Anda di halaman 1dari 91

Breakthrough in Cancer

Management
 Kanker merupakan penyebab kematian
nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular
 Prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1.4
per 1000 penduduk (Riskesdas 2013)
 WHO memperkirakan pada 2030 terjadi
lonjakan insiden kanker sebesar 300% di
dunia. Lonjakan di Indonesia sebesar 500%

2
 Terapi Medis Konvensional meliputi:

Pembedahan

Kemoterapi

Radioterapi

3
 Kemoterapi dan Radioterapi
bersifat SITOTOKSIK
 Membunuh sel kanker dan
sel yang pembelahannya
cepat
 Terbunuhnya sel selain sel
kanker yang
perkembangannya cepat
menyebabkan timbulnya
EFEK SAMPING yang serius
sehingga menurunkan
kualitas hidup pasien
kanker dan mengurangi
tingkat keberhasilan pasien
kanker menyelesaikan
terapi kanker

4
Bone
marrow
supression

Masalah Mual &


kulit muntah

Kerontokan
rambut Nyeri

Penurunan
nafsu
makan

5
Proven in Safety & Efficacy for Integrative
Cancer Medication

6
(Singh & Settlemen, 2010) 7
 Pengobatan secara menyeluruh yang
menggabungkan terapi medis konvensional
dengan terapi komplementer yang telah
terbukti aman dan efektif untuk
meningkatkan kualitas & harapan hidup
pasien

CAM
Conventional
(Complemen Integrative
Medical tary and Cancer
Therapy Alternative
Medication
Medicine)

8
 Memiliki evidence-based (dasar uji klinis untuk
membuktikan keamanan dan khasiatnya
 Aman, tanpa efek samping dan tidak menimbulkan
kerusakan pada sel normal
 Mampu menekan efek samping dari terapi
konvensional
 Mampu meningkatkan efektivitas terapi medis
konvensional, salah satunya dengan membuat sel
kanker semakin sensitif terhadap terapi medis
konvensional
 Memiliki fungsi-fungsi anti-kanker untuk
menghambat dan menghancurkan sel kanker
 Bekerja sama baik dan tidak berlawanan dengan
terapi medis konvensional
 Mampu mencegah recurrence kanker

9
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Swedia

Singapura
Skotlandia

Serbia

Islandia
Swiss

Inggris
Yunani

Jepang
Turki

Selandia Baru
Italia
Rep. Ceko

Belgia

Amerika Serikat
Denmark

(Mao et al., 2011; Shih et al., 2009;


Hyodo et al., 2005; Molassiotis et
al., 2005; Chrystal et al., 2003)
10
Hasil Penggunaan CAM pada Pasien Kanker
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bermanfaat Tidak ada manfaat Efek samping

(Molassiotis et al., 2006)

11
Salah satu Immunotherapy dan Integrative
Cancer Therapy yang terbukti aman dan
efektif untuk manajemen terapi kanker

12
Tahun Sejarah
1983 Dr. Zhen-Guo Wang mulai meneliti TX Kapsul
1988 Peneliti dari NCI menguji aktivitas dari TX Kapsul dan
menemukan TX Kapsul memiliki efek penekan pada
tumor
1991 Dr. Zhen bekerja sama dengan Dr. Obitsu Ryoichi (China-
Japan Feida Union Co., Ltd.) mengembangkan TX Kapsul
menjadi TXL
1983-1996 Uji Klinis Tahap I, menunjukkan:
•TXL mampu menghambat pertumbuhan sel kanker
•TXL mampu menginduksi apoptosis
•TXL dapat meningkatkan limfosit dan fagosit dalam
melawan sel kanker
•TXL meningkatkan efektivitas radioterapi 28.3% dan
kemoterapi 25%
•TXL meningkatkan QOL
1999 FDA approval
1999-2011 Uji Klinis Tahap II
13
TXL telah digunakan lebih dari 30 negara



★ ★



★ ★


★ ★ ★



★ ★

USA, Rumania, Portugal, Turki, Polandia, Spanyol, Australia, Taiwan,


Hongkong, Jepang, Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Indonesia
Satu-satunya CAM untuk
kanker di Indonesia yang
memiliki lebih dari 5
penelitian

