Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur
sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu
 Tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau
desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Hakekat, Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah


a. Hakekat Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembangunan sesuai dengan kehendak dan
kepentingan masyarakat. Berkaiatan dengan hakekat otonomi daerah
tersebut yang berkenaan dengan pelimpahan wewenang pengambilan
keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan
kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan
masyarakat maka peranan data keuangan daerah sangat dibututuhkan
untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta jenis
dan besar belanja yang harus dikeluarkan agar perencanaan keuangan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Data keuangan daerah
yang memberikan gambaran statistik perkembangan anggaran dan
realisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran dan analisa
terhadapnya merupakan informasi yang penting terutama untuk
membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk
meliahat kemampuan/ kemandirian daerah (Yuliati, 2001:22)

b. Tujuan Otonomi Daerah


Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen Keuangan
Daerah) adalah: Untuk meningkatkan pelayanan publik (public
service) dam memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya
terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal, yaitu:
· Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat.
· Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya
daerah.
· Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik)
untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Selanjutnya tujuan otonomi daerah menurut penjelasan
Undang-undang No 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah sama yaitu
otonomi daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan
prakarsa dan peran serta aktif masyarakat secara nyata, dinamis, dan
bertanggung jawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa, mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan di
daerah yang akan memberikan peluang untuk koordinasi tingkat lokal.

c. Prinsip Otonomi Daerah


Menurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, prinsip
penyelenggaraan otonomi daerah adalah :
1. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan aspek
demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka
ragaman daerah.
2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata
dan bertanggung jawab.
3. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada
daerah dan daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah
otonomi yang terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara
sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah.
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian
daerah kabupaten dan derah kota tidak lagi wilayah administrasi.
Demikian pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina oleh
pemerintah.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan
fungsi badan legislatif daerah baik sebagai fungsi legislatif, fungsi
pengawasan, mempunyai fungsi anggaran atas penyelenggaraan
otonomi daerah.
7. Pelaksanaan dekonsentrasi diletakkan pada daerah propinsi dalam
kedudukan sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan
kewenangan pemerintah tertentu dilimpahkan kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah.
8. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya di
pemerintah daerah dan daerah kepada desa yang disertai
pembiayaan, sarana dan pra sarana serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung
jawabkan kepada yang menugaskan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu


bentuk penyelenggara pemerintahan yang efektif dan efisien. Karena pada
dasarnya tidak mungkin pemerintah pusat mengatur serta mengelola negara
dengan segala permasalahan yang kompleks. Sementara itu, pemerintah
daerah juga merupakan training ground serta pengembangan demokrasi
dalam sebuah negara. Disadari atau tidak, sistem pemerintahan daerah
sebenarnya merupakan persiapan untuk karir politik lanjutan yang biasanya
terdapat pada pemerintahan pusat.
Sistem pemerintahan daerah juga membuka peluang bagi masyarakat
daerah untuk meningkatkan kapasitas teknik dan manajerial sehingga bisa
meningkatkan pengaruh serta pengawasan atas berbagai aktivitas yang
dilakukan oleh para elit lokal. Dalam sistem pemerintahan daerah juga bisa
memungkinkan para pemimpin daerah untuk menetapkan pelayanan dan
fasilitas secara efektif di tengah - tengah masyarakat, mengintegrasikan
daerah - daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi
implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik bila dibandingan
pengawasan yang dilakukan oleh pejabat dari pusat.
Kajian mengenai hubungan pemerintahan mencakup pembahasan
mengenai hubungan antara pemerintah dan masyarakat sebagai yang
diperintah. Bentuk hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah
secara konkret dapat dilihat dalam proses pembuatan kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai