Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Idiologi yang berkembang saat ini akan terus berkembang dan saling
mempengaruhi antara satu idiologi dengan idiologi yang lain. Biasanya ideologi
radikal dan komunis akan berkembang secara subur dan cepat membesar di
daerah-daerah dimana masyarakatnya merasa terpinggirkan. Rasa terpinggirkan
akan menimbulkan kecemburuan sosial. Karena banyaknya orang yang
mengalami hal yang sama dalam masalah ketidakadilan dan terpinggirkan, maka
mereka yang merasa senasib, akan bersatu membangun kekuatanya sendiri.1
Radikalisme dalam arti bahasa berarti paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis dan revolusioner. Namun, bisa juga berarti, konsep sikap jiwa dalam
mengusung perubahan. Sementara itu Radikalisme menurut Wikipedia adalah
suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-
cara kekerasan.1
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian dimana peran pemerintah
sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang
tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa
ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang
besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan
kebersamaan.3
Ideologi komunisme secara praktis menggiring penganutnya untuk menjadi
ateis. Lebih dari itu, doktrin-doktrin komunisme menciptakan manusia yang
membenci bahkan cenderung memusuhi agama. Marx menggambarkan
kebenciannya terhadap agama dalam ungkapannya yang terkenal,“Religion is
the opium of the masses” (Agama adalah candu masyarakat). Pasca revolusi
melakukan perampasan properti dan diskriminasi pada kelompok agama, kaum
gereja dan kuil. Jika melakukan perlawanan, ia bahkan tidak segan membasmi
mereka karena dianggap kontra revolusi.4 Agama bahkan dianggap sebagai
kelompok yang mengancam dari dalam.
Perkembangan teknologi yang makin canggih, trend penggunaan media
sosial telah dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan komunis untuk menebar
pahamnya yang bisa mengancam idiologi Pancasila sebagai negara kesatuan
RI. Perlu ada usaha bersama dari pemerintah, ormas, mahasiswa dan para
pemuda, LSM serta pers dalam rangka membentengi masyarakat dari pengaruh
paham radikal untuk menjaga keutuhan bangsa secara preventif.1
Peran aktif mereka sebagai benteng idiologi sangat efektif terhadap virus
idiologi paham gerakan radikalisme yang tidak hanya merongrong dan
1 Nur Khamid, Bahaya Radikalisme terhadap NKRI, Journal of Islamic Studies and
1 Humanities, Vol. 1, 1 Juni 2016
2 Asnawi & Hartutik, ANALISIS HISTORIS TERHADAP KOMUNISME SEBAGAI SUATU

IDEOLOGI POLITIK, Jurnal Seuneubok Lada, No.1, Vol.2 Juli - Desember 2014
3 Muhamad Yakub Mubarok, Problem Teologis Ideologi Komunisme, Jurnal TSAQAFAH,

Vol. 13, No. 1, Mei 2017


mencoreng ajaran Islam, tetapi juga bisa mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara. Sangat penting bagi institusi pendidikan untuk membekali
siswa-siswa nya dengan wawasan kebangsaan, keindonesiaan serta keislaman
yang moderat, terbuka dan damai.
Sekarang ini bisa kita lihat bagaimana tumbuh kembang lembaga pendidikan
yang mereka bangun. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai
perguruan tinggi. Dengan kurikulum yang mereka ciptakan sendiri, mereka larang
anak-anak untuk belajar menyanyi, apalagi lagu-lagu kebangsaan yang mereka
anggap lagu memiliki lirik yang mengajak pada kemusyrikan. Sehingga
merampas kegemaran anak untuk menyanyikan lagu anak-anak
Hal ini jangan sampai terjadi di Indonesia, kekerasan atas nama agama
seperti yang terjadi di Timur Tengah yang dilakukan oleh idiologi radikal dan
komunis yang kemudian meluas pengaruhnya keseluruh dunia, hal ini menjadi
ancaman serius bagi keutuhan NKRI. Radikalisme bukanlah ajaran Islam dan
tidak diajarkan oleh Nabi, karena itu kita harus menolak segala bentuk
radikalisme, karena Islam itu merangkul bukan memukul, membina dengan hati
bukan menghina dan mencaci maki.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.
Idiologi radikal dan komunis sangat betentangan dengan hukum dan semangat
ukhuwwah islamiyah dan idiologi Pancasila yang memiliki ciri khas
masyarakatnya yang beragam, toleran dan inklusif. Agama dapat menjadi
perekat perdamaian tetapi agama juga dapat menimbulkan ketegangan dan
kekerasan sosial.
Islam sangat membenci aksi kezhaliman apa pun bentuknya. Karena Islam
senantiasa mengajarkan dan memerintahkan kepada umatnya untuk menjunjung
tinggi kedamaian, persahabatan, dan kasih sayang. Bahkan alQur’an
menyatakan, bahwa orang yang melakukan aksi kezhaliman termasuk golongan
orang yang merugi dalam kehidupannya. Di dunia akan di cap sebagai pelaku
kejahatan dan di akhirat kelak akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahannam.

