Anda di halaman 1dari 6

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) – Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Yogyakarta, 11 – 12 Mei 2007

SIKA®VISCOCRETE® SEBAGAI DISPERSAN


UNTUK SELF COMPACTING CONCRETE
Handi Prajitno
PT. Sika Indonesia

ABSTRAK

Dengan Sika®ViscoCrete® Teknologi dimungkinkan untuk membuat beton dengan


pemadatan mandiri atau umum dikenal dengan istilah self compacting concrete atau
sering disingkat SCC. Dalam banyak hal SCC telah mampu memberikan solusi dan
keuntungan bagi konstruksi beton, terutama menghindari kesalahan akibat kurangnya
alat penggetar (vibrator) beton. Pada struktur tertentu bahkan alat penggetar tidak
diijunkan. Dengan demikian kesalahan manusia akibat alat penggetar dapat diabaikan.
Sika®ViscoCrete® Teknologi adalah merupakan inivasi concrete admixture pada jenis
superplasticizer generasi baru yang terbuat dari polymer polycarboxylate yang
memiliki efek dispersi dan efek steric yang kuat, yang mampu membuat beton segar
mempertahankan kelecakannya (workability) dalam jangka waktu relatif lama. Dalam
makalah ini dijelaskan bagaimana polymer polycarboxylates bekerja dengan efektif
untuk menjaga agar partikel semen tetap tertahan sehingga proses penggumpalan tidak
segera terjadi supaya beton segar tetap memiliki workabilitas yang lama.
Dengan menerapkan cara kerja SCC maka aplikasi pada desain beton pracetak
menjadi lebih terjamin kwalitasnya. Lebih dari itu, desain artistik yang mempunyai
tingkat kesulitan tinggi akibat rapatnya penulangan atau tipisnya struktur dapat diatasi
pelaksanaannya dengan memakai SCC.
Kata kunci: self compacting concrete

1. PENDAHULUAN
Concrete admixture adalah sesuatu selain air, semen dan agregat yang ditambahkan
kedalam campuran beton segar sebelum atau sesudah mixing.
Sika®ViscoCrete® adalah Superplasticizing admixture yang fungsinya adalah
mengurangi sejumlah besar pemakaian air pada beton segar. Dipakai untuk
meningkatkan kelecakan beton segar (improve the workability of fresh concrete) dan
untuk meningkatkan mutu beton terutama pada beton mutu tinggi. Memungkinkan
membuat beton segar mudah mengalir dan melakukan pemadatan mandiri (self
compacting concrete).
Percampuran antara air dengan semen akan mengakibatkan reaksi kimia / hidrasi.
Air akan diserap oleh permukaan granular semen yang dengan cepat akan membuat
granular semen menjadi lunak. Kemudian terbentuk permukaan tipis gel disekitar
granular. Karena proses waktu lambat laun lapisan gel tersebut menjadi solid
kemudian berhidrasi dan akhirnya mengeras. Apabila air campuran mengandung
admixture maka yang terjadi adalah molekul admixture akan diserap oleh granular
semen yang lunak tersebut kemudian dengan segera akan menyelimuti granular semen
dan meningkatkan muatan negatif pada permukaan granular semen yang
mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel semen (electrostatic repulsion).
Selanjutnya granular semen akan mengalami efek dispersi yang akan mempengaruhi
kelecakan beton segar.

ISBN 979.9243.80.7 131


Handi Prajitno

2. DISPERSAN (SUPERPLASTICISER)
Superplasticizer generasi pertama seperti lignosulfonates (LS) dan sulfonated
naphthalene formaldehyde (SNF) sampai sekarang masih banyak dipakai untuk
meningkatkan kualitas beton. Sampai saat sekarang superplasticizer jenis SNF dan LS
ini masih dapat diandalkan dan bekerja dengan baik dengan kemampuan mengurangi
air sampai dengan 20 %. Yang perlu mendapat perhatian dari superplasticizer jenis
SNF dan LS ini adalah kemampuan untuk mempertahankan kelecakan beton segar
adalah sangat terbatas dan bahkan cenderung cepat kehilangan kelecakan dalam waktu
yang relatif singkat.
Sika®ViscoCrete® Technologi adalah hasil pengembangan terbaru daripada
superplasticizer yang memiliki performa tinggi dengan bahan dasar polymer dari
polycarboxylates. Efek water reducing daripada ViscoCrete ini jauh lebih kuat
dibandingkan dengan konfensional superplasticizer seperti yang tersebut diatas.
Pengurangan jumlah air yang dihasilkan dapat mencapai 40 %. Lebih dari itu bahan
ini juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelecakan beton segar lebih lama.
Sika®ViscoCrete® Technologi yang terbuat dari jenis polycarboxylates ini memiliki
dua sifat pengaruh sekaligus terhadap hidrasi semen yaitu ”efek dispersi” dan ”efek
sterik”.
Efek dispersi yang menghasilkan electrostatic repulsion telah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan mekanisme efek sterik dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada efek sterik, molekul polycarboxylates memiliki ikatan rantai yang panjang (long
side chain) yang akan membentuk halangan sterik atau steric repulsion yang akan
meningkatkan kemampuan semen partikel untuk saling tetap menjaga jarak
diantaranya.
Kombinasi antara electrostatic repulsion dengan steric repulsion menghasilkan istilah
electrosteric stabilization; yang mana istilah ini seringkali dipakai untuk
menggambarkan bagaimana sebenarnya superplasticizer sebagai dispersan. Kontribusi
besarnya pengaruh dispersan ini dipengaruhi oleh bentuk profil polymer yang terdapat
diantara permukaan semen partikel, dan besarnya kekuatan ion (ionic strength) yang
ada dalam larutan. Mengingat ionic strength yang ada pada semen sendiri cukup besar
(hingga 0.1 mol/L)1, sedangkan electrostatic repulsion sendiri tidaklah cukup kuat
untuk menahan jarak antar partikel semen. Untuk menahan kedekatan jarak antara
pertikel semen dibutuhkan gaya yang relative cukup long range. Dengan polymer
polycarboxylate yang menghasilkan electrosteric stabilization yang cukup kuat untuk
tetap menahan dan menjaga jarak antar partikel semen maka akibatnya tidak hanya
menimbulkan efek dispersi yang sangat bagus tetapi juga menyebabkan kelecakan
beton segar dapat bertahan lama, workability time lebih stabil dan tahan lama. Slump
loss menjadi kecil atau tidak ada sama sekali dalam waktu relative lama.

1
Robert J. Flatt, Nicos Martys,and Lennart Bergström The Rheology of Cementitious
Materials, 2004 (hlm.315)

132 ISBN 979.9243.80.7


Sika®Viscocrete® Sebagai Dispersan Untuk Self Compacting Concrete

Tabel 1. Perbandingan Polycarboxylate Dengan Naphthalene

Raw materials NAPHTHALENE POLYCARBOXYLATE


Properties Na Polymer
Chain Short Long
Arm Long Short
Ca 10-20 A 100 A
Absorption to cement grain Direct Partial
Dosage for spread 48 (w/c=46) 0.9 % 0.3 %
Range HRWR UHRWR
Water reduction Up to 20 % Up to 40 %

3. SELF COMPACTING CONCRETE


Pemakaian self compacting concrete dalam bidang konstruksi akan meningkatkan
kualitas struktur beton dengan mengeliminir salah satu kesalahan manusia yang
diakibatkan oleh alat penggetar. SCC menggantikan pemadatan manual dengan
pemadatan semi otomatis. Untuk membuat campuran beton SCC dibutuhkan
campuran desain yang sedikit berbeda dibandingkan dengan beton biasa. Juga
diperlukan kontrol kualitas yang lebih terutama pada saat awal pelaksanaan
pembuatan campuran desain. Sebelum campuran beton SCC diproduksi, harus
dipastikan bahwa beton segar memenuhi kriteria seperti kelecakan, homogen tidak
segregasi, dan tidak bleeding serta memiliki kemampuan mengalir mandiri.
Metoda pengukuran workability telah dikembangkan, baik untuk keperluan di
laboratorium maupun untuk di lapangan. Dengan metoda test yang benar akan dapat
diketahui kondisi workability, segregasi, viscosity, blocking dan SCC mix yang baik.
Ada dua jenis pengukuran yang dapat digunakan dan cukup mewakili kondisi
workability beton SCC adalah ‘Slump-Flow’ dan ‘L-Shape Box’. Dengan kedua jenis
alat ukur ini, akan dapat diperoleh suatu gambaran beton SCC yang cukup ideal untuk
diproduksi.

4. SLUMP FLOW TEST


Slump-flow test dapat dipakai baik di laboratorium maupun di lapangan; dan dengan
memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workability dan segregasi daripada beton
segar. Disarankan menggunakan slump-flow test di lapangan untuk menguji
workabilitas beton SCC.

Gambar 1. Slump Flow Test


Didalam perencanaan test workability, parameter atau range daripada workability
sangat tergantung dari kebutuhan konstruksi. Kebutuhan workability untuk
pengecoran konstruksi bidang vertical berbeda dengan bidang horizontal. Demikian
juga untuk hal-hal yang khusus seperti exposed concrete. Dengan slump-flow dapat

ISBN 979.9243.80.7 133


Handi Prajitno

diukur besaran diameter alir beton segar. Nilai slump-flow beton SCC bervariasi
antara 600 - 725 mm.
Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workability beton SCC
berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut : untuk konstruksi vertikal,
disarankan menggunakan ukuran nilai slump-flow antara 650 mm sampai 725 mm.
Sedangkan untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan nilai slump-flow
antara 600 mm sampai 650 mm.

5. L-SHAPE-BOX TEST2
Dengan menggunakan L-Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking
beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar yang
bersangkutan. Dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai blocking ratio. Blocking
ratio didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking ratio,
semakin baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu. Untuk test ini kriteria
yang umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal maupun untuk konstruksi
horisontal disarankan mencapai nilai blocking ratio = 0.8

Gambar 2. L-Box untuk mengukur blocking, gap 34 mm.

6. KOMPOSISI
Secara umum SCC membutuhkan fines content yang memiliki ukuran ≤ 0,125 mm
lebih tinggi daripada beton normal. Pada umumnya ukuran diameter coarse agregate
maximum antara 10 – 20 mm. Juga memungkinkan digunakan ukuran coarse
agregate yang lebih besar (30 mm). Batu kali maupun batu pecah, kedua-duanya dapat
dipakai. Water Cement ratio tetap dijaga sesuai dengan batas yang diijinkan karena
tetap akan berpengaruh terhadap kekuatan beton, porositas, permeabilitas dan
durabilitas beton. Pada dasarnya semua jenis semen dapat dipakai untuk beton SCC
sesuai dengan kebutuhan fines content ataupun kwalitas beton yang diinginkan. Fly
Ash, powdered limestone dan Silica Fume juga dapat dipakai sebagai binder
komponen. Diperlukan concrete admixture dengan kekuatan water reducer yang
sangat tinggi untuk mencapai workabilitas, kohesifitas dan homogenitas beton secara
bersamaan.
1. Aggregate
Ukuran maximum terkecil/butir halus partikel sekitar 12 – 20 mm adalah lebih
baik, tetapi pada prinsipnya semua agregat memungkinkan untuk digunakan.

2
Örjan Petersson, Swedish Cement and Concrete Research Institute, 1999 (hlm.4)

134 ISBN 979.9243.80.7


Sika®Viscocrete® Sebagai Dispersan Untuk Self Compacting Concrete

Tabel 2. Contoh ukuran agregat


Ukuran pecahan partikel SCC 0/8 mm SCC 0/16 mm SCC 0/32 mm
0/ 4 mm 60 % 53 % 45 %
4/ 8 mm 40 % 15 % 15 %
8/16 mm - 32 % 15 %
16/32 mm - - 30 %
Butir halus ≤ 0.125 mm (semen, additives and pasir)
SCC 0/ 4 mm ≥650 kg/m³
SCC 0/ 8 mm ≥550 kg/m³
SCC 0/16 mm ≥ 500 kg/m³
SCC 0/32 mm ≥475 kg/m³
2. Binder content
Bersarkan pada jumlah butir halus, jumlah semen dan agregat dapat ditentukan
tergantung pada mutu beton yang diinginkan dan pasir yang digunakan :
Semen and additives content (total)
SCC 0/ 4 mm 550–600 kg/m³
SCC 0/ 8 mm 450–500 kg/m³
SCC 0/16 mm 400–450 kg/m³
SCC 0/32 mm 375–425 kg/m³
3. Water content
Perlakuan factor air semen pada beton SCC sama dengan beton normal, dimana
semakin kecil faktor air semen maka semakin tinggi kualitas beton yang
dihasilkan, baik kekuatannya, porositasnya, permeabilitynya dan durabilitynya.
Jumlah air dalam SCC tergantung pada mutu beton yang diinginkan dan dapat
ditentukan sebagai berikut:
Water content
> 200 l/m³ Beton Mutu Rendah
180 to 200 l/m³ Beton Mutu Standar
< 180 l/m³ Beton Mutu Tinggi
4. Concrete admixtures
Diperlukan concrete admixture dengan kekuatan water reducer yang sangat tinggi
untuk mencapai workabilitas, kohesifitas dan homogenitas beton secara
bersamaan. Untuk melakukan penyesuaian jumlah air dan memastikan
homogenitas beton tetap bersifat kohesif , dapat digunakan Sika®ViscoCrete®
superplasticizers generasi ketiga.
Beberapa manfaat SCC pada dunia konstruksi adalah sebagai berikut:
Untuk kontraktor:
• Tidak perlu alat penggetar (vibrator)
• Waktu pengecoran lebih singkat
• Pekerjaan finishing lantai lebih ringan
• Tenaga kerja lebih sedikit
• Menghemat waktu pemakaian alat-alat berat (crane, con’c pump, dsb)
• Dapat mengatasi problem pengecoran pada daerah padat tulangan.
• Kecil sekali kemungkinan terjadinya honeycomb.

ISBN 979.9243.80.7 135


Handi Prajitno

• Sangat cocok untuk pekerjaan perbaikan beton baik kecil maupun besar
• Menghilangkan kebisingan daripada vibrator.
Untuk Ready Mix Concrete
• Kesempatan untuk kompetitif.
• Memungkinkan adanya tambahan turnover.
• Waktu tuang beton dari truck mixer lebih singkat.
• Beton mudah dipompa.
Untuk industri pre-cast concrete
• Pengecoran lebih cepat, kapasitas produksi meningkat.
• Tenaga kerja sedikit.
• Elemen yang tipis dan rumit dapat teratasi dengan mudah.
Untuk konsultan & owner.
• Mempersingkat waktu progress proyek.
• Memungkinkan pembuatan detail permukaan yang rumit.
• Dapat dibuat super flat floor, sehingga memudahkan finishing.
• Durability beton meningkat.
• Vibrator & compaction tidak lagi menjadi kriteria design.

7. KESIMPULAN
Dengan adanya ViscoCrete teknologi sebagai dispersan generasi baru campuran beton
telah memungkinkan untuk membuat beton segar dengan pemadatan mandiri serta
memiliki durabilitas tinggi pada pada beton keras. Molekul polymer yang ada pada
dispersan ini memiliki efek dispersi dan efek sterik. Sifat yang dimiliki oleh dispersan
ini berdampak pada dunia konstruksi terutama pada sector industry beton. Yang
pertama tidak lagi diperlukan alat penggetar (vibrator) yang berdampak pada ekologi
dan yang kedua desain yang artistik tidak lagi menjadi hambatan dalam pelaksanaan
terutama pada beton pracetak.

136 ISBN 979.9243.80.7

Anda mungkin juga menyukai