Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SEMESTER (RPKPS)

TEKNIK
PENDINGINAN
Dan PEMBEKUAN

oleh :
Sri Rahayoe, STP, MP

PENATARAN PENYUSUNAN RPKPS DAN BAHAN AJAR


UNIVERSITAS GADJAH MADA
JULI 2004

Universitas Gadjah Mada


1. IDENTITAS MATA KULIAH

Nama mata kuliah : Teknik Pendinginan dan Pembekuan


Kode/SKS : TPE-4437 / 2 SKS
Semester :7
Prasarat :Perpindahan Panas dan Termodinamika
Status : Wajib TPP

2. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH


Mata kuliah teknik pendinginan dan pembekuan termasuk mata kuliah
lanjut yang diberikan setelah mahasiswa memilih minat studi. Mata kuliah ini
merupakan pilihan bagi mahasiswa program studi teknik pertanian (TEP), tetapi
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil minat studi Teknik
Produk Pertanian (TPP). Prasarat untuk mengikuti mata kuliah ini adalah sudah
mengambil mata kuliah perpindahan panas dan termodinamika.
Mata kuiiah teknik pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu
mata kuliah yang membahas mengenai teknik preservasi bahan pangan, disamping
teknik pengeringan dan teknik pengemasan. Perbedaan mata kuliah ini dengan teknik
pengeringan terutama pada penggunaan suhu. Pada teknik pengeringan, terjadi
proses perpindahan panas dari medium pemanas ke bahan pangan sehingga
sejumlah air di dalam bahan pangan akan keluar hingga dicapai kadar air yang setara
dengan kondisi kadar air lingkungannya.
Sebaliknya pada teknik pendinginan dan pembekuan, terjadi proses
pengambilan panas dari suatu bahan pangan sehingga suhunya akan menjadi Iebih
rendah dari sekelilingnya. Bila medium pendingin mengadakan kontak dengan bahan
pangan maka terjadilah pemindahan panas (energi) dari bahan pangan tersebut ke
medium pendingin tadi sampai keduanya mempunyai suhu yang samaatau hampir
sama.
Meskipun mata kuliah teknik pendinginan dan teknik pengeringan
keduanya merupakan teknik preservasi bahan pangan , namun teknik pendinginan
terutama pada pendinginan komoditi pertanian ternyata mempunyai kelebihan dapat
mempertahankan komoditi tersebut seperti keadaan awal yang segar. Karena suhu
rendah dapat menghambat metabolisme jaringan hidup yang pada umumnya
merupakan proses respirasi. Kenaikan laju respirasi pascapanen merupakan fungsi

Universitas Gadjah Mada


suhu dan indikator kerusakan bahan hasil pertanian ditunjukkan oleh kenaikan
respirasi.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mata kuliah ini
mempunyai prospek bagus mengingat teknik pendinginan dan pembekuan bahan
pangan pada saat ini secara komersial telah banyak dijumpai tidak hanya pada skala
besar seperti pembekuan udang tetapi juga pada skala kecil seperti yang kita lihat
pada toko-toko swalayan dan toko pengecer yang lain. Teknik pendinginan bahan
pangan yang tepat dan aplikatif balk untuk skala besar maupun kecil sangat diperlukan
agar produk yang dihasilkan dapat dipertahankan seperti keadaan awal dan kerusakan
seminimal mungkin.
Dilihat dari isi (content) mata kuliah telah sesuai untuk mengisi kompetensi
program studi teknik pertanian. Isi mata kuliah ini setara dengan mata kuliah sejenis di
beberapa universitas ternama di dunia dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia
pada umumnya. Dari segi konteks (context) sangat mungkin untuk mengembangkan
mats kuliah ini untuk lebih memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap isi mata
kuliah, menjelaskan kaitan mata kuliah ini dengan mata kuliah lain, melihat aplikasi
teknik pendinginan dan pembekuan bahan pangan pada industri, serta memberi
motivasi mahasiswa agar mengembangkan mata kuliah ini lebih lanjut seperti
mengembangkan model-model matematika untukperancangan dan analisis bangunan
simpan dingin.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengambil mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan akan :
3.1. Mampu menjelaskan definisi, tujuan dan perkembangan pendinginan dan
pembekuan pada industri.
3.2. Mampu merangkum prinsip perpindahan panas dan menghubungkan
prinsip tersebut pada proses pendinginan dan pembekuan.
3.3. Mampu menjelaskan prinsip termodinamika dalam pendinginan.
3.4. Mampu menerangkan dasar-dasar mesin pendingin.
3.5. Mampu menjelaskan prinsip preservasi bahan hayati dengan pengambilan
energi panas.
3.6. Mampu menjelaskan pembekuan dan pengeringan beku.
3.7. Mampu merancang proses pendinginan
3.8. Mampu merancang bangunan penyimpan dingin.

Universitas Gadjah Mada


4. MATERI PEMBELAJARAN 4.1
Pendahuluan
a. Sistem perkuliahan dan evaluasi
b. Definisi dan tujuan pendinginan dan pembekuan bahan pangan
c. Jenis bahan pangan yang dapat disimpan dingin dan dibekukan
d. Pendinginan dan respirasi
4.2 Rangkuman perpindahan panas dalam pendinginan dan pembekuan
a. Metode perpindahan panas
b. Perpindahan panas melewati suatu bangunan pendingin
c. Karakteristik penerusan panas dan pelepasan panas dari bahan pangan
dalam pendinginan dan pembekuan
d. Sumber pangs yang merupakan beban pendinginan
4.3 Termodinamika Pendinginan
a. Hukum termodinamika
b. Siklus refrigerasi dan kaitannya pada proses termodinamik
c. Diagram tekanan Vs entalpi pada sikius refrigerasi, dengan pemberian
refrigeran.
d. Psykrometrik sifat udara 4.4
Dasar-dasar mesin pendingin
a. Metode pendinginan
b. Pendinginan mekanis
c. Kondenser, evaporator dan kompresor
4.5 Pendinginan bahan hayati
a. Sifat termal bahan pangan
b. Persyaratan bahan pangan yang akan disimpan dingin
c. Kerusakan fisis, khemis dan mikrobiologis akibat pendinginan dan
pembekuan
d. Model matematik kinetika kerusakan bahan pangan akibat perlakuan suhu
dingin 4.6 Pembekuan dan pengeringan beku
a. Titik beku bahan pangan
b. Proses pembekuan
c. Proses pengeringan beku
4.7 Desain proses pendinginan
a. Kondisi penyimpanan pada suhu rendah
b. Proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer termodifikasi

Universitas Gadjah Mada


c. Proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer terkendalii
4.8 Desain bangunan penyimpan dingin
a. Perhitungan beban pendingin
b. Rancangbangun bangunan penyimpan dingin

5. OUTCOME PEMBELAJARAN
Outcome pembelajaran mata kuliah teknik pendinginan dan pembekuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan dan perkembangan pendinginan
dan pembekuan pada industri, dapat menyebutkan bahan pangan yang dapat
disimpan pada suhu rendah dan mampu menjelaskan hubungan pendinginan dan
respirasi bahan hasil pertanian.
2. Mahasiswa mampu menerangkan metode perpindahan panas, dapat menjelaskan
perpindahan panas melewati suatu bangunan pendingin, mampu menunjukkan
karakteristik penerusan dan petepasan panas dari bahan pangan dalam proses
pendinginan dan pembekuan dan mampu menguraikan sumber panas dari beban
pendingin.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum termodinamika, dapat menjelaskan siklus
refrigerasi dan kaitannya dengan proses termodinamika
4. Mahasiswa mampu menjelaskan metode pendinginan, mampu menjelaskan
pendinginan mekanis, dan mampu menerangkan dan menunjukkan prinsip
kondensor, kompresor, dan evaporator.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat termal bahan pangan, mampu
menerangkan sifat bahan pangan yang akan disimpan dingin, menjelaskan dan
menunjukkan kerusakan fisis, khemis dan mikrobiologis akibat pendinginan dan
pembekuan serta mampu menghitung kerusakan bahan pangan menggunakan
model kinetika
6. Mahasiswa mampu menjelaskan titik beku bahan pangan, mampu menguraikan
proses pembekuan, dan mampu menghubungkan pembekuan dalam pengenngan
beku.
7. Mampu mendesain proses pendinginan antara lain kondisi penyimpanan dingin,
mampu mendesain proses pendinginan dengan penyimpanan atmosfer
termodifikasi dan terkendali.
8. Mahasiswa mampu menghitung beban pendinginan dan mendesain bangunan
penyimpan dingin.