Nur Khamid, Bahaya Radikalisme terhadap NKRI, Journal of Islamic Studies and
2 Humanities, Vol. 1, 1 Juni 2016: h. 123-152. DOI: 10.18326/millati.v1i1.123-152
Permasalahan

Sebelum mengkaji lebih dalam lagi Bahaya Ideologi Radikalisme dan


Komunisme di Negara Pancasila. Tentunya perlu dirumuskan masalah apa saja
yang perlu dibahas berdasarkan kemungkinan dari akibat munculnya Ideologi
Radikalisme dan Komunisme di Negara Pancasila, berapa rumusan masalah
yang penting untuk kita bahas dianranya:

a) Apakah ada kemungkinan paham komunisme akan kembali di Idonesia?


b) Bagaimana langkah mahaiswa untuk mencegah kemungkinan
munculnya paham komunisme di Indonesia?
c) Bagaimana langkah pemerintah RI untuk memberantas paham
komunisme dan radikalisme di Indonesia?

Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat memahami


bagaimana perkembangan ideologi radikalisme dan komunisme di NKRI.
Sehingga dengan mengetahuinya dapat dilakukan pencegahan sekaligus
pemberantasan dari ideologi yang dapat membahayakan bagi keutuhan NKRI ini.
Khususnya bagi mahasiswa sendiri diharapkan kontribusi nyata dalam
pencegahan berkembangnya ideologi radikal maupun kumunis yang dapat
merusak keutuhan dan kedaulatan di Indonesia.

Manfaat

a) Mahasiswa dapat menggali informasi mengenai perkembangan ideologi


radikalisme dan komunisme di NKRI.
b) Mahasiswa dapat memproteksi diri dari bahaya ideologi radikalisme dan
komunisme.
c) Mahasiswa dapat mengambil peran dalam pencegahan perkembangan
ideologi radikalisme dan komunisme bersamaan dengan pemerintah.

3
PEMBAHASAN

a) Apakah ada kemungkinan paham komunisme akan kembali di Idonesia?


Dalam benak kita pasti muncul pertanyaan, Masih adakah komunis di
Indonesia? Mendengar kata komunis merupakan suatu yang tabu bagi
masyarakat indonesia, mengingat isi dan kandungan dari sila pertama yang
mengharuskan setiap masyarakat Indonesia mempercayai adanya tuhan. Selain
itu peristiwa yang memalukan dalam sejara bangsa ini, yang dimana ada pihak
tertentu yang menginginkan dihapuskan sila pertama dari pancasila, yang lebih
kita kenal dengan peristiwa G30S PKI.
Komunis di Indonesia, dengan bendera PKI-nya, mampu membawa
perubahan besar. Tokoh-tokoh besar seperti Amir Syarifuddin, Tan Malaka dan
beberapa tokoh lainnya, yang menginginkan Indonesia merdeka 100 persen,
mampu menciptakan konsep-konsep kenegaraan yang begitu luar biasa. "Tapi,
konsep-konsep ini tidak sesuai dengan Pancasila, karena tidak dilandasi oleh
pemikiran agama," kata Zainuddin.4
Saat ini, faham komunis masih terus hidup. Perilaku komunis secara real,
adalah para koruptor. "Sebab, apa yang diambilnya, adalah hak materi yang
harus dikuasai tanpa memikirkan halal haram. Inilah yang kemudian menjadi
bahaya laten yang patut diwaspadai. Karena sesungguhnya, komunis itu lahir
bukan atas dasar konsep agama," tegas Zainuddin.4
Dengan adanya globalisasi yang dijiwai demokratisasi dan hak azasi
manusia (HAM) apa masih ada generasi yang bersedia menyebarkan atau
bahkan dan berkorban demi komunisme? "Budaya tawuran, prilaku-prilaku
menyimpang dari organisasi negara, seperti budaya korupsi, tindakan-tindakan
anarkis, dan pemikiran pemikiran radikal tokoh-tokoh politik, adalah kondisi real
yang sadar atau tidak, sudah mengarah pada perilaku komunis," sahut Prof
Aminudin Kasdi, sejarawan asal Unesa Surabaya.4
Dengan demikian, pengaruh komunis akan terus hidup, meski sekadar
pemikiran. Dalam pandangan-pandangan sosialis, sistem kapitalisme merasuk
ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya kelas-kelas baru
dalam masyarakat Indonesia, yaitu klas proletar, intelektual dan borjuasi
Indonesia.4
Dari apa yang telah diutarakan oleh Prof dr Zainuddin Maliki dan Prof
Aminudin Kasdi diatas maka dapat di simpulkan, bahwa ancaman dari
kemungkinan kembalinya paham komunisme di Indonesia mungkin saja benar
adanya. Hal ini didukung dengan sikap masyarakat sendiri yang acuh takacuh
pada hukum yang berlaku di kepercayaannya masing-masing. Khususnya para
koruptor yang perilaku mereka mencerminkan ideologi komunis, dimana mereka
menjukkan bahwa Tuhan dan agama tidaklah penting dibanding kesenangan
yang mereka peroleh dengan menzolimi bangsa dan rakyat Indonesia.

