Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ORAL MEDICINE

Fordyce Spot

Disusun Oleh:
Rama Dia Dara, S.KG
04074881517028

Dosen Pembimbing:

drg. Siti Rusdiana Puspa D, M.Kes

PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2019
LAPORAN ORAL MEDICINE
(Variasi Normal)

A. TINJAUAN PUSTAKA
Fordyce spot merupakan pembesaran kelenjar sebasea yang berlokasi di
bibir, tersering di vermillion border, dan mukosa oral.1 Fordyce spot atau Glandular
Fordyce atau granular Fordyce juga dapat ditemukan meskipun jarang di mukosa
genital (glans penis), esofagus, gastroesophageal, uterine cervix, telapak kaki, timus
atau lidah.2
Secara klinis, Fordyce spot terlihat asimptomatik, berkelompok, sangat kecil,
papula-papula yang berlobus atau berbentuk plak.3 Lesi ini berciri khas yaitu
multiple papula dengan warna keputihan atau kuning muda khususnya pada area
bibir, mukosa bukal, vermillion border dan area retromolar.4 Fordyce spot juga dapat
terlihat meskipun jarang pada penis, skrotum dan labia.3 Lesi ini biasanya bilateral
dan simetris.3 Ukuran normal dari kelenjar sebasea bervariasi diantara ±0,2-2 mm.2
Kelenjar ini sama dengan kelenjar sebasea yang ditemukan pada kulit terkecuali
tidak berhubungan dengan folikel rambut dan duktusnya terbuka langsung mengarah
ke permukaan kulit.1 Berdasarkan penelitian diketahui bahwa komposisi kimia dari
fordyce spot sama dengan kelenjar sebasea di kulit dan sekitar 50% dari komposisi
sebum ialah triglyserida.6
Etiologic dari fordyce spot dikaitkan dengan genetic. Demikian pula fordyce
spot diyakini bersifat idiopatik dan tidak terdapat kaitan dengan penyakit apapun
serta hanya mengenai pemasalahan kosmetik saja.4 Penegakan diagnose dari fordyce
spot cukup dengan pemeriksaan klinis saja tanpa membutuhkan pemeriksaan
histopatologis.5 Jika dilakukan pemeriksaan histopatologis, maka gambaran yang
akan terlihat berupa kelenjar sebasea normal dengan 2 atau 3 lobulus.7
Diagnosa banding dari fordyce spot ialah milia. Milia berbentuk kecil, putih,
jinak, berbentuk kubah, kista keratin superfisialis. Secara histologis, mereka terlihat
sebagai kista infundibular kecil yang dibatasi oleh epithelium skuamosa stratifikasi
dengan lapisan sel granular. Kista terdiri lapisan laminasi keratin. Congenital
primary milia terjadi pada 40% bayi baru lahir dengan tanpa predileksi jenis
kelamin, kongenital primer milia ditemukan pada hidung, milia primer pada anak
dan dewasa ditemukan pada kelopak mata. Milia sekunder terjadi berkaitan dengan
penyakit, medikasi atau trauma. Milia sering terkelupas dan sembuh secara spontan.
3

Fordyce spot salah satu dari bentuk variasi anatomi normal meskipun
berbentuk ektopik dan terkadang menyebabkan gangguan pada estetika.1.
Perawatan dapat dilakukan dengan tujuan memperbaiki estetis. Ada beberapa
perawatan yang dapat dilakukan untuk Fordyce spot sepertiCO2 laser ablation,
perawatan dengan 5-aminolevulinic acid (ALA) photodynamic therapy.4
Penggunaan CO2 laser ablation dapat meninggalkan bekas luka setelahnya, dan
isotretinoin tidak dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang.2 Perawatan
dengan 5-aminolevulinic acid (ALA) photodynamic therapy memiliki efek samping
berupa sensasi terbakar, lepuh, dan hiperpigmentasi pasca inflamasi. Beberapa tahun
terakhir dilaporkan keberhasilan terapi menggunakan kombinasi CO2 laser ablation
dan topical trichloracetic acid atau bichloracetic acid, dan kauterisasi dengan agen
kimia saat ini dipertimbangkan sebagai alternative perawatan Fordyce spot.2 Tidak
terdapat rekurensi setelah perawatan CO2 laser.

B. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ayu Dwi Putri Lestari
NamaKeluarga : Taslim
Tempat/tanggal lahir : Baturaja / 03 juni 1992
Suku : Melayu
Jenis kelamin :Perempuan
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sriwijaya no.2848
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Rekam Medik : 0001069527
Peserta Asuransi :-
C. Riwayat Penyakit Sistemik
Penyakit/Kelainan Ada Disangkal Penyakit/Kelainan Ada Disangkal
Sistemik Sistemik
Alergi √ HIV/AIDS √
Penyakit Jantung √ Penyakit Pernapasan/ √
Paru
Penyakit Tekanan √ Kelainan Pencernaan √
Darah Tinggi
Penyakit Kencing √ Penyakit Ginjal √
Manis/ Diabetes
Mellitus
Penyakit Kelainan √ Penyakit/Kelainan √
Darah Kelenjar Ludah
Penyakit Hepatitis √ Epilepsy √
A/B/C/D/E/F/G
Kelainan Hati Lainnya √

D. STATUS UMUM PASIEN


Rujukan : Datang sendiri
Keadaan Umum : Baik / compos mentis
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Tekanan Darah : 120/80
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 18x/ menit
Pupil Mata : Sehat

E. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
pasien datang mengeluhkan terdapat karang gigi pada rahang atas dan
bawahnya sejak ±5 bulan yang lalu,tidak terasa sakit dan tidak hilang saat
menyikat gigi, pasien merasa tidak nyaman dan ingin karang giginya
dibersihkan.
Keluhan tambahan*
pasien mengeluhkan terdapat banyak bintik-bintik berwarna putih pada bibir
atas dan bibir bawahnya sejak ± 5 bulan yang lalu, bintik tersebut tidak sakit,
namun pasien merasa cemas dan tidak nyaman sehingga pasien ingin
memeriksakannya karena pasien takut jika bintik-bintik tersebut berbahaya.
b. Riwayat perawatan gigi
Pasien belum pernah dirawat
c. Kebiasaan buruk
Tidak ada
d. Riwayat sosial
Pasien seorang mahasiswa

F. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


Wajah : Simetris
Bibir : Terdapat lesi papula pada vermilion bibir atas dan
commissura berukuran D± 0,5mm, multipel, berwarna keputihan, berbatas
jelas, tidak sakit saat dipalpasi.

Kelenjar getah bening submandibula:


 Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
 Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

G. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


Debris : ada, regio a, c, f
Plak : ada, regio a, c, d, e, f
Kalkulus : ada, regio a, c, d, e, f
Pendarahan papila interdental : tidak ada
Gingiva : terdapat eritema pada gingival regio e
Mukosa : Sehat
Palatum : sehat
Lidah : sehat
Dasar Mulut : Sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi geligi : Tidak ada kelainan
OHI-S : 1,6 (sedang)

Pemeriksaan Gigi Geligi


 Lesi D3 : 16, 26, 37, 36, dan 46
 Malposisi : gigi 13, 44, 45
 Gigi hilang : tidak ada
 Gigi desidui : tidak ada
 Relasi Molar : Kelas 1

H. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara: Fordyce spot
Diagnosa banding : milia

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan dan tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

J. DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa papula multiple
pada bibir atas pasien adalah fordyce spot.
K. RENCANA PERAWATAN
FASE I (ETIOTROPIK)

 Kontrol plak dan DHE


(Edukasi, Motivasi, Instruksi)
 Scalling

FASE II (BEDAH)

Pro-Bedah mulut :observasi gigi 18 dan


28

FASE III (RESTORATIF)

 Pro-konservasi
- Observasigigi 37,47

FASE IV (KONTROL BERKALA)

 Kontrol plak dan DHE (Edukasi,


Motivasi, Instruksi)
 Observasi Fordyce spot
K. PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis lesi papula pada vermilion
border bibir atas dan commisura bibir bawah dengan diameter ±0,5mm, multiple,
berwarna keputihan, berbatas jelas, tidak sakit saat dipalpasi merupakan fordyce
spot.

Foto profil
Foto profil

FotoProfi foto

Kontrol 1
Foto kontrol 2

Dari kondisi awal (indikasi) sampai kontrol kedua, terlihat bahwa tidak
terdapat perubahan baik itu bentuk, ukuran ataupun warna. Hal ini sejalan dengan
teori yang menyebutkan bahwa fordyce spot merupakan lesi jinak dan merupakan
variasi normal.7

Kasus ini terjadi pada usia dewasa dimana insidensi terjadinya fordyce spot
meningkat dengan pertambahan usia dan prevalensi pada dewasa 70%-80%.1 Hal
ini dapat dikaitkan dengan perubahan hormonal dimana pubertas menstimulasi
terbentuknya fordyce spot.1. Seperti diketahui bahwa komposisi kimia dari fordyce
spot adalah trygeliserida dan predileksi fordyce spot lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan perempuan.1,2. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Yoshitomi dkk yang menyatakan bahwa peningkatan produksi minyak dipengaruhi
oleh hormone androgen sedangkan hormone estrogen berperan kebalikannya.8
Hormon androgen berada pada tiap individu baik itu laki-laki atau perempuan,
sehingga memungkinkan jika fordyce spot terjadi pada perempuan seperti kasus ini.
Etiologi dari Fordyce spot sampai saat ini belum jelas namun diduga ada kaitannya
dengan genetic. Secara alamiah tubuh manusia terdiri dari 22 pasang kromosom
tubuh dan sepasang kromosom sex. Gen yang mengatur biosintesis dan
metabolisme hormone androgen berada pada kromosom 15, kromosom tubuh.10

Diagnosa banding dari kasus ini ialah milia. Milia dan fordyce spot memiliki
beberapa kemiripan jika dilihat secara klinis. Dari bentuk, keduanya berbentuk lesi
papula, milia berwarna putih sedangkan fordyce spot bisa berwana kuning muda atau
putih. Ukuran keduanya hampir mirip yaitu milia berkisar 1-2 mm, Fordyce spot 0,2-
2mm. Milia dan fordyce spot bersifat asimptomatik dan merupakan tumor jinak.
Pada table 1 terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dari milia dan Fordyce
spot.

Milia Fordyce spot

Bentuk Papula Papula

Warna Putih Kuning muda atau putih

Ukuran ±1-2 mm ±0,2-2 mm

Lokasi Hidung, kelopak mata, area Sering ditemukan pada


wajah vermillion border, mukosa
bukal, retromolar pad

Sakit/tidak Tidak sakit / asimptomatik Tidak sakit / asimptomatik

Simetris bilateral Tidak Simetris bilateral

Tumor jinak/ ganas Tumor jinak Tumor jinak

Gambaran patologi anatomi Kista infundibular kecil yang Kelenjar sebasea normal
dibatasi oleh epithelium dengan 2 atau 3 lobus.
stratifikasi dengan lapisan sel
granular.
Tabel 1. Perbedaan dan persaman dari fordyce spot dan milia

Terdapat beberapa kekeliruan operator meliputi tidak ditulisnya perawatan


ortodonti yang pernah dilakukan pasien pada rekam medis, Gigi 15 sudah hilang
namun operator tidak mencoret gigi 15 tersebut di odontogram, dan relasi molar
tidak operator tandai di rekam medis, juga tidak ditanyakannya mengenai fordyce
spot kepada pasien. Seharusnya hal ini dilakukan dan ditulis pada keluhan tambahan.
Pertimbangan operator saat itu karena fordyce spot ialah variasi normal.

Anamnesa berasal dari bahasa yunani yaitu anamimneskein yang berarti


mengingat. Anamnesa digunakan untuk pengambilan data atau riwayat penyakit
pasien dengan cara tanya jawab. Pada saat anamnesa terdapat hal-hal kunci yang
harus digali pada pasien yang menyangkut penyakit sekarang yaitu onset, durasi,
lokasi, adanya keluhan/gejala/tidak, faktor pemicu, jika sakit bagaimana karakteristik
sakit yang dirasakan, rekurensi, progress penyakit, apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi penyakit ini, dan pernahkah berkonsultasi kepada tenaga medis terkait.9

Kasus ini merupakan salah satu bentuk variasi normal pada area bibir
sehingga tidak diperlukan perawatan lebih lanjut. Namun, pada kondisi dimana
Fordyce spot sudah terlalu banyak dan mengganggu estetis maka dapat dilakukan
perawatan seperti laser CO2 ataupun perawatan alternative lainnya.

L. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa dari papula
multipel pada bibir atas pasien adalah fordyce spot. Rencana perawatan pasien
ini meliputi kontrol plak, memberikan DHE (edukasi, motivasi, instruksi), scalling
serta memberi penjelasan kepada pasien bahwa papula-papula tersebut bukan suatu
kelainan melainkan suatu variasi anatomis. Kunjungan berikutnya dilakukan kontrol
dan pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan rongga mulut.
M. Keterangan
- * pada rekam medis tidak ditulis karena kekeliruan operator.

LEMBAR BIMBINGAN LAPORAN KASUS OM


Nama : Indira Tri Amirah
NIM : 04074881517025
LaporanKasus : Variasi normal (Fordyce spot)
NamaPasien : HediatySyafiera
NO TANGGAL KEGIATAN PARAF KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai