Anda di halaman 1dari 18

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Berbagai bangunan yang yang dirancang oleh seorang Perancang itu tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa
memperdulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Kelengkapan fasilitas bangunan tersebut adalah Utilitas merupakan suatu ilmu pengetahuan teknik arsitektur di
samping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan yang harus dipelajari oleh seorang arsitek dalam kooordinasi merancang
bangunan. Sistem utilitas tersebut tidak kalah penting perencanaannya seperti halnya sistem struktur bangunan.
Karena sistem utilitas merupakan komponen operasional dalam bangunan yang dapat memaksimalkan fungsi kegiatan
di dalam bangunan tersebut.

Membahas tentang sistem utilitas kita tidak dapat lepas dengan bagian-bagiannya seperti sistem plumbing, sistem
sampah, pencahayaan alami, penghawaan alami, pengkondisian udara, dan transportasi.

Sistem transportasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan
sistem transportasi haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,
dalam rangka menunjang sirkulasi pergerakan manusia dalam melakukan aktifitas di dalamnya.

Pada umumnya sistem transportasi pada bangunan dibagi menjadi dua. Pertama adalah sistem transportasi mekanis
(elevator, eskalator, dll). Kedua adalah sistem transprtasi non mekanis (tangga, ramps, dll).

Untuk mendalami pemahaman pada materi sistem utilitas bangunan khususnya sistem transportasi non mekanis maka
dalam tugas 2 Mata kuliah “Sains bangunan dan Utilitas” ini kami mengobservasi sebuah bangunan hotel yaitu Bliss
Surfer Hotel berlokasi di daerah Kuta Legian, Bali. Pada objek ini kami meninjau sistem transportasi non mekanis yang
kami tinjau berdasarkan data

yang kami dapat dan kemudian kami analisis lebih mendalam baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Atas penentuan latar belakang dan identitas masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai
berikut :

1.Bagaimana sistem transportasi non mekanis yang efisien dan efektif dalam sebuah bangunan dan bagaimana sistem
kerja serta kendala sistem transportasi non mekanis yang berada dalam bangunan yang diobservasi?”
1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan tugas ini yaitu :

1. Mengetahui bagaimana sistem transportasi non mekanis dalam sebuah bangunan.

2. Menjelaskan hasil observasi mahasiswa sekaligus dapat mengerti tentang materi sistem transportasi non
mekanis

1.4. MANFAAT PENULISAN

Melalui tugas ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Memahami dan dapat mendefinisikan pengertian sistem transportasi non mekanis.

2. Memahami sistem utilitas serta pengaplikasiannya pada bangunan melalui kegiatan observasi langsung pada
bangunan Bliss Surfer Hotel.

3. Menjelaskan dan mengaplikasikan sistem transportasi non mekanis pada perancangan bangunan dengan
pemahaman yang baik dan benar.

1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada makalah ini, akan dijelaskan dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, dan terakhir sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab kedua yang berisi landasan
teori, kerangka penugasan yang terdiri dari teori-teori terkait dengan sistem utilitas bangunan yang akan berimplikasi
pada pembahasan objek studi.

Bab ketiga merupakan substansi yang membahas tentang hasil observasi terhadap objek studi yang membahas secara
mendalam mengenai sistem utilitas bangunan pada objek studi.

Bab keempat merupakan bab penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini, kami menyimpulkan uraian yang sebelumnya
sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai merencanakan sistem utilitas yang baik dan benar sehingga
mendukung segala kenyamanan dan keamanan pengguna.

1.6. METODE PENULISAN

Metode penulisan ini dirancang sebagai penelitian evaluasi, bersifat observasional deskriptif yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan, pengukuran, observasi terhadap objek yang diamati yang dalam hal ini merupakan sistem
Utilitas Bangunan pada Bliss Surfer Hotel, Bali. Selain itu juga menggunakan metode wawancara dengan melakukan
wawancara terhadap pihak manajemen serta petugas dari hotel. Penelitian dilakukan pada bulan 15 Januari 2014
dengan beberapa narasumber, antara lain :

1. I Wayan Wijana selaku Manager On Duty Operasional

2. Made Sumerta selaku petugas hotel.

3. Ferdy Permana selaku chief engineering hotel Kuta Central Park Hotel.

Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu mengevaluasi pelaksaanaan sistem utilitas Bangunan dengan
membandingkan dengan teori yang kami dapat selama perkuliahan dengan pengaplikasian objek utilitas pada objek
studi.

Bab II

Tinjauan Teori
2.1. Dasar Teori

2.1.1. Pengertian Sains Bangunan dan Utilitas

2.1.1.1 Pengertian Sains Bangunan

Sains bangunan adalah kumpulan pengetahuan ilmiah yang berfokus pada analisis dan kontrol terhadap fenomena fisik
yang mempengaruhi bangunan. Ini biasanya mencakup analisis rinci terhadap bahan bangunan dan sistem perlindungan
bangunan yang bertujuan untuk memberikan kemampuan untuk mengoptimalkan kinerja bangunan dan memahami
atau mencegah kegagalan dari suatu bangunan.

Sains Bangunan merupakan disiplin ilmu dari arsitektur-teknik-teknologi konstruksi yang berhubungan dengan respon
bangunan terhadap alam, misalnya seperti cuaca, kondisi bawah tanah

karakteristik material, karakteristik fisik, kimia dan biologi seperti penyerapan air, radiasi panas, reaksi kimia, psikologi
manusia, serta konsumsi energi.

Proyek dari sains bangunan mengacu pada strategi untuk penempatan bahan material dan komponen-komponennya
seacara umum dan khusus.

Hasil dari sains bangunan tercermin dalam desain arsitektur yaitu pada Building Enclosure, dan kinerja jangka panjang
dari permukaan bangunan.

2.1.1.2. Pengertian Utilitas Bangunan

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan,kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan.

Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan
perancangan lain (struktur,arsitektur, interior dan lain-lainnya).

2.2. Jenis-Jenis Utilitas Pada Bangunan

2.2.1. Sistem Transportasi Non Mekanis

Transportasi non mekanis merupakan alat yang menunjang/memberikan fasilitas sirkulasi dalam bangunan bertingkat
guna memperlancar pergerakan dan aktifitas manusia di dalamnya.

Sistem transportasi non mekanis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena
itu, perancangan sistem transportasi non mekanis haruslah dilakukan secara bersamaan dan sesuai dengan tahapan
perancangan gedung itu sendiri. Dalam perencanaan sistem transportasi non mekanis harus diperhatikan secara
seksama mengenai hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta hubungan dengan peralatan lain yang ada
dalam gedung tersebut.

Tujuan dan fungsi dari sistem transportasi non mekanis adalah untuk menciptakan suatu bangunan yang memenuhi
kategori ideal dalam hal sirkulasi guna memperlancar pergerakan manusia di dalamnya dengan tidak melupakan
kenyamanan dan keindahan bangunan.

2.2.1.1. Jenis Sistem Transportasi Non Mekanis

Sistem transportasi non mekanis yang diaplikasikan pada bangunan memiliki berbagai macam jenis, seperti tangga, dan
ramp.

2.2.1.1.1. Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua tingkat vertikal yangme-miliki jarak satu
sama lain Tangga terdiri dari berbagai macam jenis dan bentuk yang disesuaikan penggunaanya berdasarkan ruangan
yang tersedia dan bentuk ruangannya. Di bawah ini merupakan beberapa jenis tangga yang biasa digunakan pada
sebuah bangunan.

1. Tangga tusuk lurus

Tangga ini biasa digunakan pada ruang yang panjang atau kebutuhan panjang tangga yang standar,

dimana kebutuhan tangga tersebut tidak terlalu tinggi dan lebar tangga yang tidak terlalu lebar.

GAMBAR TANGGA TUSUK LURUS

GAMBAR TANGGA TUSUK LURUS

SUMBER : http://1.bp.blogspot.com/_zwVYq8NdRIs/TTkLxRFIm_I/

2. Tangga border lurus

Pemasangan bordes pad tangga lurus difungsikan sebagai tangga agar pengguna tidak kelelahan saat menggunakan
tangga (diatas 20 anak tangga).tempat istirahat sejenak untuk pengguna dengan jumlah anak tangga yang banyak

GAMBAR TANGGA BORDES LURUS

SUMBER : http://www.rumahuni.com/wp-content/uploads/2012/09/

Tangga-Model-I.jpg

3. Tangga dengan perempatan

Guna menghemat ruangan dalam pembuatan tangga dapat dibentuk perempatan pada bagian anak tangga. Jika dimulai
pada awal naik tangga disebut tangga dengan dengan awal perempatan, dan jika per-empatan pada akhir tangga,
dinamakan tangga dengan akhir perempatan. Bahkan dapat dibuat perempatan pada awal dan akhir tangga.
GAMBAR TANGGA DENGAN AWAL PEREMPATAN GAMBAR TANGGA DENGAN AKHIR PEREMPATAN

SUMBER : SUMBER :
http://2.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/THtyFy5FqII/ http://2.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/THtyEnneQwI/

AAAAAAAADfg/8QS_Kx8LXNA/s320/tangga%2Bdgn%2Ba AAAAAAAADfY/Hkf4NAohTLw/s1600/tangga%2Bdgn%2B
wal%2Bpe akhir%2Bp

rempatan.JPG erempatan.JPG

GAMBAR TANGGA DENGAN PEREMPATAN

SUMBER : http://3.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/TH-

tyA2uONXI/AAAAAAAADfA/gZ0yMwBOyw0/s1600/

tangga%2B2%2Bperempatan.JPG

4. Tangga dengan lengan

Tangga yang tidak lurus dan membelok disebut tangga dengan lengan, dimana setiap lengan dibelok-kan oleh bordes.
GAMBAR TANGGA DENGAN LENGAN
SUMBER :
THtyDW4ukaI/AAAAAAAADfQ/k-ODvOFdQik/s1600/

tangga%2Bbordes%2B3%2Blengan.JPG

5. Tangga putar
Tangga putar pada Ibu tangga dibuat melingkat dan mempunyai ibu tangga sebelah dalam. Tangga

bentuk ini banyak digunakan dengan bahan baja atau beton.

GAMBAR TANGGA PUTAR

SUMBER : http://1.bp.blogspot.com/_zwVYq8NdRIs/TTkLxRFIm_I/

AAAAAAAACio/rx3ml0ewyo0/s400/Aubochon%2Bstairs.jpg

2.2.1.1.2. Ramp

Ramp merupakan suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang berbeda dengan
sudut kemiringan tertentu ( lebih landai dari kemiringan tangga). Ramp biasanya digunakan sebagai alternatif
bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga (cacat).
GAMBAR RAMP

SUMBER : http://www.lowes.com/brands/AccessibleHome/images/

ramp_2.gif

Menurut kemiringannya ramps dapat dibagi menjadi :

1. Ramp rendah sampai dengan 5% kemiringan (00-50). Ramps jenis low atau landai ini tidak
perlu menggunakan anti selip untuk permukaan lantainya.
2. Ramp sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% (50-100) dianjurkan
menggu-nakan bahan penutup lantai anti selip.
3. Ramp curam atau steep dengan kemiringan antara 90% (100-200) yang dipersyaratkan harus
menggunakan bahan penutup lantai anti selip pada permukaan lantai dengan dibuat kasar. Untuk manu-sia
dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped/disabled person (penderita cacat tubuh).

2.2.1.2. Bagian-Bagian dan Kelengkapan dalam Sistem Transportasi Non Mekanis

Sistem transportasi non mekanis yang diaplikasikan pada bangunan terdiri dari beberapa bagian seperti

2.2.1.2.1. Bagian-Bagian Tangga

GAMBAR BAGIAN-BAGIAN TANGGA

SUMBER : http://yudha-arch.blogspot.com/2010/06/elemen-tangga-
dan.html

1. Ibu Tangga
Ibu Tangga merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang berfungsi untuk mendukung

anak tangga.

2. Anak Tangga
Anak tangga berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki, dibuat dengan jarak yang sama dan selisih
tinggi (trap) dibuat ,supaya kaki yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk melangkah, benuk anak
tangga dapat divariasikan sesuai selere pemilik.
Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah
naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian vertikal lang-kah
atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.

Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada hunian tempat tinggal
adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.

3. Railing

Railing merupakan berfungsi sebagai pegangan dan pembatas tangga. Railing memegang peranan
pent-

ing dalam keamanan dalam ruangan rumah , khususnya rumah yang memiliki lantai bertingkat, dengan peng-
gunaan railing tangga maka meminimalisir resiko yang bisa terjadi disekitar tangga, selain untuk keamanan, railing
berfungsi untuk membantu penghuni rumah mengunakan tangga dengan rasa aman dan nyaman

Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang bisa menga-
komodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga
jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm biasanya sudah cukup.

