Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015

ISBN: 978-602-1034-19-4

USULAN MODEL FEAF UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS


SISTEM INFORMASI PADA PT. SUMBER BUANA MOTOR
YOGYAKARTA
1 2 3
Erik Setiawan , Irya Wisnubadhra , Sapty F. Rahayu
1,2,3
Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: 1erikstifler90@gmail.com, ²Irya@staff.uajy.ac.id, ³sapty@staff.uajy.ac.id

ABSTRAK
Menurunnya angka penjualan produk Kawasaki di PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta mengindikasikan bahwa
ada beberapa strategi bisnis yang belum berjalan dengan baik. Untuk bisa bersaing di dunia bisnis otomotif, PT.
Sumber Buana Motor Yogyakarta perlu mengembangkan strategi bisnisnya. Salah satu caranya adalah dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi. Namun, diketahui bahwa pemanfaatan teknologi informasi
dan sistem informasi di lingkungan PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta saat ini belum mendukung strategi
organisasi secara maksimal. FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework) mampu memberikan kerangka
yang baik dengan 4 tahapan untuk membuat suatu usulan teknologi melalui proses perencanaan strategis sistem
informasi. FEAF juga memiliki model referensi yang lebih baik untuk memodelkan arsitektur bisnis, data, aplikasi
dan teknologi. Hasil akhir perencanaan strategis sistem informasi ini adalah usulan teknologi yang diharapkan
dapat membantu perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
Kata Kunci: FEAF, Perencanaan Strategis Sistem Informasi, Model Referensi, Arsitektur Bisnis

1. PENDAHULUAN
Untuk bisa bersaing di dunia bisnis otomotif, PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta perlu
mengembangkan strategi bisnisnya. Segmentasi pasar untuk kalangan menengah ke atas memiliki
peluang yang lebih kecil dibandingkan dengan saingannya. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi
informasi dan sistem informasi yang bisa mendukung peningkatan proses bisnis di era modern seperti
saat ini. Bagi dunia bisnis, teknologi informasi digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi dan
sistem informasi memiliki kemampuan yang sangat baik dalam ketepatan pengolahan informasi dan
penyebarannya, meningkatkan pemasaran, standardisasi informasi yang digunakan, hemat biaya dan
masih banyak lagi kemampuan yang bisa digunakan untuk mendukung proses bisnis.

Diketahui bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi di lingkungan PT. Sumber Buana
Motor Yogyakarta saat ini belum mendukung strategi organisasi secara maksimal. Hal ini disebabkan
karena masing-masing bagian atau unit bisnis di PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta belum memiliki
sistem informasi yang mendukung pertukaran data, informasi stok produk yang belum jelas, katalog yang
sulit diakses, belum ada standardisasi data, ketersediaan informasi produk untuk publik belum ada,
pelayanan call center, belum baik dan pelaporan yang hanya bisa diakses melalui masing-masing unit
bisnis baik itu di bagian administrasi kepegawaian, finansial, maupun di bagian penjualan. Sistem yang
dikembangkan sebelumnya masih berdasarkan pada kebutuhan pada saat itu dan tidak melalui proses
perencanaan secara matang.

Masalah-masalah tersebut seringkali menyebabkan tidak lengkapnya data atau informasi yang dibutuhkan
dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta.
Akibatnya, beberapa program kerja yang sudah disusun menjadi tertunda atau tidak berjalan semestinya
karena lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh data atau informasi penting bisa berjam-jam
atau berhari-hari. Proses pengambilan keputusan yang perlu segera dilakukan oleh pihak manajemen
menjadi terhambat, sehingga keputusan yang diambil akhirnya tidak sesuai target atau tujuan organisasi.
Sistem informasi yang ada saat ini dirasa belum mampu memenuhi kebutuhan organisasi dalam proses
pengumpulan serta pengelolaan data dan informasi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, maka
diperlukan adanya perencanaan strategis sistem informasi yang selaras dengan strategi bisnis organisasi.

Pemilihan kerangka untuk pengembangan model arsitektur enterprise sebelumnya pernah diteliti oleh
Lise. Dalam penelitian tersebut dilakukan perbandingan antara 5 buah framework yaitu Zachman,
DoDAF, FEAF, TEAF, dan TOGAF. Untuk organisasi yang belum memiliki arsitektur teknologi yang
berorientasi pada kebutuhan perusahaan yang jelas, maka kerangka yang disarankan adalah FEAF [1].
Berdasarkan pada kondisi yang dimiliki oleh PT. Sumber Buana Motor Yogyakarta saat ini, maka FEAF
dipilih sebagai kerangka yang akan digunakan untuk mengembangkan model arsitektur enterprise dalam
penelitian ini.

Untuk itulah diperlukan perencanaan strategis sistem informasi yang tepat supaya tujuan bisnis yang
diinginkan bisa tercapai. Dari masalah-masalah ini, peneliti ingin membuat suatu perencanaan strategis
125
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

sistem informasi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, memperbaiki proses bisnis, meningkatkan
pengaruh, dan pencapaian yang diinginkan tapi belum terlaksana.

2. METODE
2.1. Arsitektur Enterprise
Arsitektur enterprise memiliki 2 pengertian, yang pertama adalah model arsitektur untuk memetakan
struktur bisnis secara mendalam (melalui arsitektur bisnis) dan memberikan spesifikasi yang jelas
bagaimana beberapa proyek dan program harus memanfaatkan teknologi informasi (secara umum,
khusus, arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi). Kedua, adalah suatu mekanisme seperti
lingkungan arsitektur, dan perubahan perencanaan untuk membantu, mengkoordinasikan, dan mengawasi
semua bagian dari bisnis, memastikan semua bagian tersebut mengarah ke tujuan yang sama [2].

Tujuan dari Enterprise Architecture (EA) adalah memodelkan elemen dari perusahaan yang saling
berhubungan, menggambarkan hubungan antar objek tanpa ada ketergantungan terhadap aliran informasi
[3].

2.2. Perencanaan Strategis Sistem Informasi


Perencanaan Strategis Sistem Informasi adalah proses perencanaan yang membuat sistem informasi bisa
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya. Proses perencanaan strategis sistem informasi bisa
ditemukan pada organisasi dengan berbagai alasan namun memiliki kesamaan tujuan, yaitu efektifitas
manajemen, peningkatan komunikasi, dan hubungan antara bisnis dan sistem informasi, keselarasan arah
sistem informasi, peluang teknologi yang digunakan, efisiensi dan efektifitas penempatan sumber daya
sistem informasi [4]. Proses perencanaan strategis sistem informasi dapat diilustrasikan menggunakan
model input, proses, dan output. Input dari proses perencanaan strategis sistem informasi adalah
lingkungan internal organisasi, lingkungan eksternal, dan sumber daya. Proses perencanaan melibatkan
langkah-langkah, dan prosedur yang dilakukan oleh organisasi untuk mengembangkan perencanaan
strategis sistem informasi. Output adalah adanya rencana strategis, yang menunjukkan langkah-langkah
terbaik yang akan diambil oleh organisasi untuk menyelaraskan teknologi dan sistem informasi dalam
jangka panjang dan tujuan strategi bisnis [5].

Apapun strategi sistem informasi atau teknologi informasi yang dipilih akan memberikan hasil yang
beragam. Isu-isu yang mempengaruhi di mana dan bagaimana strategi harus dibuat akan berubah karena
faktor eksternal, serta faktor internal, dan proses manajemen strategis sistem informasi atau teknologi
informasi juga harus memastikan bahwa efek strategi ini tidak mempengaruhi proses bisnis [6].

2.3. FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework)


FEAF(Federal Enterprise Architecture Framework) adalah model konseptual yang merumuskan tujuan
dan visi organisasi secara terdokumentasi dan memiliki struktur yang terkoordinasi diantara jalur bisnis
antar departemen. Bisnis, informasi yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis, teknologi pendukung
operasi bisnis, dan proses perpindahan dari teknologi lama ke teknologi baru bisa dilakukan dengan
kerangka ini [7].

FEAF juga mendukung komponen enterprise architecture, yaitu arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan
teknologi. Selain itu juga FEAF telah mengadopsi tiga kolom utama dari kerangka Zachman yang terdiri
dari deskripsi data, deskripsi fungsi, dan deskripsi jaringan [8]. Didalam FEAF ada 6 bagian arsitektur
yang masing-masing bagian memiliki model referensi yang dapat digunakan sebagai model arsitektur [9],
yaitu:
1) Strategi.
2) Bisnis.
3) Data.
4) Aplikasi.
5) Infrastruktur.
6) Keamanan [9].

FEAF memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan beberapa kerangka seperti Zachman,
Wards & Peppard dan TOGAF. FEAF lebih fleksibel karena menggabungkan ketiga kerangka tersebut
pada setiap levelnya dan juga model acuan pada setiap sub arsitektur sudah ada dan cukup baik
mengarahkan pengguna kerangka untuk membangun rencana strategis. FEAF juga memiliki siklus hidup
yang bisa digunakan untuk pengembangan suatu arsitektur yang lebih baik daripada ketiga kerangka
tersebut. FEAF memiliki fase perencanaan, analisis, desain, implementasi dan pengawasan dimana
Zachman, Wards & Peppard dan TOGAF tidak memiliki kelima fase tersebut [1].

126
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Model ini dilakukan terhadap 4 domain arsitektur, yaitu arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi.
Berikut dijelaskan secara singkat tahapan pembuatan model enterprise architecture PT. Sumber Buana
Motor Yogyakarta. Berikut adalah beberapa tahap pembuatan model berdasarkan kerangka FEAF:

1) FEAF Tahap 1
Tahap ini adalah tahap yang penting dalam proses adaptasi FEAF ADM karena tahap ini adalah proses
persiapan untuk mendefinisikan enterprise architecture seperti apa yang ingin dibangun sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan strategis organisasi. Tahap ini menggunakan alat bantu analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, Threat) dan analisis PEST(Politic, Economy, Social, Technology). Alat bantu
analisis digunakan untuk mengidentifikasi kondisi organisasi saat ini dan akan memberikan hasil analisa
untuk digunakan pada tahap berikutnya.

2) FEAF Tahap 2
Pada tahap ini akan menganalisa dan menentukan pengembangan data, aplikasi dan teknologi yang akan
digunakan untuk mendukung operasi bisnis berdasarkan hasil analisa pada tahap sebelumnya. Kemudian
dengan hasil identifikasi kebutuhan bisnis dan teknologi pendukung yang sudah diketahui melalui tahap
sebelumnya, akan dibandingkan dengan teknologi pendukung yang diusulkan. Tahap ini menggunakan
alat bantu GAP Analysis dan Critical Success Factor. Hasil analisa perbandingan dan peranan penting
data, aplikasi, dan teknologi yang diusulkan tersebut akan digunakan pada tahap selanjutnya.

3) FEAF Tahap 3
Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan model arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi PT. Sumber
Buana Motor Yogyakarta berdasarkan identifikasi dan analisis pada tahapan sebelumnya menggunakan
Porter’s Value Chain untuk memisahkan berdasarkan teknologi untuk aktifitas bisnis utama dan teknologi
pendukung.

4) FEAF Tahap 4
Pada tahap ini mengidentifikasi detil objek masing-masing model arsitektur yaitu data, aplikasi, dan
teknologi menggunakan matriks FEAF. Matriks FEAF membagi keempat arsitektur tersebut ke dalam 5
perspektif yaitu ruang lingkup, model bisnis, model sistem informasi, model teknologi, dan detil
spesifikasi.
1. Ruang lingkup: Seberapa besar sistem yang akan dibangun, lingkungan pengembangan
2. Model bisnis: Proses bisnis yang ditangani oleh sistem
3. Model sistem informasi: Jenis data, aliran data, dan fungsinya didalam proses bisnis
4. Model teknologi: Bahasa pemprograman, perangkat input/output dan teknologi pendukung lainnya
untuk mengembangkan sistem
5. Detil spesifikasi: Modul-modul pengembangan, struktur sistem

Berdasarkan kelima perspektif tersebut, akan dibagi lagi agar lebih fokus dengan bantuan pertanyaan apa
(entiti), bagaimana (aktifitas), dan dimana (lokasi). Dan akhirnya usulan sistem informasi dikeluarkan
pada fase ini, yang diharapkan dapat membantu perusahaan. Untuk matrik FFAF dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Matriks FEAF [7].

4. SIMPULAN
Model kerangka FEAF memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan beberapa kerangka
seperti Zachman, Wards & Peppard dan TOGAF. FEAF lebih fleksibel karena menggabungkan ketiga
kerangka tersebut pada setiap levelnya dan juga model acuan pada setiap sub arsitektur sudah ada dan
cukup baik mengarahkan pengguna kerangka untuk membangun rencana strategis. FEAF juga memiliki
siklus hidup yang bisa digunakan untuk pengembangan suatu arsitektur yang lebih baik daripada ketiga
127
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

kerangka tersebut. Sehingga FEAF diusulkan menjadi kerangka yang bisa digunakan untuk perencanaan
strategis sistem informasi dan dari perencanaan tersebut akan menghasilkan suatu usulan teknologi
informasi yang digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan bagi organisasi.

5. REFERENSI
[1] Urbaczewski, L. dan Mrdalj, S. 2006. A COMPARISON OF ENTERPRISE ARCHITECTURE
FRAMEWORKS. Issues In Information System. 7(2): 18-23.
[2] Randone, C. 2012. Enterprise Architecture, IT Service Management, and Service-Oriented
Architecture: Relationships, Approaches, and Operative Guidelines (Part 1). Journal of
Enterprise Architecture. 8(2): 45-55.
[3] Maise, M. 2013. Connecting Enterprise Architecture and Information Objects Using an Enterprise
Ontology. Tesis. NorthWest Switzerland: University of Applied Sciences and Arts Northwestern
Switzerland School of Business.
[4] Cassidy, A. 2006. A Practical Guide to Information Systems Strategic Planning Second Edition.
Auerbach Publications, New York.
[5] Ali, R., Crump, B., dan Sudin, S. 2014. Strategic IS Planning Practices: A Comparative Study of
Malaysia and New Zealand. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 164: 516-521.
[6] Ward, J. dan Peppard, J. 2002. Strategic Planning for Information Systems Third Edition. John Wiley
& Sons Ltd, England.
[7] Council,CIO. 1999. Federal Enterprise Architecture Framework.(Online),
(https://www.whitehouse.gov/omb/e-gov/fea, diakses 30 September 2015).
[8] Yunis, R. dan Theodora. 2012. PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK
UNTUK PEMODELAN SISTEM INFORMASI. JSM STMIK Mikroskil. 13(2): 159-168.
[9] Council,CIO. 1999. Federal Enterprise Architecture Framework.(Online),
(https://www.whitehouse.gov/sites/default/files/omb/assets/, diakses 30 September 2015).

128

Anda mungkin juga menyukai