Universitas Gadjah Mada


6. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

6.1 Minggu ke :1
Topik : Pendahuluan
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Pembelajaran pada pertemuan I menggunakan metode ceramah dan
diskusi. Sebagai pengantar mahasiswa diberi penjelasan mengenai sistem perkuliahan
dan evaluasi, sehingga mahasiswa mempunyai gambaran tentang materi dan dapat
mempersiapkan did dalam mengikuti mata kuliah ini.
Dalam pendahuluan dijelaskan definisi pendinginan dan pembekuan
serta tujuannya. Bagaimana aplikasi dalam industri dan prospek teknik preservasi
tersebut pada saat ini dan masa yang akan datang. Kendala aplikasi yang dihadapi
oleh industri balk pada proses maupun rancangbangun dalam pendinginan dan
pembekuan terutama untuk bahan pangan juga dipaparkan. Penjelasan tersebut
dimaksudkan untuk merangsang minat mahasiswa mempelajari lebih lanjut masalah
pendinginan dan pembekuan bahan pangan, baik dari segi ilmu maupun teknologinya.
Disamping itu pada pengantar juga dijelaskan jenis komoditi yang dapat
disimpan pada suhu rendah serta hubungan antara pendinginan dan respirasi pada
bahan hasil pertanian. Dalam topik ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk
memberikan contoh jenis komoditi yang perlu disimpan dingin berikut alasannya serta
bagaimana karakteristik komoditi tersebut setelah penyimpanan.
Masalah respirasi bahan hasil pertanian telah dipelajari pada mata kuliah
fisiologi dan teknologi pascapanen yang diberikan pada semester sebelumnya. Pada
topik ini mahasiswa diberi kesempatan untuk menganalisis kaitan pendinginan dan
respirasi bahan hasil pertanian beserta contoh-contohnya.

6.2 Minggu ke :2
Topik : Rangkuman perpindahan panas dalam pendinginan dan
Pembekuan
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Metode ceramah, tanya jawab dan diskusi digunakan pada pembelajaran
topik minggu ke-2.
Pada topik ini dijelaskan mengenai prinsip perpindahan panas yang
diaplikasikan pada pendinginan dan pembekuan. Mahasiswa diberikan penyegaran
mengenai apa metode perpindahan panas, dan bagaimana perpindahan panas terjadi

Universitas Gadjah Mada


apabila melewati suatu bangunan. Karena mahasiswa telah mengambil mata kuliah
perpindahan panas, maka dalam topik ini mahasiswa diberi kesempatan menggali
Iebih dalam materi yang disampaikan, mengklarifikasi hal-hal yang belum jelas atau
menyampaikan pendapat mengenai materi yang diberikan.
Materi lain yang dijelaskan adalah bagaimana penerusan dan pelepasan
panas pada bahan selama pendinginan serta apa sumber panas
sebagai beban pendinginan. Pada kesempatan ini mahasiwa diberi kesempatan untuk
bertanya jawab sekaligus memberikan analisa dan menyebutkan sumber papas
sebagai beban pendinginan.

6.3 Minggu ke : 3 dan 4


Topik : Termodinamika Pendinginan
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Pada topik ini, metode pembelajarannya adalah ceramah, tanya jawab,
dan diskusi.
Materi hukum termodinamika disampaikan untuk menjelaskan terjadinya
proses pendinginan yang didasarkan pada hukum ke — 2 yaitu energi dapat ditransfer
dari benda yang berenergi tinggi ke yang rendah. Berdasarkan hukum tersebut,
dijelaskan siklus refrigerasi yang disajikan dalam bentuk diagram hubungan tekanan
dan entalpi.
Dalam sistem refrigerasi mekanis digunakan zat pendingin (refrigerant),
sehingga berdasarkan sifat termodinamik refrigerant dapat dibuat sikius refrigerasi.
Dari diagram tersebuttampak garis yang menghubungkan tekanan-entalpi pada kondisi
cair dan uap, dan garis yang menunjukkan perubahan entalpi dan tekanan selama
kompresi adiabatik. Uraian ini digunakan untuk menentukan kapasitas dan tenaga
yang diperlukan pada sistem refrigerasi.
Materi yang diberikan di atas sebagian telah dibahas pada mata kuliah
termodinamika, sehingga mahasiswa diberikan stimulant untuk bertanyajawab dan
mengemukakan pendapat serta berdiskusi mengenai materi yang pernah didapatnya.
Adapun materi grafik psikrometrik juga diberikan pada minggu ke-3 dan 4
karena sifat udara masih berkaitan dengan dasar termodinamika. Penggunaan
grafik psikrometrik terutama pada rancangan kebutuhan udara ruang pendingin. Dalam
hal ini mahasiswa diberi penjelasan cara pembacaan dan penggunaan grafik
psikrometrik.

Universitas Gadjah Mada


6.4 Minggu ke : 5 dan 6
Topik : Dasar-dasar Mesin Pendingin
Metode pembeiajaran dan bentuk kegiatan :
Pembelajaran pada topik ini menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, demonstrasi mesin pendingin menggunakan media LCD dan tugas kelompok
dalam bentuk PR.
Materi dasar-dasar pendinginan diawali dengan menjelaskan metode
pendinginan dan perkembangannya. Mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pengetahuannya mengenai contoh metode pendinginan bahan cair
dan bahan padat. Pada topik ini dijelaskan bahwa pemilihan metode pendinginan
disesuaikan dengan karakteristik bahan pangan.
Selanjutnya dijelaskan mengenai pendinginan mekanis menggunakan
system kompresi dengan cara penyerapan pangs oleh zat pendingin (diagram
tekanan-entalpi untuk cara kompresi telah disinggung pada topik dasar-dasar
termodinamika). Komponen penting yang menyusun system refrigerasi dengan
kompresi adalah evaporator, compressor, dan kondensor. Penjelasan fungsi ,skema
dan cara kerja komponen tersebut disajikan menggunakan alat bantu LCD. Cara
tersebut dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bentuk
komponen mesin pendingin serta memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
dan berdiskusi.
Tugas kelompok adalah membuat state of the art mengenai teknologi
pendinginan, sedangkan umpan balik diberikan dua minggu berikutnya.

6.5 Minggu ke :7
Topik : ujian sisipan

6.6 Minggu ke : 8 dan 9


Topik : Pendinginan Bahan Hayati
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanyajawab,
diskusi, dan tugas individual dalam bentuk kuis dan pekerjaan rumah.
Mated yang dijelaskan adalah sifat termal bahan pangan seperti
konduktivitas dan pangs spesifik. Sifat tersebut merupakan karakteristik bahan pangan
yang akan menentukan cara pendinginan dan desain proses. Disamping itu informasi

Universitas Gadjah Mada


mengenai persyaratan bahan pangan yang akan disimpan pada suhu rendah juga
dijelaskan mengingat penting dalam desain proses.
Kerusakan akibat pendinginan dan pembekuan baik secara fisik, kimia,
maupun mikrobiologi juga dipaparkan agar dapat diupayakan kerusakan yang
seminimal mungkin selama disimpan dalam suhu rendah. Kerusakan secara kualitatif
dapat dikuantitatifkan dinyatakan dengan pengembangan model matematika kinetika.
Uraian tersebut diharapkan mahasiswa dapat menganalisis kerusakan bahan pangan
yang disimpan pada suhu rendah secara kuantitatif sehingga dapat mensimulasi
kerusakan seminimal mungkin menggunakan model kinetika.
Tugas individual diberikan dalam bentuk kuis menghitung kerusakan
bahan pangan yang disimpan pada suhu rendah, sedangkan tugas dalam bentuk
pekerjaan rumah berupa simulasi model kinetika dari data yang diberikan. Umpan
batik diberikan pada dua minggu berikutnya.