15
Uji klinis pada
pasien kanker
nasofaring di
RS Dharmais,
Jakarta Tahun
2011

THL dapat memodulasi respons imun selular dengan meningkatkan


sitokin intraselular (IFN-γdan TNF-α) dalam CD8+. Oleh karena itu,
obat herbal ini dapat menjadi agen immunoceutical yang dapat
digunakan sebagai terapi suportif pada pasien kanker, terutama
pasien kanker nasofaring (KNF) 16
Uji klinis pada
pasien kanker
payudara di
Taiwan Tahun
2012

TXL terbukti aman sebagai terapi komplementer untuk pasien


kanker payudara yang telah mengalami metastasis dan juga
efektif dalam meningkatkan kualitas hidup (QOL) dan sebagai
terapi paliatif. 17
18
19
21
TXL memiliki fungsi anti kanker multi target
yang mampu menghambat dan menyerang sel
kanker serta bersinergi dengan terapi medis
konvensional untuk meningkatkan angka
keberhasilan terapi kanker

TXL memiliki kemampuan untuk menjaga


kualitas hidup pasien kanker dengan
meregulasi imun tubuh, menekan efek
samping terapi medis konvensional dan
meningkatkan fungsi fisiologis

22
23
Satu-satunya Immunotherapy dan
Integrative Cancer Therapy di Indonesia
yang memiliki kemampuan sebagai
Immunomodulator dan Terapi Anti
Kanker Multi Target dengan 30 target
spesifik

24
 Anti-
Anti-Proliferasi : cyclin p21, cyclin D1, PCNA,
Cdk-
Cdk-2
 Anti-
Anti-Metastasis : MMP-
MMP-1, MMP-
MMP-2, MMP-
MMP-9, •PA
 Anti-
Anti-Angiogenesis : HIF-
HIF-1α, VEGF-
VEGF-A
 Apoptosis : ERK, AKT, mTOR,
mTOR, Stat3, PML-
PML-RARα,
Bcl-
Bcl-2, Bax
 Menekan sel induk kanker : gen ABCG2, gen
CD133, gen SMO, gen Gli
 Menurunkan resistensi sel kanker : protein MDR
 Immunomodulator : CD3, CD4/CD8, CD19,
CD16+56, TNF-
TNF-α, IFN-
IFN-γ
 Meningkatkan radiosensitivitas sel kanker :
DNMT1, Rad51

25
FARMAKOLOGI
( MEKANISME KERJA )
TXL sebagai
Immunotherapy yang
mampu memodulasi
respon imun selular
pasien kanker melalui
peningkatan TNF-α dan
IFN-γ
Reksodiputro, A. H., Harsal, A. dan Komari, B.
(2011) “Effect of Herbal Therapy on
Intracellular Cytokine Expression of CD8 Cell
in Nasopharingeal Cancer Patients”.
Indonesian Journal of Cancer 5(2): 51-54.
Metode Penelitian

n 15 pasien KNF dengan kisaran umur 19-62 tahun yang tidak


sedang menjalani program kemoterapi atau dalam 1 bulan
terakhir tidak sedang
menjalani pengobatan kemoterapi / radioterapi.
Dosis 4 kali sehari @ 20 mL selama 4 minggu.
Parameter Sebelum dan sesudah pemberian TXL, dengan dilakukan
pengambilan darah sebanyak 10 mL untuk pengukuran kadar
sitokin intraselular
TNF-α dan IFN-γ, baik secara spontan maupun setelah
stimulasi phytohemagglutinin (PHA) dengan menggunakan
flowcytometric assay.
Data patologi klinis pasien
Hasil

• Respon imun selular tubuh terhadap sel kanker


dimediasi oleh sel T terutama sel CD8+.
• Sel CD8 yang aktif akan memproduksi sitokin seperti
interferon (IFN-γ) dan Tumor Necrosis Factor (TNF-α)
selama melakukan aktivitas respon imun selular.
• Kedua jenis sitokin (TNF-α dan IFN-γ) baik sebelum
maupun setelah stimulasi PHA mengalami kenaikan
setelah pemberian TXL.
• Dengan ini terbukti bahwa TXL mampu meningkatkan
sitokin yang dihasilkan oleh sel CD8+ pada pasien KNF
Persentase kenaikan IFN-γ dan TNF-α sebelum
perangsangan PHA adalah 4.62+1.39 dan 4.89+1.39;
sedangkan persentase kenaikan setelah perangsangan
PHA adalah 3.98+1.29 and 1.65+3.82
TXL mampu memodulasi
respon imun selular pasien
kanker melalui
peningkatan jumlah CD3,
CD4/CD8, CD19, CD16+56
dan meningkatan kualitas
hidup (Quality of Life-QOL)
pasien kanker
Kuo, W. et al. (2012) “Safety and Efficacy of Tien-
Hsien Liquid Practical in Patients with Refractory
Metastatic Breast Cancer: A Randomized, Double-
Blind, Placebo-Controlled, Parallel-Group, Phase IIa
Trial”. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine 2012: 1-8
Metode Penelitian
Randomized, Double Blind, Placebo-Controlled, Parallel-
Group, Phase IIa.
n • 39 pasien kanker payudara yang mengalami metastasis ke
tulang, liver, paru-paru dan otak dengan kisaran umur 20 –
80 tahun.
• Dalam 2 minggu terakhir tidak menerima radioterapi,
kemoterapi, terapi endokrin dan terapi hormon.
Dosis 3 kali sehari @ 20 mL selama 24 minggu.
Parameter Skala global health status/quality of life (GHS/QOL),
efek immunomodulasi dan reaksi efek samping
Demografi dan karakteristik klinis pasien
Peningkatan jumlah limfosit CD3, CD4/CD8,
CD19 dan CD16+56 menunjukkan bahwa TXL
mempunyai efek memodulasi sistem imun
pasien kanker
Perbedaan skala GHS/QOL yang signifikan
antara pasien kelompok TXL (41.69) dan pasien
kelompok Placebo (-33.33)
Demographic and clinical characteristics of patients with
refractory metastatic breast cancer at baseline.
Changes in the functional and symptom scales of EORTO-QLQ-
C30 in the intent-to-treat population.
Pada kelompok dengan pemberian TXL terlihat
perbedaan yang signikan pada parameter
systemic therapy side efects jika dibandingkan
dengan kelompok placebo
TXL memiliki fungsi anti-
neoplastik :
• Anti-Metastasis dengan
menghambat sekresi MMP-
2, MMP-9 dan uPA
• Anti-Angiogenesis dengan
menghambat ekspresi HIF-
1α dan VEGF-A

Chia, J. et al. (2010) “Inhibition of Metastasis,


Angiogenesis, and Tumor Growth by Chinese
Herbal Cocktail Tien-Hsien Liquid”. BMC Cancer
10(175): 1-16
Metode Penelitian

Anti- Secara in vivo pada tikus yang telah diinjeksi sel kanker
Metastasis kolon CT-26 kemudian diamati perubahan metastasis ke
paru-paru. Selain itu dilakukan pengukuran kadar MMP-2,
MMP-9 dan urokinase plasminogen activator (uPA).
Anti- Pengamatan pembentukan microvessel secara in vitro
Angiogenesis dengan tube formation assay dan in vivo pada tikus dengan
menggunakan metode Matrigel plug assay. Selain itu juga
dilakukan pengukuran kadar HIF-1α dan VEGF-A.
Migrasi Sel Metode Wound Healing Assay. Media yang berisi sel kanker
Kanker digores dengan menggunakan alat steril sehingga
memungkinkan teramatinya migrasi sel kanker pada celah
yang terbentuk.
Invasi Sel Metode Boyden Chamber Transwell.
Kanker
Metastasis Sel Kanker

• Metastasis sel kanker melibatkan beberapa proses dan


berbagai perubahan cytophysiological.
• Sel-sel kanker kemudian dapat terserap ke membran basal,
menyerang jaringan sekitarnya dan mendapatkan akses
langsung ke darah dan pembuluh limfatik sehingga sel-sel
kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh.
• Selama proses ini, degradasi matriks ekstraseluler dan
komponen dari membran basal oleh protease seperti
matriks metalloproteinase (MMP) -2, MMP-9, dan
urokinase plasminogen activator (uPA), memainkan peran
penting dalam invasi tumor dan metastasis.
• Mengontrol metastasis kanker adalah isu penting dalam
pengobatan tumor.
TXL menghambat sekresi MMP-2, MMP-9 dan
uPA yang terkait dalam proses invasi dan
metastasis kanker
Efek anti-metastasis TXL juga terlihat pada tikus yang diinjeksi
dengan sel kanker kolon CT-26. Rata-rata jumlah nodul tumor
pada tikus tanpa pemberian TXL sebanyak 79, sementara
jumlah nodul tumor pada tikus dengan pemberian TXL
sebanyak 48, hal ini menunjukkan TXL mampu secara signifikan
menurunkan kolonisasi tumor di paru-paru pada tikus dengan
kanker kolon.
Angiogenesis Sel Kanker

• Proses pembentukan pembuluh darah baru,


memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan
metastasis dari tumor.
• Saat tumor berkembang, kondisi hipoksia lokal
menginduksi respon molekul dalam sel tumor, yang
akan mengarah pada aktivasi faktor transkripsi kunci
yaitu Hypoxia-Inducible Factor (HIF).
• Faktor transkripsi ini menginduksi ekspresi faktor
pertumbuhan pro-angiogenik, seperti Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF), yang akan mengikat
dan mengaktifkan reseptor pada permukaan sel
endotel, yang mengarah ke angiogenesis.
Dari uji secara in vitro terlihat bahwa TXL dapat
menghambat pembentukan saluran pembuluh darah
pada sel endotel yang diberi angiogenic stimulator
(10% FBS) menghambat ekspresi HIF-1α dan VEGF-A.
Dari uji secara in vivo, TXL juga mampu untuk menghambat proses
angiogenesis. Hal ini terlihat pada Matrigel plug assay yang
ditambahkan 231-CM (sel yang diturunkan dari sel kanker payudara
MDA-MB-231) diberikan pada tikus dengan dan tanpa
pemberian TXL. Pada kelompok yang tidak diberikan TXL tampak
berwarna merah menunjukkan terjadi pembentukan pembuluh
darah baru. Sedangkan pada kelompok dengan pemberian TXL
tampak berwarna kuning menunjukkan bahwa tidak terjadi
pembentukan pembuluh darah baru.
TXL menghambat migrasi 4 sel kanker yang
memiliki tingkat invasif yang tinggi: sel kanker
prostat PC-3, sel kanker payudara MDA-MB-231, sel
kanker paru-paru H1299, sel kanker kolon CT-26.
Pengaruh TXL dalam menghambat migrasi sel
kanker prostat PC-3
Semakin besar dosis TXL yang diberikan, maka
hambatan terhadap invasi sel kanker payudara
MDA-MB-231, sel kanker paru H1299, sel kanker
prostat PC-3, sel kanker kolon CT-26 juga semakin
besar.
TXL memiliki kemampuan :
• Anti-Proliferasi dengan
meningkatkan regulasi
cyclin kinase inhibitor p21
dan menurunkan protein
cyclin D1, PCNA, cdk-2
• Menurunkan resistensi sel
kanker terhadap terapi
medis konvensional dengan
mengurangi ekspresi
protein MDR
Sze, S. C. W. et al. (2011) “Regulation of p21, MMP-
1, and MDR-1 Expression in Human Colon
Carcinoma HT29 Cells by Tian Xian Liquid, a
Chinese Medical Formula, In Vitro and In Vivo”.
Integrative Cancer Therapies 10(1): 58-69
Metode Penelitian

Uji secara in vitro digunakan sel


kanker kolon manusia HT29, uji secara in
vivo digunakan tikus.
Anti- Pemeriksaan kadar protein p21, cyclinD1,
Proliferasi PCNA dan cdk-2 secara in vitro dan in vivo.

Resistensi Pemeriksaan kadar MDR-1 secara in vivo.


Sel Kanker
TXL dapat menghambat perkembangan sel dari
fase G1 ke fase S dari siklus sel, sehingga tidak
dapat meneruskan ke fase S dan G2/M.
Mekanisme TXL sebagai anti-proliferasi dengan cara
meningkatkan regulasi cyclin kinase inhibitor p21 dan
menurunkan protein yang meregulasi siklus sel fase G1 seperti
cyclin D1, PCNA dan cdk-2.
MDR merupakan kunci dari mekanisme resistensi terhadap
obat kanker dari beberapa jenis sel kanker yang berbeda.
Peningkatan kadar MDR dalam sel kanker dapat mengurangi
efikasi dari agen anti-tumor yang digunakan dalam terapi
medis konvensional pada pasien kanker. TXL juga secara
signifikan dapat mengurangi ekspresi MDR secara in vivo.
TXL mampu menginduksi
Apoptosis pada sel kanker
dengan menurunkan kadar
protein Bcl-2 dan
meningkatkan kadar protein
Bax

Liu, Q. et al. (2010) “Tian Xian Liquid (TXL) Induces


Apoptosis in HT-29 Colon Cancer Cell In Vitro and
Inhibits Tumor Growth In Vivo”. Chinese Medicine
5(25): 1-7.
Metode Penelitian

Uji secara in vitro digunakan sel


kanker kolon manusia HT29, uji secara in
vivo digunakan tikus.
Apoptosis Dilakukan secara in vitro dengan mengukur
kadar protein Bcl-2, Bax, sitokrom c,
caspase-3, -9 yang teraktivasi
menggunakan analisis Western Blot.
Selain itu juga dilakukan pengukuran
membrane potensial mitokondria dengan
metode JC-1.
TXL menurunkan kadar protein Bcl2 yang dapat menstabilkan
potensial membran mitokondria dan meregulasi pelepasan
sitokrom c. TXL juga meningkatkan kadar protein Bax yang
memicu terjadinya gangguan pada membran mitokondria
yang dapat menyebabkan terjadinya proses apotosis.
TXL mampu menurunkan potensial membran mitokondia (ΔΨm)
akibat dari penurunan kadar protein Bcl-2 yang memicu terjadinya
apoptosis. Pada umumnya obat kemoterapi menginduksi apoptosis
sel kanker dengan melalui serangkaian proses salah satunya dengan
menurunkan potensial membranmitokondria.

Ikatan mitokondria dengan


zat warna JC-1 akan
menghasilkan warna merah
jika potensial membrannya
tinggi sedangkan
jika potensial membrannya
rendah akan menghasilkan
warna hijau.
TXL dapat meningkatkan pelepasan sitokrom c yang dapat
mengaktivasi caspase-3 dan -9 yang juga berperan dalam
apoptosis. Lepasnya sitokrom c akan ditangkap oleh procaspase-
9 (inaktif) dan membentuk protein komplek bersama dengan
protein Apaf-1. Ikatan protein ini akan mengaktifkan caspase-9.
Aktifnya caspase-9 akan mengaktifkan procaspase-3 menjadi
caspase-3(aktif ) yang akan menyebabkan terjadinya apoptosis.
Ukuran tumor pada tikus dengan pemberian TXL mengalami
penurunan secara signikan pada hari ke-13 sampai hari ke-15
dibandingkan tikus pada grup kontrol. Tidak terdapat perbedaan
ukuran tumor yang signikan pada grup TXL dan 5-FU. Hal ini
menunjukkan bahwa efektivitas TXL dalam penghambat
pertumbuhan tumor hampir sebanding dengan 5-FU yang
merupakan agen kemoterapi utama yang digunakan sebagai terapi
kanker kolon.
TXL memiliki Jenis Kanker Marker Sel Kanker TUNEL
Tulang U-2OS +++
selektivitas tinggi
Payudara BT-474 ++
untuk menghancurkan
Payudara MDA-MB-453 ++
sel kanker tanpa
Serviks C-33A +++
merusak sel normal
Serviks HeLa ++
Liver HepG2 ++
Liver HUH-7 +++
Nasofaring NPC-TW04 ++
Paru-paru H1299 +++
Prostat DU145 ++
Prostat PC-3 +
Sun, A. et al. (2005) Leukemia BJAB ++
Ket:
+++ : > 80% sel apoptosis Leukemia Jurkat ++
++ : 40-80% sel apoptosis U-937
Limfa ++
+ : 10% sel apoptosis
- : < 0.1% sel apoptosis Gastric AGS +++
Sel normal HUVEC _
Sel normal PBMC _
64
TXL bersinergi dengan terapi medis konvensional