4 https://www.merdeka.com/peristiwa/masih-hidupkah-paham-komunis-di-indonesia.html
4
b) Bagaimana langkah mahaiswa untuk mencegah kemungkinan
munculnya paham komunisme di Indonesia?
Sebenarnya sungguh berat beban yang harus dipikul oleh generasi muda
Indonesia baik pelajar maupun mahasiswa dalam menghadapi bahaya laten
komunis di era globalisasi, karena paham ini terus berkembang dengan berbagai
cara dan metode. Tetapi kita harus yakin senjata persatuan dan kesatuan kita
cukup ampuh ditopang dengan Pancasila sebagai dasar negara dan doktrin kita
yang tak akan pernah legam, bahwa NKRI Adalah Harga Mati. Dengan cara itu,
pastilah generasi muda Indonesia mampu menanggulangi dan mengikis habis
bahaya laten komunis di negara ini.5
Kita sebagai pemuda dan masyarakat Indonesia yang tinggal di era
reformasi, tidak mau mengulang beberapa tragedi yang memilukan itu. Kita
adalah mata tombak kokohnya negeri ini, bukan hanya TNI, polisi, intelijen,
pejabat negara atau pegawai negeri yang harus berperan aktif dalam
mengantisipasi bahaya laten, tetapi kita (bangsa Indonesia yang bersatu).5
Adapun mahasiswa sendiri yang merupakan pelajar perguruan tinggi.
Dimana dalam struktur pendidikan Indonesia,mahasiswa menduduki jenjang
satuan pendidikan tertinggi di antara yang lain. Adapun Peran dan fungsi
mahasiswa adalah Sebagai:
1) Iron Stock, yang berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk
memimpin bangsa ini.
2) Agent Of Change, yang berarti dituntut untuk menjadi agen perubahan. Disini
maksudnya, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan yang
sesungguhnya.
3) Social Control, Jadi selain pintar di bidang akademis, mahasiswa harus pintar
juga dalam bersosialisasi dengan lingkungan.
4) Moral Force artinya mahasiswa diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang
sudah ada. Jika di lingkungan sekitarnya terjadi hal-hal yang tak bermoral, maka
mahasiswa dituntut untuk merubah serta meluruskan kembali sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Dilihat dari peran peran mahasiswa maka Mahasiswa mempunyai peranan
besar untuk membentengi Indonesia dalam eksistensi ideology Pancasila yang
saat ini mulai membutuhkan perhatian ekstra dalam mengimplementasikannya.
Tentu ini memerlukan pemahaman yang baik terlebih dahulu oleh mahasiswa
tentang apa dan bagaimana Pancasila ini. Tajamnya cara berpikir kritis yang
dimiliki mahasiswa sebagai kuam intelektual kiranya menjadi sebuah proteksi diri
pribadi yang baik dalam menyikapi kehadiran para kelompok paham komunis
yang kelak akan hilang dan tidak lagi menjadi persolan di era Reformasi saat ini. 6
Dan dengan diadakanya kewajiban pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan
agama di universitas maka mahasiswa perlu berkontribusi lebih kepada
masyarakat tentang berbagai penyimpangan idiologi Pancasila, bahaya, dan
terutama ancaman paham komonis yang mungkin muncul di masyarakat.

5 http://www.neraca.co.id/article/75181/sikap-generasi-muda-menghadapi-bahaya-laten-
5 komunisme
6 http://blog.unnes.ac.id/zakkisr/2015/11/30/peran-mahasiswa-dalam-menghempas-

komunisme-14/
c) Bagaimana langkah pemerintah RI untuk memberantas paham
komunisme dan radikalisme di Indonesia?
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Pemerintahan Presiden
Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla sebenarnya sudah melakukan banyak
upaya untuk melawan gerakan anti-Pancasila.7
Antara lain, dengan melakukan perumusan arah kebijakan umum
pembinaan ideologi Pancasila melalui UKP Pembinaan Ideologi Pancasila.
Pemerintah juga melakukan penyusunan garis-garis besar haluan ideologi
Pancasila dan road map pembinaan ideologi Pancasila, koordinasi, sinkronisasi,
dan pengendalian pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila. Kemudian
pelaksanaan advokasi pembinaan ideologi Pancasila, serta pelaksanaan kerja
sama dan hubungan antarlembaga dalam pelaksanaan pembinaan ideologi
Pancasila.7

"Sisi lain juga Pemerintah dengan gencar melakukan penguatan ideologi


Pancasila dalam Program Revolusi Mental di kampus-kampus, instansi
Pemerintah dan swasta, media massa dan juga forum-forum kemasyarakatan di
daerah. Muara dari program tersebut adalah penguatan dan pemahaman
masyarakat luas atas ideologi Pancasila," ujar Tjahjo Kumolo seperti dikutip dari
webside pribadinya, Jakarta, Rabu (11/10/2017).

Selain itu, kata Tjahjo, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan banyak
hal seperti mencetak ASN dalam program Revolusi Mental. Kemudian,
melakukan penguatan tentang ideologi Pancasila. Misalnya dengan pembekalan
kepemimpinan pemerintahan Dalam Negeri Tahun 2015. Menurut dia,
kementeriannya juga melakukan penguatan bagi forum kemasyarakatan di
daerah.7
Sementara, kata Tjahjo, penerbitan Perppu Ormas bukan semata-mata
hanya untuk mencabut ormas tertentu. Namun sebagai penyempurnaan atas
Undang-Undang Ormas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hukum
masyarakat.

"Perppu ini berlaku secara umum kepada setiap ormas yang ada di Indonesia
dan tidak ditujukan terhadap ormas tertentu," ujar Tjahjo.

Penerbitan Perppu, lebih bertujuan untuk menertibkan ormas-ormas yang


berpotensi bertentangan dengan Pancasila dan UUD NKRI 1945. Sekaligus
peringatan terhadap ormas-ormas yang akan mempunyai niat untuk
menyebarkan paham, ajaran, ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan
UUD NRI 1945.7

7 https://www.liputan6.com/news/read/3124474/ini-upaya-pemerintah-untuk-lawan-
6 gerakan-anti-pancasila
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, dapat diambil kesimpulan
berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, diantaranya kemungkinan
kembalinya paham komunisme di Idonesia, langkah mahaiswa dalam mencegah
kemungkinan munculnya paham komunisme di Indonesia, dan bagaimana
langkah pemerintah RI untuk memberantas paham komunisme dan radikalisme
di Indonesia. Dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kemungkinan kembalinya paham komunisme di Indonesia mungkin saja bisa
terjadi. Hal ini didukung dengan sikap masyarakat sendiri yang acuh takacuh
pada hukum yang berlaku di kepercayaannya masing-masing. Contoh
nyatanya sendiri terhadap pelaku korupsi yang tidak meyakini bahwa apa
yang dia lakukan bernilai salah dimata tuhannya, dalam artian dia tidak yakin
bahwa ada tuhan yang memperhatikan.
2. Tajamnya cara berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa sebagai kaum
intelektual kiranya menjadi sebuah proteksi diri pribadi yang baik dalam
menyikapi kehadiran para kelompok paham komunis yang kelak akan hilang
dan tidak lagi menjadi persolan di era reformasi saat ini. Di dukung dengan
peran dan fungsi mahasiswa sebagai Iron Stock, Agent Of Change, Social
Control, dan juga Moral Force dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Peran pemerintah sendiri dalam upaya memberantas paham komunisme
dan radikalisme di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara seperti
menertibkan ormas-ormas yang berpotensi bertentangan dengan Pancasila
dan UUD NKRI 1945 dengan menerapkan menerapkan Perppu, maupun
dengan melakukan penguatan ideologi Pancasila dalam Program Revolusi
Mental di kampus-kampus, instansi Pemerintah dan swasta, media massa
dan juga forum-forum kemasyarakatan di daerah.
.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi & Hartutik, ANALISIS HISTORIS TERHADAP KOMUNISME SEBAGAI


SUATU IDEOLOGI POLITIK, Jurnal Seuneubok Lada, No.1, Vol.2 Juli -
Desember 2014

http://blog.unnes.ac.id/zakkisr/2015/11/30/peran-mahasiswa-dalam-
menghempas-komunisme-14/

http://www.neraca.co.id/article/75181/sikap-generasi-muda-menghadapi-bahaya-
laten-komunisme

https://www.liputan6.com/news/read/3124474/ini-upaya-pemerintah-untuk-lawan-
gerakan-anti-pancasila

https://www.merdeka.com/peristiwa/masih-hidupkah-paham-komunis-di-
indonesia.html

Muhamad Yakub Mubarok, Problem Teologis Ideologi Komunisme, Jurnal


TSAQAFAH, Vol. 13, No. 1, Mei 2017

Nur Khamid, Bahaya Radikalisme terhadap NKRI, Journal of Islamic Studies and
Humanities, Vol. 1, 1 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai