Saluran pernafasan
Gangguan
pola istirahat
tidur
6. Klasifikasi
Berdasarkan buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2011
pembagian klasifikasi penyakit TB Paru adalah :
a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena :
1. Tuberkulosis Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru.
2. Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh
lain selain paru, misalnya selaput otak, selaput jantung, kelenjar lymfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan
lain-lain.
b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis
1. Tuberkulosis paru BTA positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu-Pagi-
Sewaktu) hasilnya BTA positif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT (Obat Anti
Tuberkulosis).
2. Tuberkulosis paru BTA negatif
Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
Foto rontgen dada abnormal sesuai dengan gambaran tuberkulosis
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT, bagi
pasien dengan HIV negatif
Ditentukan oleh dokter untuk diberi pengobatan
7. Gejala klinis
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul
tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimptomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik
dan gejala sistemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak
bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya. Sedangkan masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain
Keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan
tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun
jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
c. Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara
membedakan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negative
2. Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
3. Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien TB paru meliputi pemeriksaan fisik umum per
sistem dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(Breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bowel), dan B6 (Bone) serta
pemeriksaan yang fokus pada B1 dengan pemeriksaan yang menyeluruh pada
sistem pernafasan.
S: 36,5 OC
N:80x/menit
RR: 28x/menit
Setelah dilakukan
2 1.Monitor pola tidur 1.Untuk mengetahui
tindakan 2x 24 jam
pasien pola tidur pasien
diharapkan :
2.Kaji faktor 2.Untuk
- Istirahat tidur yang penyebab gangguan mengindentifikasi
optimal tidur penyebab aktual dari
- Tidak ada kantong 3. Anjurkan pasien gangguan tidur
mata tidur siang 3.Untuk memenuhi
- Wajah tidak pucat 4. Anjurkan pasien kebutuhan tidur
- Tidak ada lingkaran untuk mengindari 4.Untuk menghindari
hitam di sekitar makan/minum yang terjadinya gangguan
mata menyebabkan tidur yang
gangguan tidur berkelanjutan
5. Kolaborasi 5.Memudahkan untuk
pemberian obat tidur tidur
(triasolam)
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah TB Paru dilakukan dengan menilai masalah
keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat
dilihat dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah pasien:
1. Daftar tujuan pasien.
2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
DAFTAR PUSTAKA