Anda di halaman 1dari 17

Persaingan Tujuh Portal Berita Online Indonesia berdasarkan

Analisis Uses and Gratifications

Pupung Arifin
Universitas Indonesia
Kampus UI, Depok 16424
Email: pupung.arifin@yahoo.com

Abstract: The development of internet technology in journalism has spawned online news portals.
The presence of this new media is in line with the increasingly dynamic audience in information
searching in mass media. The population growth of online news portals in Indonesia increases the
competition amongs the providers. This competition leads portals to improve their service to win
audience’s choice. This study examines the competition based on the audience’s satisfaction to
information provided by the portals. A Uses and Gratications model is used to measure audience’s
motives and gratications.

Keywords: internet, online media, online news portal, uses and gratications.

Abstrak: Portal berita online menjadi satu produk dari perkembangan teknologi internet di dunia
jurnalisme. Kemunculan media baru ini sejalan dengan perkembangan audiens yang semakin
dinamis dalam mencari informasi di media massa. Populasi portal berita online di Indonesia
yang terus tumbuh membuat persaingan industri portal berita online menjadi ketat. Media
online berupaya merebut hati pembacanya dengan menyajikan informasi yang mampu menjawab
kebutuhan audiens. Kepuasan audiens akan sajian informasi yang ditawarkan oleh portal berita
online menjadi dasar penelitian untuk melihat tingkat persaingan yang terjadi. Teori uses and
gratications digunakan penulis untuk melihat motif dan kepuasan audiens dalam mengakses
portal berita online

Kata Kunci: internet, media online, portal berita online, uses & gratication.

Industri media massa di Indonesia sudah pemain baru bermunculan mencari


mengalami perjalanan cukup panjang peruntungan bisnis dan mencoba merasakan
bahkan sejak periode perintis perjuangan hawa reformasi terhadap kebebasan pers.
kemerdekaan. Mulai sebagai motor Media massa bukan lagi sekedar alat
penggerak kemerdekaan, sebagai media untuk menyebarkan informasi kepada
yang berafiliasi kepada partai politik pada masyarakat, namun berubah menjadi lahan
periode 1950-an dan 1960-an, sampai pada industri. Maka kemudian tidak asing bila
industri yang semakin menjanjikan mulai praktek diversifikasi, ekspansi, merger, dan
akhir tahun 1980-an (Nugroho et. al, 2012; akuisisi menjadi sesuatu yang lumrah di
Hill, 2011; Sen & Hill, 2000). bisnis media massa (Nugroho et. al., 2012).
Persaingan media massa menemukan Konglomerat melirik media sebagai
momentumnya ketika nafas industri tempat untuk berinvestasi. Pemain-pemain
semakin kental di dalamnya. Banyak di bidang industri media didominasi oleh

195
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

raksasa media yang membuat media Kementerian Komunikasi dan Infor-


semakin berkembang menjadi industri. matika melansir data bahwa pengakses
Sebut saja beberapa grup media besar di world wide web di Indonesia saat ini ditaksir
Indonesia semacam Kelompok Kompas sudah mencapai angka 45 juta orang.
Gramedia (KKG), Global Mediacom Walaupun persentase pengguna internet
(MNC), Visi Media Asia (Viva Group), CT di Indonesia masih berada pada posisi
Corp dan masih banyak lagi. Konglomerat 18%, namun angka ini telah mengalami
media tidak hanya memiliki satu jenis peningkatan yang cukup signifikan, bila
usaha di salah satu bidang media tapi juga dibandingkan pada tahun sebelumnya yang
sudah melebarkan sayapnya di bidang hanya 8,4%. Indonesia juga tercatat sebagai
usaha media lain dalam bentuk holding salah satu pengguna akun Facebook
company untuk membentuk satu unit yang terbesar di dunia dengan 43.523.740 akun
sukses (Sendjaja, 1993; Nugroho, 2012; per 31 Maret 2012, dengan penetrasi
Devereux, 2003; Lawson-Borders, 2006). sebesar 17,7%.
Kepemilikan silang jenis media akan Kelompok remaja dan dewasa muda
berpengaruh pada persaingan antarmedia memang merupakan pengguna online yang
yang lain. Kepemilikan secara grup aktif, lebih banyak dari sejawat mereka
cenderung lebih kuat daripada kepemilikan yang menonton televisi. Di Inggris, 45%
tunggal karena adanya daya dukung remaja berusia 12-17 tahun memilih untuk
antarbentuk usaha. Bentuk usaha seperti ini memanfaatkan medium online dibanding
tidak hanya terjadi di Indonesia. Contohnya hanya 38% yang menonton televisi (Majalah
stasiun televisi NBC di Amerika yang Cakram, 2007, h. 30-31). Sedangkan
dimiliki oleh konglomerat yang sama, yang di Amerika persentasenya cukup besar,
juga memiliki bisnis di produksi alat perang yaitu 76% remaja memilih menggunakan
General Electric (Dominick, 2011). internet untuk mencari informasi (Lenhart,
Perkembangan internet dengan me- Madden, & Hitlin, 2005). Pengakses
dia massa baru yang embeded di dalamnya internet di Indonesia sendiri mayoritas ada
semakin mengalami kemajuan pesat. Ber- pada range usia 25-30 tahun (25,88%),
dasarkan data yang dihimpun oleh World diikuti oleh range usia 21-24 tahun dengan
Bank, pengguna internet di Indonesia untuk persentase 16,17% (Amri, 2012).
tahun 2010 sejumlah 9,9% dari setiap 100 Perkembangan internet di dunia dan
orang atau setara dengan 23,7 juta orang. di Indonesia juga berimbas terhadap media
Angka tersebut mengalami peningkatan baru penyampai informasi. Arus informasi
yang siginifikan pada 10 tahun terakhir, tidak lagi dikuasai oleh lini mainstream
karena sumber yang sama menyebutkan semisal surat kabar, majalah, tabloid,
pada tahun 1998 pengguna internet di radio, dan televisi. Portal berita menjadi
Indonesia baru 0,26% dari setiap 100 orang. sebuah sumber penyedia informasi yang
saat ini sedang naik daun, seiring dengan

196
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

pesatnya kemajuan teknologi dan tentunya melejit. Maka tidak heran kalau kemudian
dunia maya di dalamnya. Mungkin dahulu media yang berkantor di daerah Warung
bisnis media di jalur online ini masih sepi Buncit, Jakarta Selatan ini 100% sahamnya
peminat, seperti yang Rogers dan Malhotra diakuisisi oleh CT Corp (grup usaha milik
ungkapkan dalam Salwen et. al. (2005, h. pengusaha Chairul Tanjung) dengan nilai
ix) bahwa komputer tidak diperhitungkan penjualan mencapai US$60 juta (Bisnis.
sebagai alat untuk berkomunikasi. Namun com, 2011). Pembelian Detikcom tersebut
justru kini ceruk pasar baru ini menjadi seolah menjadi hentakan di bisnis media
target sasaran konglomerat media untuk online.
ikut masuk bermain di lahan tersebut. Contoh lain yaitu beritasatu.com yang
Hall (2001, h. 16) juga sempat mem- dibeli oleh Lippo Grup pada tahun 2011,
prediksi bahwa dalam kurun waktu lima dan membentuk Beritasatu Media Holding
tahun, akan ada lebih banyak masyarakat di yang membawahi bisnis media seperti surat
negara berkembang yang mengakses berita kabar, majalah, televisi dan portal berita
dari media internet dibandingkan dengan online (Nugroho et, al, 2012). Beritasatu.
cara lama, yaitu surat kabar. Selain itu Hall com sendiri dahulu sebelum dibeli oleh
juga memprediksi sembilan atau sepuluh Lippo Group, merupakan media online
perusahaan media global akan mampu independen yang belum banyak dikenal
melakukan dominasi (oligopoli) terhadap masyarakat.
pasar dunia. Hall mencontohkan salah satu Berdasarkan komparasi menggunakan
contoh perusahaan online yang berjaya Alexa.com, web yang sejak 1996 telah
pada awal tahun 2000 ketika Hall membuat melakukan pengumpulan database
bukunya, Yahoo dikabarkan sudah berhasil mengenai situs internet di dunia, termasuk
meraup keuntungan sampai 86 juta dollar data-data statistik, diketahui bahwa detik.
US pada tiga bulan awal berdirinya di tahun com, kompas.com, vivanews.com, okezone.
1999 silam. com dan tempo.co saat ini menjadi 5 situs
Geliat bisnis internet di Indonesia portal berita dengan reach dan pageview
sudah meraih momentum barunya setelah tertinggi di Indonesia.
sekitar 15 tahun berjuang memperoleh Berdasarkan data gambar 1, terlihat
ceruk pasar dan eksistensi di dunia yang bahwa persaingan portal berita online
terus berubah pesat ini. Dalam bisnis media di Indonesia cukup ketat. Margin reach
massa, Detikcom bisa dikatakan sebagai (perkiraan jumlah pengunjung situs beri-
pendobrak arus utama dengan menawarkan ta dari seluruh dunia) yang diperoleh
kecepatan pemberitaan di era globalisasi kelima portal berita tersebut tidak terlalu
serta mengikuti kebutuhan audiens akan jauh. Memang terlihat detik.com masih
informasi yang cepat. Detikcom telah mendominasi persaingan ini dengan
menjadi simbol perkembangan ekonomi reach tertinggi, namun kompas.com dan
baru yang berkembang menjadi bisnis yang vivanews.com terus mengikuti dengan ketat,

197
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

dan tidak menutup kemungkinan untuk 2007, h. 36). Hal ini diperkuat dengan data
bisa mengambil alih detik.com di puncak lain yang menyebutkan konsumen online
urutan. Persaingan ketat ini kemudian adalah lahan empuk bagi pemasar, karena
juga berdampak pada perebutan kue iklan pengguna internet di Indonesia termasuk
media di dunia maya. Laporan terakhir yang memiliki daya beli tinggi dengan 46
memperlihatkan bahwa keuntungan Google persen pengguna memiliki pendapatan di
melonjak 70%, yang menjelaskan bahwa atas Rp 3 juta/bulan, 11 persen di atas Rp
sangat mungkin mencetak uang dengan 10 juta/bulan (Majalah Cakram, 2007, h.
menjual iklan online (Majalah Cakram, 34).

Gambar 1 Reach 5 Portal Berita di Indonesia


Sumber: alexa.com, diakses 5 Juni 2012

Keberadaan pembaca bukan lagi Dari uraian mengenai audiens di


sekedar obyek sasaran dari berita atau atas, media harus menentukan segmen
artikel serta ragam informasi yang hendak pasar yang jelas agar media tersebut dapat
disampaikan pengelola media. Mereka juga diterima oleh pembacanya. Portal berita
bukan sekelompok orang yang bersikap kian tumbuh beragam dengan segmentasi
pasif, tetapi justru menjadi penentu daya yang lebih sempit. Berbagai jenis news
serap portal berita, terhadap isi berita yang media online bermunculan mulai dari media
disampaikan, serta turut berperan dalam online berita entertainment, kesehatan,
pengambilan keputusan yang menentukan otomotif, olahraga dan lain-lain yang
hidup matinya sebuah portal berita. Pen- mewarnai industri media online saat ini.
gambilan keputusan oleh audiens ini ke- Audiens menjadi penting karena
mudian bukan dipahami sebagai pihak mereka sebagai pihak yang disasar untuk
yang terlibat langsung dalam manajemen mengonsumsi produk sebuah media.
sebuah media massa. Keterlibatan audiens Kedudukan audiens dalam portal berita
lebih kepada kuantitas pembaca sebuah online, terkait dengan tingkat kepuasan
media, yang berpengaruh pada pendapatan audiens ketika menggunakan media.
sektor iklan. Kepuasan audiens ini kemudian bisa

198
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

dijelaskan lebih lanjut menggunakan Teori dan Vivanews.com berdasarkan tingkat


Uses and Gratications. Inti dari teori ini kepuasan (gratication) audiens. Pemilihan
adalah audiens atau khalayak pada dasarnya tujuh media online tersebut berdasarkan
menggunakan media massa berdasarkan peringkat situs internet yang dikeluarkan
motif-motif tertentu. Maka jika motif ini oleh alexa.com.
terpenuhi, secara tidak langsung kebutuhan Asumsi dasar dari Teori Uses dan
khalayak juga akan terpenuhi, sehingga pada Gratications ini adalah audiens dianggap
akhirnya media yang mampu memenuhi sebagai pihak yang aktif terlibat dalam
kebutuhan khalayak disebut media yang penggunaan media. Seperti yang ditekankan
efektif. Kepuasan audiens dapat dilihat dari oleh Baran & Davis, (2009, h. 232) sebagai
dua aspek, yakni motif pencarian kepuasan berikut: “People put specic media and
(Gratication Sought) dan kepuasan yang specic media content to specic use in the
diperoleh (Gratication Obtained). Model hopes of having some specic need or set of
pencarian kepuasan dan kepuasan yang needs gratied”
diperoleh telah lama diungkapkan oleh Fokusnya kemudian bukan lagi
Palmgreen dan Raybun (dalam McQuail, mengenai apa yang media lakukan kepada
2005, h. 75) yang menyatakan bahwa sikap audiens, namun justru pada harapan atau
merupakan hasil kepercayaan dan juga nilai pencarian apa yang mendasari audiens
yang telah diperoleh oleh khalayak, model mengakses media, dan sejauh mana audiens
ini sering disebut expectancy - value. dapat terpenuhi harapan dan pencariannya
Motif pencarian kepuasan (GS) tersebut. Pada konteks ini audiens dianggap
dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan sebagai agensi aktif yang sudah memiliki
(beliefs) yang bersifat subyektif, yang literasi media dengan baik, dan paham akan
diasumsikan bahwa dengan mengakses harapan dan kepuasan yang diharapkan.
media, akan memberi kepuasan kepada Rossengren (dalam Kriyantono, 2006,
individu khalayak. GS juga akan timbul h. 206; Katz, Blumler, dan Gurevitch,
karena evaluasi atas berbagai macam 1974, h. 516) menjelaskan bahwa terpaan
atribut maupun hasil dari media itu sendiri. media dapat dioperasionalkan menjadi
Dengan motif pencarian kepuasan, maka akumulasi durasi waktu yang digunakan
khalayak akan menggunakan media untuk memilih beberapa jenis media
sehingga mendapatkan kepuasan (GO). dan mengonsumsi isi media, kemudian
Melihat kompetisi dan hiruk dilihat korelasi antara individu yang
pikuk media massa online yang sudah mengonsumsi media dengan isi pesan
dipaparkan di awal, penulis kemudian media yang dikonsumsi atau dengan media
mencoba memfokuskan diri untuk melihat secara keseluruhan. Prevalensi audiens
persaingan antara portal berita online Detik. berdasarkan media yang dianggap mampu
com, Okezone.com, Kompas.com, Tempo. memenuhi kebutuhannya.
co, Republika.co.id, Mediaindonesia.com

199
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

Kebutuhan (uses) dan terpenuhinya beban masalah, dan pelepasan emosi.


kebutuhan (gratication) audiens terhadap Motif hiburan menjadi salah satu poin
media dikembangkan oleh McQuail, Blu- yang ada dalam konsep keempat ini.
mer dan Brown (dalam Severin & Tankard, Audiens mengonsumsi media sebagai
2005, h. 356) yang menggabungkan konsep ajang untuk leisure dan mengisi waktu
hubungan personal dan interaksi sosial luang.
seperti berikut:
Kepuasan khalayak setelah meng-
1. Pengawasan (Surveillance)
gunakan media kemudian harus dapat
Kebutuhan yang diharapkan dari au- diukur. Mowen dan Minor (2002, h. 116)
diens ketika mengonsumsi adalah men- mendefinisikan kepuasan konsumen
dapatkan informasi baik berupa pe- (consumer satisfaction) adalah keseluruhan
ngetahuan dan berita yang secara lang- sikap yang ditunjukkan konsumen
sung ataupun tidak menjadi referensi atas barang dan jasa, setelah mereka
audiens untuk memiliki kesadaran atau memperoleh dan menggunakannya. Ukuran
pengawasan akan lingkungannya. kepuasan tersebut kemudian jamak disebut
2. Identitas Pribadi Gratication Sought (GS) dan Gratication
Motif mengonsumsi media untuk Obtained (GO).
memperoleh legitimasi atau penguatan Gratication Sought adalah motif
akan nilai-nilai yang diyakini audiens, atau harapan individu khalayak dalam
pencarian referensi personal, dan eks- menggunakan media tertentu. Dalam
plorasi realitas. Misalnya pilihan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah motif
memilih produk, audiens akan merasa individu dalam mengakses portal berita
tidak sia-sia dalam mengeluarkan biaya online yang paling memenuhi kebutuhan
untuk membeli sebuah produk, karena individu tersebut.
iklan produk tersebut di media massa, Gratication Obtained adalah se-
membuat audiens merasa yakin bahwa jumlah kepuasan nyata yang diperoleh indi-
produk tersebut memang baik adanya vidu atas terpenuhinya kebutuhan-kebu-
dan layak untuk dimiliki. tuhan tertentu setelah individu tersebut
3. Hubungan Personal dan Interaksi Sosial menggunakan media. Dalam penelitian
Audiens memperoleh rasa perkawanan ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi
yang ditawarkan media dan manfaat setelah mengonsumsi portal berita online
sosial lainnya. Fungsi ini lebih melihat yang ada di Indonesia. Kepuasan diukur
hubungan antara audiens dengan berdasarkan terpenuhinya motif awal (Gra-
lingkungan, termasuk bagaimana sinergi tication Sought) yang mendasari individu
antara dirinya dalam sistem sosial. dalam memilih portal berita online.
4. Pengalihan (Diversion) Dalam kaitannya dengan ekologi
Pelarian dari batas-batas rutinitas, media, kompetisi media tidak ubahnya

200
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

seperti evolusi sosio kultural. Seperti nerapan penelitian ini adalah deskriptif
pada konsepnya di bidang biologi, evolusi yakni bertujuan untuk memberikan gam-
di media massa tidak bisa memberikan baran fenomena yang diamati. Objek
prediksi jangka panjang yang pasti. Untuk penelitian adalah tujuh media online yang
menjelaskan perkembangan setiap jenis ada di Indonesia dengan karakteristik yang
media dan kompetisi yang ada di dalamnya, sama, yaitu media online dengan coverage
tentu harus dilihat dari sudut pandang yang berita nasional, dan memberikan berita dari
berbeda karena masing-masing dinamika berbagai disiplin/rubrik/portal. Ketujuh
yang terjadi di dalamnya unik dan khas media online tersebut adalah Vivanews.
(Dimmick, 2003). com, Detik.com, Kompas.com, Okezone.
Persaingan antarmedia baik yang com, Tempo.co, Mediaindonesia.com dan
sejenis maupun berbeda berlangsung Republika.co.id. Menggunakan survei
melalui produk media dan produk sampel, sebuah metode penelitian di mana
informasi. Persepsi khalayak terhadap informasi yang dibutuhkan dikumpulkan
media terlihat dari informasi yang dari responden, yang merupakan sebagian
ditampilkannya. Khalayak memiliki citra dari populasi untuk mewakili seluruh
(image) terhadap produk media, ini terjadi populasi.
melalui “rasa” terhadap produk informasi Pengumpulan data utama dilakukan
tersebut (Siregar, 2000). dengan wawancara berstruktur meng-
Berdasarkan data dari Alexa.com gunakan instrumen kuesioner dengan mo-
(2012), pada 200 besar website dengan del pertanyaan tertutup. Pedoman alat bantu
rata-rata pageviews dan pengunjung harian untuk pengumpulan data penelitian ini
tertinggi di Indonesia, di dalamnya terdapat diperoleh penulis dari literatur kepustakaan
13 portal berita online dengan coverage dan data-data administratif lain yang
berita nasional, yaitu: Detik.com (#8), berguna dan relevan.
Kompas.com (#15), Vivanews.com (#18), Populasi dalam penelitian ini adalah
Tribunnews.com (#36), Okezone.com pengakses portal berita online di kala-
(#38), Tempo.co (#44), Republika Online ngan mahasiswa Program Studi Ilmu Ko-
(#66), Antara News (#106), Liputan6.com munikasi, Universitas Atma Jaya Yogya-
(#132), MetroTV (#155), Kontan Online karta (UAJY). Alasan penulis meng-
(#182), Media Indonesia (#192), dan Bisnis gunakan populasi tersebut adalah:
Indonesia (#193). 1. Usia mahasiswa diasumsikan berada
pada masa keingintahuan yang besar
METODE sehingga memiliki hasrat pencarian
Penelitian ini menggunakan data-data informasi yang luas. Usia mahasiswa
kuantitatif sehingga paradigma penelitian yang berkisar antara 18-24 tahun ini juga
ini merupakan positivisme. Metode sesuai dengan hasil riset yang dilakukan
penelitian yang digunakan di dalam pe- MarkPlus Insight (dalam kompas.com,

201
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

diakses 1 Juni 2012) yang menyatakan nakan rumus dari John Curry (dalam Yount,
bahwa pengguna internet didominasi 2006, h. 4). Curry mengatakan untuk
anak muda usia 15-30 tahun. Kemudian populasi dengan jumlah 1000 orang, paling
diperkuat lagi dengan temuan dari AC tidak jumlah sampelnya adalah 10%.
Nielsen (Chip online, 2012) bahwa Berdasarkan data yang dimiliki
pengguna internet di Indonesia banyak bagian perkuliahan Fakultas Ilmu Sosial
dari kalangan muda usia 15-19 tahun. dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya
2. Mahasiswa dikategorikan sudah dewa- Yogyakarta, jumlah mahasiswa aktif Prodi
sa karena berusia 17 tahun ke atas, Ilmu Komunikasi pada semester genap
sehingga kelompok ini diasumsikan 2011/2012 berjumlah 1.280 orang, sehingga
mampu merumuskan keinginannya penulis menentukan jumlah sampel 180
ataupun kebutuhan-kebutuhan yang orang untuk memenuhi responden di atas
terpenuhi dengan menggunakan media batas minimal 10% berdasarkan pendapat
massa. Penelitian tentang uses and Curry di atas.
gratications, pertanyaan yang diajukan Penulis memilih untuk menggunakan
adalah tentang kepuasan yang dicari metode non probability sample (conve-
dan kepuasan yang diperoleh. Salah nience sample) di mana responden dipilih
satu kritik yang dilontarkan terhadap untuk mewakili populasi karena alasan
teori uses and gratications adalah kemudahan dan ketersediaan (Babbie
mempertanyakan kemampuan masya- dalam Creswell, 2010, h. 220). Penulis
rakat dalam menyatakan pendapatnya. menyadari metode pengambilan sampel
3. Akses mahasiswa, terutama mahasiswa cara ini menjadi kekurangan dari penelitian,
program studi Ilmu Komunikasi Uni- karena sampelnya tidak diambil dengan
versitas Atma Jaya Yogyakarta dalam metode probabilitas dan non-parametrik.
menggunakan fasilitas internet lebih Metode pengumpulan data yang
mudah karena adanya kemudahan digunakan adalah survei yakni metode riset
dari pihak kampus. Adanya fasilitas dengan menggunakan kuesioner sebagai
laboratorium komputer dengan internet pengumpulan datanya. Tujuannya untuk
gratis dan fasilitas hotspot di kampus. memperoleh informasi tentang sejumlah
responden yang dianggap mewakili
Tiga alasan yang dipaparkan oleh pe-
populasi tertentu.
nulis dalam menentukan populasi pada
penelitian ini menjadi keterbatasan ter- Analisis data kuantitatif dilakukan
sendiri. Menggunakan asas non-parametrik, setelah semua data yang diperlukan telah
maka penulis mencoba memberikan bukti terkumpul. Setelah kuesioner terkumpul,
sebanyak mungkin sebagai landasan pe- yang pertama dilakukan adalah penomoran
milihan populasi. kuesioner, kuesioner diberi nomor urut
sebagai pengenal (1-180). Kemudian
Penentuan jumlah sampel menggu-
masing-masing jawaban dari variabel yang