6.7 Minggu ke : 10 dan 11


Topik : Pembekuan dan Pengeringan Beku
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Pembelajaran pada topik pembekuan dan pengeringan beku
menggunakan metode ceramah, tanyajawab, dan diskusi.
Materi pembekuan diawali dengan menjelaskan titik beku bahan pangan
dan proses pembekuan. Sel hidup umumnya mengandung kadar air yang tinggi 60%
atau lebih. Untuk bahan pangan yang berkadar air tinggi mempunyai titik beku 25 -
32°F. Di dalam air tersebut terdapat zat organik dan anorganik, termasuk garam, gula
dan asam yang terlarut. Senyawa yang lebih kompleks seperti protein terdapat
sebagai suspensi koloidal.
Selama pembekuan dan pencairan kembali terjadi perubahan yang
bersifat fisis, khemis, dan biologis, perubahan tersebut sangatlah kompleks. Proses
perubahan yang telah diketahui sangat penting untuk dijadikan pedoman desain agar
proses pembekuan dan pencairan kembali tersebut tidak merusakkan kualitas bahan
pangan. Dan uraian diatas jelaslah bahwa topic ini diberikan agar mahasiswa mampu
menganalisis kebutuhan untuk desain proses pembekuan.
Berkaitan dengan teknik preservasi, proses pembekuan juga diperlukan
dalam pengenngan beku. Oleh karena itu dalam topik ini juga dijelaskan proses
pengeringan beku yang merupakan gabungan proses pembekuan dan pengenngan.
Dalam pengeringan beku, bahan pangan yang akan dikeringkan terlebih dulu

Universitas Gadjah Mada


dibekukan agar terjadi kristalisasi air. Jika air sudah berada pada kondisi di bawah titik
triple, maka air tersublimasi dan menguap. Proses inilah yang selanjutnya dinamakan
pengenngan. Materi tersebut diberikan agar mahasiswa dapat memahami salah satu
kegunaan pembekuan dalam proses pengeringan dan selanjutnya bisa membedakan
cara pengeringan beku dan pengeringan yang lain.

6.8 Minggu ke : 12 dan 13


Topik : Desain Proses pendinginan
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanyajawab,
diskusi, dan tugas kelompok dalam bentuk PR.
Seperti yang telah dijelaskan pada pendinginan bahan hayati bahwa
kondisi penyimpanan bahan pangan tidak sama antara satu dengan yang lain
tergantung kharakteristik bahan tersebut. Berdasarkan informasi tersebut dilakukan
desain proses pendinginan, misalnya pisang dan tomat pada suhu rendah akan
mengalami chilling injury (kerusakan berupa bercak-bercak hitam). Oleh karena itu
perlu diketahui suhu yang tepat untuk penyimpanan dingin pisang dan tomat. Dari
ulasan tersebut, materi ini memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menganalisis
dan mendesain proses pendinginan berdasarkan informasi dan perhitungan yang ada.
Selain itu mahasiswa juga dijelaskan mengenai penyimpanan buah dan
sayuran menggunakan atmosfer termodifikasi dan atmosfer terkendali. Proses
pendinginan dengan cara tersebut lebih kompleks karena respirasi dari produk yang
disimpan sangat diperhatikan demikian pula dengan pengaturan kelembaban udara.
Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam memecahkan
masalah mendesain tempat penyimpanan supaya laju respirasi dapat ditekan.
Tugas kelompok dalam bentuk PR adalah membuat desain proses
pendinginan menggunakan penyimpanan atmosfer termodifikasi dan atmosfer
terkendali.

6.9 Minggu ke : 14 dan 15


Topik : Desain bangunan penyimpan dingin
Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan :
Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan
tugas individual dalam bentuk PR.

Universitas Gadjah Mada


Pada minggu ke 14 dan 15, diberikan materi perhitungan beban
pendinginan, yang mana sumber panas sebagai beban pendinginan telah dibahahas
pada minggu ke-2. Selanjutnya dijelaskan bagaimana membuat desain bangunan
penyimpan dingin berdasarkan materi yang diberikan dari awal sampai akhir dari
mata kuliah ini karena desain bangunan penyimpan dingin merupakan komprehensif
dari teori yang diberikan. Oleh karena itu tugas individual yang diberikan adalah
membuat desain bangunan penyimpan dingin sehingga mahasiswa dapat
menjelaskan, memahami, menghitung dan mengaplikasikan dalam bentuk desain.

6.10 Minggu ke : 16
Topik : Ujian akhir semester

7. EVALUASI
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap
seluruh proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai peningkatan
terus menerus (continuous improvement).
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara internal oleh dosen pengampu
dengan memperhatikan masukan dari mahasiswa. Adapun evaluasi terhadap
keberadaan mata kuliah dan hubungannya dengan mata kuliah lain dilakukan oleh
program studi terhadap seluruh mata kuliah yang ditawarkan di program studi.

Evaluasi dilakukan baik terhadap hasil pembelajaran maupun proses


pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan teknik ujian, observasi
aktivitas mahasiswa di kelas, dan pemantauan penyelesaian tugas. Adapun proses
pembelajaran dievaluasi dengan teknik catatan work-done record serta urnpan batik
dari mahasiswa di akhir masa kuliah.
Penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mata kutiah teknik
pendinginan dan pembekuan meliputi : ujian sisipan (bobot 25%), tugas, PR, dan kuis
(bobot 25%), aktivitas kelas (bobot 10%), dan ujian akhir (bobot 40%). Nilai tertingi
dalam setiap komponen akan dikonversi ke nilai maksimum, sehingga nilai maksimum
total = 100, nilai yang lain akan dikonversikan dengan dikalikan dengan faktor konversi
(Faktor konversi = nilai point / nilai tertinggi). Nilai akhir akan diberikan sesuai dengan
aturan kisaran sebagai berikut : 100,00 ≥ A ≥ 93,00 ; 92,99 ≥ B ≥ 80,00 ; 79,99 ≥C
≥56,00 ; 55,99 ≥D≥ 42,00 ; 41,99 ≥E ≥0. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi semua

Universitas Gadjah Mada


item penilaian di atas diberi nilai TL yang berlaku dalam satu bulan setetah
diumumkan, bila tidak ada perubahan secara otomatis akan menjadi E.
Apabila dari hasil evaluasi ditemukan hambatan atau kekurangan maka
dapat dilakukan perbaikan atau perubahan. Perubahan dilakukan terhadap
perencanaan pembelajaran (course design), materi kuliah (course content), metode
pengajaran (teaching method), maupun bahan kuliah (teaching material). Perbaikan
atau perubahan mungkin dilaksanakan pada semester yang bersangkutan atau
diterapkan pada semester yang akan dating. Apabila perbaikan harus dilakukan pada
skala yang lebih luas maka usulan perbaikan dirumuskan dan disampaikan pada
evaluasi kurikulum yang diadakan oleh program studi.

Universitas Gadjah Mada


8. DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M, 1982. Pendinginan dan Pembekuan. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gisi UGM. Yogyakarta
Brosnan,T and Da-wen Sun. 2000. Precooling techniques and applications for
horticultural products — a revieW' . International Journal of Refrigeration
24 (2001) 154 — 170.
Delgado, A.E, and Da-Wen Sun. 2001. Heat and mass transfer models for predicting
freezing processes — a review. Journal of Food Engineering 47 (2001) 157 -
174.
Domikund ,W.S. 1980. Refrigeration and Air Conditioning. Dhanpat Rai and Sons. New
Delhi India.
Dossat,R.J. 1981. Principles of Refrigeration 2"d ed SI Version. John Wiley & Sons,
Inc. New York.
Fenema,O.R. 1975. Principles of Food Science. Part ll Physical Principles of Food
Preservation. Marcel Dekker Inc. New York.
2nd
Heldman,D.R., Paul Singh, R. 1980. Food Process Engineering ed. AVI Publisher
Co. Westport, CT.
Holman, J.P, dan It- E. Jasjfi. 1984. Perpindahan Kalor (Heat Transfer). Penerbit
Erlangga. Jakarta.
2nd
Toledo, R.T. 1999. Fundamentals of Food Process Engineering ed. Aspen
Publisher,Inc. Gaithersburg, Maryland.
Trott,A.R. 1989. Refrigeration and Air Conditioning. Butterworths, London.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai