Anda di halaman 1dari 3

1. 5.

Patofisiologi Diare
1. 5. 1. Pengakutan Ion dan Air pada Colon
Konsistensi feses diatur oleh jumlah air yang ada pada feses. Pada pasien
dengan diare yang cair, terjadi absorbs dari cairan yang buruk sehingga feses
berubah menjadi cair. Kejadian ini diatur oleh kemampuan epitel usus untuk
mengabsorbsi cairan dan ion yang ada pada usus. Pertama-tama adalah NaCl, NaCl
merupakan ion utama yang membantu dalam abseobsi air pada colon ataupun
intestinum tenue. Transport NaCl dipengaruhi oleh carier SLC9 yang berfungsi
sebagai transporter dari ion ini. Melalui ini ion NaCl dapat menembus epitel untuk
diabsorbsi. Ion Na sendiri menembus epitel melalui epithelial natrium channel, lewat
channel ini ion na dapat menembus epitel dan masuk menujuk membrane sel colon
dan keluar dari sel colon menujur basolateral membrane lewat Na/K atpase.
Sedangkan klorida akan diabsrobsi oleh usus melalui sodium-potassium-2 cloride co
transporter yang aktivitasnya akan meningkat ketika klorida intracell berkurang.
Sekresi klorida dipengaruhi oleh neurohormonal yang juga mempengaruhi untuk
peningkatan c-amp. Adanya sekresi dari klorida yang berlebihan merupakan
patofisiologi yang mendasar terjadinya akut diare seperti kolera dan rotavirus
(Camilers, Sellin and Barret, 2017).

1. 5. 2. Intestinal barrier function


Fungsi fisiologi dari usus merupakan sebagai absorsi dari nutrisi yang
dibutuhkan dan menangkal adanya patogen yang masuk. Mekanisme ini diperankan
oleh tight junction yang menghubungkan antara epitel dari usus. Tight junction
dipelihara oleh molekul claudin yang berfungsi menjaga kerekatan antara epitel ini.
Molekul ini dapat mengatur apakah junction ini menjadi lebih permeable atau
menjadi sangat selektif (Camilers, Sellin and Barret, 2017).

1. 5. 3 Patofisiologi Diare
Diare dapat terjadi dengan berbagai macam mekanisme, beberapa
mekanisme. Penyebab diarew adalah:
a. Sekretoris
Diare sekretoris merupakan tipe diare yang terjadi akibat adanya
cairan dan elektrolit yang ditimbulkan oleh toxin bakteri. Toxin bakteri
akan meningkatkan C-Amp sehingga absorbs Na dan K tidak terjadi
yang akhirnya mengakibatkan sekresi ion Cl meningkat dan juga air.
Diare ini terjadi pada infeksi cholera yang mengakibatkan banyaknya
ion yang terbuang (Jufrice et al., 2015).
b. Osmotik
Diare tipe ini disebabkan oleh konsumsi MgOh yang dapat
menurunkan fungsi absorsi dari usus, adanya bagian makanan yang
tidak terserap, atau adanya defisensi enzim mukrasi-isomaltase yang
dapat mengakibatkan diare tipe ini. Pada tipe diare ini adanya
perbedaan osmolalitas mengakibatkan penarikan cairan kedalam
lumen usus. Pada diare tipe ini mungkin mengakibatkan adanya
steatorrhea atau azotorrhea (adanya lemak atau nitogrn pada feses).
Selain itu adanya bahan-bahan yang tidak dapat diserap oleh tubuh
mengakibatkan bahan-bahan tersebut difermentasi oleh bakteri
sehingga terbentuk CO2, H2S, dan NH3. Hasil fermentasi dari bakteri
mempengaruhi keadaan pasien, dimana adanya NH3 mengakibatkan
feses menjadi lebih asam, keadaan asam ini akan mengiritasi kulit
pasien yang mengakibatkan kulit pasien berwarna kemerahan.
Sedangkan CO2 mengakibatkan banyaknya gas pada pasien sehingga
pasien akan sering kentut. Sedangkan H2S akan mengakibatkan bau
dari feses menjadi busuk (Jufrice et al., 2015).
c. Inflammatory
Diare tipe ini dapat muncul akibat kerusakan dari tight junction,
mengakibatkan adanya air, elektrolit, mukus, dan protein yang
menumpuk pada lumen usus. Hal ini dapat terjadi akibat adanya diare
pendahulu sebelumnya. Beberapa pathogen bakteri akan merusak
struktur dari colon yang mengakibatkan. Rusaknya tight junction, yang
akhirnya mengakibatkan banyaknya sekresi cairan dan elektrolit.
Dimana adanya kerusakan tight junction akan mengakibatkan sekresi
klorida yang meningkat dan mengakibatkan sekresi cairan yang
meningkat sehingga muncul diare (Jufrice et al., 2015).
d. Gangguan Motilitas
Diare ini terjadi akibat adanya peningkatan motilitas usus. Motilitas
usus yang meningkat mengakibatkan absorbsi dari usus tidak baik
sehingga akan terbentuk osmolalitas yang terganggu. Diare tipe ini ada
pada tirotoksikosis (Jufrice et al., 2015).
Camilers, M., Sellin, J. H. and Barret, K. E. (2017) ‘Pathophysiology, Evaluation, and
Management of Chronic Watery Diarrhea’, gastroenterology journal, 153(3), pp. 515–
532.
Jufrice, M. et al. (2015) Buku Ajar Gastroeneterology. 4th edn. UKK
Gastroenterology-Hepatology IDAI.

Anda mungkin juga menyukai