Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322681419

Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan


di Puskesmas Sempaja Samarinda

Article · June 2015


DOI: 10.25026/jsk.v1i2.21

CITATION READS

1 6,836

3 authors, including:

Arsyik Ibrahim Indah Hayuning Utami


University of Mulawarman, Indonesia, samarinda Universitas Padjadjaran
61 PUBLICATIONS   9 CITATIONS    1 PUBLICATION   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pharmacognosy View project

Perubahan Profil Farmakokinetika Ibuprofen yang Diberikan dengan Kombinasi Vitamin C pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.) View project

All content following this page was uploaded by Arsyik Ibrahim on 08 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI
PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

Adam M. Ramadhan, Arsyik Ibrahim, Ayi Indah Utami


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: adam@farmasi.unmul.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat


antihipertensi pada pasien hipertensi yang meliputi ketepatan obat, ketepatan dosis, dan
kepatuhan pasien dalam meminum obat di Puskesmas Sempaja Samarinda periode bulan
Juni 2014. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode pengumpulan data
prospektif yaitu melakukan wawancara menggunakan kuisioner MMAS kepada 32 pasien
hipertensi rawat jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda.Pola pengobatan hipertensi yang
paling sering digunakan di puskesmas Sempaja Samarinda yaitu Captopril dari golongan
ACEI, penggunaan obat menunjukkan ketepatan pemilihan obat dan dosis telah sesuai
dengan JNC VII dimana Captopril dari golongan ACEI dan Amlodipine dari golongan
CCB diberikan tunggal pada pasien hipertensi stage 1, dan dapat dikombinasi untuk
pasien hipertensi stage 2.Dengan dosis dan frekuensi pemberian Captopril 25 mg, 2 × 1;
Amlodipine 10 mg, 1× 1; Bisoprolol 5 mg, 1 × 1; HCT 25 mg 1 × 1; dan ISDN 30 mg,
3 × 1. Berdasarkan tingkat kepatuhan pasien persentase skor kepatuhan terbanyak yaitu
kepatuhan rendah sebesar 50%, kepatuhan sedang sebesar 25 % dan kepatuhan tinggi
25%. Hasil pengujian kepatuhan pasien menggunakan kuesioner MMAS-8menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan pasien dalam meminum obat dengan
penurunan tekanan darah pasien.

Kata Kunci: Antihipertensi, Hipertensi, Kepatuhan, Morisky scale, Tepat dosis, Tepat
obat

PENDAHULUAN (obesitas), pembatasan asupan garam,


Hipertensi adalah suatu keadaan melakukan olah raga teratur, berhenti
seseorang mengalami peningkatan merokok dan minum obat secara teratur
tekanan darah di atas normal, yaitu (Depkes, 2008).
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan Survei tentang prevalensi
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg hipertensi pada tahun 2007 berdasarkan
(Chobanian, dkk, 2003). Hipertensi hasil pengukuran, diagnosis tenaga
mempunyai gejala umum yang kesehatan riwayat minum obat hipertensi
ditimbulkan seperti pusing, sakit kepala, di temukan; prevalensi hipertensi di
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata Indonesia pada penduduk usia diatas 18
berkunang-kunang (Aru, dkk, 2009). tahun adalah sebesar 31,3% untuk pria
Gejala yang timbul pada penyakit sedangkan wanita mencapai sebesar
hipertensi dapat dicegah dengan cara 31,9% dari seluruh total penduduk usia >
menurunkan berat badan berlebih 18 tahun.Angka penderita hipertensi

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 82


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

mencapai 32% pada tahun 2008 dengan antihipertensi oleh petugas kesehatan
kisaran penderita berusia > 25 tahun. Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah penderita pria mencapai 42,7%, Sempaja Samarinda yang berkunjung ke
sedangkan 39,2% adalah wanita Poli Umum pada periode bulan Juni
(Depkes, 2008). 2014 yang memenuhi kriteria inklusi.
Kalimantan timur menduduki
tingkat ketiga tertinggi pada prevalensi Prosedur Penelitian
hipertensi di indonesia pada umur > 18 Penelitian diawali dengan
tahun, yaitu 29,6% (Depkes, 2014). Data melakukan survei pendahuluan pada Poli
dinas kesehatan kota Samarinda tahun Umum di Puskesmas Sempaja
2007 menunjukan prevalensi hipertensi Samarinda. Pasien yang memenuhi
mencapai 9,9%. Pada profil Puskesmas kriteria inklusi, diwawancarai dengan
Sempaja tahun 2013 hipertensi termasuk menggunakan kuesioner MMAS. Data
kedalam 10 penyakit terbesar urutan ke 3 yang telah didapat kemudian
sebanyak 1864 orang atau sebanyak dikumpulkan untuk di olah dan di
23%. analisa.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Instrumen Penelitian Pola Pengobatan Pasien Hipertensi


Kuesioner kepatuhan Morisky Penelitian ini dilakukan di
scale, kartu rekam medik pasien dan Puskesmas Sempaja Samarinda. Data
lembar pengumpul data. yang diperoleh dari kuesioner kepatuhan
dan rekam medik berjumlah 32 pasien.
Populasi dan Subjek Penelitian Selanjutnya dianalisis penggunaan obat
Populasi dari penelitian ini berdasarkan tepat obat, tepat dosis, dan
adalah penduduk yang mengalami kepatuhan pasien dalam meminum obat
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas antihipertensi.
Sempaja Samarinda pada periode bulan Pola Pengobatan penderita
Juni 2014. Subjek dari penelitian ini hipertensi di puskesmas Sempaja dapat
adalah responden yang diberikan obat dilihat pada tabel 1. dan tabel 2.

Tabel 1. Pola pengobatan pasien hipertensi di puskesmas Sempaja dengan Obat


Hipertensi Tunggal
Kategori Golongan Obat Jenis Frekuensi Persentase

ACEI Captopril 2 7,15%


Prehipertensi
CCB Amlodipine 1 3,57%
Hipertensi ACEI Captopril 7 25%
Stage 1 CCB Amlodipine 3 10,71%
Hipertensi ACEI Captopril 14 50%
Stage 2 CCB Amlodipine 1 3,57%
TOTAL 28 100%

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 83


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

Tabel 2. Pola pengobatan pasien hipertensi di puskesmas Sempaja dengan Obat


Hipertensi Kombinasi
Kategori Golongan Obat Jenis Frekuensi Persentase
CCB + Nitrat + β Amlodipine + ISDN + 1 25%
Prehipertensi
Blocker Bisoprolol
Hipertensi ACEI + CCB ® 1 25%
Tanapres + Amlodipine
Stage 1
Hipertensi CCB + β Blocker Amlodipine + Bisoprolol 1 25%
Stage 2 ACEI + Thiazid Captopril + HCT 1 25%
TOTAL 4 100%

Berdasarkan data pola pemberian Captopril biasanya diganti


pengobatan di puskesmas Sempaja dengan Amlodipine dari golongan CCB.
menunjukkan bahwa obat yang paling
sering digunakan adalah Captopril dari Ketepatan Obat
golongan ACEI yaitu pada pasien Ketepatan obat pasien hipertensi
prehipertensi sebanyak 2 pasien atau di puskesmas Sempaja dapat dilihat dari
7,15%, pasien hipertensi stage 1 pola pengobatan yang diberikan. Tabel
sebanyak 7 pasien atau 25%, dan pada 3. dan 4. merupakan perbandingan antara
pasien hipertensi stage 2 sebanyak 14 pola pengobatan pasien hipertensi
pasien atau 50%. Captopril menurunkan berdasarkan literatur JNC VII dengan
tekanan darah pada banyak pasien secara pola pengobatan hipertensi di Puskesmas
teratur, namun ketika terjadi efek Sempaja Samarinda.
samping Captopril berupa batuk kering

Tabel 3. Pengobatan rasional pasien hipertensi menurut JNC VII, 2003


Kategori Golongan Obat Jenis
Prehipertensi Tidak diindikasikan Tidak diindikasikan penggunaan obat
penggunaan obat antihipertensi. antihipertensi.
Hipertensi ACEI Captopril; Lisinopril; Benazepril;
Stage 1 Ramipril; Trandolapril; Tanapres®
ARB Losartan; Valsartan; Candesartan;
Irbesartan; Eprosartan
β Blocker Bisoprolol; Atenolol; Metprolol
CCB Amlodipine; Nifedipine; Nicardipine;
Verapamil; Diltiazem
Thiazide HCT; Chlortiladone; Indapamide
Hipertensi ACEI + CCB Benazepril hidroklorida +
Stage 2 Amlodipine
Thiazid + ACEI HCT + Captopril
Thiazid + ARB HCT + Losartan
Thiazid + β Blocker HCT + Bisoprolol

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 84


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

Tabel 4. Ketepatan penggunaan obat pasien hipertensi di Puskesmas Sempaja Samarinda


Kategori Golongan Obat Jenis Nomor Responden
Prehipertensi ACEI Captopril 20, 26
CCB Amlodipine 19
CCB + Nitrat + β Amlodipine + ISDN + 22
Blocker Bisoprolol
Hipertensi ACEI Captopril 5, 6, 7, 8, 14, 16, 17
Stage 1 CCB Amlodipine 21, 23 ,28
ACEI + CCB ® 13
Tanapress + Amlodipine
Hipertensi ACEI Captopril 3, 4, 9, 10, 11, 12, 15,
Stage 2 18, 27,29, 30, 31, 32, 33
CCB Amlodipine 25
CCB + β Blocker Amlodipine + Bisoprolol 24
Thiazid + ACEI HCT + Captopril 1

Berdasarkan tabel 3. dan 4. lini Bisoprolol dengan golongan CCB seperti


pertama pengobatan hipertensi di Amlodipine untuk mencegah terjadinya
Puskesmas Sempaja Samarinda sudah penyakit jantung koroner.
sesuai dengan literatur penatalaksanaan Pasien dengan nomor responden
hipertensi JNC VII yaitu dari data yang 1 yang menerima kombinasi obat
diperoleh obat anti hipertensi yang diuretik Thiazide dengan ACEI
paling sering digunakan adalah Captopril dimaksudkan untuk pencegahan
dari golongan ACEI, dan Amlodipine terjadinya stroke yang cenderung terjadi
dari golongan CCB. pada pasien hipertensi tingkat 2, dari
Pasien pre-hipertensi memang data yang diperoleh tekanan darah pasien
tidak memerlukan penatalaksanaan yaitu 200/110 mmHg.Pada pasien
farmakologi. Namun, oleh karena resiko hipertensi dengan resiko stroke ambang
perkembangan pre-hipertensi menjadi batas tekanan darah sistolik dan
hipertensi cukup tinggi, maka dianjurkan diastoliknya adalah 200-220 mmHg/110-
untuk selalu melaksanakan pemeriksaan 120 mmHg.
tekanan darah secara berkala.
Pasien dengan nomor responden Ketepatan Dosis
13 yang mengkonsumsi kombinasi ACEI Kriteria tepat dosis diperoleh
dan CCB. Tanapress® (Imidapril) dengan menghubungkan antara dosis
merupakan obat golongan ACEIyang yang dianjurkan dalam literatur dengan
berfungsi untuk mencegah Renin dosis yang diberikan pada pasien
Angiotensin Aldosteron System (RAAS) hipertensi di Puskesmas Sempaja
yang timbul akibat efek hemostatis dari Samarinda. Berikut merupakan tabel
menurunnya cardiac output. perbandingan dosis obat antihipertensi
Pasien dengan nomor responden menurut JNC VII dengan dosis obat
24 yang memiliki riwayat penyakit yang digunakan oleh pasien hipertensi di
jantung diberikan antihipertensi Puskesmas Sempaja Samarinda.
kombinasi golongan β blocker seperti

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 85


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

Tabel 5. Dosis Obat Antihipertensi menurut JNC VII, 2003


Dosis Lazim Frekuensi
Golongan Obat Obat
(mg/hari) Pemberian
ACEI Captopril; 25-100 2×1
Imidapril (Tanapress®) 5-10 1×1
CCB Amlodipine 2,5-10 1×1
Diuretik Thiazid HCT 12,5-50 1×1
β Blocker Bisoprolol 2,5-10 1×1
Nitrat ISDN 5-40 3×1

Tabel 6. Dosis Obat Antihipertensi di Puskesmas Sempaja Samarinda


Dosis Lazim Frekuensi
Golongan Obat Obat
(mg/hari) Pemberian
ACEI 1.Captopril; 25 2×1
®
2.Imidapril (Tanapress ) 5 1×1
CCB Amlodipine 5-10 1×1
Diuretik Thiazid HCT 25 1×1
β Blocker Bisoprolol 5 1×1
Nitrat ISDN 30 3×1

