Oleh :
RS BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE FEBRUARI-MARET 2019
I. PENDAHULUAN
Pasien Nn. A dengan no. resep R5510 datang dengan keluhan mendapat reaksi
obat yang tidak dihendaki atau dengan kata lain mendapat efek samping obat berupa
gatal-gatal dan bentol diseluruh badan. Diketahui obat yang digunakan pasien
sebelum terjadi reaksi adalah Cefixime 100 mg dan Ketoprofen. Kemudian oleh
Apoteker diberikan pengobatan terhadap reaksi yang muncul tersebut dengan
pemberian antihistamin (Cetirizine) dan pasien sembuh dari efek samping obat.
Selanjutnya dilakukan kegiatan pemantauan dan pelaporan secara umum yang
dilakukan dalam kegiatan monitoring efek samping obat meliputi kejadian yang
dicurigai sebagai efek samping obat, baik efek samping yang belum diketahui
hubungan kausalnya maupun yang sudah pasti merupakan suatu ESO.
III. ANALISA EFEK SAMPING OBAT
1. Data pasien
No RM 0070XXXX
No Resep R5510
Nama Pasien Nona A.
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 23 tahun
BB -
Alamat Palembang
No. telp 081XXXXXXXXX
Dokter dr.H
Diagnosa -
Cefixime
Ulasan pasien yang catatannya diserahkan ke Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS mengungkapkan
bahwa agen generasi ketiga, cefoperazone, cefotaxime, ceftizoxime, dan moxalactam memiliki insiden efek
samping yang rendah. sefalosporin generasi pertama. Ini termasuk rasa sakit dan flebitis di tempat suntikan,
reaksi hipersensitifitas segera dan tertunda, berbagai gangguan hematologis, nefrotoksisitas,
hepatotoksisitas, gangguan pencernaan, dan demam. Tingkat di mana ini diamati berkisar antara <1-12%
dan tidak berbeda secara signifikan di antara agen generasi ketiga.
> 10 % : Gastrointestinal : Diarrhea (16 %)
2 % to 10% : Gastrointestinal : abdominal pain, nausea, dyspepsia, flatulence, loose stools
< 2% (Limited to important or life-threatening) : acute renal failure, anaphylactic/anahylactoid reactions,
angioedema, BUN increased, candidiasis, vreatinin increased, dizziness, drug fever, headache, hepatitis,
hyperbilirubinemia, jaundice, leukopenia, neutropenia, pruritus, pseudomembranous colitis, PT prolonged,
rash, seizure, serum sickness-like reaction, stevens-johnson syndrome, thrombocytopenia, toxic epidermal
necrolysis, transaminases increased, urticarial, vaginitis, vomiting.
Ketoprofen Pada individu yang peka, reaksi yang dimediasi IgE, termasuk anafilaksis, dapat terjadi dalam beberapa
menit setelah terpapar dan umumnya dalam 30 menit hingga 1 jam. Reaksi terutama urtikaria (manifestasi
dari reaksi yang dimediasi IgE) atau ruam makulopapular (reaksi Tipe IV), mungkin memerlukan beberapa
jam hingga beberapa hari sebelum gejala dicatat. Biasanya, urtikaria dimulai dalam 48 jam setelah memulai
sefalosporin, sedangkan reaksi makulopapular terjadi 7 hingga 10 hari setelah dimulainya terapi.
(Lexi-Comp)
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) telah dikaitkan dengan berbagai reaksi obat yang merugikan
(ADR), termasuk reaksi hipersensitivitas. Dalam studi kohort retrospektif dari 62.719 pasien yang
diresepkan OAINS, 1,7% dari pasien memiliki ADR; 18,3% ADR adalah reaksi hipersensitivitas. Reaksi
hipersensitivitas yang dilaporkan termasuk ruam, angioedema / pembengkakan, urtikaria / gatal-gatal, gatal,
sesak napas, mengi atau asma, anafilaksis, dan hipotensi. Faktor risiko yang diidentifikasi termasuk riwayat
reaksi hipersensitivitas, jenis kelamin perempuan, penyakit autoimun, dan dosis NSAID yang tinggi
(Blumenthal 2017). (Lexi-Comp)
belum ditemukan adanya efek
samping yang signifikan berupa hypersensitive, pruritus terhadap obat Ketoprofen
4. Kesimpulan :
Efek samping yang muncul yaitu gatal-gatal dan bentol diseluruh badan atau dengan kata lain terjadi pruritus, urtikaria disebabkan oleh
penggunaan terhadap obat antibiotic golongan sefalosporin yaitu Cefixime.
5. Referensi :
Journal of Antimicrobial Chemotherapy 10, Suppl. C, 135-1
Drug Information Handbook, 22th edition.
Lexi-Comp for the American Pharmacist Association.