Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Proses Penyembuhan Pasien Di Bangsal

Keperawatan RSUD Kota Semarang

Dinita Yularsih

(heidan_dinita55@yahoo.co.id)
Page | 1
(Alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)

Abstract

Dinita Yularsih. G.331.100.019. Application of Therapeutic Ccommunication in


The Healing Process of Patients in Nursing Wards in General Hospitals Semarang
Skripsi : Program S-1 Study of Communication Studies University of Semarang. This
study aims to determine the effectiveness of the application of therapeutic
communication in nursing wards General Hospital Semarang, and how much influence
can give satisfaction to the customer as a hospital patient. The foundation of the theory
used in this study is the theory of interpersonal communication, persuasive
communication, symbolic interaction, and therapeutic communication. The research
method used is the deskriptive qualitative.Teknique qualitative method of data collection
is done by in-depth interviews and observation, data collection techniques by purposive
sampling technique. This study involves a Physician Specialist, Head of Nursing, in
patient room nurses, and hospital patients Semarang in accordance with the criteria
previously specified writer. Concluded that therapeutic communication is applied by
doctors and nurses in hospitals Semarang going very well on the healing process of the
patient. Application not only in the nursing ward, but has started since the patient was
still in the clinic. With the implementation of therapeutic communication is expected the
patient will feel comfortable while undergoing treatment in hospital and were satisfied
with the services provided by the hospital in Semarang.

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Keperawatan, RSUD Kota Semarang

PENDAHULUAN

Sebagai mahluk sosial manusia Dalam bahasa Latin communis yang


senantiasa inginberhubungan dengan berarti “sama”, communico,
manusia lainnya. Ingin mengetahui communicatio, atau communicare yang
lingkungan sekitarnya, bahkan ingin berarti “membuat sama’(to make
mengetahui apa yang terjadi dalam common). Istilah pertama (communis)
dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa adalah istilah yang paling sering disebut
manusia perlu berkomunikasi. sebagai asal-usul kata komunikasi, yang
Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang merupakan akar dari kata-kata Latin
fundamental bagi seseorang dalam hidup lainnya yang mirip.
bermasyarakat. Secara etimologis atau Komunikasi menyarankan bahwa
menurut asal katanya komunikasi atau suatu pikiran, suatu makna,dianut secara
communication dalam bahasa Inggris. sama (Mulyana 2002 :
41).Hakekat komunikasi adalah proses (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pernyataan antar mannusia, yang Indonesia No. 983/Men/SK/XI/1992)
dinyatakan adalah pikiran atau perasaan Rumah sakit tidak hanya sekedar
seseorang kepada orang lain dengan menampung orang sakit saja melainkan
menggunakan bahasa sebagai alat harus lebih memperhatikan aspek
penyalurannya. Menurut Carl I Hovland kepuasan bagi para pemakai jasanya,
dalam Fajar (2009 : 37), komunikasi dalam hal ini pasien.
adalah suatu proses dimana seseorang Kemajuan ilmu pengetahuan dan
memindahkan perasaan yang biasanya teknologi kedokteran serta perubahan
lambang atau kata-kata untuk mengubah konsep perawatan orang sakit secara
tingkah laku orang lain. Selanjutnya Fajar individual ke perawatan paripurna yaitu
(2009:39) mengemukakan bahwa: pelayanan kesehatan meliputi
“Komunikasi memang berlangsung dari peningkatan kesehatan (promotif),
kesengajaan di mana fungsi dari pencegahan penyakit (preventif),
komunikasi itu sendiri adalah penyebuhan peyakit (kuratif), dan
menginformasikan (to inform), mendidik pemulihan (rehabilitatif) yang
(to educate), menghibur (to entertain), dilaksanakanan secara serasi dan
mempengaruhi (to influence)”. berkesinambungan.(Siregar, 2004)
Karena begitu pentingnya menyebabkan peranan komunikasi
komunikasi, maka komunikasi dapat juga menjadi lebih penting dalam pemberian
dijadikan alat terapi / suatu metode tetapi asuhan keperawatan. Keperawatan pada
pada profesi-profesi tertentu, yang dalam intinya adalah sebuah proses
menjalankan tugasnya sangat sering interpersonal, maka perawat yang
berhubungan dengan orang lain. Biasanya kompeten harus menjadi seorang
kegiatan tersebut adalah berhubungan komunikator yang efektif dan setiap
dengan profesi psikologi, perawat mempunyai tanggungjawab
konseling kesehatan medis atau untuk memperhatikan perkembangannya
keperawatan, dan klinik alternatif, sendiri di bidang ini. (Peplau, 1998 dalam
sehingga komunikasi dapat berfungsi Ellis, 2000 : 9)
sebagai alat terapi yang kemudian disebut Komunikasi yang tidak efektif juga
”komunikasi terapeutik”. Dengan bisa mengakibatkan tidak puasnya klien
menguasai komunikasi terapeutik, dan keluarganya terhadap pelayanan
diharapkan seseorang akan lebih efektif keperawatan termasuk komunikasi.
bekerja dan lebih mudah menjalin (Suryani, 2005 : 80). Seperti yang
hubungan saling percaya dengan klien disampaikan Sani Sanusi pada majalah
(Mangunjaya, 2001 : 20). perumahsakitan No 34 tahun 1995 dalam
Rumah sakit sebagai salah satu buletin PPNI bahwa pada umumnya
organisasi sektor publik yang bergerak hampir sebagian besar perawat dan
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan rumah sakit di Indonesia masih kurang
yang mempunyai tugas melaksanakan berkomunikasi dengan pasiennya. Di
suatu upaya kesehatan secara berdaya surat kabar sering kita baca banyaknya
guna dan berhasil guna dengan keluhan dari masyarakat terhadap
mengutamakan atau mementingkan pelayanan di rumah sakit. Setelah
upaya penyembuhan dan pemulihan yang ditelusuri salah satu penyebab yang
telah dilaksanakan secara serasi dan paling banyak mengakibatkan
terpadu oleh pihak rumah sakit dalam kekecewaan masyarakat adalah akibat
upaya peningkatan dan pencegahan kesalahan komunikasi antara perawat
penyakit serta upaya perbaikan. dengan pasiennya dan keluarganya.
Suatu studi yang pernah dilakukan Tujuan Penelitian
oleh Technical Assistance Research
Programmer untuk The White House a. Untuk mengetahui sejauh mana
Office Of Consumer Affairs pelaksanaan komunikasi
mengatakatan jika pelanggan tidak puas terapeutik yang diterapkan pada
akan berakibat : 90% dari pelanggan yang proses penyembuhan pasien di
tidak puas itu, tidak akan datang kembali, bangsal keperawatan di RSUD
setiap orang yang tidak kota Semarang.
terpuaskan keinginannya, akan b. Untuk mengetahui pelaksanaan
meceritakan paling sedikit kepada 9 komunikasiterapeutikyang
orang teman atau kerabatnya, 13% dari dipraktekkan di bangsal
pelanggan yang kecewa akan keperawatan dapat memberikan
menceritakan kejadian tersebut kepada kepuasan pada pelanggan di
lebih dari 20 orang. RSUD kota Semarang.
Jika diamati secara lebih cermat,
kepuasan pelanggan banyak ditentukan
oleh kualitas performa pelayanan di Tinjauan Pustaka
lapangan. Bila pelayanan tidak sama atau
tidak sesuai dengan harapan pelanggan, Komunikasi Interpersonal
maka di mata pelanggan pelayanan yang Komunikasi interpersonal adalah
diberikan dinilai jelek (Yoeti, 1999 : 31). komunikasi antara orang-orang
Sekalipun perawat sudah memahami secara tatap muka, yang
tentang cara berkomunikasi yang efektif memungkinkan setiap pesertanya
dengan klien, pada kenyataannya menangkap reaksi orang lain secara
terkadang perawat tidak mampu langsung, baik verbal maupun non
melakukannya dengan baik. Hal ini verbal. Komunikasi interpersonal ini
mungkin disebabkan adanya hambatan, biasanya dilakukan oleh dua orang,
baik yang datang dari klien maupun dari seperti suami istri, dua sejawat, dua
perawat (Suryani, 2005 : 86) orang sahabat dekat, guru-murid,
dan sebagainya ( Mulyana, 2000,
Perumusan Masalah p.73 ).
Dari Latar Belakang yang telah
diuraikan diatas, maka perumusan Komunikasi Persuasif
masalah yang dapat ditarik dalam Menurut Pfau dan Perot (2001 :
penelitian ini adalah 2) persuasif adalah “persuasion as
a. Bagaimana penerapan the shaping, changing or reinforcing
komunikasi terapeutik pada o receivers responses, including
proses penyembuhan pasien di attitudes, emotions, and behaviors”.
bangsal keperawatan RSUD kota Teori tersebut menunjukkan adanya
Semarang ? kesamaan pendapat bahwa dalam
b. Bagaimana komunikasi terapeutik komunikasi persuasif terdapat
yang diterapkan di bangsal unsur-unsur sebagai berikut : adanya
keperawatan dapat memberikan bentuk/model, penguatan dan
kepuasan pada pelanggan di perubahan tanggapan serta termasuk
RSUD kota Semarang? didalamnya adalah sikap, emosi dan
kehendak perilaku. Komunikasi
persuasif adalah”suatu pesan yang
disampaikan dengan menggunakan
pendekatan pribadi, bersifat ajakan Komunikasi Terapeutik
dan tidak memaksa kepada orang
lain sehingga komunikan (penerima Komunikasi terapeutik adalah
pesan) dengan penuh kesadaran komunikasi yang direncanakan secara
memahami dan merubah sikap sadar, dan bertujuan dan kegiatannya
sesuai dengan yang diinginkan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
komunikator” Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik
Interaksionisme Simbolik tolak saling memberikan pengertian
antar perawat dengan pasien. Persoalan
Interaksi simbolik adalah mendasar dan komunikasi ini adalah
interaksi yang mengarahkan perhatian adanya saling membutuhan antara
perawat dan pasien, sehingga dapat
seseorang pada interaksi antar
dikategorikan ke dalam komunikasi
individu, dan bagaimana hal tersebut pribadi di antara perawat dan pasien,
bisa dipergunakan untuk mengerti apa perawat membantu dan pasien
yang orang lain katakan dan lakukan menerima bantuan (Indrawati, 2003 :
kepada individu lain yang melibatkan 48).
suatu pertukaran simbol ketika
seseorang berinteraksi dengan orang Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menggunakan
lain. Interaksionisme simbolik dalam
pendekatan kualitataif deskriptif, maka
komunikasi terapeutik perawat ditemukanlah beberapa temuan
bukanlah hal asing dengan adanya penelitian yang berkaitan dengan
interaksi kelompok terhadap individu. penerapan komunikasi terapeutik di
Keterkaitan tersebut nampak dalam RSUD kota Semarang sebagai berikut :
bentuk peran serta kelompok
profesional yang dalam proses Deskripsi mengenai penerapan
komunikasi terapeutik pada proses
kesembuhan pasien yang sangat
penyembuhan pasien di bangsal
dibutuhkan, baik dari sentuhan, keperawatan di RSUD kota
perhatian dan penyampaian pesan Semarang.
secara halus yang membuat Dari pendapat beberapa
kenyamanan tersendiri bagi pasien. Narasumber mengenai pelaksanaan
Seperti yang terjadi dalam praktek atau penerapan komunikasi terapeutik
di rumah sakit terutama ketika
keperawatan berdasarkan
dikaitkan dengan seberapa besar dapat
interaksionisme simbolik bahwa para mempengaruhi proses penyembuhan
perawat di lingkungan RSUD kota pasien di bangsalkeperawatan,
Semarang mengungkapkan bahwa menurutpendapat Narasumber dari tim
interaksi pada saat proses medis yaitu dokter Spesialis Anak dan
penyembuhan pada pasien sangat Spesialis penyakit Dalam, komunikasi
berperan besar bagi kesembuhan secara personal / terapeutik, sangat
penting diterapkan pada proses
pasien.
penyembuhan pasien, karena tanpa
komunikasi, dokter tidak mungkin
mengetahui perkembangan yang terjadi
dengan pasiennya, baik perkembangan
ke arah positif atau negatif. Penerapan dievaluasi. Jika hasil laboratoriumnya
komunikasi terapeutik tidak hanya juga baik, dokter akan mengjinkan pasien
berlangsung di bangsal keperawatan untuk pulang.
saja, namun komunikasi terapeutik Berinteraksi dalam bentuk sebuah
secara tidak langsung sudah terjadi penjelasan kepada pasien bila masih
ketika seseorang datang ke rumah sakit mungkin diajak berdialog bagi
sebagai pasien. Narasumber dari tim medis yang
Penerapan komunikasi terapeutik dapat merupakan perawat di bangsal
diawali dengan sapaan yang hangat dari keperawatan memang menjadi sebuah
seorang dokter, seperti contoh yang keharusan, hal ini dimaksudkan untuk
dijelaskan oleh kedua Narasumber membangun rasa saling percaya antara
tersebut bahwa percakapan pertama pasien beserta keluarganya, bahwa
dengan pasien merakalah yang tindakan medis yang dilakukan,
membukanya dengan berkata : diambil dan dilaksanakan dengan
“Selamat pagi/siang, Pak, ada yang sepengetahuan pihak keluarga. Menurut
dikeluhkan ?”, atau bila pasiennya Narasumber yang juga perawat di
adalah anak-anak, dengan kata-kata bangsal ICU, interaksi yang bersifat
seperti berikut :” Selamat pagi bu, komunikasi terapeutik yang
anaknya sakit apa ? interaksi seperti ini diterapkan pada pasien atau
pada umunya terjadi di poliklinik. keluarganya dimaksudkan agar
Di poliklinik, dokter akan; memberikan rasa nyaman, terjalinnya
mencatat anamnesis pasien, memeriksa hubungan yang bersahabat/dekat antara
keadaan fisik pasien lengkap dari perawat, pasien maupun keluarganya.
kepala sampai kaki. Dari catatan Serta timbulnya rasa percaya dari pihak
anamnesis dan pemeriksaan awal keluarga bahwa anggota keluarganya
tersebut dokter akan menegakkan yang saat ini sedang sakit di ICU
diagnosis pasien, dilanjutkan dengan mendapatkan perawatan yang terbaik
pemeriksaan laboratorium, setelah itu dari rumah sakit.
baru diputuskan kondisi pasien apakah Menurut pendapat Narasumberdari
bisa langsung pulang dengan cukup kalangan perawat senior yang memiliki
meminum obat yang diresepkan oleh banyak pengalaman selama menjadi
dokter atau jika hasil laboratoriumnya perawat di beberapa bangsal
jelek, maka pasien harus menjalani keperawatan, banyak hal yang harus
rawat inap. diperhatikan oleh seorang yang
Di bangsal keperawatan, berprofesi sebagai perawat rumah sakit
komunikasi antara dokter dan pasien selain menjadi pelaksana dari instruksi
berlangsung pada saat dokter dokter, membangun hubungan yang
mengunjungi pasien setiap hari selama baik dengan pasien atau keluarganya
satu kali, dan menjadi waktu yang tepat menjadi sebuah keharusan agar stigma
bagi pasien untuk menginformasikan yang sudah terlanjur melekat di benak
perubahan atau perkembangan yang masyarakat luas tentang sikap para
terjadi setelah menerima tindakan perawat di rumah sakit Negeri yang
medis dari dokter. Apabila obat yang cenderung jutek dan galak serta kurang
diminum atau yang dimasukkan memperhatikan pasien atau
melalui selang infus membawa keluarganya perlahan- lahan dapat
perubahan ke arah yang lebih baik, terhapus dengan diterapkannya
dokter akan meneruskan kurang lebih komunikasi terapeutik ini.
selama dua-tiga hari kemudian
Deskripsi mengenai penerapan dirinya memang tidak berbicara panjang
komunikasi terapeutik yang lebar pada dokter yang menanganinya.
diterapkan di bangsal keperawatan Komunikasi yang berlangsung cukup
dapat memberikan kepuasan pada singkat, dirinya hanya menjawab beberapa
pelannggan. pertanyaan dari dokter seperti; apakah
panasnya sudah turun, mual di perut sudah
Kepuasan pelanggan terhadap berkurang, dan kepalanya sudah tidak
pelayanan yang diberikan pihak rumah pusing lagi? Begitu dokter
sakit terkait dengan penerapan menanyainya. Disamping dirinya yang
komunikasi terapeutik di bangsal menjawab, istrinya juga ikut andil
keperawatan, berdasarkan hasil memberikan keterangan pada dokter
wawancara yang peneliti lakukan, dari mengenai penyebab dan kronologi
keterangan dua orang Narasumber yang bagaimana suaminya bisa sampai jatuh
pernah menjadi pasien di RSUD, sakit. Setelah itu dokter mengatakan
mengatakan bahwa mereka merasa padanya bila dalam waktu satu atau dua
cukup puas dengan komunikasi dua hari lagi sudah tidak ada yang
arah yang dilakukan oleh dokter dan dikeluhkan disertai dengan hasil
pasiennya dilaksanakan dengan cukup laboratorium yang baik, dokter akan
baik, meski secara kuantitas sebenarnya mengijinkan dirinya pulang.
komunikasi di bangsal keperawatan
sangat singkat terjadi. Jadi menurutnya yang menjadi
unsur kepuasan pelanggan dari bentuk
Hal ini dikarenakan dari semenjak pelayanan kesehatan yang diperolehnya
pasien masuk rumah sakit baik lewat selama menginap di RSUD
poliklinik mau pun ruang IGD, dokter dikarenakan dokter dapat dengan cepat
yang bertugas di kedua ruang tersebut merespon keterangan dari pasien dan
telah membuat catatan anamesis pasien, segera menarik kesimpulan baik dalam
dan telah membuat adminose (surat hal menegakkan diagnosa pasien atau
keterangan dari Dr poliklinik atau dari ketepatan seorang dokter ketika
ruang IGD kalau pasien tersebut harus memutuskan tindakan medis yang
di rawat secara inap, biasanya bagaimana yang harus diterapkan pada
dimasukkan jadi satu di dalam stopmap pasien setelah mengetahui jenis
status pasien ). Namun demikian pada peyakitnya. Narasumber yang
saat kunjungan dokter itulah pasien merupakan pasien yang pernah
dapat menceritakan tentang menjalani rawat inap mengatakan
pekembangan yang telah terjadi setelah bahwa bukan berapa lama
dokter menerapkan metode pengobatan berlangsungnya komunikasi antara
pada pasien, apakah menjadi lebih baik dirinya, dokter dan perawat, namun
atau bila ada keluhan lain karena efek bagaimana hasil dari komunikasi yang
yang timbul setelah menkonsumsi obat terjadi di antara ketiganya dapat
misalnya jadi pusing atau mual, dokter menjadi informasi yang berharga bagi
akan menggganti dengan obat lain yang proses penyembuhan pasien.
tidak menimbulkan rasa pusing atau
mual. Pembahasan

Menurut pendapat Narasumber Berdasarkan hasil wawancara


dari pasien yang pernah dirawat di mendalam dari beberapa orang
ruang Arimbi karena sakit typus, Narasumber tentang Bagaimana
sebagai pasien, menurut pendapatnya,
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Komunikasi dua arah yang terjalin
Proses Penyembuhan Pasien di antara dokter-pasien ini akan menjadi
Bangsal Keperawatan, yaitu masukan berharga bagi dokter untuk
komunikasi secara mengambil tindakan selanjutnya bagi
interpersonal/terapeutik yang pasien. Pelaksanaan secara baik mengenai
berlangsung antara Dokter, Pasien, dan komunikasi terapeutik ini dapat dilihat
Perawat, dalam penerapannya, dari kunjungan dokter secara rutin di
komunikator atau pengirim pesan bangsal keperawatan atau ruang rawat
menyampaikan pesan atau informasi inap pada pasiennya yang dilakukan setiap
berupa kata-kata kepada imenggunakan hari selama satu kali, dan hal ini dicatat
suara manusia sebagai medianya oleh perawat yang selalu mendampingi
(human voice) seperti yang diutarakan dokter selama jam kunjungan dokter
berlangsung. Dari catatan tersebut
oleh Bittner, (1985 : 10)
kemudian dokter selaku penanggung
Komunikasi terapeutik yang
jawab pasien akan mendiskusikannya
berlangsung antara komunikator dengan perawat rawat inap, untuk
dengan komunikan di RSUD ini selanjutnya dibahas apakah sistem
dilakukan secara; fae to face atau pengobatan yang telah diterapkan pada
bertatap muka, biasanya antara dokter pasien akan dilanjutkan sampai pasien
dengan pasien atau keluarganya, memperoleh kesembuhan, atau
perawat dengan pasien, atau dokter dihentikan/diganti karena reaksinya
dengan perawat. Karena berlangsung negatif. Kegiatan mengunjungi pasien
secara tatap muka, maka reaksi atau tersebut dilakukan oleh dokter rutin
tanggapan dari komunikator atau dari setiap hari selama pasien masih
komunikan dapat diketahui saat itu menjalani proses penyembuhan.
juga, baik dalam bentuk lisan maupun Menyangkut tentang kepuasan
disertai dengan bahasa tubuh atau non pasien selaku pelanggan rumah sakit
verbal. Seperti yang terjadi di bangsal berkaitan dengan penerapan
keperawatan, ketika dokter bertanya komunikasi terapeutik pada proses
pada pasiennya tentang perubahan apa penyembuhan pasien di bangsal
yang telah terjadi setelah keperawatan RSUD kota Semarang,
mengkonsumsi obat yang diberikan berdasarkan hasil wawancara dengan
dokter, saat itu juga pasien akan Narasumber yang merupakan pasien
memberikan keterangan dengan jelas atau pelanggan di RSUD kota
pada dokter, kalau obat yang diminum Semarang menyatakan bahwa;
atau cairan infus yang masuk ke Pelayanan kesehatan yang
pembuluh darah dapat diterima dengan diberikan oleh RSUD selama pasien
baik oleh tubuh pasien. Begitu juga menjalani proses penyembuhan di
sebaliknya, jika timbul alergi, pasien bangsal keperawatan cukup
akan mengatakannya pada dokter. memuaskan, dikarenakan pasien
Komunikasi antarpribadi adalah merasa nyaman dengan suasana rumah
interaksi tatap muka antar dua atau sakit yang bersahabat dengan pasien,
beberapa orang, dimana pengirim dapat diantaranya; sapaan hangat dari dokter
menyampaikan pesan secara langsung sewaktu bertemu dengan pasien,
dan penerima pesan dapat menerima komunikasi yang bersahabat dengan
dan menanggapi secara langsung pula, perawat, serta dokter dan perawat yang
seperti pendapat yang diutarakan oleh cukup kooperatif dan mau
Agus M. Hardjana, (2003 : 85) mendengarkan
segala masukan dari pasien. Pasien menjalani proses penyembuhan di bangsal
merasa dihargai dan dilayani dengan keperawatan.
sepenuh hati tanpa membeda-bedakan
pasien berdasarkan status Daftar Pustaka
administrasinya.
Agus M. Hardjana. 2003.
Kesimpulan Komunikasi intrapersonal
&
Berdasarkan penelitian yang telah KomunikasiInterpersonal.
dilakukan oleh peneliti mengenai Yogyakarta: Penerbit
komunikasi terapeutik di bangsal Kanisius.
keperawatan, dapat disimpulkan bahwa Agus M. Hardjana. 2007.
penerapannya cukup baik pada proses Komunikasi intrapersonal
penyembuhan pasien dan dapat &
mempengaruhi kadar kepuasan pasien KomunikasiInterpersonal.
selaku pelanggan. Hal ini dapat dilihat Yogyakarta: Penerbit
dari hasil komunikasi awal yang Kanisius.
terjalin antara dokter dengan pasien, Blaxter, L.,Hughes, C.,& Tight, M.
menjadi jawaban atas kondisi fisik 2001. How To Research.
pasien. Maidenhead: Open
Kondisi fisik atau klinis yang sudah University Press.
menjadi diagnosa, dapat menjadi acuan Bittner 1985. Human
bagi dokter untuk menentukan tindakan Communication, Bandung :
medis atau sistem pengobatan yang Remeja Rodas Kary
akan diterapkan pada proses Deddy Mulyana. 2000. Ilmu
penyembuhan pasien. Proses Komunikasi: Suatu
penyembuhan dapat dijalani secara Pengantar. Bandung: PT.
rawat jalan atau rawat inap tergantung Remaja Rosdakarya
dari diagnosa pasien. Pasien yang Deddy Mulyana. 2004. Ilmu
diputuskan menjalani rawat inap akan Komunikasi; Suatu
menjalani proses penyembuhan dengan Pengantar.Bandung: PT
cara menginap di rumah sakit di Remaja Rosdakarya Fajar Marhaeni. 2009.
bangsal keperawatan. Ilmu Komunikasi: Teori dan
Pada saat seseorang diputuskan Praktik. Yogyakarta:
menjadi pasien rawat inap, maka semua Graha Ilmu
hal yang berkaitan dengan tindakan Indrawati. 2003. Komunikasi
medis atau proses pengobatan untuk Untuk Perawat. Jakarta :
kesembuhan pasien, menjadi EGC.
tugas perawat ruangan untuk Kozier,et.al.2004. Fundamentals of
menginformasikannya kepada pasien nursing ; concepts, process
atau keluarganya. and practice Seventh
Pasien selaku pelanggan RSUD edition. United States:
akan merasa puas dengan pelayanan Pearson Prentice Hall
yang diberikan didasarkan atas Suranto. 2003.
keberhasilan dokter memulihkan DinamikaKomunikasi.
kembali kesehatan pasien serta rasa Erlangga, Jakarta.
nyaman yang dirasakan pasien selama
Uber Silalahi. 2006. Metode
Penelitian Sosial, Bandung
: Unpar Press.
Yoeti, Hoka., 1999. Hotel
Customer Service. PT.
Pertja, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai