Anda di halaman 1dari 3

1.

Identifikasi Masalah

Sebelum melakukan identifikasi suatu masalah, perlu diketahui bagaimana suatu masalah itu timbul?
Peneliti perlu mencoba menelusuri bahwa timbulnya masalah berarti ada kesenjangan antara kenyataan
yang ada dengan teori, atau dapat dikatakan ada perbedaan antara yang seharusnya ada dengan
kenyataan yang ada.

Adanya perbedaan memunculkan masalah. Masalah tersebut membuat kita harus menelusuri dan
mengidentifikasi pentingnya suatu masalah. Identifikasi membantu untuk menunjukkan tingkat
kepentingan msalah. Hal ini penting untuk melakukan prioritas penanganan masalah, sehingga dapat
sipilih masaah yang membutuhkan penanganan segera dan urgen untuk diselesaikan. Penanganan
masalah berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan masalah tersebut, artinya akan ada konsekuensi
yang dihadapai jika masalah itu segera atau tidak segera ditangani. Berdasarkan pertimbangan ini, maka
kita akan lebih mengetahui tentang perumusan masalah. Setelah itu, dapat dicari penyebab terjadnya
suatu masalah dan tempat dimana masalah tersebut telah menunjukkan prioritas yang penting untuk
ditelusuri asal usulnya. Dengan kata lain terjadinya suatu masalah merupakan dasar bahwa suatu
masalah itu berkaitan denga berbagai faktor resiko penyebab timbulnya masalah tersebut.

2. Tipe Masalah Dalam Penelitian - Masalah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan tujuan
penelitian, yaitu masalah penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif.

Eksploratif, masalah penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena social mencoba
menggali informasi atau permasalahan yang relative masih baru. Gejala tersebut belum pernah menjadi
bahan kajian sebelumnya. Contoh: dapatkah pemberlakuan UU No. 22 tahun 2009 dapat menurunkan
kasus pelanggaran lalu lintas?

Deskriptif, masalah penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variable, kelompok
atau gejala social yang terjadi dimasyarakat. Contoh: apakah masyarakat desa memanfaatkan fasilitas
geratis di wilayah A? bagaimana hubungan social penduduk pendatang dan penduduk asli di daerah
perkotaan? Tipe permasalahan ini tidak bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variable satu
dengan variable yang lain, sehingga dapat dicirikan bahwa tipe permasalahan Deskriptif hanya
menyatakan suatu variable atau satu konsep yang akan diteliti.

Eksplanatif, masalah penelitian ini menghubungkan satu Fenomena dengan fenomena yang lain.
Penelitian Eksplanatif bertujuan untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki
keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat. Jadi, penelitian Eksplanatif berupaya
menjelaskan hubungan antara variable satu dengan variable yang lain, sehingga dapat dicirikan bahwa
tipe perumusan masalah yang sifatnya Exsplanatif, di dalamnya perlu menunjukan beberapa variable
yang akan dihubungkan. Contoh: mengapa masyarakat desa lebih apatis dengan berbagai kebijakan yang
digulirkan pemerintah? Bagaimana hubungan antara status social dengan kualitas kesehatan individu?

Kriteria Masalah Penelitian


Masalah yang telah dipilih sebaiknya dianalisis terlebih dahulu, agar hasil penelitian dapat dilakukan
dengan baik, dari segi proses ataupun tujuannya. Analisis itu dapat dilihat dalam perspektif substansi,
teori dan metode juga proses penelitian dan manfaat penelitian. Disamping itu, agar hasil penelitian
benar-benar berarti dan bermakna (fungsional) sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.[4]

a. Memiliki nilai penelitian

Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif. Terutama jika bermanfaat
bagi masyarakat dan kepentingan bersama.

b. Memiliki fisibilitas

Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.

Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut,

2. batas-batas masalah yang jelas,

3. adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya,

4. adanya biaya yang diperlukan, dan

5. tidak bertentangan dengan hukum.

c. Sesuai dengan kualitas peneliti

Sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan
peneliti.[5]

d. Actual

Aktual atau Up to date, artinya permasalahan yang akan diteliti adalah fakta perilaku yang sedang
“hangat” terjadi di tengah masyarakat. Tentu saja aktualitas sebuah fakta perilaku akan selalu dinamis
dan berubah setiap periode waktu tertentu. Permasalahan perilaku seks bebas remaja saat ini terasa
lebih aktual dibandingkan perilaku agresif.

e. Urgen

Urgen, artinya permasalahan yang diteliti haruslah sesuatu yang “mendesak” untuk diteliti. Dengan kata
lain jika tidak segera ditemukan “jawabannya” akan dapat menimbulkan dampak-dampak negatif yang
dapat merugikan kehidupan manusia. Perilaku rendahnya kepatuhan membayar pajak jika tidak segera
diteliti akan menimbulkan dampak yang negatif, misalnya menurunnya penerimaan kas negara yang
berakibat pada berkurangnya APBN untuk pembangunan sarana pendidikan, kesehatan dan lain-lain.[6]
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.

b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.

c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.

d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.

e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan
agama.

Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi
masalah penelitian harus berdasarkan beberapa parameter yaitu : (1) Menarik, (2) Bermanfaat, (3) Hal
Yang Baru, (4) Dapat Diuji (Diukur), (5) Dapat Dilaksanakan, (6)Merupakan Masalah Yang Penting,
(7)Tidak Melanggar Etika.

Anda mungkin juga menyukai