Combined Index (CI) hasil kombinasi TXL dengan Doxorubicin di bawah 1 


SINERGI

Yao, C. et al. (2012)


65
 Tujuan
Mengetahui pengaruh kombinasi TXL dengan
kemoterapi dibandingkan dengan kemoterapi saja
untuk terapi kanker esofagus.

 Metode
Memilih pasien dengan kondisi yang cukup baik secara
keseluruhan, yang tidak sedang menjalani pembedahan
dan radioterapi, tanpa penyebaran lebih lanjut.
Total 69 pasien kanker esofagus dibagi secara acak ke
dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 34
pasien diterapi menggunakan kombinasi TXL dan
kemoterapi sedangkan kelompok kedua terdiri dari 35
pasien diterapi dengan kemoterapi saja.

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Data Demografi Pasien
Kelompok Jenis Kelamin Usia
Terapi Pria Wanita Termuda Tertua Rata-rata
TXL + 27 7 37 70 56.1
Kemoterapi pasien pasien tahun tahun tahun
Kemoterapi 28 7 26 75 53.6
pasien pasien tahun tahun tahun
 Jenis Kemoterapi
 POD program : PYM 10mg im sekali sehari selama 6 minggu,
VCR 1-2mg iv force sekali seminggu selama 6 minggu, DDP
30mg iv gtt untuk hari ke 1-5 dan 29-33 selama 6 minggu
untuk 1 kali terapi.
 PCD program : PYM 10mg im sekali sehari selama 6 minggu,
CTD 10-20mg/hari iv gtt untuk hari ke 1-10, DDP 30mg iv gtt
untuk hari ke 1-5 dan 29-33 selama 6 minggu untuk 1 kali
terapi.

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Hasil
Overall
Complete Partial
Group response Improvement Stability Progress
remission Remission
Category Rate
Case % Case % % Case % Case % Case %

TXL +
7 20.6 11 32.4 53.0 10 29.4 1 2.9 5 14.7
Kemoterapi

Kemoterapi 1 2.9 13 37.1 40.0 8 22.8 1 2.9 12 34.3

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
100%

80%

60%

40%

20%

0%
Complete Remission Partial Remission Overall Respon Rate
TXL+Kemoterapi Kemoterapi

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Tujuan
Mengetahui pengaruh kombinasi TXL dengan
radioterapi dibandingkan dengan radioterapi saja untuk
terapi kanker esofagus.

 Metode
Memilih pasien dengan kondisi yang cukup baik secara
keseluruhan, yang tidak sedang menjalani pembedahan
dan kemoterapi, tanpa penyebaran lebih lanjut. Skor
Karnofsky minimal 60 point.
Total 364 pasien kanker esofagus dibagi secara acak ke
dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 184
pasien diterapi menggunakan kombinasi TXL dan
radioterapi sedangkan kelompok kedua terdiri dari 180
pasien diterapi dengan radioterapi saja.

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Data Demografi Pasien
Kelompok Jenis Kelamin Usia Tipe Sel Kanker
Terapi Pria Wanita (Tahun) Squamous Adenocar Lain-
cinoma lain
TXL + 132 52 Termuda : 32 182 1 1
pasien pasien Tertua : 75 kasus kasus kasus
Radioterapi Rata-rata : 58.1
Radioterapi 113 67 Termuda : 31 178 1 1
pasien pasien Tertua : 76 kasus kasus kasus
Rata-rata : 58.6

 Jenis Radioterapi
Setiap pasien sebelum dan selama radioterapi (radiasi 40Gy), akhir
radioterapi (radiasi 60-75Gy) diberi 3 kali barium contrast X-ray
film. Sumber radioaktif menggunakan 6o CO+xray atau linear
accelerator 10 mv X line.
Diberikan 5kali per minggu, masing-masing dengan dosis DT2Gy,
total dosis DT60-75Gy.

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Hasil
Overall
Complete Partial
Group response Improvement Stability Progress
Remission remission
Category rate
Case % Case % % Case % Case % Case %

TXL +
106 59.6 69 38.7 98.3 3 1.7 - - - -
Radioterapi

Radioterapi 69 38.3 89 49.9 87.7 8 4.5 12 6.7 2 1.1

Keterangan : 6 pasien pada kelompok TXL+Radioterapi tidak


dapat melanjutkan terapi

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
100%

80%

60%

40%

20%

0%
Complete Remission Partial Remission Overall Respone Rate

TXL+Radioterapi Radioterapi

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
 Kemampuan menelan pasien yang diterapi
TXL+radioterapi dibandingkan dengan radioterapi
saja
Group Time Staple food Semiflows Full flow Water dripping
Catego can not enter
ry
Case % Case % Case % Case %

TXL + Sebelum terapi 39 36.1 49 45.4 20 18.5 - -


radiote
rapi Sesudah terapi 83 76.9 21 19.4 4 3.7 - -

Radiote Sebelum terapi 36 33.3 54 50.0 18 16.7 - -


rapi
Sesudah terapi 60 55.6 39 36.1 8 7.4 1 0.9

Terjadi peningkatan jumlah pasien yang


mengalami perbaikan kemampuan
menelan pada grup yang diterapi dengan
TXL+radioterapi sebesar 40.8%,
sedangkan pada grup radioterapi hanya
terjadi peningkatan sebear 22.3%

The Clinical Research Of Compound TXL For


Treating Esophagus And Stomach Cancer
(Enclosed : Clinical observation 807 Cases)
100%

80%

60%
Sebelum
40% Sesudah

20%

0%
Staple Food Semi Flow Full Flow

The Clinical Research Of Compound TXL For Treating


Esophagus And Stomach Cancer (Enclosed : Clinical
observation 807 Cases)
TXL mampu menekan pertumbuhan cancer stem cell
(Anti-
(Anti-Recurrence)
TXL mampu mencegah recurrence dengan menekan
pertumbuhan sel induk kanker (Cancer Stem Cell) yang telah
mengalami resistensi terhadap terapi konvensional

Yao, C. et al. (2012)


76
Recurrence causes:
1. Cancer Stem Cell
2. Immune system dysfunction

Modified from Reya et al, 2001, Nature


77
TXL Menghambat CSC melalui 4 target di
bawah ini

78
TXL Menekan CSC melalui hambatan
ekspresi gen target

79
80
81
PRA TREATMENT
 Digunakan oleh pasien kanker yang sedang
menunggu hasil diagnosa atau yang akan menjalani
terapi medis konvensional untuk pertama kalinya
untuk menghambat perkembangan dan penyebaran
kanker serta meningkatkan kemampuan imun dari
pasien kanker sehingga pasien kanker akan lebih siap
menjalani terapi medis konvensional.

 Jangka Waktu : Diberikan 1 – 4 minggu sebelum


pembedahan atau kemoterapi atau radioterapi
pertama.

 Dosis :
Stadium 1 dan 2 : 40 cc / hari
Stadium 3 dan 4 : 60 cc / hari

83
TREATMENT
 Digunakan oleh pasien kanker yang sedang berada
pada masa pengobatan untuk mendampingi terapi
medis konvensional atau diberikan sebagai single
therapy jika pasien tidak memungkinkan untuk
menjalani terapi medis konvensional dan sebagai
terapi paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien kanker.