4. Bordes
Bordes adalah plat datar diantara anak-anak tangga. Bordes biasa juga disebut Landing. Bordes meru-

pakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi
sebagai pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan
bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga

5. Baluster
Baluster merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertikal. Material bal-

uster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga ada material baluster yang menggunakan
kaca.Untuk keamanan dan kenyamanan pengguna tangga, diusahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh,
terutama untuk keamanan anak kecil. Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara 90-
100 cm.

6. Nosing
Step nosing / hidung tangga adalah material yang dipasang pada sudut ujung trap tangga agar tangga

tidak licin. Material step nosing bermacam-macam, mulai yang terbuat dari material sama dengan material pe-
nutup pijakan tangga, misalnya keramik, granit atau marmer, kemudian permukaannya digerinda membentuk
tekstur atau guratan kasar. Saat ini, industri penutup lantai juga sudah menyediakan step nosing dalam berba-gai
warna dengan tekstur dan membentuk pola tertentu untuk menambah keindahan tangga.

GAMBAR NOSING PADA PIJAKAN TANGGA

SUMBER : http://assets.kompas.com/data/

photo/2011/11/30/1249205620X310.jpg

2.2.1.3. Bahan-Bahan dalam Transportasi Non Mekanis

Sistem transportasi non mekanis yang diaplikasikan pada bangunan dapat terbuat dari berbagai
macam bahan material seperti :

2.2.1.3.1. Bahan Tangga

Bahan – bahan tangga dibuat dari bahan-bahan yang yang disesuaikan dengan gaya bangunan,
fungsi bangunan, fungsi tangga dan selera dari penghuni.

1. Konstruksi tangga kayu

Tangga dengan bahan kayu masih banyak digunakan pada bangunan bertingkat dengan
pertimbangan bahannya ringan, mudah didapat, dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Namun konstruksi
tangga kayu me-miliki beberapa kelemahan seperti : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat,
lebarnya terbatas karena kayu memiliki sifat lentur yang lentur, serta tidak cocok ditempatkan di ruang
terbuka karena sifatnya yang mu-dah lapuk jika terkena panas dan hujan.
GAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU

SUMBER : http://rumahjaya.files.wordpress.com/2010/11/tangga-

kayu.jpg

2. Konstruksi tangga baja


Biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari
material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan bengkel, bangunan gu-
dang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mem-
percepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

GAMBAR KONSTRUKSI TANGGA BAJA

SUMBER : http://4.bp.blogspot.com/-DAlmRI5WWao/TyJqxnFa0OI/

AAAAAAAAAEc/KvRzd1WM5LE/s1600/2012-01-08%2B14.37.45.

3. Konstruksi tangga beton


Sampai sekarang tangga betonbanyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan ber-

sifat permanen seperti bangunan kantor, rumah tinggal, pertokoan. Tangga beton memiliki keuntungan
mudah dibuat sesuai dengan begesting/cetakan beton yang direncanakan.

GAMBAR KONSTRUKSI TANGGA BETON

SUMBER : http://4.bp.blogspot.com/-tDGXfmymltI/UkJx8E6TqrI/

AAAAAAAAAWc/tyX7k7F4-iU/s1600/tangga.jpg

4. Konstruksi tangga batu/bata


Konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pem-
buatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.Dilihat dari penempatannya tangga batu/bata sering
digunakan pada bangunan di luar rumah seperti teras, tangga menuju halaman yang lebih tinggi.
GAMBAR KONSTRUKSI TANGGA BATU

2.2.1.4. Syarat-Syarat dalam Sistem Transportasi

Sistem transportasi non mekanis yang diaplikasikan pada bangunan harus dapat memenuhi berbagai
persyaratan agar dapat menunjang pergerakan penggunanya seperti :

• Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau


• Mendapat penerangan yang cukup terutama pada siang hari
• Layak untuk digunakan (struktur yang kuat dan aman)
• Dekat dengan ruang pendukung (toilet, ruang tunggu, dll)

2.2.1.5. Kapasitas dan Perhitungan dalam Sistem Transportasi Non Mekanis

Sistem transportasi non mekanis yang diaplikasikan pada bangunan memiliki kapasitas yang
disesuai-kan dengan kebutuhan pengguna seperti :

2.2.1.5.1. Kapasitas Tangga

Secara umum lebar tangga sangat tergantung dari fungsi bangunan dan jumlah orang yang akan
mele-wati tangga tersebut, adapun lebar minimal adalah:

• Dilewati satu orang : ± 60 - 90 cm


• Dilewati dua orang : ± 80 - 120 cm
• Dilewati tiga orang : ± 160 cm
• Untuk bangunan sekolah dan gedung pertunjukan 150 – 300 cm
Sedangkan untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar pada
hitungan (rumus 1) ditambah satu atau dua langkah berkisar antara 80 s/d 150 cm. Banyaknya langkah tegag
tergantung tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai berikutnya. Untuk itu pembagian dilakukan dengan
seteliti mungkin agar terdapat tinggi langkah naik dengan bilangan yang sama dan bulat.

Dilapangan untuk ukuran tangga tegak (optrade) dan tangga datar (Aantrade) diambil 20 dan 30 cm
ukuran ini berdasarkan pengalaman dari perencana dan sudah sangat umum digunakan. Sedangkan
secara teori untuk mendapatkan ukuran tangga tegak (optrade) dan tangga datar (Aantrade) menggunakan
rumus 1 (Aantrade) + 2 (optrade) = 57 s/d 65 cm ……………………………(rumus 1)

Pertimbangan rumus ini adalah panjang langkah orang dewasa dengan tinggi normal adalah 57 sampai 65
cm. Dari hasil penelitian pada saat menggangkat kaki secara vertical untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga
2 kali lipat dibandingkan melangkah normal secara horizontal.

Data Objek dan Pembahasan

3.1. Pengenalan Objek Studi

O bjek studi yang dipilih pada tugas kali ini adalah Bliss Surfer Hotel. hotel ini merupakan hotel bintang 4
yang terkenal yang ada di Legian, Kuta. Letaknya sangat strategis yaitu paa akses jalan Sunset Road
dan Denpasar, Bali. Hotel ini pantas dijadikan sebagai objek studi karena

memiliki pengaplikasian sistem utilitasnya cukup lengkap dan dapat dipelajari dengan baik.
Bliss Surfer Hotel merupakan sebuah hotel yang terdiri dari 4 lantai, dengan jumlah kamar
sebanyak 111 kamar yang terdiri dari 100 standar room, 3 deluxe room, 3 family room, dan 5
suite room. Fasilitas yang ada pada hotel ini adalah 1 ruang bar, restoran, 1 kolam renang,
dan Meeting room.

3.1. Sistem Transportasi Non Mekanis Pada Bliss Surfer

3.1.1. Tangga

Pada Bangunan Bliss Surfer Hotel ini terdapat 3 buah tangga umum, dimana pada masing-masing blok
hotel terdapat 1 buah tangga umum yaitu pada blok depan, blok tengah, dan blok belakang dengan 2
jenis tangga yang berbeda yaitu tangga tusuk lurus dan tangga dengan lengan

GAMBAR LAYOUT PENEMPATAN TANGGA

3.1.1.1. Tangga Tusuk Lurus

Tangga tusuk lurus merupakan salah satu jenis tangga umum yang terdapat pada hotel
bangunan ini. Tangga ini tidak menggunakan bordes karena jarak antar lantai yang tidak terlalu tinggi
3.1.1.1.1. Bagian - Bagian Tangga

Pada tangga tusuk lurus yang ada di hotel ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Railing
Tangga tusuk lurus ini memiliki railing yang berfungsi sebagai pegangan dan pembatas
tangga. Bahan yang digunakan untuk pembuatan railing ini adalah jenis besi hollow.

2. Baluster
Baluster yang terdapat pada tangga ini berfungsi sebagai penyangga pegangan tangan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan baluster ini adalah jenis besi hollow.

GAMBAR TANGGA TUSUK LURUS PADA BLISS SURFER HOTEL

3.1.1.1.2. Bahan Tangga

Pada tangga tusuk lurus yang ada di hotel ini menggunakan konstruksi tangga beton
bertulang dengan bahan penutup yaitu keramik bertekstur kasar berwarna hitam.

3.1.1.1.3. Penerangan pada Tangga

Pada siang hari penerangan pada tangga ini memanfaatkan penerangan alami dari sinar
matahari yang masuk melalui jendela.

Sementara untuk malam hari penerangan pada tangga ini memanfaatkan penerangan
buatan dari beberapa buah lampu ceiling yang ditanam di dalam anak tangga.

3.1.1.1.4. Tata Letak Tangga

Tangga jenis tusuk lurus ini terletak di bagian tengah dan belakang hotel. Tangga ini menghubungkan
lantai 1 dengan lantai dan juga seterusnya. Tangga ini biasa digunakan oleh penyewa dan petugas hotel.
GAMBAR TATA LETAK TANGGA TUSUK LURUS PADA BLISS SURFER

HOTEL

3.1.1.2. Tangga dengan Lengan

Tangga dengan lengan ini merupakan salah satu jenis tangga umum yang terdapat pada
hotel bangunan ini. Dan juga sekaligus menjadi salah satu alat yang menunjang aktifitas orang yang
berada di dalam hotel tersebut.

3.1.1.2.1. Bagian - Bagian Tangga

Pada tangga dengan lengan yang ada di hotel ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Railing
Tangga dengan lengan ini memiliki railing yang berfungsi sebagai pegangan dan pembatas tangga.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan railing ini adalah jenis besi hollow.

2. Baluster
Baluster yang terdapat pada tangga ini berfungsi sebagai penyangga pegangan tangan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan baluster ini adalah jenis besi hollow.

3. Bordes
Bordes pada tangga ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan sementara untuk pengguna tangga .

Bordes pada tangga ini juga berfungsi sebagai pengubah anak tangga

GAMBAR TANGGA DENGAN LENGAN PADA BLISS SURFER HOTEL

3.1.1.2.2. Bahan Tangga


Pada tangga dengan lengan yang ada di hotel ini menggunakan konstruksi tangga beton
bertulang dengan bahan penutup yaitu keramik bertekstur kasar berwarna hitam.

3.1.1.2.3.Penerangan pada Tangga

Pada siang hari penerangan pada tangga ini memanfaatkan penerangan alami dari sinar
matahari yang masuk melalui jendela mati.

Sementara untuk malam hari penerangan pada tangga ini memanfaatkan penerangan
buatan dari beberapa buah lampu ceiling yang ditanam di dalam anak tangga.

3.1.1.2.4. Tata Letak Tangga

Tangga jenis dengan lengan ini terletak di samping lobby hotel. Tangga ini menghubungkan
lantai basement dengan lantai diatasnya begitu juga seterusnya. Tangga ini biasa digunakan oleh
penyewa dan petugas hotel.

GAMBAR TATA LETAK TANGGA DENGAN LENGAN PADA BLISS

SURFER HOTEL

3.1.2. RAMP

Pada Bangunan Bliss Surfer Hotel ini terdapat juga menggunakan ramp yang digunakan
sebagai penghubung lantai 1 dengan basement dengan kemiringan 60%, dengan kemiringan
securam itu maka permukaan ramp dibuat kasar agar tidak terjadi selip saat dilewati.

Fungsi utama ramp pada hotel ini yaitu sebagai jalur untuk kendaraan agar bisa diparkir di
dalam basement.
GAMBAR RAMP PADA BLISS SURFER HOTEL

Bab IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Setelah menyimak dan memahami uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem transportasi
khususnya sistem transportsai non mekanis, baik dari segi kenyaman maupun keefektifan sirkulasi
pergerakan yang didesain dengan baik pada Bliss Surfer hotel, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan maupun ketidaknyamanan dalam sirkulasi pergerakan di dalamnya.

Sudah sepantasnya jika perencanaan hotel ini harus baik dari segi arsitektur, kekuatan
dari struktur dan juga jaringan utilitas bangunan termasuk sistem transportasi non mekanisnya,
karena hal tersebut berkaitan dengan aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung atau tamu
hotel. Demi kenyaman para pengunjung hotel, pihak pengelola Bliss Surfer hotel sudah
merencanakan system jaringan transportasi non mekanis dengan baik yang mendukung segala
kenyamanan bagi tamu-tamu hotel yang datang.
namun ada beberapa kendala yang dihadapi pada sistem transportas non
mekanis ini, khususnya karena tidak adanya darurat,karena tangga darurat sangat
diperlukan jika sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran terjadi pada
hotel.

4.2. SARAN

Akan lebih baik jika bangunan hotel seperti Bliss Surfer Hotel memiliki tangga
darurat untuk berjaga-jaga jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap
bangunan hotel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai