Anda di halaman 1dari 72

KONSEP PASIEN DENGAN

TERMINAL & MENJELANG AJAL

By
A. Miftahul Khair, S.Kep.,Ns

1
Terminal

Menjelang ajal

Kematian

2
Pengertian

• Kondisi Terminal adalah suatu keadaan


dimana seseorang mengalami penyakit / sakit
yg tdk mempunyai harapan untuk sembuh

Dekat dengan Proses Kematian .


( Menjelang Ajal / Dying )

3
Penyakit  kondisi terminal/
mengancam hidup
• Penyakit kronis : AIDS dll
• Kondisi Keganasan seperti Ca.
• Kelainan Syaraf seperti Stroke,
Hydrocephalus dll.
• Keracunan seperti keracunan obat, makanan,
zat kimia
• Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis,
Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung),
ginjal dll.

4
Dying
(Proses Kematian).
• ad/ proses ketika individu semakin
mendekati akhir hayatnya.
• Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
sakit yang parah/terminal, atau oleh
kondisi lain yg berujung pd kematian
individu
• Biasanya Respon terminal yg
ditunjukan setiap individu berbeda-
beda.

5
Tujuan Perawat
 PC terminal & Dying

Untuk dapat
menyiapkan
dukungan klien meninggal
dan bantuan dengan tenang
bagi klien dan damai

6
TAHAPAN MENJELANG AJAL
Elizabeth Kubler-Ross, ahli kejiwaan (Amerika)
menjelaskan:
Respon individu dalam menghadapi kematian. Scr
umum dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Penyangkalan,
2. Marah,
3. Tawar menawar,
4. Depresi
5. Penerimaan (Taylor dkk,1989)

7
Berdasar pandangannya, Kubler-Ross

 Tidak selamanya berurutan scr tetap


 Dapat tumpang tindih
 Lama tiap tahap bervariasi
 Perlu perhatian perawat scr penuh & cermat

Disamping 5 fase diatas, adapula fase


ketidaktahuan & ketidakpastian yg dikemukakan
oleh sporken & Michels (P.J.M. Stevens, 1999)

8
1. Penyangkalan & Isolasi (Menolak/Denial)

Karakteristiknya a/l :
 Klien tdk siap menerima keadaan yg t’jadi
 Menunjukan reaksi penyangkalan scr verbal, “
Tidak, bukan saya. Itu tdk mungkn”.
 Scr tdk langsung pasien ingin mengatakan
bahwa maut menimpa semua org kecuali dia.
 Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung
cepat, menangis, gelisah.

9
Tugas perawat dlm tahap ini :

 Membina hubungan saling percaya


 Memberi kesempatan klien utk
mengekspresikan diri & menguasai dirinya
 Melakukan dialog disaat klien siap, &
menghentikannya ketika mampu menghadapi
kenyataan
 Mendengarkan klien dgn penuh perhatian &
m’berinya kesempatan utk b’mimpi ttg hal2 yg
menyenangkan

10
2. Marah / Anger

Karakteristiknya a/l :
Mengekspresikan kemarahan & p’musuhan
Menunjukan kemarahan, kebencian,
perasaan gusar & cemburu
Emosi tdk t’kendali
Mengungkapkan kemarahan scr verbal
“mengapa harus aku?”
Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal
11
Tugas perawat
 Menerima kondisi klien
 B’hati2 dlm m’berikan penilaian, mengenali
kemarahan & emosi yg tak t’kendali
 M’biarkan klien mengungkapkan marahnya
 Menjaga agar tdk t’jadi kemarahan destruktif &
melibatkan keluarga
 Berusaha m’hormati & memahami klien,
 M’berikan kesempatan, m;perlunak suara &
mengurangi p’mintaan yg penuh kemarahan

12
3. Tawar menawar / bargaining
Karakteristiknya a/l :
Kemarahan mulai mereda
Mulai sadar akan kenyataan
Terkesan sdh menerima kenyataan
Cenderung m’bereskan segala urusan
Melakukan tawar menawar/barter, mis utk
menunda kematian
M’punyai harapan & keinginan
“ Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan
segera, sblm anak saya lulus jd sarjana ”.
 Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pd saya ? “ kl
sj yg sakit bkn saya / “ seandainya saya hati-2 “.
. 13
Tugas perawat

adalah sedapat mungkin


berupaya agar keinginan
klien terpenuhi

14
4. Depresi / murung
Karakteristiknya a/l :
Mengalami proses b’kabung krn dulu
ditinggalkan & skrg akan kehilangan nyawa
sendiri
Klien berada pd proses kehilangan segala
hal yg ia cintai
Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau
bicara atau putus asa
Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.

15
Tugas perawat adalah
Duduk tenang disamping klien
M’beri klien kesempatan utk
mengungkapkan kedudukannya
M’beri klien kesempatan utk
mengungkapkan perasaannya
M’beri dukungan & perhatian pd klien
(mis; sentuhan tangan, usapan pd
rambut,dll)

16
5. Penerimaan / Acceptance
Karakteristiknya a/l :
Mampu menerima kenyataan
Merasa kedamaian & ketenangan
Respon verbal,”biarlah maut mengambilku, karena
aku sudah siap”
Merenungkan saat2 terakhir dgn pengharapan
t’tentu
Sering merasa lelah & memerlukan tidur lebih
banyak
Tahap ini bkn merupakan tahap bahagia, namun
lebih mirip perasaan yg hampa

17
Tugas perawat

Mendampingi klien
Menenangkan klien & meyakinkannya
bahwa anda akan mendampinginya
sampai akhir
Membiarkan klien mengetahui yg t’jadi
pd dirinya

18
Upaya Perawat  Thp Kematian
(Taylor dkk,1989).

KATALISATOR
• Mengenali & memenuhi kebutuhan
klien,
• Mendorong & m’beri klien kesempatan
untuk b’bicara
• Mendorong klien untuk
mengungkapkan emosinya scr bebas,
• Selalu siap m’bantu klien, &
menghormati perilaku klien
19
Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian

1. Kematian yg pasti dgn waktu yg diketahui →


adanya perubahan yg cepat dari fase akut ke
kronik
2. Kematian yg pasti dgn waktu tdk bisa diketahui
→ biasanya terjadi pd kondisi penyakit yg kronik
3. Kematian yg belum pasti kemungkinan
sembuh blm pasti → biasanya terjadi pd pasien
dgn operasi radikal karena adanya kanker
4. Kemungkinan mati & sembuh yg tdk tentu →
pd pasien dgn sakit kronik & telah b’jalan lama

20
Tanda2 Klinis Menjelang
kematian
a. Penurunan Tonus Otot
Gerakan ekstremitas b’angsur-angsur menghilang
khususnya pd kaki & ujung kaki
Sulit berbicara
Tubuh semakin lemah, refleks gerakan menurun
Aktivitas seluruh pencernaan menurun
Otot rahang & muka mengendur, rahang bawah
cenderung turun
Mata sedikit terbuka

21
b. Sirkulasi Melemah
Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki,
tangan & ujung hidung pasien terasa
dingin & lembab
Kulit ekstremitas & ujung hidung
tampak kebiruan, kelabu atau pucat
Nadi mulai tdk teratur, lemah & cepat
Tekanan darah menurun
Peredaran darah perifer berhenti

22
c. Kegagalan fungsi sensorik

Sensasi nyeri menurun atau hilang


Pandangan mata kabur/berkabut
Kemampuan indera berangsur-angsur
menurun
Sensasi panas, lapar, dingin, & tajam menurun

d. Penurunan/kegagalan fungsi pernapasan

Mengorok / bunyi napas terdengar kasar


Pernapasan tdk teratur & mll mulut
Pernapasan cheyne stokes

23
Kematian (Death)..
Scr etimologi death → • Scr defenitif kematian
berarti keadaan mati → t’hentinya fungsi
at/ kematian. jantung & paru2 scr
menetap, at/
t’hentinya kerja otak
scr permanen.

24
Tanda – tanda kematian

1. Saat
Kematian
2. Setelah
Kematian

25
1. Saat Kematian

a. Tdk berfungsinya organ vital (jantung, paru & otak)


TTV menurun / tdk ada
b. Hilangnya respon trhd stimulasi eksternal
c. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih &
rectum
d. Peredaran darah terhambat  ujung hidung dingin
e. Hilangnya kemampuan pancaindra ; kcl
pendengaran (Steven,dkk.2000)
f. Adanya garis datar pd mesin elektroensefalografi
g. Menunjukan t’hentinya aktivitas listrik otak utk
penilaian pasti suatu kematian

26
Indikasi Kematian
World Medical Assembly (1986)

a. Tdk ada respon t’hadap rangsangan dari


luar secara total
b. Tdk adanya gerak dari otot khususnya
pernafasan
c. Tdk ada refleks
d. Gambaran mendatar pada EKG

27
2. Setelah kematian
a. Rigor mortis (kaku)
Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah
kematian
b. Algor Mortis (dingin)
Suhu tubuh perlahan2 turun
c. Livor Mortis (post-mortem decomposition)
Perubahan warna kulit pd daerah yg tertekan

28
Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian
Pasien & Keluarganya Terhadap Kematian.

Strause et all (1970), membagi kesadaran


ini dalam 3 type :
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian
yang Ditutupi.
3. Open Awareness/Sadar akan keadaan
dan Terbuka.

29
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti

• Perawat sering kali dihadapkan


dengan pertanyaan-pertanyaan
langsung, kapan sembuh, kapan
pulang, dan sebagainya

30
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian
yang Ditutupi

Memberikan kesempatan kepada pasien


untuk menentukan segala sesuatu yang
bersifat pribadi walaupun merupakan
beban yang berat baginya.

31
3. Open Awareness/Sadar akan keadaan
dan Terbuka.

• Pada situasi ini, klien dan orang-orang


disekitarnya mengetahui akan adanya ajal
yang menjelang dan menerima untuk
mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.
• Keadaan ini memberikan kesempatan
kepada pasien untuk berpartisipasi dalam
merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi
tidak semua orang dapat melaksanaan hal
tersebut

32
Bantuan yang Dapat diberikan pd
pasien menjelang ajal

• Bantuan untuk kebutuhan fisiologis


• Bantuan untuk kebutuhan sosial
• Bantuan untuk kebutuhan
psikologis

33
1. Bantuan memenuhi kebutuhan Fisiologis

a. Kebersihan diri
b. Mengontrol rasa sakit
c. M’bebaskan jalan napas
d. Bergerak
e. Nutrisi
f. Eliminasi
g. Perubahan sensori  perawat &
keluarga mengurangi nada pembicaran

34
2. Bantuan memenuhi Kebutuhan sosial
a. Menanyakan siapa2 saja yg ingin didatangkan
utk bertemu dgn klien & didiskusikan dgn
keluarganya
b. Menggali perasaan2 klien s/d dgn sakitnya
c. Menjaga penampilan klien pd saat2 menerima
kunjungan2 teman2 t’dekatnya personal
hygiene
d. Meminta saudara/teman2nya utk sering
mengunjungi & mengajak org lain

35
3. Bantuan memenuhi kebutuhan Spiritual
a. Menanyakan kepada klien ttg harapan2
hidupnya & rencana2 klien selanjutnya
menjelang ajal
b. Menanyakan kepada klien untuk
mendatangkan pemuka agama dalam hal
untuk memenuhi kebutuhan spiritual
c. Membantu & mendorong klien untuk
melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya

36
37

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DALAM PROSES MENJELANG AJAL
38

PENGKAJIAN

Perawat mengkaji seluruh data baik


subjektif maupun objektif yg
berhubungan dgn proses
menjelang ajal & kematian
Pengkajian Fisik
Pengkajian menjelang, mendekati & saat kematian

1. Menjelang kematian
Fase ini ditandai dgn :
a. Perubahan tanda2 vital
b. Sirkulasi melemah
c. Tonus otot menghilang
d. Kegagaln sensorik : pandangan kabur,
kegagalan fungsi indra perasa & penciuman
e. Tingkat kesadaran : TK klien b’variasi dr
sadar, s/d koma
39
2. Mendekati kematian
 amati manifestasi klinis

Meliputi :
a. Pupil berdilatasi
b. Reflex menghilang
c. Frekuensi nadi meningkat, kemudian
menurun
d. Pernapasan cheyne stokes
e. Tidak bisa bergerak
f. Klien mengorok / bunyi napas terdengar
kasar
40
3. Kematian
Pd tahap ini, manifestasi klinik yg dapat
diamati pd klien antara lain :
a. Pernapasan,nadi & tekanan darah
berhenti
b. Hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal
c. Pergerakan otot sudah tidak ada
d. Pada ensepalogram datar (garis otak)
berarti katifitas listrik otak terhenti

41
Pengkajian psikologi
Perawat menggali makna kehilangan pada klien
dan keluarga dgn cara :
Menggunakan komunikasi tulus dan terbuka
Menekankan keterampilan mendengar
Mengamati respon dan perilaku
Perawat mengkaji bagaimana klien bereaksi,
Perawat harus memahami fase2 duka / menjelang
ajal yg dialami klien
Perawat harus mengkaji factor2 yg mempengaruhi
cara individu merespon thdp kehilangan 
42
Faktor Yang Mempengaruhi Cara Individu
Merespon Kehilangan :
1. Karakteristik Personal : usia, tingkat
pendidikan
2. Sifat Hubungan dg Objek yg Hilang
Karakteristik hubungan dan reaksi
kehilangan thdp org yg ditinggalkan
3. Sistem Pendukung Sosial dukungan
sosial dr teman, klrg , masyarakat dsb
4. Sifat Kehilangankemampuan untuk
menyelesaikan & menerima duka, waktu
5. Keyakinan Spiritual dan Budaya

43
Tugas individu
• Buat diagnosa dan intervensi keperawatan
yg dapat ditemukan pada pasien terminal
dan menjelang ajal
• Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan
pada ketua tingkat
• Referensi buku : Diagnosa nanda yg
terbaru & NIC NOC terbaru, marlyn
doenges, linda jual capernito dll.

44
45
DIAGNOSIS KEP.
1. Ansietas b/d kematian yg akan terjadi
2. Keputusasaan b/d kegagalan at/
m’buruknya kondisi fisik, kurang
dukungan sosial/keluarga, kehilangan
kepercayaan spiritual
3. Ketidakberdayaan b/d ketidakmampuan
untuk mengubah hasil penyakit terminal,
kehilangan kemandirian, program
penanganan yg berlebihan

46
4. Dukacita adaptif yang berhubungan
dengan :
• Potensial orang terdekat yang dirasakan
• Potensial kehilangan kesejahteraan
fisiopsikososial yang dirasakan
• Potensial kehilangan kepemilikan pribadi
yang dirasakan

47
5. Dukacita maladaptif yang berhubungan
dengan :

• Kehilangan objek potensial atau aktual


• Rintangan respon berduka
• Tidak ada antisipasi terhadap berduka
• Penyakit terminal kronis
• Kehilangan orang terdekat

48
6. Gangguan penyesuaian b/d berduka
yang tidak selesai.
7. Perubahan koping keluarga b/d
– Preokupasi sementara oleh org terdekat yg
mencoba untuk menangani konflik
emosional & personal
– Menderita & tdk mampu untuk menerima /
bertindak scr efektif dlm kaitannya dgn
kebutuhan klien.

49
9. Perubahan Proses Keluarga b/d Transisi atau
krisis situasi
10. Keputus asaan b/d :
– Kekurangan atau penyimpangan kondisi
fisiologis
– Stress jangka panjang
– Kehilangan keyakinan nilai luhur atau yang
maha kuasa.
11. Isolasi Sosial b/d Sumber pribadi tdk adekuat.
12. Disress Spiritual b/d Perpisahan dari ikatan
keagamaan & kultural
13. Gangguan Pola Tidur b/d stress karena respon
berduka
50
Diagnosis lain yg dpt menyertai diagnosa tsb
antara
lain :
1. Ketegangan peran pemberi perawatan b/d
keparahan penyakit penerima perawatan,
ketidakmampuan utk mengubah hasil utk
pasien, ketidakadekuatan lingkunagn fisik utk
m’berikan perawatan kurang istirahat &
rekreasi utk m’beri perawatan,
kompleksitas/banyaknya tugas pemberian
perawatan

51
2. Gangguan proses keluarga b/d perubahan
dalam peran keluarga , hospitalisasi
perubahan lingkungan, sakit /
ketidakmampuan dari anggota keluarga,
terpisah dari anggota keluarga

52
PERENCANAAN & IMPLEMENTASI

Tujuan utama :
Mempertahankan kenyamanan fisiologis
dan psikologis serta mencapai kematian
yg damai & bermartabat, termasuk
mempertahankan control personal &
menerima kesehatan yg terus menurun.

53
1. Ketakutan
Yang berhubungan dengan :
• Pengaruh dini atau jangka panjang yg
diusahakan akibat (kehilangan fungsi tubuh atau
anggota tubuh, penyakit terminal, disabilitas
jangka panjang, gangguan kognitif)
• Hilangnya kontrol & hasil akhir yg tdk
diperkirakan, sekunder akibat (hospitalisasi,
prosedur pembedahan & hasil akhir, lingkungan
yg baru, kehilangan org yg dicintai, perceraian &
kegagalan)
• Perpisahan dari org tua & teman sebaya
• Ketakutan terkait usia (gelap,org asing, hantu,
monster & binatang).
54
• Ketidakpastian ttg (penampilan, dukungan teman,
pernikahan, kehamilan & pekerjaan)

Kriteria Hasil
Individu akan mengungkapkan kenyamanan fisik &
psikologis yg kian meningkat

Indikator
* M’perlihatkan penurunan respon viseral (nadi &
pernapasan)
* M’bedakan antara kenyataan & khayalan
* M’jelaskan pola koping efektif & takefektif
• Mengidentifikasi respon koping sendiri
55
Intervensi Umum
a. Kaji faktor penyebab (lingkungan yg asing,
perubahan gaya hidup, perubahan biologis &
psikologis, ancaman pd harga diri dll.)
b. Kurangi at/ hilangkan faktor penyebab
(berbeda utk masing2 penyebab)
c. Dorong klien utk mengungkapkan
perasaannya (tdk berdaya & marah)
d. Beri masukan ttg perasaan yg diungkapkan
klien
e. Dorong klien utk menggunakan mekanisme
koping yg positif
56
f. Dorong klien utk menceritakan masalahnya kepada
org lain
g. Dorong klien utk menghadapi ketakutannya
h. Hadirkan suasana yg tdk mengancam secara
emosional

Saat Interaksi Ketakutan telah menurun


a. Jelaskan isyarat perilaku yg mengidentifikasi
peningkatan ketakutan
b. Ajarkan cara meningkatkan control
c. Identifikasi aktivitas yg dpt menyalurkan energi
emosional klien guna mengurangi intensitas
ketakutan (varacolis,1998) 57
d. Dialog yg jujur & terbuka dpt membantu upaya
pemecahan masalah konstruktif & dpt memberikan
harapan
e. Aktivitas fisik membantu mengarahkan &
meredakan ketegangan (varacolis,1998).

2. Keputusasaan
Yang berhubungan dengan :
* Kondisi fisik yg kian menurun
* Gangguan kemampuan fungsional (berjalan,
eliminasi & makan)
58
* Pengobatan yg lama ( kemoterapi & radiasi ) yg dpt
menyebabkan nyeri, mual, ketidaknyamanan.
* Pengobatan yang lama namun tanpa hasil
* Ketidakmampuan mencapai tujuan dalam hidup (
pernikahan, pendidikan & anak2)
* Kehilangan sesuatu atau seseorang yg sangat
dicintai (pasangan, anak & teman)
* Gangguan fungsi tubuh atau kehilangan anggota
tubuh
* Hambatan dalam hubungan (p’pisahan & p’ceraian)
* Kehilangan pekerjaan

59
Kriteria Hasil
• M’perlihatkan peningkatan energi yg ditandai dgn
aktivitas (perawatan diri, olahraga & hobi)
• Mengungkapkan harapan yg positif ttg masa
depan, mengungkapkan tujuan & makna hidup
• M’perlihatkan inisiatif otonomi dlm pengambilan
keputusan pemecahan masalah
• Mendefenisikan ulang masa depan & menetapkan
tujuan yg realistis
• M’perlihatkan kedamaian & kenyamanan dgn
situasi yg ada

60
Indikator
 Menyampaikan penderitaan yg dialami scr t’buka &
konstruktif & kepada org lain
 Mengenang & mengulas kehidupan scr positif
 M’pertimbangkan nilai2 & makan hidupnya
 Mengungkapkan perasaan optimis ttg kehidupan
saat ini
 Membina, meningkatkan, m’pertahankan hubungan
yg positif dgn orang lain
 Berpartisipasi dlm peran yg bermakna
 Mengekspresikan keyakinan spiritual

61
Intervensi Umum
a. Bantu klien mengidentifikasi & mengungkapkan
perasaannya
b. Dengarkan klien dgn seksama & perlakukan ia
sebagai seorang individu
c. Tunjukan sikap empati agar klien bersedia
menutarakan keraguan, ketakutan & kekhawatiran
nya
d. Dorong klien utk m’ceritakan bgmn harapan
menjadi ketidakpastian dlm hidupnya & saat2 ktk
harapan telah mengecewakan.

62
e. Bantu klien mengidentifikasi hal2
menyenangkan & hal2 yg mereka anggap sbg
humor

f. Bantu klien memahami bahwa ia pribadi


mampu mengatasi aspek keputusasaan dlm
hidupnya dgn memisahkan aspek tsb dr aspek
penuh harapan. Bantu klien mengidentifikasi
area keputusasaan dlm hidupnya &
menerimanya. Berdayakan sumber2 eksternal
& internal klien utk mendukung harapannya

63
g. Bantu klien mengidentifikasi alasan
mereka utk hidup yg kemudian m’beri
makna & tujuan pd hidup mereka
h. Tekankan keberhasilan pemcapaian
dimasa lalu & gunakan informasi ini utk
tujuan baru bersama klien
i. Bantu klien mengidentifikasi sumber2
harapan (hubungan & tugan yg harus
dituntaskan)

64
j.Bantu klien dlm memecahkan masalah &
mengambil keputusan
k.Hargai klien sbg pengambil keputusan yg
kompeten : hargai keputusan yg diambil
klien
l.Bantu klien beralih dari permasalahan yg
mustahil dipecahkan & mulai b’fokus pd
masalah yg realistis & mungkin dipecahkan

65
m. Bantu klien m’pelajari ketrampilan koping
yg efektif
n. Dorong klien m’gunakan teknik relaksasi
sebelum m’hadapi peristiwa stres yg telah
diperkirakan sebelumnya
o. Dorong klien melakukan imajinasi
t’bimbing utk meningkatkan proses pikir yg
positif

66
p.Ajarkan klien utk “b’harap menjadi” manusia
terbaik hari ini & utk menghargai setiap waktu
yg ada
q.Libatkan keluarga & orang terdekat klien dlm
rencana perawatan, ajarkan pd mereka
peran2 yg harus dijalani utk menambahkan
harapan klien melalui hubungan yg positif &
saling dukung.
r. Dorong klien utk berbagi rasa dgn individu lain
yg memiliki masalah at/ menderita penyakit yg
sama serta memiliki pengalaman yg positif dlm
menghadapi kondisi tsb.

67
Rasional
 Harapan terkait dgn bantuan yg diberikan org lain.
Dlm hal ini individu merasa sumber2 yg ada diluar
dirinya akan m’beri dukungan disaat sumber2 serta
ketakutan didlm dirinya tdk cukup utk menghadapi
situasi mis; keluarga at/ org t’dekat kerap menjadi
sumber harapan. (Tollet & Thormon, 1995)
 Harapan terbukti berkaitan langsung dgn kualitas
hubungan seseorang dgn orang lain.
(Gottachalk,1974. Herth,1990)
 Harapan dianggap mampu mempengaruhi
kesehatan fisik, psikologis & spiritual individu.
(Cousins,1989; Miller,1985; Watson,1979)
68
 M’pertahankan peran & tanggungjawab keluarga
penting utk menumbuhkan harapan & koping
(Herth,1989). Selain itu konsep harapan penting
bagi keluarga yg anggotanya menderita penyakit
kritis utk m’fasilitasi koping & penyesuaian diri
(Coulter,1989).
 Hiburan,humor & mengingat kembali kenangan2
lama dpt meningkatkan harapan pada individu yg
menderita penyakit terminal (Herth,1993).
 Harapan diberikan oleh keluarga dpt menular pd
klien (Miller,1991)

69
 Individu yg pernah mengalami keputusasaan tdk dpt
m’bayangkan sesuatu apapun yg dpt dilakukan at/
b’harga utk dilakukan, tdk pula m’bayangkan hal
diluar peristiwa yg tenga terjadi.
 Individu dpt berkoping dgn bagian hidupnya yg ia
pandang sbg keputusasaan jika ia mampu
menyadari yg ia pandang jika ia mampu menyadari
bahwa ada banyak faktor dlm hidupnya yg penuh
dgn harapan, mis; seseorang menyadari bahwa ia
tdk akan bisa berjalan lagi, nemun dgn bgt ia akan
bisa pulang kerumah, b’kumpul dgn cucu2nya &
bepergian. Demikian keputusasaan dpt m’bawa kita
menemukan beberapa alternatif yg akan m’beri
makna & tujuan pd hidup kita. Utk itu penting
kiranya m’jauhkan harapan dr keputusasaan.

70
 Motivasi penting dlm proses pemulihan dari
keputusasaan. Klien harus menetapkan
sebuah tujuan bahkan ketika ia tdk terlalu
optimis bisa mencapainya. Perawat
berperan sbg katalisator dlm mendorong
klien mengambil langkah utk
mengidentifikasi tujuan. Setelah tujuan
tersebut berhasil dicapai, tujuan yg lain
harus dibuat.

71
Evaluasi
1. Klien mampu mengkomunikasikan dan
mengekspresikan dukacita.
2. Pada perawatan menjelang ajal mengharuskan
perawat mengevaluasi tingkat kenyamanan klien
dengan penyakit dan kualitas hidupnya.
3. Tingkat kenyamanan klien dievaluasi dg dasar
hasil spt penurunan nyeri, kontrol gejala,
pemeliharaan fungsi sistem tubuh, penyelesaian
tugas yang belum terselesaikan, dan ketenangan
emosional.

72

Anda mungkin juga menyukai