202
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

ada baik dari Gratication Sougth (GS) dan Seratus delapan puluh responden ini muncul
Gratication Obtained (GO) diberi skor untuk mewakili populasi mahasiswa Prodi
dan dijumlahkan sehingga diperoleh hasil Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya
berupa skor Gratication Sought dan skor Yogyakarta (UAJY) berdasarkan perhi-
Gratication Obtained. Dari hasil tersebut tungan yang sudah dipaparkan sebelumnya.
kemudian dilakukan tahap selanjutnya Sebelum pertanyaan terkait dengan
yakni teknik analisis dengan menggunakan pengukuran GS, GO dan Superioritas, kuesi-
pengukuran GO dan GS berdasarkan oner dibukan dengan beberapa pertanyaan
kesenjangan antara keduanya. Kesenjangan pendahuluan. Pertanyaan tersebut terkait
kepuasan adalah perbedaan perolehan dengan usia responden, durasi mengakses
kepuasan yang terjadi antara skor GO dan internet, frekuensi mengakses portal berita
GS dalam mengonsumsi media tertentu. online, medium yang digunakan untuk
Adapun indikator terjadinya kesenjangan mengakses portal berita online, saluran
kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut: yang digunakan untuk mengakses portal
1. Jika mean skor GS > mean skor GO berita online, dan terakhir portal berita
terjadi kesenjangan kepuasan, maka online yang paling sering diakses.
media tidak memuaskan khalayaknya.
2. Jika mean GS = mean GO tidak terjadi Gratification Sought (GS) dan Gratification
kesenjangan kepuasan karena jumlah Obtained (GO) Setiap Media
kebutuhan yang diinginkan semua GS dan GO untuk Detik.com
terpenuhi Detik.com hanya mampu memenuhi
3. Jika mean GS < mean GO terjadi kepuasan audiens pada dimensi integrasi
kesenjangan kepuasan, maka media dengan interaksi sosial dengan skor
tersebut memuaskan khalayaknya. GS 2,98 dan skor GO 3,06. Sedangkan
pada motif yang lain Detik.com gagal
HASIL memenuhi ekspektasi audiens. Terbukti
Guna melihat harapan dan kepuasan pada skor GO motif pencarian informasi
khalayak atas media online yang mereka (3,19), motif identitas pribadi (3,14) dan
akses, penulis mengukur kecenderungannya motif pengalihan/hiburan (3,25) memiliki
dengan melihat perhitungan gratication skor yang lebih rendah daripada skor GS.
sought dan gratication obtained. Skor GS untuk pencarian informasi (3,27),
Selanjutnya, tingkat kompetisi portal identitas pribadi (3,20) dan pengalihan/
berita online ini diranking untuk melihat hiburan (3,34).
superioritas di antara ketujuh portal berita Bila dilihat skor GS dan GO dari
online yang diteliti. masing-masing motif yang kurang
Penulis menentukan jumlah sampel memuaskan responden, selisih skornya
dalam penelitian ini adalah 180 orang. hanya dekat sekali (0,06-0,09). Hal ini

203
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

berarti kepuasan yang diberikan Detik.com pribadi, dengan selisih skor 0,29 poin.
kepada responden untuk motif pencarian GS dan GO untuk Okezone.com
informasi, identitas pribadi, dan pengalihan, Okezone tidak mampu memenuhi
sudah hampir tercapai. satupun harapan pemenuhan kepuasan
GS dan GO untuk Kompas.com dari audiensnya, terlihat dengan selisih
Kompas.com hanya mampu memenuhi poin GO san GS selalu berada di posisi
kepuasan audiens pada dimensi pencarian minus. Skor GS untuk motif pencarian
informasi dengan skor GS 3,27 dan skor informasi, Okezone mendapat skor 3,27,
GO 3,33. Sedangkan untuk motif identitas namun skor GO nya hanya 2,85. Motif
pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, penguatan identitas pribadi GS nya berada
dan motif pengalihan/hiburan Kompas.com pada posisi skor 3,20, namun skor GO nya
masih dinilai oleh responden belum mampu hanya 2,86. Skor minus terpendek hanya
memenuhi kepuasan mereka. Perbandingan terlihat pada dimensi integrasi dan interaksi
skor untuk ketiga motif tersebut berada sosial dengan skor -0,15. Terlihat dari skor
pada posisi minus. Kompas.com perlu GS mencapai poin 2,98, sedangkan skor
memperhatikan aspek pemenuhan ke- GO nya hanya 2,83. Motif pengalihan/
puasan motif identitas pribadi dan motif hiburan juga mengalami selisih poin. Skor
pengalihan, karena selisih GO dan GS-nya GS nya mencapai 3,34, sedangkan GO nya
masih cukup besar. Skor GS motif identitas mencapai 3,03.
pribadi adalah 3,20, sedangkan GO-nya GO dan GS untuk Tempo.co
hanya 2,92. Skor GO motif pengalihan Tempo.co tidak mampu memenuhi
hanya 3,11 sedangkan skor GS nya satupun harapan pemenuhan kepuasan dari
mencapai 3,34. audiensnya, terlihat dengan selisih poin
GS dan GO untuk Vivanews.com GO san GS selalu berada di posisi minus.
Viva.co.id tidak mampu memenuhi Motif pencarian informasi memperoleh
satupun harapan pemenuhan kepuasan dari skor GS 3,27, sedangkan GO nya hanya
audiensnya, terlihat dengan selisih poin 2,76. Motif identitas pribadi ditemukan
GO san GS selalu berada di posisi minus. skor GS 3,20 dan GO nya 2,80. Motif
Skor GS untuk motif pencarian informasi integrasi dan interaksi sosial memiliki poin
mencapai 3,27, namun justru GO nya GS 2,98, sedangkan GO nya hanya 2,72.
hanya 2,98. Pada motif identitas pribadi Motif pengalihan/hiburan terlihat memiliki
skor GS mencapai 3,20 sedangkan skor skor GS 3,34 dan GO nya 2,66.
GO nya hanya 2,92. Namun begitu selisih Berdasarkan angka selisih GS dan
terpendek berada pada dimensi integrasi GO pada media Tempo.co, terlihat bahwa
dan interaksi sosial dengan selisih hanya terdapat jarak yang cukup jauh. Selisih
-0,09 poin (Skor GS 2,98 dan skor GO antara GS dan GO terlihat pada angka 0,4
2,89). Sedangkan selisih terjauh ada pada sampai 0,6, pada semua motif kecuali motif
dimensi pencarian informasi dan identitas

204
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

integrasi dan interaksi sosial yang hanya kepuasan dari audiensnya, terlihat dengan
berselisih 0,26. selisih poin GO san GS selalu berada di
GO dan GS untuk Mediaindonesia.com posisi minus. Skor minusnya pun sebagian
Mediaindonesia.com tidak mampu besar berada pada selisih mencapai 0,8
memenuhi satupun harapan pemenuhan poin.
kepuasan dari audiensnya, terlihat dengan Perbandingan GS dan GO Seluruh Media
selisih poin GO san GS selalu berada di Perbandingan GS dan Go untuk
posisi minus. Skor GS untuk motif pencarian seluruh portal berita online yang diteliti
informasi, media indonesia mendapat skor dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
3,27, namun skor GO nya hanya 2,63. Motif Pada gambar 2 tersebut dapat terlihat
penguatan identitas pribadi GS nya berada secara berurutan dari kiri ke kanan media
pada posisi skor 3,20, namun skor GO nya yang paling mampu memberikan kepuasan
hanya 2,67. Skor minus terpendek hanya kepada audiens, sampai ke media yang
terlihat pada dimensi integrasi dan interaksi paling tidak berhasil memberikan kepuasan
sosial dengan skor -0,34. Terlihat dari skor kepada audiens. Berdasarkan gambar
GS mencapai poin 2,98, sedangkan skor tersebut juga terlihat kecenderungan media
GO nya hanya 2,64. Motif pengalihan/ mulai dari Detik.com di sisi paling kiri
hiburan juga mengalami selisih poin. Skor menuju Republika online pada sisi paling
GS nya mencapai 3,34, sedangkan GO nya kanan. Semakin ke arah kanan, grafiknya
mencapai 2,55. semakin tajam, ini berarti media yang
GS dan GO untuk Republika Online diteliti semakin tidak mampu memenuhi
Republika Online tidak mampu harapan kepuasan audiens di berbagai
memenuhi satupun harapan pemenuhan dimensi.

Gambar 2 Grafik Perbandingan GS dan GO untuk Keseluruhan Media

205
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

Uji Mean Gratification Sought (GS) dan hiburan dijumlahkan lalu dibagi banyaknya
Gratification Obtained (GO) pertanyaan dalam kategori motif. Kemudian
Uji mean ini untuk melihat tingkat untuk memperoleh skor mean keseluruhan
kepuasan yang diperoleh mahasiswa prodi dari 180 responden maka skor masing-masing
Ilmu Komunikasi UAJY dalam mengonsumsi individu ditambahkan lalu dibagi banyaknya
portal berita online. Uji mean ini dilakukan jumlah responden. Metode penghitungan
untuk mendapatkan skor yang digunakan mean tersebut digunakan untuk mencari skor
untuk mengetahui skor GO dan GS. Skor mean dari masing-masing kategori motif dari
mean GS digunakan untuk mengetahui nilai 180 responden. Untuk lebih jelasnya, nilai
rata-rata dari keseluruhan jawaban responden rata-rata keseluruhan gratication sought dari
terhadap masing-masing kategori. Skor GO 180 responden dapat dilihat pada tabel 1.
digunakan untuk mengetahui skor rata-rata Tabel 1 memberikan jumlah keseluruhan
dari keseluruhan jawaban responden terhadap 180 responden dalam motif pencarian
masing-masing kategori kepuasan. kepuasan sehingga diperoleh skor gratication
Skor Mean Gratification Sought (GS) sought untuk masing-masing motif. Dari tabel
Gratication sought adalah motif tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
khalayak dalam mengonsumsi media yakni keseluruhan gratication sought terhadap
motif pencarian informasi, motif identitas motif pencarian informasi adalah 3,27. Nilai
pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, rata-rata motif identitas pribadi adalah 3,20.
serta motif pengalihan/hiburan. Masing- Motif interaksi sosial memperoleh nilai rata-
masing jawaban dari responden memperoleh rata 2,98 sedangkan motif pengalihan/hiburan
skor yang mengacu pada skor 4 untuk jawaban memperoleh skor mean 3,34.
sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, Skor Mean Gratification Obtained (GO)
skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 Gratication obtained meliputi
untuk jawaban sangat tidak setuju. kepuasan yang dirasakan khalayak setelah
Masing-masing skor dari jawaban mengonsumsi media yakni kepuasan akan
responden dalam motif pencarian infor- pencarian informasi, kepuasan identitas
masi, motif identitas pribadi, motif integrasi pribadi, kepuasan integrasi dan interaksi
dan interaksi sosial dan motif pengalihan/ sosial dan kepuasan pengalihan/hiburan.

Tabel 1 Skor Mean Gratification Sought dan Gratification Obtained

No Motif Mean GS Mean GO Selisih

1 Pencarian Informasi 3,27 2,89 -0,38

2 Identitas Pribadi 3,20 2,84 -0,36

3 Integrasi dan interaksi sosial 2,98 2,79 -0,19

4 Pengalihan/hiburan 3,34 2,88 -0,46

206
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

Kepuasan tersebut adalah sikap responden online, maka dilakukan perbandingan


terhadap tayangan portal media online setelah mean skor Gratication Sought dan
responden membandingkannya dengan motif- Gratication Obtained. Adapun indikator-
motif dalam gratication sought yang mereka indikator penilaian kepuasannya yang telah
miliki sebelumnya. Responden dikatakan dipaparkan di bagian metode.
merasakan kepuasan jika harapan-harapannya Berdasarkan indikator tersebut, maka
dalam kategori motif terpenuhi. kepuasan responden hanya dapat tercapai
Masing-masing jawaban dari responden jika skor rata-rata gratication obtained
akan memperoleh skor 4 untuk jawaban lebih besar atau sama dengan skor rata-rata
sangat memuaskan, skor 3 untuk jawaban gratication sought, seperti tertera pada
memuaskan, skor 2 untuk tidak memuaskan tabel 1.
dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak Berdasarkan tabel 1, terlihat terdapat
memuaskan. Untuk mengukur skor mean selisih minus antara GS dan GO bagi
keseluruhan dari 180 responden maka skor audiens portal berita online. Selisih minus
masing-masing responden akan ditambahkan tersebut menunjukkan belum ada kepuasan
lalu dibagi banyaknya jumlah responden. yang diperoleh oleh responden guna
Metode perhitungan mean tersebut digunakan memenuhi kebutuhannya. Portal berita
untuk mencari skor mean dari masing-masing online masih dianggap belum berhasil
kategori kepuasan. Nilai rata-rata keseluruhan menyajikan konten yang mampu untuk
gratication obtained terhadap kepuasan akan memenuhi kebutuhan audiens.
informasi adalah 2,89. Nilai rata-rata kepuasan Menggunakan indikator yang dije-
identitas pribadi adalah 2,84. Kepuasan laskan sebelumnya, temuan selisih perhi-
integrasi dan interaksi sosial memperoleh tungan skor mean GS dan GO pada
nilai rata-rata 2,79 dan kepuasan pengalihan penelitian ini termasuk pada indikator yang
memperoleh nilai 2,88. pertama. Mean skor GS > mean skor GO,
Perbandingan Gratification Sought dan maka terjadi kesenjangan kepuasan karena
Gratification Obtained media tidak memuaskan khalayaknya.
Untuk mengetahui apakah terdapat Perbandingan skor mean GS dan GO dapat
kepuasan atau tidak pada portal berita digambarkan dalam gambar 3.

Gambar 3 Grafik perbandingan skor mean GO dan GS

207
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

PEMBAHASAN situs jejaring sosial, situs berita online,


Guna menjawab pertanyaan penelitian, atau situs toko belanja online. Keaktifan
penulis telah melakukan berbagai proses penggunaan internet di kalangan anak
pencarian dan pengolahan data menggu- muda belum bisa dianalogikan dengan
nakan metode dan alat yang sudah dise- produktivitas.
butkan pada bagian metode penelitian de- c) Modem pribadi (47%) dan Ponsel
ngan hasil sebagai berikut. (30%) diakui oleh responden sebagai
Pola Konsumsi Responden terhadap Portal sarana utama mereka dalam mengakses
Berita Online internet. Akumulasi dari kedua medium
a) Hasil pengolahan data, menemukan tersebut yang mencapai angka 77%
fakta bahwa responden pada penelitian dapat menjelaskan bahwa internet
ini paling banyak berusia 19 tahun sudah cukup dekat dengan kehidupan
dengan persentase 46,1% dan berusia responden. Melalui modem pribadi,
18 tahun dengan persentase 22,2%. responden bisa mengakses internet
Berdasarkan temuan tersebut, bisa cukup di rumah saja, tidak perlu pergi
diambil benang merah dengan penelitian ke warung internet atau fasilitas wi
yang dilakukan oleh AC Nielsen yang gratis di beberapa lokasi hotspot.
mengatakan bahwa pengguna internet Bahkan dengan menggunakan ponsel,
di Indonesia banyak dari kalangan muda responden bisa mengakses internet
berusia 15-19 tahun. kapanpun. Tingkat ketergantungan
responden terhadap fasilitas internet
b) Temuan data pengakses internet yang
ini bisa menjawab mengapa internet di
dilakukan oleh AC Nielsen tersebut juga
Indonesia bahkan dunia, pengaksesnya
diperkuat dengan temuan penelitian
sebagian besar adalah anak muda.
pada durasi penggunaan internet oleh
responden. Sebanyak 47,8% responden d) Sebanyak 115 responden yang
menjawab mengakses internet rata-rata menjawab mengakses berita online
selama 2-4 jam dan 25% responden melalui link yang disertakan pada situs
menjawab mengakses internet dalam jejaring sosial semacam Twitter dan
sehari mencapai 4-6 jam. Temuan ini Facebook. Jawaban sebagian besar
bisa menjelaskan bahwa sebagian besar responden ini sinkron dengan temuan
responden merupakan netizen aktif penelitian yang dilakukan oleh Nugroho,
yang menghabiskan banyak waktunya dkk (2012, h. 87) yang mengatakan
untuk mengakses internet. bahwa di Vivanews, salah satu media
online utama di Indonesia, direct visit
Memang temuan durasi mengakses
dari audiensnya hanya 4% saja, sisanya
intenet tidak bisa serta merta digunakan
melalui saluran pihak ketiga lainnya,
untuk menjawab laman website apa saja
termasuk salah satunya situs jejaring
yang diakses oleh responden apakah itu
sosial.

208
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

e) Banyak responden yang menyatakan Pemuasan Kebutuhan Audiens oleh Media


bahwa mengakses internet dari ponsel, Online
banyak pemilik akun situs jejaring Berdasarkan perhitungan gratication
sosial di Indonesia, dan ditambah bukti sought dan gratication obtained ternyata
bahwa pengakses berita online sebagian ditemukan perbedaan yang signifikan antara
besar mengakses berita via situs rata-rata motif empat dimensi kebutuhan
jejaring sosial. Ketiga fakta tersebut audiens (pengawasan, identitas pribadi,
mengkonfirmasi pernyataan Nugroho integrasi/interaksi sosial, dan pengalihan)
et.al. (2012, h. 87) yang mengatakan dan kepuasan yang diperoleh audiens atas
bahwa saat ini masyarakat hanya keempat dimensi tersebut. Maka dapat
menghabiskan waktu sedikit untuk dikatakan bahwa terdapat perbedaan
mengakses berita secara konvensional signifikan antara skor gratication sought
yang cenderung membuang banyak dan gratication obtained.
waktu berharga. Sebagian besar warga Perhitungan skor GS dan GO juga
mengikuti informasi ketika mereka memunculkan temuan menarik, yaitu hampir
sedang bermobilisasi (on the go). sebagian besar motif mengakses berita online
Mengakses berita melalui situs jejaring audiens gagal dipuaskan oleh media tersebut.
sosial ini juga kiranya menjawab Hanya Detik.com dan Kompas.com yang
pertanyaan pada kuesioner mengenai mampu memenuhi kepuasan audiens, yaitu
frekuensi mengakses portal berita pada dimensi integrasi & interaksi sosial dan
online dalam sehari. Sebanyak 62,8% dimensi pencarian informasi. Bisa dikatakan
responden mengatakan kurang dari 5 kali audiens merasa terbantu oleh Detik.com yang
dalam sehari. Responden semakin jarang mampu membuat mereka menjadi percaya
membuka laman situs berita online, diri dalam aspek:
karena merasa lebih praktis mengikuti a) Tersalurkannya opini. Detik.com ber-
perkembangan informasi melalui media hasil memberikan ruang opini yang baik
jejaring sosial. Hal ini kembali sejalan bagi audiensnya
dengan pernyataan Nugroho, dkk (2012,
b) Audiens memperoleh bahan pembi-
h. 87) yang mengatakan bahwa saat
caraan dengan peer group setelah meng-
ini strategi pembuatan headline news
akses detik.com
menjadi hal yang wajar dilakukan oleh
c) Detik.com membantu audiens untuk
portal berita online. Mereka membuat
menjalin relasi dengan orang lain.
judul yang sekiranya mampu menarik
dengan adanya diskusi mengenai suatu
pembaca untuk membuka laman media
topik dalam detik.com, membantu
online atau untuk mengetahui informasi
terjalinnya relasi dengan baik.
jelasnya. Judul menarik ini yang
kemudian diunggah oleh redaksi ke Sedangkan Kompas.com berhasil
situs jejaring sosial. memenuhi kepuasan audiensnya pada di-

209
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 10, NOMOR 2, Desember 2013: 195-212

mensi pencarian informasi. Kompas.com belum terpuaskan oleh apa yang ditawarkan
dianggap berhasil memuaskan audiens ter- portal berita. Audiens menuntut lebih dari
hadap pencarian informasi, baik lokal Yog- apa yang ditawarkan oleh media, entah itu
yakarta, nasional, ataupun internasional. dari sisi teknis tampilan laman web, etika
Fenomena gagalnya sebagian besar jurnalisme, tingkat presisi, imparsialitas,
portal berita online untuk memenuhi kebu- objektivitas, ataupun dari segi jenis ragam
tuhan audiensnya menarik untuk ditelaah konten yang ditawarkan.
lebih lanjut. Temuan ini cukup unik Berdasarkan temuan tersebut bisa
karena bila dibandingkan penelitian lain disimpulkan bahwa audiens portal berita
yang mencoba melihat persaingan media online merupakan individu-individu yang
televisi atau media cetak, hampir sebagian sudah cukup baik dalam hal literasi media.
besar media mampu memenuhi kepuasan Hal ini terbukti dari tingkat kepuasan yang
audiensnya. cukup rendah dari pembaca portal berita
Untuk mencari jawaban mengenai online di Indonesia. Mereka tidak dengan
apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi, mudah mampu mempercayai apa yang
bisa dilakukan penelitian lain terkait disajikan oleh portal berita online, dan
dengan kredibilitas media online. Kondisi merasa membutuhkan sajian yang lebih
tidak terpenuhinya kepuasan ini juga bisa baik.
saja disebabkan oleh beberapa faktor lain Internet sudah masuk ke dalam
seperti, kondisi audiens yang semakin kehidupan generasi muda bangsa Indonesia
dinamis yang menuntut adanya perubahan cukup dalam. Paling tidak terlihat dari
terus-menerus, masih rendahnya kesadaran durasi mereka dalam mengakses internet
kalangan muda untuk mengakses berita setiap harinya. Namun keterbukaan
(temuan data awal pada penelitian ini), terhadap teknologi internet ini bisa jadi
atau kondisi demografis responden belum diimbangi dengan minat baca akan
dan lingkungannya yang masih belum berita yang baik sehingga durasi mengakses
memberikan kepercayaan penuh pada portal berita online cukup rendah bila
konten media online. dibandingkan dengan keseluruhan durasi
mereka dalam mengakses internet.
SIMPULAN Temuan tersebut menjadi sesuai ketika
Persaingan media terbukti tidak hanya disandingkan dengan temuan penelitian
terjadi di media konvensional semacam lain yang menjelaskan bahwa sebagai
media cetak ataupun broadcast. Persaingan besar aktivitas netizen dalam menjelajah
juga nampak terjadi nyata di media massa dunia maya adalah untuk mengakses situs
berbasis internet yang tergolong masih jejaring sosial.
muda ini. Sedikit berbeda dengan penelitian Sifat dan karakteristik internet yang
tingkat persaingan media konvensional, cepat, dinamis, convergence, dan interaktif
ternyata pada media online audiens masih ternyata masih belum mampu memenuhi

210
Pupung Arifin. Persaingan Tujuh Portal ...

kepuasan khalayak. Hal ini menjadi Teens and technology: Youth are leading the
transition to a fully wired and mobile nation.
pekerjaan rumah portal berita online The Pew Charitable Trusts. http://www.
untuk menemukan permasalahannya serta pewinternet.org/PPF/r/162/report_display.
asp.
melakukan inovasi dan perbaikan agar
Majalah Cakram. (2007). Edisi 275, 01/2007.
dapat lebih diterima khalayak. McQuail, Denis. (2005). Mc Quail’s mass
communication theory (5th ed). London: Sage
Publications Ltd.
DAFTAR RUJUKAN
Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. (2012).
Mapping the landscape of the media industry
Alexa.com. (2012, Mei 15). Data 500 situs yang in contemporary Indonesia. Report Series.
paling sering diakses di Indonesia. http:// Engaging Media, Empowering Society:
www.alexa.com/ topsites/countries/ID. Assessing media policy and governance
Amri, Arfi Bambani. (2012). Siapa pengakses in Indonesia through the lens of citizens’
internet di Indonesia. http://teknologi. rights. Research collaboration of Centre
news.viva.co.id/news/read/290729-siapa- for Innovation Policy and Governance and
pengakses-internet-di-indonesia. HIVOS Regional Office Southeast Asia,
funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG
Baran, S. J., & Davis, D. K. (2009). Mass
and HIVOS.
communication theory: Foundations, ferment,
and future (5th ed.). Boston, MA: Wadsworth Salwen, Michael B, Bruce Garrison, Paul D
Cengage Learning. Driscoll. (2005). Online news and the public.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Bisnis.com. (2011, Juli 6). CT resmi akuisisi detik.
com. http://www.bisnis.com/korporasi/aksi- Sen, K., & Hill, D. T. (2000). Media, culture and
korporasi/30119-ct-resmi-akuisisi-detikcom. politics in Indonesia. Melbourne: Oxford
University Press.
Chip Online (2012, Juni 7). Komitmen pemerintah
dan swasta untuk dukung broadband nasional. Sendjaja, S. Djuarsa. (1993). Ekologi media:
http://www.chip.co.id/news/general/2303/ Analisis dan aplikasi teori “niche” dalam
komitmen_pemerintah_dan_swasta_untuk_ penelitian tentang kompetisi antar industri
dukung_broadband_nasional. media. Jurnal Komunikasi Audentia. No. 2,
April-Juni 1993.
Creswell, John W., (2010). Research design:
Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed Severin, Werner dan James W Tankard Jr. (2005).
(edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Communication theories: Origins, methods,
and uses in the mass media. Terjemahan
Devereux, E. (2003). Understanding the media.
Sugeng Hariyanto. Jakarta: Prenada Media.
London: Sage.
Siregar, Ashadi. (2000, Juni 28). Membaca wajah
Dimmick, John W. (2003). Media competition and
populis teknologi media. Harian Kompas, h.
coexistence: The theory of the niche. New
4.
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Hall, Jim. (2001). Online journalism: A critical
theory. London: Pluto Press.
Hill, David T. (2011). Jurnalisme dan politik di
indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Katz, E., Jay G. Blumler, Michael Gurevitch.
(1974). Uses and gratification research. The
Public Opinion Quarterly, Vol. 37, No. 4.
(Winter, 1973-1974), h. 509-523.
Kriyantono, Rahmat. (2006). Teknik praktis riset
komunikasi. Jakarta: Kencana.
Lawson-Borders, G. (2006). Media organizations
and convergence: Case studies of media
convergence pioneers. London: Lawrence
Erlbaum.
Lenhart, A., Madden, M., & Hitlin, Paul. (2005).

211

Anda mungkin juga menyukai