OLEH :
113063J118003
BANJARMASIN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus.
Sectio Caesarea adalah cara melahirkan anak dengan cara melakukan
pembedahan / operasi lewat dinding perut dan dinding uterus untuk
melahirkan anak yang tidak bisa dilakukan pervaginam atau oleh karena
keadaan lain yang mengancam ibu atau bayi yang mengharuskan kelahiran
dengan cara segera sedangkan persyaratan pervaginam tidak memungkinkan.
2. Etiologi
a. Disproporsi chepalopelvik atau kelainan panggul.
b. Plasenta previa
c. Gawat janin
d. Pernah seksio sesarea sebelumnya
e. Kelainan letak janin
f. Hipertensi
g. Rupture uteri mengancam
h. Partus lama (prolonged labor)
i. Partus tak maju (obstructed labor)
j. Distosia serviks
k. Ketidakmampuan ibu mengejan
l. Malpresentasi janin
3. Tujuan Sectio Caesarea
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya
perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim.
Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya
jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta
previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga sectio
caesarea dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati.
4. Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)
a. Abdomen (SC Abdominalis)
1. Sectio Caesarea Transperitonealis
a. Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada
corpus uteri.
b. Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah uterus.
2. Sectio caesarea ekstraperitonealis
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan
dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
b. Vagina (sectio caesarea vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila :
1. Sayatan memanjang (longitudinal)
2. Sayatan melintang (tranversal)
3. Sayatan huruf T (T Insisian)
c. Sectio Caesarea Klasik (korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
10cm.
Kelebihan :
1. Mengeluarkan janin lebih memanjang
2. Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik
3. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :
1. Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada
reperitonial yang baik.
2. Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.
Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadi
dibandingkan dengan luka SC profunda. Ruptur uteri karena luka
bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan, sedangkan
pada luka bekas SC profunda biasanya baru terjadi dalam persalinan.
Untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supaya ibu
yang telah mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang
-kurangnya dapat istirahat selama 2 tahun. Rasionalnya adalah
memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. Untuk tujuan ini
maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.
5. Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis,
sepsis dan lain-lain. Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum
pembedahan sudah ada gejala - gejala infeksi intrapartum atau ada faktor -
faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama
khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya
infeksi dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika, tetapi tidak dapat
dihilangkan sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebih berbahaya
daripada SC transperitonealis profunda.
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang
arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri
PAHTWAY
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
(Manuaba, 1999)
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung
b. Keluhan utama klien saat ini
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Keadaan klien meliputi :
1) Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL
2) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan
atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan
labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau
kecemasan.
3) Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
4) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.
5) Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,
distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin
ada.
6) Pernapasan
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
7) Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.
8) Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering bekas
operasi
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
d. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan
e. Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
6. Peningkatan suhu,
nadi, dan WBC
7. Kolaborasi untuk merupakan salah
pemeriksaan Hb satu data penunjang
dan Ht. Catat yang dapat
perkiraan mengidentifikasi
kehilangan darah adanya bakteri di
selama prosedur dalam darah. Proses
pembedahan tubuh untuk
melawan bakteri
8. Anjurkan intake
akan meningkatkan
nutrisi yang cukup
produksi panas dan
frekuensi nadi. Sel
darah putih akan
meningkat sebagai
kompensasi untuk
9. Kolaborasi melawan bakteri
penggunaan yang menginvasi
antibiotik sesuai tubuh.
indikasi 7. Risiko infeksi
pasca melahirkan
dan proses
penyembuhan akan
buruk bila kadar Hb
rendah dan terjadi
kehilangan darah
berlebihan.
8. Mempertahankan
keseimbangan
nutrisi untuk
mendukung perpusi
jaringan dan
memberikan nutrisi
yang perlu untuk
regenerasi selular
dan penyembuhan
jaringan
9. Antibiotik dapat
menghambat proses
infeksi
Ansietas Setelah diberikan 1. Kaji respon 1. Keberadaan sistem
berhubungan asuhan keperawatan psikologis pendukung klien
dengan kurangnya selama … x 6 jam terhadap kejadian (misalnya
informasi tentang diharapkan ansietas dan ketersediaan pasangan) dapat
prosedur klien berkurang sistem pendukung memberikan
pembedahan, dengan kriteria hasil : dukungan secara
penyembuhan, 1. Klien terlihat psikologis dan
dan perawatan lebih tenang membantu klien
post operasi dan tidak dalam
gelisah 2. Tetap bersama mengungkapkan
2. Klien klien, bersikap masalahnya
mengungkapka tenang dan 2. Keberadaan
n bahwa menunjukkan rasa perawat dapat
ansietasnya empati memberikan
berkurang dukungan dan
perhatian pada
klien sehingga
3. Observasi respon klien merasa
nonverbal klien nyaman dan
(misalnya: gelisah) mengurangi
berkaitan dengan ansietas yang
ansietas yang dirasakannya
dirasakan 3. Ansietas seringkali
tidak dilaporkan
4. Dukung dan secara verbal
arahkan kembali namun tampak
mekanisme koping pada pola perilaku
klien secara
nonverbal
5. Berikan informasi 4. Mendukung
yang benar mekanisme koping
mengenai prosedur dasar,
pembedahan, meningkatkan rasa
penyembuhan, dan percaya diri klien
perawatan post sehingga
operasi menurunkan
ansietas
6. Diskusikan 5. Kurangnya
pengalaman / informasi dan
harapan kelahiran misinterpretasi
anak pada masa klien terhadap
lalu informasi yang
dimiliki
sebelumnya dapat
mempengaruhi
ansietas yang
7. Evaluasi dirasakan
perubahan ansietas 6. Klien dapat
yang dialami klien mengalami
secara verbal penyimpangan
memori dari
melahirkan. Masa
lalu / persepsi yang
tidak realistis dan
abnormalitas
mengenai proses
persalinan SC akan
meningkatkan
ansietas.
7. Identifikasi
keefektifan
intervensi yang
telah diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta
: EGC
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter
Umum. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta : EGC