 Jangka Waktu :
Selama kemoterapi (12 – 18 minggu)
minggu)
— Diberikan setiap hari atau minimal 2 minggu
sebelum siklus kemoterapi berikutnya.
— Pemberian TXL dihentikan 24 jam sebelum dan
sesudah kemoterapi injeksi.
— Diberikan 4-6 jam sebelum dan sesudah pasien
mengkonsumsi kemoterapi oral.
84
TREATMENT
 Digunakan oleh pasien kanker yang sedang berada pada masa
pengobatan untuk mendampingi terapi medis konvensional atau
diberikan sebagai single therapy jika pasien tidak
memungkinkan untuk menjalani terapi medis konvensional dan
sebagai terapi paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
kanker.

 Jangka Waktu :
Selama Radioterapi (± 6 minggu)
minggu)
— Diberikan setiap hari selama radioterapi.
— Diberikan 4-6 jam sebelum dan sesudah pasien
menjalani radioterapi.

Diberikan setiap hari selama 3 – 6 bulan sebagai single


therapy.
therapy.

 Dosis :
Stadium 1 dan 2 : 40 cc / hari
Stadium 3 dan 4 : 60 cc / hari
85
PASCA TREATMENT
 Digunakan oleh pasien kanker yang telah
menyelesaikan terapi medis konvensional untuk
mencegah recurrence (kekambuhan).

 Jangka Waktu : Diberikan selama 5 tahun setelah


kemoterapi atau radioterapi selesai. kemoterapi
atau radioterapi pertama.

 Dosis :
— Tahun ke-1 s/d 2 : 20 cc / hari selama 20
hari dalam 1bulan.
— Tahun ke-3 s/d 5 : 20 cc setiap 3 hari
sekali.
86
87
 Chia, J. et al. (2010) “Inhibition of Metastasis, Angiogenesis, and Tumor Growth by Chinese
Herbal Cocktail Tien-Hsien Liquid”. BMC Cancer 10(175): 1-16.
 Kuo, W. et al. (2012) “ Safety and Efficacy of Tien-Hsien Liquid Practical in Patients with
Refractory Metastatic Breast Cancer: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled,
Parallel-Group, Phase IIa Trial”. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine
2012: 1-8.
 Liu, Q. et al. (2010) “Tian Xian Liquid (TXL) Induces Apoptosis in HT-29 Colon Cancer Cell In
Vitro and Inhibits Tumor Growth In Vivo”. Chinese Medicine 5(25): 1-7.
 Reksodiputro, A. H., Harsal, A. dan Komari, B. (2011) “Effect of Herbal Therapy on Intracellular
Cytokine Expression of CD8 Cell in Nasopharingeal Cancer Patients”. Indonesian Journal of
Cancer 5(2): 51-54.
 Sun, A. et al. (2005) “The Chinese Herbal Medicine Tien-Hsien Liquid Inhibits Cell Growth and
Induces Apoptosis in a Wide Variety of Human Cancer Cells”. The Journal of Alternative and
Complementary Medicine 11(2): 245-256.
 Sze, S. C. W. et al. (2011) “Regulation of p21, MMP-1, and MDR-1 Expression in Human Colon
Carcinoma HT29 Cells by Tian Xian Liquid, a Chinese Medical Formula, In Vitro and In Vivo”.
Integrative Cancer Therapies 10(1): 58-69.
 Yao, C. et al. (2012) “Elimination of Cancer Stem-Like Side Population Cells in Hepatoma Cell
Lines by Chinese Herbal Mixture Tien-Hsien Liquid”. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine 2012: 1-10.
 Yao, C. et al. (2009) “Targeting PML-RARα and Oncogenic Signaling Pathways by Chinese
Herbal Mixture Tien-Hsien Liquid in Acute Promyelocytic Leukemia NB4 Cells”. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine 2009: 1-11.

88
TXL di setiap tahapan
produksinya telah lolos uji
kualitas dari SGS.

Setiap bahan dari TXL


telah melalui tes logam
berat, tes residu
pestisida, jumlah bakteri,
tes aditif untuk menjamin
TXL aman untuk
dikonsumsi.

89
Gangguan
AIDS Auto Imun

Rheumatoid Arthritis

Systemic Lupus
Erythematosis

Enterovirus / SARS

90
91

Anda mungkin juga menyukai