Anda di halaman 1dari 13

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan
luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan
yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh
tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung,
telinga/ kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki
lima/panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan
sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai
dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak
akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang bagian-bagian
telinga, fisiologi pendengaran, ukuran bunyi dan gangguan pendengaran.
Mengingat indera pendengaran sangat penting bagi manusia, maka saya
berharap dengan makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai
indera pendengaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Inera Pendengaran (Telinga)?
2. Apa Saja Bagian-Bgian Telinga?
3. Bagaimanakah Fisiolgi Pendengaran?
4. Bagaimanakah Ukuran Bunyi?
5. Apa Saja Gangguan Yang Mempengaruhi Pendengaran?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Indra Pendengaran (Telinga)
2. Mengetahui Bagian-Bagian Telinga
3. Mengetahui Fisiologi Pendengaran
4. Menmgetauhi Ukuran Bunyi
5. Mengetahui Gangguan-Gangguan Pendengaran

1
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Indera Pendengaran (Telinga)

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan


kompleks (pendengaran dan keseimbangn). Indera pedengaran merupakan
salah satu alat panca indera untuk mendengar, indera pendengaran berperan
penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung
pada kemampuan mendengar.

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi
apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala
kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita
terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi


dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

2.2 Bagian-bagian Telinga

Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indera ini


adalah saraf cranial ke-8 atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga
bagian yaitu Telinga Luar, Telinga Tengah dan Telinga Dalam.

1. Telinga bagian luar


Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran
telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang
(membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan
menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga

2
menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus
eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani.
Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit
dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh
tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal.
Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea,
dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi
kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-
coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi
menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang
membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis
dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara
dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas
serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan
atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas,
membentuk membran shrapnell.
2. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis
(tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu
maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang
sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai
maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan
bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus
bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran
pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra
ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis
terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh
membran yang disebut membran tympani sekunder. Telinga tengah
dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria

3
yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam
telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan
stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan
stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran
eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan
membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika
terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang
baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut
terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba
auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama
antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
3. Telinga dalam (labirin)
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari
serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi
cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa
dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di
dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin
osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi
perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak,
sehingga susunan peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin
membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran
jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin
membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng
dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran
yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah
kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).
Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang
kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan
dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule).

4
Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus
dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus
yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis
(orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam
organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel- sel
penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang
mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang
disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan
gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang
vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar
sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat
keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak
di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran
tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula
berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika,
sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan
posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada
vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel
rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak
terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh
gerakanendolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran
tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut
menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf.
Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan
vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk
spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang
disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa

5
kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan.
Tiga saluran tersebut adalah:
a. Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung
perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
b. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung
perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
c. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular
dan skala tympani, mengandung endolimfe.
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran
vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani
oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra
pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa
sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-
sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf
vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls
saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan
sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga menekan
membran tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran
menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada jaringan
perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris
merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi
pembentukan impuls saraf
2.3 Fisiologi Pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang
suara dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara
bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan
timpani bergetar, getaran-getaran tersebut diteruskan menuju iknus dan
stapes meleus yang terkait pada membrane itu. Karena getaran yang timbul
pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan memperbesar getaran yang
kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran

6
perilimfe dialihkan melalui membrane menuju endolimfe dalam saluran
kokhlea dan rangsangan menuju akhir-akhir saraf dalam rongga korti
selanjutnya dihantarkan menuju otak.
Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak
enak. Gelombang suara menimbulkan bunyi.
1. Tingkatan suara biasa 80-90 desibel
2. Tingkat maksimum kegaduhan 130 desibel.
Nesus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan
implus-implus menuju otak. Implus-implus ini dibangkitkan dalam kanal-
kanal tadi karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau
saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran
kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong kesalah satu
sisi maka kepalanya cenderung miring kearah lain (berlawan dengan arah
badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badab
diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat
dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler
inilah yang merangsang implus respon badan berupa gerak reflek, guna
memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Nervus
auditorius mengumpulkan sensibilitas dan bagian vestibuler rongga telinga
dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut sserat ini
bergerak menuju neklus vestibularis yang berada pada titik pertemuan pons
dan medulla oblongata terus bergerak menuju serebelum. Bagian kokhlearis
pada nervus auditori saraf pendengaran yang sebenarnya serabut saraf
dipancarkan kesebuah nucleus khusus yang berada dibelakang thalamus,
dipancarkan menuju kortekx otak yang terletak pada bagian temporalis.

1. Pendengran
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi tekanan vibrasi udara
tertentu dan mengintrepetasikannya sebagai bunyi. Telinga
mengkonversi energy gelombang tekanan menjadi implus syaraf, dan
serebri mengkonversi implus ini menjadi bunyi. Bunyi memiliki

7
frekuensi, amplitude dan bentuk gelombang. Frekuensi gelombang
bunyi adalah kecepatan osilasi gelombang udara per unit waktu. Telinga
manusia dapat menangkap frekuensi yang bervariasi dari sekitar 20
sampai 16.000 Hertz (Hz). Satu hertz yaitu satu siklus perdetik. Bunyi
berfrekuensi rendah mempunyai nada rendah, bunyi berfrekuensi tinggi
mempunyai nada tinggi. Suara manusia berkisar dari sekitar 65 Hz
sampai sedikit diatas 1000 Hz. Mekanisme frekuensi manusia paling
sensitive terhadap suara dengan frekuensi sekitar 1000 Hz. Amplitude
adalah ukuran energy atau intensitas fluktuasi tekanan. Gelombang
bunyi dengan amplitude yang berbeda diinterpretasikan sebagai
perbedaan dalam kekerasan ukuran bunyi dalam ukuran decibel (dB).
Bunyi bisikan sekitar 20 dB, percakapan tenang sekitar 50 dB, pabrik
yang bising sekitar 100 dB, bunyi diatas 120 dB menyebabkan nyeri dan
pemaparan dalam jangka panjang dapat merusak telinga dan
menyebabkan ketulian.
2. Proses pendengaran ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal
sebagai gelombang suara dimana kecepatan dan volumenya berbeda-
beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris
eksterna) yang menyebabkan timpani bergetar, getaran-getaran tersebut
diteruskan menuju iknus dan stapes melleus yang terkait pada membrane
itu, karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka
tulang akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra
vestibuler munuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui
membrane menuju endolimfe dalam saluran kokhlea dan rangsangan
mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam rongga korti selanjutnya
dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai
suara enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi,
tingkatan suara biasa 80-90 dB, tingkatan maksimum kegaduhan 130
dB.
3. Saraf pendengaran nervus auditorius mengumpulkan sensibilitas dan
vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai hubungan dengan

8
keseimbangan. Serabut serat ini bergerak menuju neklus vestibularis
yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata
terus bergerak menuju sebelumnya. Bagian kokhlearis pada nervus
auditori saraf pendengaran yang sebenarnya. Serabut saraf dipancarkan
ke sebuah nucleus khusus yang berada dibelakang thalamus,
dipancarkan menuju kortex otak yang terletak pada bagian temporalis.
2.4 Ukuran bunyi

Ukuran bunyi yang dapat didengar manusia kurang dari 85 dB dan


dapat merusak telinga jika lebih dari 85 dB dan pada ukuran 130 dB akan
membuat hancur gendang telinga. Berdasarkan frekuensi pendengarannya,
suara dibagi menjadi :

1. Infrasound : 0Hz – 20Hz


2. Pendengaran manusia : 20Hz – 20KHz
3. Ultrasound : 20KHz – 1GHz
4. Hypersound : 1GHz – 10THz

Satuan yang digunakan dalam ukuran bunyi adalah decibel (dB).


Karena perubahan intensitas suara yang sangat luas yang dideteksi dan
dibedakan oleh telinga intensitas suara biasanya dinyatakan sebagai
logaritma intensitas sebenarnya. Peningkatan 10 kali energy suara
dinamakan 1 bel, dan 1 persepuluh bel dinamakan 1 desibel. 1 desibel
menggambarkan peningkatan intensitas sebenarnya sebesar 1.26 kali.
Alasan lain menggunakan system decibel dalam menyatakan perubahan
kekerasan suara adalah bahwa dalam batas intensitas suara yang bisa untuk
komunikasi, telinga dapat mendeteksi perubahan intensitas suara kira-kira 1
desibel. Frekuensi pendengaran yang dapat didengar oleh orang tua. Orang
muda, sebelum proses penuaan terjadi pada telinga, umumnya dinyatakan
antara 30-20.000 siklus per detik. Akan tetapi, batas suara sangat tergantung
pada intensitas. Bila intensitas hanya -60 desibel, batas suara hanya 500
sampai 5000 siklus per detik, tetapi bila intensitas suara adalah -20 desibel,

9
batas frekuensi 70 sampai 15000 siklus per detik. Pada orang tua, batas
frekuensi turun dari 50 sampai 8000 siklus persetik atau kurang.

2.5 Gangguan Pendengaran


Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian
bahkan ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian
dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan
yang terjadi pada telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus
yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam
mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga
dalam yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya :
1. Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada
telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan
mengeluarkan nanah.
2. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain
telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.
3. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini
merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah
rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang
terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya
disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4. Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat
mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli
konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi disebabkan oleh
menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga
mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat

10
kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya
pada organ korti.
5. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu
kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang
dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan
telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana
bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal
auditori sejak lahir.
6. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara.
Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya secara
perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari
telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat
infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat
perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan
kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen
dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat
penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa
menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan
tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.
7. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga
luar. Perikondritis bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga -
pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara
kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan
kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan
bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi

11
perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali
mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan
antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan
dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya
infeksi dan bakteri penyebabnya.

12
Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Gelombang suara
bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan
timpani bergetar, getaran-getaran tersebut diteruskan menuju iknus dan
stapes meleus. Ukuran bunyi yang dapat didengar manusia kurang dari 85
dB dan dapat merusak telinga jika lebih dari 85 dB dan pada ukuran 130 dB
akan membuat hancur gendang telinga.
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan
ketulian total. Kelainan pada telinga, diantaranya :
1. Radang telinga (otitas media)
2. Labirintitis
3. Motion sickness
4. Tuli
5. Othematoma
6. Penyumbatan
7. Perikondritis
3.2 Saran
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah
satu fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang
diakibatkan pecahnya gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat
menjaga dan selalu merawat indera pendengaran supaya tetap dalam kondisi
normal dan bersihkanlah telinga setiap hari agar tidak terjadi kerusakan atau
gangguan pada telinga

13

Anda mungkin juga menyukai