Berdasarkan tabel 5. dan 6. diawali dengan dosis paling rendah yaitu


penggunaan dosis obat antihipertensi di 12,5 mg 1 kali sehari pada pagi hari,
Puskesmas Sempaja Samarinda telah untuk menghindari efek samping
sesuai dengan JNC VII. Rentang dosis metabolik, dan efek diuresis pada malam
harian Captopril adalah 25 mg sampai hari. Obat antihipertensi Bisoprolol dari
100 mg, dengan durasi kerja hingga 6-12 golongan β blocker diberikan sesuai
jam, dan frekuensi pemberian 2 kali dengan literatur yaitu rentang dosis per
sehari. Menurut literatur pemberian hari nya 2,5-10 mg dan frekuensi
Captopril sebaiknya diawali dengan pemberian 1 kali sehari. Isosorbid
dosis 12,5 mg, 2 kali sehari dan Dinitrat (ISDN) memiliki dosis lazim per
ditingkatkan 2 sampai 4 minggu sesuai hari 5-40 mg dengan rentang durasi kerja
dengan respon pasien. Rentang dosis 1-6 jam tergantung respon pasien.
Amlodipine yaitu 2,5 mg sampai 10 mg, Kelemahan penggunaan Nitrat adalah
dengan durasi kerja 24 jam dan frekuensi frekuensi pemberiannya yang mencapai
pemberian 1 kali sehari. Pada pasien usia 3 hingga 4 kali sehari.
lanjut dosis yang dianjurkanpadaawal
terapi 2,5 mg, 1 kali sehari. Bila Kepatuhan Pasien
Amlodipine diberikan dalam kombinasi Tingkat kepatuhan pasien
dengan antihipertensi lain, dosis awal diperoleh dengan menggunakan
yang digunakan adalah 2,5 mg. kuesioner dan wawancara langsung
Berdasarkan data yang diperoleh kepada pasien yang memenuhi kriteria
menunjukkan beberapa pasien menerima inklusi. Distribusi pasien hipertensi di
obat antihipertensi golongan Thiazide, β Puskesmas Sempaja Samarinda
blocker, dan Nitrat. Berdasarkan literatur berdasarkan tingkat kepatuhannya
pemberian Hidroklorotiazid(HCT) harus disajikan dalam tabel 7.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 86


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

Tabel 7. Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi di Puskesmas Sempaja.


Jumlah Pasien
Tingkat Kepatuhan
Frekuensi Persentase
Kepatuhan Rendah 16 50%
Kepatuhan Sedang 8 25%
Kepatuhan Tinggi 8 25%

Tabel 8. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Skor Kepatuhan Pasien


No. Alasan Pasien Frekuensi
1 Pasien sering kali lupa meminum obat antihipertensi 17 pasien
2 Pasien lupa meminum obat antihipertensi kemarin. 13 pasien
3 Pasien lupa membawa obat saat dalam perjalanan atau saat sedang 13 pasien
diluar rumah.

Tabel 9. Korelasi Kepatuhan Pasien dengan Penurunan Tekanan Darah dengan analisis
statistik
Correlations
Tekanan darah Kepatuhan Pasien
Correlation
1.000 -0.076
Tekanan Coefficient
darah Sig. (2-tailed) . 0.681
Spearman's N 32 32
rho Correlation
-0.076 1.000
Kepatuhan Coefficient
Pasien Sig. (2-tailed) 0.681 .
N 32 32
Keterangan : H0 = Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan pasien dengan penurunan
tekanan darah
Ha = Terdapat hubungan antara kepatuhan pasien dengan penurunan
tekanan darah
Keputusan : Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima
Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak

Dari hasil perolehan data penurunan tekanan darah dilakukan


diketahui pasien dengan tingkat menggunakan metode SPSS statistics 17,
kepatuhan rendah memperoleh yang hasilnya ditabulasi pada Tabel 9.
persentase sebanyak 50%. Adapun Dari hasil pengolahan data
faktor-faktor yang menyebabkan pasien dengan metode uji korelasi Spearman
mendapatkan skor kepatuhan rendah diketahui nilai signifikan kepatuhan
dapat dilihat pada tabel 8. pasien adalah 0,681 yang berarti lebih
Pengujian ada atau tidaknya besar dari 0,05 maka H0 diterima. Nilai
hubungan antara kepatuhan pasien dan koefisien korelasi -0,076, koefisien

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 87


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

negatif menunjukkan jika variabel X1 Penentuan normal atau tidaknya


mengalami penurunan maka X2 akan penurunan tekanan darah pasien
mengalami kenaikan, begitu pula disesuaikan dengan literatur dimana
sebaliknya. Nilai korelasi akan target nilai tekanan darah yang di
menentukan arah dari korelasi, nilai 0,00 rekomendasikan dalam JNC VII adalah
sampai 0,20 berarti korelasi memiliki pasien tanpa komplikasi <140/90 mmHg,
keeratan sangat lemah. Sehingga pasien dengan diabetes mellitus < 130/80
diketahui tidak terdapat hubungan antara mmHg, pasien dengan penyakit ginjal
kepatuhan pasien dalam meminum obat kronis < 130/80 mmHg.
dengan penurunan tekanan darah pasien.

Tabel 10.Korelasi Kepatuhan Pasien dengan Penurunan Tekanan Darah


Jumlah Pasien
Tingkat
Penurunan Tekanan Darah Lama Menderita
Kepatuhan Persentase
Normal Tidak Normal Menahun Tidak Menahun
Rendah 4 12 9 7
50%
Total 16 pasien
Sedang 1 7 5 3
25%
Total 8 pasien
Tinggi 2 6 4 4
25%
Total 8 pasien

Berdasarkan data persen obatan yang merangsang peningkatan


kepatuhan, dan lama menderita tekanan darah.
hipertensi yang tertera pada tabel 10.
menunjukkan penderita hipertensi KESIMPULAN
terbanyak dengan lama penyakit Pola penggunaan obat
menahun yaitu 9 pasien dengan antihipertensi pada pasien hipertensi di
penurunan tekanan darah tidak normal Puskesmas Sempaja Samarinda
sebanyak 12 pasien memiliki tingkat berdasarkan golongan obat yang
kepatuhan rendah. Akan tetapi dari 8 diberikan yaitu ACEI, CCB, β blocker,
pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi, Nitrat, dan diuretik Thiazid. Ketepatan
6 diantaranya tidak mengalami obat dan dosis yang diberikan telah
penurunan tekanan darah dan tetap sesuai dengan JNC VII. Hasil pengujian
memiliki riwayat penyakit menahun. Hal kepatuhan pasien menggunakan
ini membuktikan bahwa tinggi kuesioner MMAS-8 diketahui bahwa
rendahnya tingkat kepatuhan pasien tidak terdapat hubungan antara
tidak berkaitan dengan lama waktu kepatuhan pasien dalam meminum obat
menderita hipertensi dan penurunan dengan penurunan tekanan darah pasien.
tekanan darahnya. Kepatuhan pasien
dalam meminum obat antihipertensi saja UCAPAN TERIMA KASIH
tidak cukup untuk dijadikan parameter Terima kasih kepada Pimpinan
penurunan tekanan darah pasien, faktor- Puskesmas Sempaja Samarinda atas izin
faktor lain yang dapat mempengaruhi dan bantuan yang diberikan selama
tekanan darah seseorang seperti usia, penelitian. Terima kasih kepada Ibu
jenis kelamin, merokok, stress, Ketut, dan saudara Misbah selaku
mengkonsumsi garam secara berlebih pendamping lapangan.
serta mengkonsumsi alkohol atau obat-

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 88


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda

DAFTAR PUSTAKA 5. Depkes RI. 2008.Laporan hasil Riset


1. Bachmann., Verna, L. Baughman. kesehatan dasar (Riskesdas)
2009. Drug Information Handbook: Nasional tahun 2007.CV Metronusa
17th Edition. Lexi Comp: USA prima: Jakarta
2. Aru W, Sudoyo., Bambang, 6. Depkes RI. 2014.Laporan hasil Riset
Setiyohadi., Idris, Alwi, dan kesehatan dasar (Riskesdas)
Marcellus, Simadibrata K. 2009. Nasional tahun 2013.CV Metronusa
Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II prima: Jakarta
Edisi 5. Interna Publishing: Jakarta 7. Sweetman, Sean C., Paul S, Blake.,
3. Baxter, Karen., Mildred, Davis., Alison, Brayfield., Julie M,
Samuel, Driver., Chloe SAJ, Hatwal., McGlashan, dan Gail C, Neathercoat.
Alison, Marshall. 2008. Stockley’s 2009. Martindale: The Complete
Drug Interactions: 8th Edition. Drug Reference. Pharmaceutical
Pharmaceutical Press: UK Press: Great Britain.
4. Chobanian, Aram V., Bakris, George
L., Henry R, Black., William C,
Cushman, dan Lee A, Green. 2003.
Joint National Committee on
Prevention Detection, Evaluation,
dan Treatment of High Pressure VII.
Department of Health and Human
Services: USA

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 89


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai