Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA An.

Z 16th
DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Delia Mulyanti 4003160032
Herlina 4003160008
Nabilla Yohana 4003160010
Naufal Alwan 4003160036
Windy Suryani 4003160001

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2018
A. PENGKAJIAN

Identintas Diri Klien


Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl.Cintaasih Utara No. 42 Rt. 05/11
Sumber Informasi : Klien dan Istri

Struktur Keluarga
No. Nama Umur Jenis Hubungan Pendidi Pekerjaan Ket
Kelamin dengan kan
Klien
1. Tn. A 36 Th L Ayah SMA Polsuska Sehat
2. Ny. I 35 Th P Istri SMA IRT Sehat
3. An. Z 16 Th L Anak SMA Pelajar Klien
4. An. J 9 Th P Anak SD Pelajar Sehat

Keluarga Tn. A hanya mempunyai 2 anak yaitu laki-laki &perempuan yang belum
menikah kondisi sekarang sedang kedua anaknya sedang menjalani pendidikan.
Genogram:

Keterangan:
= Meninggal
= Menikah
= Anak
= tinggal serumah
= Klien
= Laki-laki
= Perempuan

A. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga yaitu traditional nuclear (Keluarga inti terdapat ayah, ibu dan anak)
yang terdiri dari Tn.A yang berperan sebagai kepala keluarga yang kini berusia 36
tahun dan Ny. I yang berperan sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang berusia
35 tahun dan mempunyai anak laki laki yaitu An. Zsebagai anak kandung Tn. A yang
baru berusia 16 tahun & An. J anak kandung kedua berusia 9 tahun.

B. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari Suku (Sunda) atau Indonesia, kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan dengan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah Bahasa daerah.
C. AGAMA
Seluruh anggota keluarga Tn. A menganut agama Islam dan taat beribadah, serta
Ny. I sering mengikuti pengajian yang ada di masyarakat (rutinan) serta berdoa agar
Tn.A dapat sembuh dari penyakitnya,karena mereka semua meyakini bahwa sakit dan
sehat semua berawal dari Tuhan YME.

D. STATUS EKONOMI KELUARGA


Penghasilan keluarga didapat dari hasil Tn.Adengan pendapatan kurang lebih
Rp6.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk :
Makan : 2.500.000
Bayar listrik/ PDAM : 350.000
Jajan Anak : 900.000
Transportasi : 500.000
Lainnya : 350.000
Rp. 4.600.000
Sisanya Rp. 1.400.000 dimana uang yg sisanya ini, ditabungkan untuk kebutuhan
yang mendadak diluar dugaan. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi
kebutuhan. Barang barang yang dimiliki keluarga Tn. A adalah 2 buah TV LED , 1
Kipas Angin, 2 motor, terdapat 1 set kursi dan lemari hias, terdapat 1 kulkas, satu set
meja makan, 1 rumah yg dikontrakan.

E. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Tn. A mengatakan setiap hari minggu atau ada waktu free dan ada rezeky lebih
selalu berlibur ke tempat rekreasi yang berada di kota bandung, dan terkadang
sesekali keluar bandung.

F. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama yang dirasakan saat ini
Klien mengatakan kepalanya saat ini terasa pusing, nggliyer dan
badanya terasa lemas serta kadang-kadang merasa agak sesak nafas. Klien
mengatakan badan terasa lemas sering dirasakanya dan kadang terasa ngantuk
pada waktu siang hari. Menurut Ny.I beliau sudah beberapa kali mondok di
Rumah Sakit karena sesak nafas. Sudah kurang lebih 5 kantong darah
ditambahkan kebadannya selama 5 kali di Rumah Sakit dalam kurun waktu 4
Tahun yaitu tahun 2013 sampai 2017. Sudah 10x opname di Rumah sakit
Panti Rapih. Sesak nafas ketika beraktifitas yang berlebihan. Secara verbal
klien mengungkapkan nyeri dengan skala nyeri 4 (0-10), Klien kadang
menunjukkan lokasi nyeri kepalanya.
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Klien mengatakan sering menderita batuk-batuk yang berdahak telah
lama serta kepala sering pusing serta badan yang terasa lemas, setelah
diperiksakan dahulu ternyata menderita anemia.

G. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
 Perumahan
Jenis rumah permanen dengan luas bangunan 50 m2 dengan panjang10 meter
dan lebar 5 meter terdiri dari 2 kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu
ruang untuk makan, 2 kamar mandi yang bergabung dengan WC, satu dapur dan 1
gudang, lantai rumah terbuat dari keramik. Status rumah milik pribadidengan atap
rumah menggunakan genteng. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan
pencahayaan kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah padasiang hari
sehingga tampak gelap dan lembab.Penerangan di rumah menggunakan listrik.
Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan sedikit kotor.
 Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-
sampahrumah tangga tersebut diikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi
dibuangditempat pembuangan sampah yang ada di dekat rumahnya lalu malamnya
selalu ada tim yang rutin mengambil sampah-sampah nya.
 Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air sumur untuk keperluan MCK. Untuk
keperluan air minum keluarga Tn.A membeli air minum yang sudah matang diwarung
(air galon mineral). Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa, tidak ada endapan, dan
tidak berbau.
 Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan
tinjadengan sumber air yaitu 10 meter.
 Pembuangan Air Limbah
Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah dibuatkan pipa
menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira kira 10 m dari jarak
belakang rumah.
 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Terdapat fasilitas kesehatan di lingkungan rumah yaitu puskesmas,posyandu,
balai pengobatan mandiri, dokter praktek, dan bidan/mantri praktek. Fasilitas
kesehatan tersebut dapat terjangkau keluarga dengan berjalan kaki atau naik
kendaraan bermotor.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Tn. A tinggal di perumahan Kereta Api yag berada di Bandung, jarak antara rumah 1
dan selanjutnya sangat berdekatan dan berdempetan, tetapi jumlah penduduknya tidak
mengalami kepadatan di komplek tersebut, jarak rumah ke rumah hanya di batasi oleh
bentengan pendek, keadaan perumahan tersebut sedikit kotor. Hubungan antar tetangga
dengan Tn.A baik, saling menghomati, kerukunan terjaga, bila ada yang memiliki
kesulitan maka saling membantu.

3. Mobilitas geografis keluarga


Semenjak Tn.A mengalami penyalit anemia sampai sekarang Tn.A bersama
keluarganya tidak pernah berpindah pindah tempat, saat Tn.A sakit Ny. I selalu merawat
Tn.a dengan baik dan hati yang tulus.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Interaksi dengan keluarga sangat baikdan sering terjadi yaitu saat pagi hari saat
berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi dan malam hari, biasanya interaksi terjadi
saat menonton TV dan ketika berekreasi. Tn.A tergolong anggota masyarakat yang aktif
dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan dimasyarakat. nmamun
setelah sakit dan merasa lemas Tn.A jarang keluar rumah dan bersosialisasi seperti dahulu
kala dengan aktif .Tapi Tn.A dapat berinteraksi dengan baik. Ny. I aktif dalam kegiatan
pengajian & arisan tiap 2 minggu sekali dan arisan berpindah-pindah tempat karena
bergantian. Sedangkan anaknya yg ke 2 selalu mengikuti ibunya, dan juga anaknya suka
bermain dengan anak yg lainnya serta sudah diajarkan untuk ngaji di dekat rumahnya.

5. Sistem pendukung keluarga


Selama Tn.A sakit Ny. I selalu merawatnya dengan penuh kasih sayang & perhatian.
Tn.A memiliki Askes sehingga dapat berobat ke pelayanan kesehatan menggunakan
askes tersebut. Biasanya Ny. I membawa Tn.A ke pelayanan kesehatan yang terdekat
yaitu memilih datang ke dokter desa yang berjarak 100 m dari rumah.

H. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi
Pola komunikasi efektif. Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam
keluarga yaitu secara langsung. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah Tn.
A dengan menggunakan bahasa daerah. Keluarga Tn. A dan Ny. I melakukan
komunikasi secara terbuka sehingga tidak ada konflik dalam keluarga tentang pola
interaksi.
2. Struktur kekuatan keluarga cara keluarga mengubah perilaku anggota
Tn.A mengatakan selalu mengingatkan kepada keluarganya untuk selalu
memeriksakan kesehatan rutin setiap 1 bulan 1x ke puskesmas, serta keluarga Tn.A
selalu mengingatkan tetangganya untuk membuang sampah pada tempatnya serta
membedakan macam-macam sampah.
3. Struktur peran
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Tn. A sebagai kepala keluarga
yang bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga, sebagai bapak untuk anak-
anaknya, dan sebagai pencari nafkah. Ny. I berperan sebagai istri dan ibu bagi
anaknya. Sedangkan An. Z & An. J berperan sebagai anak yang berbakti kepada
orang tua.
4. Nilai dan norma dalam keluarga
Keluarga beragama islam, dan percaya bahwa hidup ini sudah ada yang
mengatur, begitupun dengan sehat dan sakit, keluarga percaya bahwa ketika sakit
pasti ada obatnya, dan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan.
I. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga
apabila salah satu anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap masalah
yaitu saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.

2. Fungsi sosialisasi
Cara keluarga mengajarkan anaknya dalam bersosialisasi yaitu dengan
mengajarkan salam, sapa, dan saling menghormati serta selalu mengucapkan
terimaksih jika mendapatkan bantuan. Tetapi Tn.A menjadi kurang aktif dalam
kegiatan bermasyarakat karena kelemahan akibat penyakitnya. Namun untuk
bersosialisasi Tn.A selalu mengobrol dengan tetangga jika ada tetangga yg datang
kerumah untuk menjenguknya.

3. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak,
refreshing dan biaya untuk berobat.

4. Fungsi reproduksi
Tn. A dan Ny, I memiliki 2 orang anak sebagai generasi penerus selanjutnya. Ny. I
melakukan Keluarga Berencana/ KB yaitu KB Implant. Tn. A dan Ny.I juga sudah
merencanakan untuk memiliki anak ke 3.

5. Fungsi perawatan kesehatan


 Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn. A& Ny.I mengatakan bahwa dampak dan akibat dari penyakit anemia
jika tidak diobati yaitu akan menjadi parah.
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara
musyawarah. Di dalam keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga
adalah Tn. A. Didalam masalah kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga
kesehatan. Keluarga Tn. A mengatakan jika hal seperti ini perlu tenaga kesehatan
untuk memecahlkan masalahnya.
 Kemampuan mengenal masalah kesehatan
An. Z kurang mengerti tentang tanda dan gejala penyakit anemia yang pernah
dideritanya.Namun An. Z belum mengetahui apa itu penyakit anemia lebih
mendalam dan penyebabnya.

 Merawat anggota keluarga yang sakit


Anggota keluarga kurang mengerti tentang perawatan pada Tn. I yang sedang
sakit, dimana An. Z masih merasa selera makan tidak ada atau selalu kurang
makan.

 Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat


Keluarga mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat namun keadaan
rumah terlihat kotor dan kurang terawat kebersihannya. Ny. I pun mengatakan
jarang membuka jendela karena jarak rumah dengan tetangga terlalu dekat dan
tidak pernah jemur kasur.

 Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di


masyarakat
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke
fasilitaskesehatan seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek.

J. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stress jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek
Klien mengeluh lemas dan pusing.
- Stressor jangka panjang
Klien menderita pernyakit anemia yang sudah lama dan berpotensi kambuh
lagi jika pengobatannya kurang teratur.

2. Kemampuan keluarga berrespon terhadap stressor


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan lainnya yg lebih tinggi.
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu berkumpul/bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada.

4. Strategi adaptasi disfungsional


Jika sakit, Tn.A dan keluarganya beristirahat dan tidur.
K. PENGKAJIAN
a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk
melakukan kegiatan aktifitas sehari – hari, dan keadaan sakit bila merasa tidak enak
badan, hingga tidak dapat beraktifitas. Bila merasa sakit diperiksakan ke Puskesmas
ataupun ke Rumah Sakit. Klien memelihara kesehatannya dengan banyak istirahat
dan kontrol jika merasa tidak enak badan. Tetapi sudah lima bulanan belum dapat
kontrol lagi ke tempat pelayanan kesehatan untuk memeriksa kondisi tubuhnya,
khususnya memeriksa kadar HB. Kadar HB terakhir sudah bagus yaitu 14 gr %.
Klien mengatakan tidak tahu mengapa klien sering sakit-sakitan, batuk-batuk dan
berdahak, serta sesak nafas dan pusing.
b. Kebiasaan makan dan minum
Klien dalam sehari maka 3 kali sehari . Klien mengatakan dalam makan biasa yaitu
nasi, sayur, lauk nabati kadang hewani serta kerupuk. Klien mengatakan akhir-
akhir ini makannya sedikit dan nafsu makannya menurun. Klien minum dalam
sehari kurang lebih 4-5 gelas air putih dan kadang-kadang minum teh.
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan dalam system pembuangannya biasa tidak mengalami masalah.
Klien BAB dalam sehari satu kali yaitu pada pagi hari. Klien mengatakan BAK 3-4
kali sehari dan klien mengatakan tidak pernah ngompol atau beser karena klien
dapat BAK di kamar mandi.
d. Pola toileting
1. Mandi
Klien biasanya mandi dalam sehari sebanyak dua kali yaitu pada pagi dan sore
hari secara mandiri di kamar mandi tanpa disuruh oleh ibu ataupun ayahnya dan
klien mandi biasanya memakai sabun.
2. Gosok gigi
Klien mengatakan menggosok giginya satu kali sehari. Kadang merasa sakit
gigi. Dahulu pernah dibawa kepuskesmas akan dicabut tetapi karena kondisi
tidak memungkinkan akhirnya tidak jadi dicabut.
3. Keramas
Klien mengatakan biasanya keramas satu dua kali dalam seminggu dengan
sampo. Klien mengatakan jika rambut terasa lepek dan gatal-gatal kepalanya
maka klien akan melakukan keramas.
4. Potong kuku
Klien mengatakan jarang melakukan pemotongan kuku hanya jika disuruh oleh
iastri ataupun anaknya. Kondisi kuku saat ini dalam keadaan bersih.
5. Berpakaian dan berhias
Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri dan melakukan sisir rambutnya
sehabis mandi dan bangun tidur. Klien dalam berpakaian rapi sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien biasanya tidur malam mulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 04.30 WIB
dan melakukan sholat subuh. Klien mengatakan kadang pada waktu malam hari
sering terbangun tetapi klien dapat tidur lagi sampai pagi hari. Klien sering
beristirahat dan menyempatkan waktu untuk tidur siang hari.
f. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan Peraawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/Minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di Tempat Tidur 
Berpindah/Berjalan 
Ambulasi/ROM 

Keterangan:
0: Mandiri; 1: Alat Bantu; 2: Dibantu Orang Lain; 3: Dibantu Orang Lain Dan Alat
Bantu; 4: Tergantung Total.
g. Pola perceptual
1. Penglihatan: Klien mengatakan pandangannya akhir-akhir ini agak kabur untuk
melihat, menurut klien karena terlalu banyak tidur dan karena kepalanya yang
terasa pusing. Klien tidak sedang menggunakan alat bantu melihat atau kaca
mata.
2. Pendengaran: Klien mengatakan masih dapat mendengar dengan baik tanpa
harus menggunkana alat bantu dengar serta dengan cukup berbicara dengan
volume sedang klien sudah dapat mendengarnya.
3. Sensasi: Klien mengatakan masih dapat merasakan rasa nyeri, rangsan taktil
klien masih dapat merasakan baik dengan rasa dingin atau panas klien masih
dapat merasakannya dengan baik.
4. Pengecap: Klien mengatakan masih dapat merasakan sensasi rasa baik manis,
asin, pahit ataupun pedas.

L. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemas
Kesadaran : composmentis
BB/TB ` : 37 kg/ 150cm
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/mnt
RR : 23 X/mnt,
Suhu :36,8°C

Kepala : Rambut bersih, warna hitam, rontok, wajah pucat.


Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Pernafasan cuping hidung
Mulut : mukosa bibir kering, gigi norrmal
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : ada tarikan intercostae, suara paru ronchi, tedrapat retraksi dinding
dada, suara nafas irregular
Abdomen : bulat datar, bising usus 8 x/ menit, suara perut timpani.
Ekstrimitas : tidak ada edema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian atas
maupun ekstrimitas bagian bawah.
M.HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap pasien lekas membaik keadaannya dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai dari petugas kesehatan dan pengobatan secara
maksimal untuk mengobati penyakitnya.

N. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM

Data Obyektif:

 Konjugtive: anemis Ketidak mampuan Ketidak


 TB: 150 cm dan BB: 37 kg keluarga merawat seimbangan nutrisi
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: anggota keluarga kurang dari
78x/menit, Pernafasan: 23x/menit, yang sakit kebutuhan
Temperatur: 36.8º C

Data Subyektif:

 Klien mengatakan akhir-akhir ini


nafsu makannya menurun dan
makan tidak pernah habis
banyak.
 Klien mengatakan badannya
terasa lemas dan kepalanya
pusing.
 Tn A tidak tahu mengerti
mengapa An. Z merasa selera
makan tidak ada atau selalu
kurang makan.

Data Obyektif: Ketidak Kemampuan Gangguan rasa


keluarga
nyaman nyeri
 Secara verbal klien mengungkapkan menggunakan
fasilitas atau
nyeri dengan skala nyeri 4 pelayanan kesehatan
 Klien kadan menunjukkan lokasi di masyarakat
nyeri kepalanya
Klien banyak melakukan istrirahat.

Data Subyektif:

 Klien mengatakan kepalanya terasa


pusing dan badannya terasa lemas
kadar HB bulan lalu 14 % dan belum
control kepelayanan kesehatan .
 Klien mengatakan kepalanya pusing
nggliyer dan pandangannya kadan
menjadi kabur dan keluarga tidak tau
cara perawatannya.
Data Obyektif: Ketidak mampuan Defisiensi
mengenal masalah pengetahuan
Klien mengungkapkan secara verbal
keluarga
tertarik terhadap penjelasan tentang
kondisi kesehatannya sekarang dan
menginginkan penjelasan yang lebih
lanjut.

Data Subyektif:

 Klien mengatakan tidak tahu


mengapa klien sering sakit batuk-
batuk dan berdahak, serta sesak nafas
dan pusing.
 Klien mengatakan sering merasa
badanya lemas dan tidak nafsu
makan.

O. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
3. Defisiensi pengetahuan keluarga
P. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan rasa nyaman nyeri


No Kriteria Skor Bobot Nilai
Sifat Masalah
- Tidak/kurang sehat 3
1 1 3/3 x 1 = 1
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
- Dengan Mudah
2 - Hanya Sebagian 2 2 ½x2=1
- Tidak Dapat 1
0
Potensial Masalah Dapat Dicegah
- Tinggi 3
3 1 2/3 x 1 = 2/3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya Masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
4 1 2/2 x 1 = 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah 3 2/3

2. Defisiensi pengetahuan keluarga


No Kriteria Skor Bobot Nilai
Sifat Masalah
- Tidak/kurang sehat 3
1 1 3/3 x 1 = 1
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
- Dengan Mudah
2 - Hanya Sebagian 2 2 ½x2=1
- Tidak Dapat 1
0
Potensial Masalah Dapat Dicegah
- Tinggi 3
3 1 2/3 x 1 = 2/3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya Masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
4 1 2/2 x 1 = 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah 4 2/3
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
No Kriteria Skor Bobot Nilai
Sifat Masalah
- Tidak/kurang sehat 3
1 1 3/3 x 1 = 1
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
- Dengan Mudah
2 - Hanya Sebagian 2 2 ½x2=1
- Tidak Dapat 1
0
Potensial Masalah Dapat Dicegah
- Tinggi 3
3 1 2/3 x 1 = 2/3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya Masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
4 1 2/2 x 1 = 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah 3 2/3
PERENCANAAN

NO Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Intervensi


Keperawatan

Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar


1. Ketidak Ssetelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Kaji pola makan klien
sebelumnya
seimbangan tindakan keperawatan kunjungan keperawatan 2. Monitor pemasukan
nutrisi kurang selama 2 minggu selama 2x kunjungan dan pengeluaran
makanan dan
dari kebutuhan diharapkan nutrisi klien mampu : minuman klien secara
Verbal bertahap
dapat terpenuhi dengan 1. Mengungkapkan 3. Monitor berat badan
criteria hasil : nafsu makan ban lingkar lengan
klien secara bertahap
1. Nafsu makan bertambah tiap minggunya
4. Lakukan
klien meningkat 2. Klien makan 1 porsi psikomotorik pemeriksanaan fisik
2. Klien dapat habis 3 x 1 hari klien yang terkait
dengan masalah
makan 1 porsi 3. Klien beraktifitas psikomotorik nutrisi.
5. Anjurkan klien untuk
habis 3x1 hari secara optimal
makan sedikit tapi
3. Klien tidak lemas 4. BB klien bertambah sering
6. Kaji makanan
4. BB bertambah kesukaan klien
7. Hidangkan makanan
dalam keadaan hangat
dan sesuai dengan
selera klien
8. Jelaskan pada klien
pentingnya nutrisi
bagi kesehatan
9. Kaji keadaan anemia
klien secara
laboratories dengan
bertahap
10. Berikan suplemen zat
besi jikan
diindikasikan
11. Konsultasikan dengan
ahli gizi tentang
nutrisi yang baik bagi
klien
2. Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pencegahan sekunder
nyaman nyeri tindakan keperawatan kunjungan keperawatan 1. Berikan edukasi
selama 2 minggu selama 2x kunjungan tentang relaksasi nafas
diharapkan Nyeri dapat keluarga mampu merawat dalam
teraasi dengan kriteria Tn.A yang mengalami 2. Pantau TTV
hasil : nyeri 3. Ajarkan tekhnik
1. Klien tidak Dengan kriteri : relaksasi nafas dalam
mengeluh nyeri 1. Melakukan tekhnik 4. Minta keluarga untuk
2. Skala nyeri 2 (0- relaksasi nafas Psikomotor SOP mendemontrasikan
10) dalam Tekhnik kembali tekhnik
3. Ekspresi wajah relaksasi relaksasi nafas dalam
klien tenang nafas dalam 5. Kaji respon keluarga
4. TTV dalam batas 6. Berikan reinforcement
nomal positif ketika keluarga
mampu
mendemontrasikan
dengan baik.
2 Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon verbal SAP anemia 1. Diskusikan dengan
tindakaan keperawatan kunjungan keperawatan pasien tentang apa itu
pengetahuan terlampir anemia
Selama 2 minggu selama 2x kunjungan,
keluarga 2. Diskusikan faktor
diharapkan klien keluarga dapat mengetahui
penyakit anemia
mengetahui tentang masalah penyakit anemia 3. Diskusikan penyebab
penyakit anemia. anemia
Dengan kriteria:
4. Diskusikan
Dengan kriteria hasil: tanda dan
1. Keluarga dapat
gejala anemia.
Klien mampu mengetahui apa itu
5. Diskusikan
anemia
menyebutkan pengertian, cara
2. Keluarga dapat
pencegahan
penyebab, tanda dan menyebutkan tanda
penularan TB
dan gejala dari
gejala, dan tingkat paru
anemia
keseriusan masalah dari 3. Keluarga dapat
menyebutkkan
anemia. penyebab anemia
4. Keluarga dapat
menyebutkan cara
pencegahan anemia
B. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO WAKTU IMPLEMENTASI
EVALUASI
DX
KEP

1 Senin, 16-  Mengkaji pola kebiasaan S:


01-2018 makan klien
- Klien mengatakan biasanya klien
Jam 11.00  Mengukur berat badan
makan 3x sehari dengan porsi
WIB klien dan tanda-tanda
sedang dan akhir-akhir ini klien
vital
merasa nafsu makannya menurun
 Melakukan
dan terkadang malas makan
pemeriksanaan fisik.
- Klien mengatakan dalam sekali
makan menunya adalah nasi, lauk,
sayuran.
O:

- TB: 150 cm dan BB: 37 kg


- Tekanan darah: 110/70 mmHg,
Nadi: 78x/menit, Pernafasan:
22x/menit, Temperatur: 36.8º C
- Konjugtive: anemis, turgor kulit
sedang, tidak ada oedema.
A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. Senin, 16-  Mengkaji tingkat nyeri S:


01-2018 klien
- Klien mengatakan kepalanya
Jam 11.00  Mengajurkan pada klien
terasa pusing ngliyer dan
WIB untuk beristirahat jika
pandangannya kadan menjadi
mengalami sakit kepala
kabur
 Mengajarkan kepada
- Klien mengungkapkan secara
klien tentang posisi tidur
verbal nyeri dengan skala 3
yang baik jika mengalami
- Klien mengatakan jika mengalami
sakit kepala sakit kepala maka klien tiduran
 Mengajarkan kepada saja dan kadang memeriksakan ke
klien cara nafas dalam petugas kesehatan yang ada.
mengalami nyeri kepala O:

- Klien mampu mengulang tentang


teknik nafas dalam yang diajarkan
- Klien aktif berpartisipasi dalam
tindakan keperawatan
A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

3. Selasa, 17-  Mengkaji tingkat nyeri S:


01-2018 pengetahuan klien
- Klien mengatakan bahwa dirinya
Jam 10.00 tentang kondisinya
mengalami lemas dan pandangan
WIB sekaran gini
kabur serta kepalanya kadang
 Menjelaskan pada klien
pusing.
tentang konsinya saat ini
- Klien diberi tahu petugas panti
dan apa itu anemia dan
bahwa dirinya sudah tua dan
cara perawatannya.
sering mengalami kurang darah.
 Memberikan
O:
reiforcement positif
- Klien mau menyatakan dan aktif
terhadap partisipasi klien
dalam perawatan
dalam tindakan
- Klien mengetahui hanya kurang
keperawatan.
darah dan tahu harus banyak
makan dan istirahat
A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

4. Selasa, 17-  Mengkaji kemampun S:


01-2018 pergerakan klien.
- Klien mengatakan bahwa dirinya
Jam 10.00  Mengkaji tingkat
kadang mengikuti senam dan
WIB kekuatan otot klien dan
membuat kerajinan jika badannya
mobilitas klien.
sehat.
 Mengkaji kondisi - Klien mengatakan lebih banyak
lingkungan klien dalam tidur dalam bulan puasa ini dan
bergerak. malas melakukan kegiatan.
O:

- ROM klien baik


- Pergerakan baik, hanya klien saat
ini malas mobilisasi karena merasa
lemas.
- Lingkungan klien aman.
A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1 Selasa, 17-  Menanyakan pada klien S:


01-2018 tentang pemasukan
- Klien mengatakan untuk tadi
Jam 10.00 nutrisinya hari ini.
malam sahur habis banyak dan
WIB  Menjelaskan pada klien
satu porsi habis,
tentang pentingnya
- Klien mengatakan ingin
kebutuhan nutrisi bagi
mengetahui makanan yang
kondisi kesehatan klien.
bagaimana yang baik untuk klien
 Melakukan pemeriksaan
konsumsi
tanda-tanda vital.
O:

- Tekanan darah 110/80 mm Hg,


Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit
dan suhu: 37,1oC.
A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

2 Selasa, 17-  Menanyakan pada klien S:


01-2018 tentang rasa sakit
- Klien mengatakan bahwa
Jam 10.00 kepalanya hari ini.
kepalanya sudah agak baikan
WIB  Menanyakan apa yang
karena tadi malam dapat tidur
telah dilakukan oleh klien
dengan nyenyak.
untuk mengatasi sakit
- Klien mengatakan skala nyeri
kepalanya tersebut. berkurang 2-3.

O:

- Klien mengungkapkan secara


verbal nyeri berkurang.
- Klien melakukan istirahat dalam
mengurangi rasa nyerinya.
A: Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

1 Rabur, 10-  Mengkaji pola S:


11-2004 pemasukan nutrisi klien.
- Klien mengatakan untuk tadi
Jam 10.00  Menganjurkan kepada
malam sahur habis banyak dan
WIB klien untuk makan
satu porsi habis dan banyak
makanan dalam keadaan
cemilan tadi malam ketika buka
hangat.
serta menu makanannya sangat
 Manganjurkan klien
disukai oleh klien.
untuk makan sedikit-
O:
sedikit pada malam hari
- Tekanan daran 110/80 Hg. Nadi:
sehabis puasa dan sering.
80x/menit, RR: 20x/menit dan
 Melakukan pengukuran
suhu: 37,1oC.
tanda-tanda vital
- Klien kooperatif dan mau diajak
berdiskusi bersama tentang
masalah nutrisi
A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan.

3 Rabu, 18-  Menjelaskan kepada klien S:


01-2018 cara penangganan
- Klien mengatakan jika dia merasa
Jam 10.00 anemia.
lemas dan pandangan kabur serta
WIB  Menganjurkan kepada
kepala terasa pusing maka klien
klien untuk melakukan
akan melakukan pemeriksaan ke
apa yang telah dijelaskan
dalam rangka perawatan- petugas kesehatan dan biasanya
nya. nanti mendapatkan obat serta
disuruh banyak istirahat dan
makan yang banyak.

O:

- Klien kooperatif dan mau


mencoba untuk melakukan
perawatan dengan baik tentang
kondisi kesehatannya.
A: Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

4 Rabu, 18-  Menjelaskan kepada klien S:


01-2018 tentang apa itu jatuh
- Klien mengatakan bahwa dirinya
Jam 10.00 serta faktor-faktor yang
sudah tua, jadi sudah biaa jika
WIB mengakibatkan jatuh
orang tua itu jatuh karena
pada lansia.
kondisinya sudah lemah tidak kuat
 Menjelaskan kepada klien
lagi seperti anak muda.
tentang hubungan jatuh
O:
dengan kondisi penyakit
klien. - Klien kooperatif dan mau diajak
berdiskusi dalam penanganan dan
pencegahan jatuh.
- Klien menanyakan apa yang dapat
dilakuakn untuk mencegah jatuh
tersebut.
A: Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.

1 Kamis 11-  Menanyakan pada klien S:


11-2004 tentang obat-obatan yang
- Klien mengatakan nafsu makannya
Jam 10.00 pernah dikonsumsi oleh
sekarang membaik dan makan
klien.
WIB  Menanyakan kepada klien telah habis banyak.
tentang pemasukan - Klien tidak pernah makan obat-
nutrinya hari ini. obatan kecuali jika dikasih oleh
 Melakukan pengukuran petugas panti.
tanda-tanda vital. O:

- Tekanan darah 110/70 mm Hg,


Nadi: 82x/menit, RR: 20x/menit
dan suhu: 36,8oC.
- Klien kooperatif dan mau diajak
berdiskusi bersama tentang
masalah nutrisi.
A: Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan.

4. Kamis, 11-  Menganjurkan pada klien S:


11-2004 untuk tidak melakukan
- Klien mengatakan mengatakan
Jam 10.00 aktivitas jika merasa
bahwa jika badannya lemas,
WIB badannya lemas dan
kepala pusing dan pandangan
kepalanya pusing serta
kabur terasa mau jatuh.
pandangannya kabur.
- Klien mengatakan jika sudah mau
 Menganjurkan pada klien
jatuh maka klien banyak diam
untuk menggunakan
duduk atau tiduran di tempat tidur
tongkat dalam berjalan
dan malas untuk melakukan
jika memungkinkan.
apapun.
- Klien mengatakan bahwa di
ruangan pada dinding dudah ada
pegangan sehingga dapat
digunakan oleh klien untuk
berpeganganan jika berjalan.
O:

- Klien kooperatif dan mau diajak


berdiskusi dalam penangangan
dan pencegahan jatuh
A: Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

1. Jum’at, 19-  Melakukan pengukuran S:


01-2018 tanda-tanda vital.
- Klien mengatakan nafsu makannya
Jam 09.00  Melakukan pengukuran
sekarang membaik dan makan
WIB berat badan klien.
telah habis banyak.
- Klien merasa badannya sekarang
 Menanyakan kepada klien sudah agak kuat dan mampu
tentang kondisinya hari untuk berjalan jauh sampai ke
ini. masjid dan tadi pagi dapat
mengikuti senam pagi.
O:

- Tekanan darah 120/70 mm Hg,


Nadi: 84x/menit, RR: 20x/menit
dan suhu: 36,6oC.
- BB: 46,3 kg.
- Klien kooperatif dan mau diajak
berdiskusi bersama tentang
masalah nutrisi.
A: Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
Pengertian Relaksasi nafas dalam adalah metode efektif mengurangi rasa nyeri pada pasien
yang mengalami nyeri kronis teknik yang dapat mengurangi ketengangan otot,
kecemasan sehingga mencegahnya stimulasi nyeri.
Tujuan 1. Menghilangkan nyeri
2. Mengurangi rasa cemas
3. Menjadikan hati tentram
Indikasi
1. 1. Pasien merasa badan terasa sakit/nyeri
2. 2. Pasien merasa cemas/gelisah

Kebijakan Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan


Prosedur Persiapan alat
1 1. Tempat duduk (biladiperlukan)
Persiapan pasien
1. 1. Memberikan salam
2. 2. Menyebut/menanyakan nama pasien
3. 3. Mengenalkandiridaninstansi
4. 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. 5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan
6. 6. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
Prosedur tindakan
1. Atur posisi pasien semi fowler ditempat tidur atau duduk di kursi
2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
3. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam
4. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkannya keluar dari setiap bagian anggota tubuh.
5. Instruksikanpasienuntukbernafasdenganirama normal beberapasaat (1-2 menit)
6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian
menghembuskannya dengan cara perlahan .
7. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik ini apabila rasa nyeri timbul
kembali.
8. Setelah pasien tenang, minta pasien untuk melakukan secara mandiri.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA
A. Nama Bidang Studi : Penyuluhan kesehatan pada keluarga
Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang gangguan hematologi (Anemia)
Sub pokok bahasan : perawatan dan pencegahan Anemia
Topik : ANEMIA
Sasaran : keluarga Tn.A Jln. Purwakarta 03 Rt.01/03, Antapani
Waktu : Hari/tanggal : Senin / 20 januari 2019
Jam : Pukul 10.00 WIB (selama 50 menit)
Tempat : Kediaman Tn.A
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang nutrisi pada penderita anemia
(kurang darah).
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian anemia ( kurang darah )
b. Menyebutkan penyebab terjadinya anemia ( kurang darah )
c. Menyebutkan 4 dari 7 tanda – tanda anemia (kurang darah )
d. Menyebutkan nutrisi bagi penderita anemia (kurang darah)
D. Kegiatan pembelajaran
1. Materi Penyuluhan
a. Definisi Anemia
b. Penyebab Anemia
c. Tanda dan Gejala Anemia
d. Dampak Anemia
e. Pencegahan Anemia
f. Nutrisi bagi penderita Anemia
2. metoda
a. ceramah
b. diskusi dan tanya jawab
E. Kegiatan penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Membuka kegiatan  Mendengarkan
dengan mengucapkan salam.  Memperhatikan
 Memperkenalkan  Memperhatikan
diri
 Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
 Menyebutkan
materi yang akan diberikan
2. 15 Menit  Memperhatikan
Pelaksanaan :  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian dan menjawab pertanyaan
anemia yang diajukan
 Menjelaskan penyebab dari  Memperhatikan
anemia  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan gejala
 Menjelaskan Dampak Anemia
 Menjelaskan pencegahan anemia
 Memaparkan nutrisi bagi
penderita anemia
(kurang darah)
5 Evaluasi : Menjawab
Menit  Menanyakan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah diberikan.
5 Menit Terminasi :  Mendengarkan
 Mengucapkan  Menjawab salam
terimakasih atas peran serta
peserta.
 Mengucapkan
salam penutup
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan pasien dengan anemia
 Kesiapan materi penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Peserta/pasien bersedia dirungan sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
 Pasien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
 Pasien menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
 Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam
 Melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.

G. Media dan sumber pembelajaran


1. Media
a. Power point
b. Leaflet
2. Sumber pembelajaran
Dimas. 2008. “Anemi Kekurangan Zat Besi Dan Pencegahannya”
Yatim, Faisal. 2003. Talasemia Leukimia dan Anemia. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia: anemia.
Zainal, Dhenny. 2009. “Anemia Defisiensi Fe Sering Terjadi Pada Anak”
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologis. EGC : Jakarta.
Manjoer,Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI:Media Aekulatius
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta
Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Noenatal. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta
Rukiyah, AY. 2010. Asuhan Kebidanan IV. TIM : Jakarta.
H. Lampiran
1. Uraian materi
Mengetahui,
Bandung, 20 januari 2019

Pembimbing, Pelaksana,

( ) ( )
ANEMIA

1. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kadar sel darah merah kurang
dari normal.Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl
dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan
kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per
milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006).

2. FAKTOR PENYEBAB ANEMIA


a. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
b. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan [remaja],
kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang sangat cepat disertai
dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu akan meningkatkan kebutuhan
besi,
c. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di negara yang
sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar be lakang pendidikan
yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang
banyak mengandung zat besi,
d. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan
dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi,
e. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan, dan
f. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya melalui feses
(tinja)
g. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah
kejaringan.
h. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala anemia dapat berupa :
a. Perasaan mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunglai (5L)
b. Sakit kepala, konsentrasi hilang
c. Mual muntah, anoreksia
d. Sering ngantuk
e. Napas pendek (pada anemia yang parah)
f. Kulit, mukosa, gusi, kuku jari, dan telapak tangan pucat
g. Takikardi atau murmur lambat (pada anemia parah)
h. Lidah licin, rambut dan kuku rapuh (pada animea yang parah)
i. Haemoglobin dalam darah kurang dari 14 gr/dl (Laki-laki), kurang dari 12 gr/dl (perempuan)

4. DAMPAK ANEMIA
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Produktifitas dan aktivitas menurun.
e. Mengakibatkan muka pucat.
f. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah tersern penyakit

5. PENCEGAHAN ANEMIA
a. Makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan telur);
dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan
zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari
penyebabnya dan diberikan pengobatan.
e. Hindari konsumsi alcohol
f. Berhenti merokok

6. NUTRISI BAGI PENDERITA ANEMIA


Nutrisi atau Makanan yang dianjurkan bagi penderita anemia adalah yang mengandung : Fe
(Zat besi), Asam Folat dan Protein seperti dibawah ini
a. Konsumsi protein hewani (daging, unggas, seafoods, telur, susu, dan hasil olahannya)
b. Konsumsi makanan sumber asam folat (Asparagus, bayam, buncis, hati sapi, kapri, kacang
tanah, orange juice, almond, beras merah/tumbuk, kembang kol,telur, selada, sereal instant)
c. Meningkatkan asupan buah berwarna jingga dan merah segar (jeruk, pisang,kiwi,
semangka,nanas)
d. Mengkonsumsi makanan fortifikasi (susu, keju, es krim, makanan berbasis tepung)
e. Konsumsi vitamin C, untuk meningkatkan aborsi Fe dalam usus
f. Konsumsi makanan sumber vitamin B12 (daging, hati,ikan, makanan fermentasi,yogurt,
udang, susu) Jika perlu ditambahkan suplemen vitamin B12, Fe dan vitamin C.
g. Konsumsi sayuran hijau paling tidak 3 porsi/hr
h. Konsumsi sari buah yang kaya vitamin C minimal 1 gls/hr

Anda mungkin juga menyukai