Anda di halaman 1dari 6

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 4 No.

4 Desember 2009 : 154-159

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE


RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D
(DSM, DEM, DAN DTM)
Susanto*), Atriyon Julzarika**)
*) PenelitiBidang Bangfat, Pusbangja, LAPAN
**) Staf Pusbangja, LAPAN

ABSTRACT

Nowadays, radar is one solution in finishing the problem of cloud effects.


Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) can result higher accuracy and
precision, also vertical accuracy better that optical data. The important applications in
making 3D model include Digital Surface Model (DSM), Digital Elevation Model (DEM),
and Digital Terrain Model (DTM). In this research, it was resulted DEM and DTM InSAR
Batam City that were differentialed from DSM InSAR Batam City. Result of this 3D
models can support mapping application and any other applications.
Keywords: InSAR, DSM, DEM, DTM

ABSTRAK

Pada saat ini, radar merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan
permasalahan bebas efek awan. Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) dapat
menghasilkan akurasi dan presisi lebih tinggi, bahkan akurasi vertikal juga lebih baik
dibandingkan data optik. Aplikasi yang penting adalah dalam pemodelan 3D yang
meliputi Digital Surface Model (DSM), Digital Elevation Model (DEM), dan Digital Terrain
Model (DTM). Pada penelitian ini diperoleh DEM dan DTM InSAR Kota Batam yang
diturunkan dari DSM InSAR Kota Batam. Hasil pemodelan 3D ini dapat mendukung
untuk aplikasi pemetaan dan berbagai aplikasi lainnya.
Kata kunci: InSAR, DSM, DEM, DTM

1 PENDAHULUAN merupakan grafik fase pada satu


amplitudo dalam perekaman citra radar.
Interferometric Synthetic Aperture
Radar (InSAR) adalah teknologi
penginderaan Jauh yang menggunakan
citra hasil sensor radar dari pesawat
udara/satelit (Julzarika, 2007). Sensor
radar pada pesawat udara dan satelit
memancarkan gelombang radar secara
konstan, kemudian gelombang radar
tersebut direkam setelah diterima
kembali oleh sensor akibat dipantulkan
oleh target di permukaan bumi.
Citra radar yang diperoleh dari Gambar 1-1: Grafik fase
pesawat udara maupun satelit berisi dua
informasi penting. Informasi tersebut Pada saat gelombang dipancarkan
adalah daya sinar pancar berupa fase dilakukan pengukuran fase. Pada citra
dan amplitudo yang dipengaruhi oleh yang diperoleh dari tiap elemen citra
banyaknya gelombang yang dipancarkan (piksel) akan memiliki dua informasi
serta dipantulkan kembali. Gambar 1-1 tersebut. Intensitas sinyal dapat digunakan

154
Pemanfaatan Interferometric Synthetic Aperture Radar..... (Susanto et al.)

untuk mengetahui karakteristik dari melintas (single pass), sedangkan pada


objek yang memantulkan gelombang wahana satelit digunakan satu antena
tersebut, sedangkan fase gelombang dengan melakukan pencitraan dengan
digunakan untuk menentukan apakah melintas lebih dari sekali pada waktu
telah terjadi pergerakan (deformasi) pada yang berbeda (multi pass). Pada peng-
permukaan yang memantulkan gelombang gunaan dua buah antena, berdasarkan
tersebut. posisi antena dapat dibagi menjadi dua
InSAR merupakan suatu teknik macam, yaitu posisi melintang pesawat
yang digunakan untuk mengekstraksi terbang (accross track), dan memanjang
informasi tiga dimensi (3D) dari permukaan pesawat terbang (along track). Gambar 2-1
bumi dengan pengamatan fase gelombang merupakan metode pencitraan dengan
radar (Julzarika, 2007). Pada awalnya wahana satelit dengan sekali melintas
radar interferometri digunakan untuk (single pass).
pengamatan permukaan Bulan dan
planet Venus. Pada tahun 1974 teknik
ini diaplikasikan pertama kali di bidang
pemetaan. Untuk memperoleh topografi
dari citra harus dipenuhi dua buah
syarat, yaitu objek di permukaan bumi
yang dicitrakan harus dapat terlihat
dengan jelas atau memiliki resolusi citra
yang tinggi sehingga dapat dilakukan
interpretasi dan identifikasi yang sesuai.
Selain itu citra harus memiliki Gambar 2-1: Metode Pencitraan InSAR
posisi tiga dimensi yang cukup sehingga dengan wahana satelit, juga
daerah yang akan dipetakan dapat mirip wahana pesawat
diketahui topografinya. Kedua hal tersebut terbang
hanya dapat dipenuhi oleh teknik InSAR.
2.2 Multi Pass, Accross Track, dan
Hal inilah yang menyebabkan semakin
Along Track
banyak bidang kajian yang mengaplikasi-
kan InSAR. Teknik interferometri InSAR dapat dilakukan dengan
mencitrakan suatu objek di permukaan wahana satelit dan wahana pesawat
bumi dengan cara melakukan pengamatan terbang. Teknik InSAR yang meng-
terhadap beda fase dua gelombang gunakan satelit dilakukan dengan cara
pendar yang berasal dari satu objek. pengulangan lintasan (multi pass).
Pada penelitian ini, data InSAR yang Pengulangan lintasan pada daerah yang
digunakan menggunakan wahana pesawat sama di permukaan Bumi memungkinkan
udara. Tujuan penelitian ini adalah terjadi perubahan liputannya. Perubahan
untuk membuat pemodelan 3D berupa liputan lahan ini mempengaruhi sinyal
DEM dan DTM hasil turunan DSM balik radar. Penggunaan dua satelit yang
InSAR. memiliki perbedaan waktu melintas 1
hari, maka liputan lahan relatif masih
2 DASAR TEORI tetap. Sensor pada satelit untuk
melakukan penginderaan InSAR ke arah
2.1 Metode Pencitraan InSAR
samping kanan dengan sudut masuk
Metode pencitraan InSAR dapat sebesar 23 derajat dan tegak lurus arah
diterapkan pada wahana pesawat lintasan. Hal ini menyebabkan pada saat
terbang maupun wahana satelit. Pada satelit bergerak pada posisi naik dari
wahana pesawat terbang digunakan dua selatan ke utara yang disebut juga
antena pada saat yang sama dan ascending sensor mengarah ke timur,
melakukan pencitraan dengan sekali sebaliknya saat descending dari arah

155
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 4 No. 4 Desember 2009 : 154-159

utara ke selatan sensor mengarah ke juga akan semakin meningkat sehingga


barat. terjadi ketidaksesuaian antara citra
Sedangkan pada pencitraan InSAR utama dengan citra kedua.
dengan pesawat terbang menggunakan
konsep posisi melintang pesawat terbang 2.4 Aplikasi InSAR
(accross track), dan memanjang pesawat InSAR yang merupakan salah
terbang (along track). Hasil InSAR yang satu metode dari SAR saat ini banyak
dihasilkan jauh lebih akurat dan presisi digunakan untuk pemetaan topografi
dibandingkan dengan wahana satelit. daratan dan permukaan es, studi struktur
Data yang digunakan pada penelitian ini geologi dan klasifikasi batuan, studi
menggunakan metode along track sehingga gelombang dan arus laut, studi
geometri citra sudah dalam posisi karakteristik dan pergerakan es,
orthoimage. pengamatan deformasi, dan gempa bumi
Apabila dicitrakan oleh suatu (http://wwwrcamnl.wr.usgs.gov, 2007).
sensor, dua titik di permukaan bumi Khusus untuk bidang deformasi,
yang memiliki jarak dan azimuth tertentu kini InSAR menjadi alternatif teknologi
kemungkinan kedua titik tersebut yang menjanjikan dalam penelitian
muncul pada satu elemen citra (piksel) deformasi seperti penurunan tanah (land
yang sama, padahal kedua titik tersebut subsidence) dan penelitian gempa bumi.
kenyataannya memiliki tinggi yang Penggunaan InSAR dalam penelitian
berbeda, namun menjadi tidak dapat gempa bumi berkembang setelah
dibedakan. Untuk mengatasi hal terjadinya gempa Landers di Amerika,
tersebut diperlukan adanya sensor lain yang terdokumentasikan serta terinfor-
(sensor kedua) yang dapat menunjukkan masikan deformasinya dengan baik oleh
adanya perbedaan elevasi di antara citra InSAR. Selain itu InSAR dapat
kedua titik tersebut. Sensor kedua digunakan untuk penentuan groundwater
melakukan pencitraan dengan posisi deformation (http://csrc.ucsd.edu, 2007).
berbeda dengan sensor pertama. Pada
masing-masing citra untuk titik yang 3 METODOLOGI PENELITIAN
sama akan mempunyai nilai fase yang 3.1. Data Penelitian
berbeda. Beda fase itulah yang
merupakan fungsi tingginya. Beda fase Pada penelitian ini InSAR
ini memiliki nilai pada rentang minus phi digunakan untuk pemodelan 3D dimana
hingga positif phi, sehingga hanya dapat data masukan sudah berupa DSM.
diukur dengan ambiguitas 2 phi. InSAR tersebut diperoleh dari sensor
radar pada wahana pesawat terbang.
2.3 Garis Dasar (Baseline) Data yang berupa DSM tersebut dapat
dibuat DEM dan DTM dengan meng-
Dalam menentukan beda fase
gunakan persamaan matematika/algoritma
salah satu hal yang menentukan adalah
tertentu. DTM yang dihasilkan memiliki
pencitraan kedua yang dibedakan
akurasi dan presisi lebih tinggi.
dengan pencitraan pertama oleh garis
Perangkat lunak yang digunakan adalah
dasar (baseline). Garis dasar ini disebut
Global Mapper, Ilwis, dan EduPac.
juga dengan nama garis dasar inter-
DSM merupakan suatu model
ferometrik. Garis dasar interferometrik
permukaan digital dengan referensi
pesawat udara radar dapat digunakan
permukaan objek terhadap Mean Sea
untuk keperluan tertentu. Semakin
Level (MSL) 18.61 tahun. Pembuatan DSM
pendek garis dasar interferometrik maka
ini menggunakan metode Interferometri.
pengaruh terhadap perubahan tinggi
Pada Gambar 3-1 ditunjukkan DSM
akan semakin besar. Hal ini disebabkan
InSAR kota Batam, yang digunakan
dengan meningkatnya panjang garis
untuk menghasilkan DEM dan DTM.
dasar interferometrik, maka derau fase

156
Pemanfaatan Interferometric Synthetic Aperture Radar..... (Susanto et al.)

hitung perataan kuadrat terkecil.


Pemodelan 3D dengan interpolasi Kriging
ini harus memenuhi kisaran tertentu
(Julzarika dan Sudarsono, 2009), sebagai
berikut.
 Tinggi setiap titik penelitian adalah hi
meter, hi=tinggi terhadap ellipsoid.
 Kisaran arah sumbu x : X’= X-dxi s.d
X+dxi
Maka range X = X’ (pada penelitian ini
lebih mengutamakan elevasi/sumbu z)
 Kisaran arah sumbu y : Y’= Y-dyi s.d
Gambar 3-1: DSM InSAR Kota Batam
Y+dyi
3.2 Metodologi Penelitian Maka range Y = Y’ (pada penelitian ini
lebih mengutamakan elevasi/sumbu z)
Penelitian ini menggunakan  Kisaran arah sumbu z :Z’= Z-dzi s.d
diagram alir seperti ditunjukkan pada Z+dzi
Gambar 3-2. dxi, dyi, dan dzi adalah simpangan
DEM tersebut dibuat dengan baku titik yang diperoleh dari model
penurunan dari Digital Surface Model matematika dengan hitung perataan.
(DSM) dengan menggunakan persamaan Penelitian ini menggunakan interpolasi
DSM2DEM yang ditambah dengan Kriging.
interpolasi Kriging dan CoKriging.
Persamaan ini dapat dihitung dengan

Mulai

DSM InSAR DEM InSAR

Penentuan model 3D dan algorithm Penentuan model 3D dan algorithm

Jaring kontrol geodetik Jaring kontrol geodetik

Interpolasi Kriging Interpolasi Kriging

Pemodelan 3D Pemodelan 3D

tidak tidak
Uji range Uji range

ya ya

(1). DEM InSAR (2).DTM InSAR

Selesai

Gambar 3-2: Diagram alir penelitian

157
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 4 No. 4 Desember 2009 : 154-159

4 HASIL PENELITIAN 4.2 Pembuatan Digital Terrain Model


4.1 Pembuatan Digital Elevation Model (DTM) dengan InSAR
(DEM) dengan InSAR
DTM merupakan model permukaan
DEM merupakan model permukaan digital dengan referensi tinggi di atas
digital dengan referensi tinggi geodesi mean sea level yang sudah dilakukan
(tinggi di atas ellipsoid) dan belum koreksi geodetik berupa koreksi terrain,
dilakukan koreksi geodetik. Penurunan jarak pendek, jarak menengah, dan lain-
menjadi DEM ini menggunakan lain. Terrain yang dihasilkan sudah
interpolasi Kriging yang dibantu dengan memiliki akurasi dan presisi tinggi.
penentuan jaring kontrol geodetik. Selain itu nilai tinggi sudah berupa
Interpolasi Kriging digunakan karena tinggi normal/terrain, bukan elevasi lagi.
merupakan interpolasi yang secara Hasil pemodelan 3D berupa DTM ini
geostatistik dan menghasilkan akurasi dapat digunakan untuk aplikasi
dan presisi tinggi. Gambar 4-1 keteknikan skala besar sampai skala
menunjukkan DEM InSAR Kota Batam. sangat besar. DTM dari data InSAR ini
memiliki akurasi vertikal sebesar 1 meter
untuk resolusi spasial 5 meter. Pada
Gambar 4-2 ditunjukkan tampilan DTM
InSAR Kota Batam.

Gambar 4-1: DEM InSAR Kota Batam

Gambar 4-2: DTM InSAR Kota Batam

158
Pemanfaatan Interferometric Synthetic Aperture Radar..... (Susanto et al.)

5 KESIMPULAN DAFTAR RUJUKAN


Berdassarkan kajian yang Anonim, 2007. World Wide Web,
dilakukan, diperoleh kesimpulan: http://wwwrcamnl.wr.usgs.gov.
 InSAR merupakan salah satu metode Anonim, 2007. World Wide Web,
yang dapat digunakan untuk pemetaan http://csrc.ucsd.edu.
skala menengah sampai besar dengan Julzarika, A., 2007.Survei Hidrografi I.
wahana pesawat terbang dan satelit Materi Kuliah Teknik Geodesi
serta memiliki keunggulan bebas efek UNDIP, Semarang.
awan. Julzarika, A. and Sudarsono, B., 2009.
 InSAR juga dapat digunakan untuk Penurunan Model Permukaan Dijital
pemodelan 3D yang meliputi DSM, (DSM) menjadi Model Elevasi
DEM, DTM dan dapat menghasilkan Dijital (DEM) dari Citra Satelit
akurasi vertikal yang lebih baik.
ALOS Palsar, Jurnal Teknik
 InSAR dapat digunakan untuk
UNDIP, Semarang.
berbagai aplikasi keteknikan.

159

Anda mungkin juga menyukai