Anda di halaman 1dari 52

Departemen Keperawatan Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN NY N

KELUARGA BERENCANA “METODE KONTRASEPSI IMPLAN”

PUSKESMAS BONTOMARANNU

OLEH
Kelompok 2 & 6

Ratnasari Nurul Fuadah Sofyanto


Irnawati Lahadi Rosmini
Masturi Nurul Hijriani
Baharuddin Muh. Sabir
Wahyuni Hardianti
Indriani Saputri

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2011). Agar dapat mencapai hal tersebut maka

dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara

tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencananan keluarga.


Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi), atau

pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (Manan,

2011).

Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu menunda

kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan

(mengatur kesuburan), mengakhiri kesuburan (Icemi dan Wahyu, 2013). Pada saat

sekarang ini telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi, khususnya alat

kontrasepsi metode efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi

hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek

samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan,

tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat diterima oleh

pasangan suami istri. Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia subur

(PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi, hal ini tidak hanya

karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka

tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus

dipertimbangkan termasuk status kesehatan.

Berdasarkan data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada

tahun 2012, tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi menunjukan tingkat

kesertaan KB di antara pasangan usia subur mencapai 61,9%. Sebanyak 57,9% di

2
antaranya menggunakan cara KB modern, hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4%

dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, penggunaan kontrasepsi didominasi oleh

alat kontrasepsi jangka pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat

pemakaian metode KB jangka panjang (MKJB), yaitu IUD, implan, metode operasi

pria (MOP/vasektomi) dan metode operasi wanita (MOW/ tubektomi) hanya sebesar

10, 6%. Data BKKBN Jawa Timur jumlah KB aktif pada bulan Juli 2013, sebanyak

4327 peserta. Dengan prosentase sebagai berikut : 2.081 peserta suntikan (48,09%),

833 peserta IUD (19,25%), 677 peserta Pil (15,65%), 422 peserta MOW (9,75%), 182

peserta kondom (4,21%), 127 peserta implan (2,94%), 5 peserta MOP (0,12%)

(BKKBN, 2013). Berdasarkan informasi data pokok kota Surabaya tahun 2012 jumlah
pengikut KB dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan. Dari total 85.070

akseptor, di tahun 2012 hanya terdata sekitar 76.842 akseptor baru. Dari target awal

yang ditentukan sebanyak 60.417. Namun dalam memilih kontrasepsi, akseptor KB

baru kebanyakan menggunakan suntik, kemudian pil. Sedangkan kontrasepsi yang

paling kurang diminati tahun 2012 adalah implan. Pada Tahun 2013, target akseptor

KB Surabaya naik menjadi 61.599 jiwa dengan rincian metode pil sebanyak 17.083,

kondom 3292, IUD 5252, MOW 2659, MOP 302, implant 1292 dan suntik 31.721

(Ciputra news 2013).

Dalam pemilihan metode kontrasepsi semua wanita usia subur memiliki

beberapa faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan

faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri, dimana didalam ketiga faktor tersebut

terdapat faktor pekerjaan, persepsi efektifitas, persepsi efek samping dan dukungan

suami (Hartanto, 2004). Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Bernadus (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi akseptor KB di Puskesmas Jailolo. Hasil

penelitiannya adalah terdapt hubungan antara variable usia, pendidikan,

pengetahuan,tarif pelayanan, persetujuan pasangan, budaya dengan pemilihan AKDR

di Puskesmas Jailolo sedangkan pekerjaan, ekonomi dan tariff pelayanan tidak

berhubungan dan yang paling berperan ialah faktor pendidikan. Pengetahuan tentang

3
alat kontrasepsi juga merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi

yang digunakan, kualitas pelayanan KB, dilihat dari ketersediaan alat kontrasepsi,

ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan

kesehatan, adanya hambatan dukungan dari suami juga sangat mempengaruhi

keengganan ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi (Maryatun, 2007).

Dampak apabila masih banyak pasangan usia subur tidak menggunakan

kontrasepsi yaitu jumlah penduduk semakin besar dan semakin meningkat,

kekurangan pangan dan gizi sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat yang

buruk, pendidikan rendah, kurangnya lapangan pekerjaan, tingkat kelahiran dan

kematian yang tinggi khususnya di negara berkembang (Wiknjosastro, 2005).


Oleh karena itu, peran perawat dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan

terutama dalam bentuk Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prosentase

pemakaian alat kontrasepsi yaitu dengan cara melakukan komunikasi yang efektif,

memberikan informasi dan edukasi (KIE) mengenai manfaat kontrasepsi serta

konseling, hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga berencana. Dengan

melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan

jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat

membuat klien merasa lebih puas (Saifuddin dkk, 2011).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas kasus dengan

judul “Asuhan keperawatan keluarga berencana (KB) pada Ny. “N” denganakseptor

implant KB di ruang ANC dan KIA puskesmas Bontomarannu” sebagai kasus pada

seminar kali ini.

B. RumusanMasalah

Berdasarkanuraianlatarbelakangtersebutmakakamimerumuskan permasalahan,

“BagaimanaAsuhan keperawatan keluarga berencana (KB) pada Ny. “N”

denganakseptor implant KB di ruang ANC dan KIA puskesmas Bontomarannu”?

C. Tujuan

1. TujuanUmum

4
Tujuandarilaporanpendahuluandanasuhankeperawataniniuntukmengetahui“Asuhan

keperawatan keluarga berencana (KB) pada Ny. “N” denganakseptor implant KB

di ruang ANC dan KIA puskesmas Bontomarannu”.

2. TujuanKhusus

a. Untuk mengetahui konsepdasarmedis pemberian keluarga berencana (KB).

b. Untuk mengetahui konsep dasar asuhankeperawatanpadapasienkeluarga

berencana (KB) yang terdiridari :

1) Pengkajian

2) Diagnosis keperawatan

3) Intervensidanrasional
4) Implementasi

5) Evaluasi

c. Mampumelakukanpengkajianpadapasienkeluarga berencana (KB).

d. Mampumerumuskan diagnosis keperawatanpadapasienkeluarga berencana

(KB).

e. Mampumenyusunrencanaasuhankeperawatanpadapadapasienkeluarga

berencana (KB).

f. Mampumelakukanimplementasikeperawatanpadapasienkeluarga berencana

(KB)sesuaidenganintervensi yang telahdisusunsebelumnya.

g. Mampumelakukanevaluasi hasiltindakankeperawatanpada pasien keluarga

berencana (KB)

5
D. Manfaat

1. Manfaatteoritis

Menambahkepustakaandan member

sumbanganpemikiranbagiperkembangandalambidangkesehatankhususnyakeperaw

atan.

2. ManfaatPraktis

a. BagiPenulis

Memberipengetahuandanpengalamandalammelakukanpembuatanlaporan

kasussertamengetahuikonsep dasar keluarga berencana (KB) dan

mampumemberikandanmeningkatkankualitaspelayanandalammemberikanasuh
ankeperawatankepadaklienkhususnyapadapadapasienkeluarga berencana

(KB), sertamampumelakukana

asuhankeperawatankepadakliensesuaidenganStandarOperasionalProsedur.

b. BagiInstitusiPendidikankeperawatan

Laporan kasusini diharapkanakanmenjadibahanbacaan yang

menarikdanbergunabagimahasiswatingkatpemula.

c. BagiRumahSakit

Sebagai data

dasarbagipengelolarumahsakitdanperawatsehinggadapatmeningkatkanmutupela

yanankeperawatanterutamadalamhalpenyuluhanatauedukasipadapasiendasarpad

apasienkeluarga berencana

(KB)sehinggabisameningkatkankualitashidupnyabaiksecarabiologis, fisik,

psikologismaupun spiritual.

6
BAB II

KONSEP DASAR TEORI

A. Definisi Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah suatu proses memilih kapan dan akan mempunyai anak

(Kapevin, 2013)

Menurut WHO yang dikutip oleh Harianto (2004 ) adalah tindakan yang membantu

individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif – obyektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang

diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran


dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam

keluarga.

Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur

banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan

bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian

sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan

terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel

telur dari wanita sekitar persetubuhan.

Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah cara untuk mencegah atau

menghindariterjadinya konsepsi(kehamilan), dengan penggunaan alat atau obat –

obatan.

B. Tujuan Keluarga Berencana

1. Mencegah kematian ibu dan anak.

2. Pengaturan kehamilan (waktu dan interval)

3. Pembinaan ketahanan keluarga.

4. Peningkatan kesejahteraan keluarga.

5. Menunda, menjarangkan dan meniadakan Kehamilan.

7
C. Sasaran Keluarga Berencana

1. Ibu dengan penyakit kronis.

2. Usia ibu < 20 tahun atau > 30 tahun dengan jumlah anak > 3 orang.

3. Ibu yang sudah pernah melahirkan > 5 x melahirkan.

4. Ibu dengan riwayat persalinan yang buruk.

5. Keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang memadai

D. Syarat – Syarat Alat Kontrasepsi KB

1. Aman untuk digunakan

2. Dapat diandalkan

3. Sederhana
4. Murah

5. Dapat diterima orang banyak

6. Pemakaian jangka lama

E. Jenis – Jenis Kontrasepsi KB

Berdasarkan cara kerjanya, kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:

1. Metode Sederhana

a. Tanpa Alat / obat

1) Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)

Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat

kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar

vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun

sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena memerlukan

penguasaan diri yang kuat dan kemungkinan ada sedikit cairan yang

mengandung spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina

sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan pencabutan

sebelum mani menyemprot.

2) Pantang Berkala

Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur

seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Pantang

8
melakukan hubungan suami istri pada saat – saat tertentu,misal : pada saat

hari raya keagamaan.

Cara menentukan masa ovulasi adalah:

a) Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang

akan datang

b) Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid

c) Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-

kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan

3) Menyusui bayi atau Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Kadar steroid yang tinggi mengakibatkan pematangan sel ovum (ovulasi)


tidak terjadi.Metode amenorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yg

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) yangefektif sampai 6 bulan.

MAL sebagai kontrasepsi bila :

a) Menyususi secara penuh (full breast feeding)

b) Belum haid

c) Umur bayi kurang dari 6 bulan

b. Dengan Alat/Obat

Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi masuknya

sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk

melumpuhkan sperma.

1) Kondom

Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna

dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam

vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam

vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun

indikasi pemakaian kondom adalah:

a) 6 Minggu sesudah vasektomi

b) Sementara menunggu pemasangan AKDR

c) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu > 36 jam

9
d) Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa

yang pasti

e) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau

dipakai.

2) Diafragma / Cap

Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk

menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam

serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai

menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah

persetubuhan.
3) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa

Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah

suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa

didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan

spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina.

2. Metode efektif

a. Pil Keluarga Berencana

1) Pengertian Pil KB

Menurut Herti (2007) Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang

diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi

wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan

sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.

2) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana

Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :

a) Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan

progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua

10
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila

diminum secara teratur.

b) Pil berturutan

Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama

14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil

gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian

minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat

mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.

c) Pil khusus

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari

leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit

pengangkutan sperma.

3) Cara Pemakaian Pil KB

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus

haid.Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari

minggu agar mudah diingat.Pada pasca persalinan pil mulai dimakan

sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu

sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).

Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus

menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang

terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil

diminum terus menerus.Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid

ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus

pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi

lain.(Wiknjosastro, 2002:919).

Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:

a) Denyut nadi melebihi 120/menit

b) Radang pembuluh darah balik (phlebitis)

11
c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang

hebat, nafas sesak atau berdebar-debar

d) Pertambahan berat badan yang progresif

4) Efek Samping Pil KB

Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB

dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

a) Efek sampingan ringan

Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya

pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual,

depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi


cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal.

b) Efek sampingan berat

Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah

tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas

faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler

secara langsung. Angka kejadian tromboemboli pada para wanita

pemakai pil adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita

bukan pemakai pil golongan umur yang sama

5) Penanggulangan Efek Samping Pil KB

a) Spotting; Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi

jika terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama beberapa

hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar

estrogennya lebih tinggi.

b) Rasa mual; Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung

estrogen lebih rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.

c) Cloasma; Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan

cara KB lain

12
d) Acne; Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil

dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lain.

e) Candidialis vaginal; Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang

mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan

menggunakan cara KB lainnya

f) Nyeri kepala; Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah

atau hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain

g) Penambahan berat badan; Bila penambahan berat badan secara progresif

dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti

dengan cara KB yang lain.


h) Varises/tromboplebitis; Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat

perawatan khusus

i) Hypertensi; Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil

perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus.

b. IUD/AKDR

1) Pengertian

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).

Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,

dan metal (Digitized by Usu, 2003).

2) Cara Kerja IUD

Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :

a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi

b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan

dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

3) Keuntungan-keuntungan AKDR

13
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai

berikut :

a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana menurut

BKKBN hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan.

b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil.

f) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.


g) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila

tidak terjadi infeksi

h) Dapat digunakan sampai menopause

i) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

4) Kerugian-kerugian AKDR

Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD

adalah :

a) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS

b) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan

yang sering berganti pasangan

c) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas

d) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam

pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan

e) Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah

pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

f) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan

terlatih yang harus melepas IUD

14
g) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

IUD dipasang segera sesudah melahirkan)

h) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD untuk

mencegah kehamilan normal.

5) Indikasi pemasangan AKDR

a) Telah mendapat persetujuan suami

b) Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya

tidak kurang dari 5 cm

c) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.

d) Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun


e) Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang umumnya di

atas 35 tahun

6) Kontraindikasi pemasangan AKDR

a) Adanya kehamilan

b) Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis

c) Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim

d) Diketahui datau dicurigai kanker rahim

e) Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin

f) Perdarahan haid yang hebat

g) Alergi logam

h) Rahim kecil, endometriosis

7) Saat yang baik pemasangan AKDR

Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada

waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid,

karena serviks lembut dan sedikit terbuka serta perdarahan dan sakit perut

mungkin tidak menimbulkan keluhan pada wanita tersebut.

Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu, pada saat:

15
a) Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada

tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada

keputihan seperti nanah/banyak sekali

b) Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4 hari setelah

melahirkan 40 hari setelah melahirkan.

c. Suntikan KB

Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.

1) Cara kerja

Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:

a) Menghalangi terjadinya ovulasi\


b) Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi

c) Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan

spermatozoa melalui kanalis servikalis

2) Keuntungan

a) Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%

b) Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada

c) Tidak mengurangi produksi ASI

d) Diberikan setiap 12 minggu sekali\

3) Waktu pemberian

a) Pasca persalinan sampai 40 hari

b) Pasca keguguran sampai 7 hari

c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid

4) Cara dan Tempat penyuntikan

Intramuskular

Tempat penyuntikan :Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan

ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Dan pada otot

pangkal lengan (deltoid).

5) Indikasi

a) Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu

16
b) Tidak dalam keadaan hamil

c) Riwayat siklus haid teratur

d) Tidak terdapat kontraindikasi

6) Kontraindikasi

a) Hamil

b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya

c) Tumor/ keganasan

d) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah

tinggi, obesitas, diabetes

7) Efek samping dan penanggulangannya


a) Devo provera

Efek samping dapat berupa :Gangguan haid: amenorhea, menoragia,

metroragia, dan spotting. Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala,

mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan

tekanan darah.

Penanggulangannya: Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi

untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi,

pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan yang lebih

intensif, pemberian obat symtomatis.

b) Noristerat

Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil

kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari

Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak diberikan

pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan.

Amenorhea di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari

selama 7 hari. Bila amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali

suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka suntikan dihentikan

d. Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)

1) Pengertian Alat Kontrasepsi Implant

17
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi wanita

yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri

atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat

levonorgestrvel. (Hartono, 2003)

2) Cara Kerja Susuk KB

Menurut Sadikin (2003), Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik

Implant dibawah kulit maka akan dilepaskannya hormon levonogestrel

secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah

kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:

a) Menghambat terjadinya ovulasi


b) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim

c) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

3) Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB

Menurut Sadikin (2003) akseptor yang tidak diperbolehkan menggunakan

Implant / susuk KB adalah:

a) Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil

b) Menderita Tumor

c) Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis, sakit

kuning, infeksi panggul, varices berat, wasir

4) Keuntungan susuk KB

Menurut Sadikin (2003) keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi

implant adalah sebagai berikut:

a) Tidak menekan produksi ASI

b) Praktis dan efektif

c) Tidak ada faktor lupa

d) Masa pakai jangka panjang (5 tahun)

e) Membantu mencegah anemia

f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan

g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

18
5) Pemasangan susuk KB

Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu sedang haid,

yaitu sejak hari pertama haid sampai selambat-lambatnya hari ketujuh,

Postpartum 3-4 minggu. Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan

Implant perlu dilakukan sama seperti pada pemakaian kontrasepsi hormonal

lainnya, jika tidak terdapat kontra indikasi hormon progestin maka

pemasangan implant dapat dilakukan.

6) Pencabutan susuk KB ;Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama

pencabutan Implant, untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja

ditutup dengan kain yang bersih.


7) Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan

a) Gangguan Haid

Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia

Penanggulangan dan pengobatan ;

(1) Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan kepada

calon implant bahwa pemakaian Implant dapat menyebabkan gejala-

gejala tersebut akibat dan hormonal implant. Biasanya gejala-

gejalanya perdarahan tidak berlangsung lama. Bila amenorhea,

berikan penjelasan dengan baik.

(2) Pengobatannya dengan cara bila pasien ingin haid, dapat

dilaksanakan dengan memberikan pil KB hari I sampai 2 masing-

masing 3 tablet. Selanjutnya dari hari 4, l x 1 selama 4-5 hari. Bila

perdarahan dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya Ethynil

Estradiol 2 x I sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah

perdarahan berhenti dapat dilaksanakan “tapering off” (1 x 1 tablet)

selama beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.

b) Depresi

Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak semangat dalam

bekerja/ kehidupan.

19
Penanggulangan dan pengobatan :

(1) Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan kepada

calon akseptor guna menghindari perasaan bersalah dan calon

akseptor.

(2) Pengobatannya dengan cara terapi psikologis bagi yang menderita

depresi, pemberian vitamin-vitamin seperti B6 50 mg.

c) Keputihan

Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang keluar

dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada

peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak berbahaya
kecuali berbau, panas atau terasa gatal.

Penanggulangan dan pengobatan

(1) Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan kepada

peserta Implant jarang terjadi keputuhan, bila hal ini terjadi juga

harus dicari penyebabnya.

(2) Pengobatannya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan

berlebihan, dapat diberikan preparat anti kolinergik seperti ektrat

belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.

d) Jerawat

Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan dapat disertai

infeksi atau tidak.

Pengobatan :Pengobatannya dengan memberikan Vitamin A dan vitamin

E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat Tetrasiklin

250 mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.

e) Perubahan Libido

Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido

akseptor.Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.

20
Penanggulangan dan pengobatan :Menjelaskan kepada pasien

kemungkinan hal ini dan sifatnya yang subyektif pengobatan medis

tidak dianjurkan.

f) Perubahan Berat

Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa Kg dalam

beberapa bulan setelah pemakaian Implant.

Penanggulangannya :Menjelaskan kepada akseptor Implant bahwa

kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping dan pemakaian

Implant, akan tetapi tidak selalu kenaikan berat tersebut diakibatkan dan

pemakaian implant.
g) Hematoma

Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada daerah

pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan bawah kulit.

Penanggulangan dan pengobatan ;

(1) Penanggulangannya dengan cara membenikan penjelasan kepada

peserta akseptor mengenai kemungkinan hal tersebut.

(2) Pengobatannya dengan cara kompres dingin pada daerah yang

membiru selama dua hari. Setelah itu rubah menjadi kompres panas

hingga wama biru/kuning hilang.

h) Nyeri

Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah pemasangan

akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan

Implant.

Penanggulangan dan pengobatan :

(1) Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan kepada

akseptor tentang fisiologis dan cara pemasangan Implant secara

jelas.

21
(2) Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti prostaglandin

misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet atau parasetamol 500 mg 3x1

tablet.

3. Metode Mantap

a. Tubektomi (MOW)

Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan

anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat

dibuahi oleh sperma.Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan

operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.

Keuntugannya adalah: Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya


kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak mengganggu

hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI. Kerugiannya

berupa: faktor resiko dan efek samping bedah.

b. Vasektomi (MOP)

Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan

cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma

tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan

demikian tidak terjadi pembuahan.

Keuntungan dari vasektomi adalah:

1) Tidak ada mortalitas (kematian)

2) Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali

3) Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit

4) Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian

laboratorium

5) Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang dikeluarkan

waktu coitus tidak berubah

6) Biaya murah

7) Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak

selalu harus di kamar mandi.

22
Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet, pembengkakan

dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang

sendiri tanpa pengobatan sederhana, gejala tersebut timbul sebagai akibat

persiapan, teknik dan perawatan yang kurang sempurna disamping factor

penderita sendiri.

Penangulangannya adalah dengan pemberian antibiotika dan analgetik,

kemudian konsultasikan dengan ahli jiwa jika penderita mengalami

gangguan psikologis.

Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:

1) Kesalahan memotong
2) Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras

3) Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)

4) Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif

5) Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang

dipotong.

23
BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
1. Identitas
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan pervaginam berulang
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti siklus haid
b. Riwayat kesehatan masa lalu yaitu mengenai penggunaan Kontrasepsi
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga; Yang dapat di kaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat di identifikasi mengenai penyakit turunan dan
penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
d. Riwayat mentruasi; Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas; Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
f. Riwayat seksual; Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
di gunakan serta keluhan yang menyertainya.
g. Riwayat pemakaian obat; Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
h. Pola aktivitas sehari-hari; Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istrahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan
saat sakit

24
4. Data Fokus
a. Wawancara
1) Jumlah anak yang direncanakan
2) Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain
?
3) Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
4) Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
5) Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur,
kebiasaan merokok
6) Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
7) Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus
haid seperti amenore, spotting, metroragia,
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan
2) Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal,
Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR.
3) Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
4) Kardiovaskuler : Palpitasi.
5) Dada : pernapasan kadang sesak.
6) Payudara : hyperpigmentasi
7) Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
8) Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
9) Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
c. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka diperiksa:
1) Hb, biasanya < 10gr/dl
2) Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
3) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
d. Pemeriksaan Psikososial
1) Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2) Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya.
B. Intervensi Keperawatan

25
1. Nyeri akut

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak

mengalami nyeri

Kriteria hasil :

klien melaporkan nyeri berkurang

klien mengatakan mampu mengontrol nyeri

klien mampu mengenali nyeri

INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi

komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi


Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada

ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat

mengindikasikan adanya reaksi dari

pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan, dan kebisingan


Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang

maka intensitas nyeri akan berkurang


Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat

menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri


Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar

napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman

hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri


Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa

nyaman, sehingga nyeri dapat

26
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri,
untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti
nyeri

2. Ansietas

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien

teratasi

Kriteria hasil :

TTV klien dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol

cemas

INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi

selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan

menimbulkan kecemasan klien


Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan

perasaan, ketakutan, persepsi persepsi akan mengurangi kecemasan

klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan

mengurangi kekhawatiran klien


Temani klien untuk memberikan keamanan Memberikan keamanan pada klien dan

dan mengurangi takut mengurangi takut


Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien,

27
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien

mengenai prosedur tindakan yang akan

dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif

klien kepada klien


Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang

menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien


Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai dengan
Berikan obat anti cemas
kebutuhan klien dapat mengurangi

kecemasan klien
3. Defisit Pengetahuan

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan

pengetahuan tentang kontrasepsi

Kriteria hasil:

Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,

kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya

Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan

lainnya

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan

yang akan diberikan pada klien


Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis-jenis Meningkatkan pemahaman klien

kontrasepsi, kekurangan & kelebihan

masing2 kontrasepsi dan cara

penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan

mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang

28
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai

dapat mengurangi kecemasan klien&

memenuhi kebutuhan klien


Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat

29
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN NY”N”

DENGAN PEMERIKSAAN KB IMPLANT

DI POLI KB PUSKESMAS BONTOMARANNU

I. DATA UMUM KLIEN

Inisial klien : Ny N

Usia : 24 Tahun

Status Perkawinan: kawin

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku bangsa : Indonesia Makassar

II. Data Umum Kesehatan Saat Ini:


TB/BB : 153 cm/42,4 kg
Keadaan Umum : Baik
Tanda-tanda vital : TD: 130/80 mmHg
N : 98x/i
S : 37o C
P : 20x/i
Kepala dan rambut
Bentuk kepala : Normochepal, tidak ada nyeri tekan.
Keadaan rambut : Pasien menggunakan jilbab
Kebersihan rambut: Psien tampak menggunakan jilbab
Wajah/muka : wajah tampak simetris, tidak ada jejas, tidak ada nyeri
tekan
Mata
Konjungtiva : tidak anemis

30
Sklera : tidak ada kelainan
Gangguan penglihatan : tidak ada kelainan
Hidung : nampak simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak
ada secret
Mulut : simetris
Telinga : simetris kanan dan kiri
Leher : tidak ada pemebesaran tiroid, tidak ada nyeri
tekan.
Dada : simetris
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
Genitalia : tidak ada keluhan
Tungkai bawah : tidak ada edema, tidak ada varises
III. Data Umum Kebidanan
Status obstetric : G4P1A3
Jumlah anak :1

Jenis Cara Keadaan


No Umur BB lahir
Kelamin persalinan Sekarang
1. 1tahun
P Normal 3100 gram Sehat
6 bulan

Alasan datang ke klinik


Pasien mengatakan tidak mengerti tentang penggunaan KB, Pasien mengeluh

haid tidak teratur,dan pasien mengatakan merasa khawatir karena pertama kali

menggunakan alat kontrasepsi dengan implant

Lama Perkawinan : 3 tahun


Masalah untuk hamil : tidak ada
Masalah selama kehamilan : sering mual muntah
Masalah setelah melahirkan : tidak ada
Penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya : tidak ada
Cara KB yang diminati : implant
Riwayat social : tidak ada
Gamabaran kasus

31
Pada tanggal 14 januari 2019 Ny N berusia 24 tahun datang ke

Puskesmas dengan keluhan haid tidak teratur dan pasien mengatakan merasa

khawatir karena pertama kali menggunakan alat kontrasepsi dengan implant.

Pasien tampak bertanya-tanya terkait dengan KB, pasien tampak

kebingungan,pasien tampak kurang mengerti tentang efek samping terhadap

penggunaan kb. Pasien tampak cemas dengan TTV: TD:130/80 mmHg,

N: 98 x/i, S: 37oC, P: 20x/i

32
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- pasien mengatakan tidak - pasien tampak bertanya-tanya

mengerti tentang penggunaan KB terkait dengan KB

- Pasien mengeluh haid tidak - pasien tampak kebingungan,

teratur - pasien tampak kurang mengerti

- Pasien mengatakan merasa tentang efek samping terhadap

khawatir karena pertama kali penggunaan kb.

menggunakan alat kontrasepsi - Pasien tampak cemas

dengan implant - TTV:


TD: 130/80 mmHg

N: 98x/i

S: 37OC

P: 20x/i

33
ANALISA DATA

N MASALAH
DATA ETIOLOGI
O KEPERAWATAN
1. Pemasangan alat Defisit
DS :

- pasien mengatakan tidak kontrasepsi pengetahuan

mengerti tentang

penggunaan KB Kurang terpaparnya


DO : informasi

- pasien tampak bertanya-


khawatir
tanya terkait dengan KB

- pasien tampak
Defisit pengetahuan
kebingungan,

- pasien tampak kurang


mengerti tentang efek

samping terhadap
Ansietas
penggunaan kb.

Pemasangan alat

kontrasepsi

Kurang terpaparnya

34
informasi

Cemas
2.

DS
Ansietas
- Pasien mengeluh haid tidak

teratur.

- Pasien mengatakan merasa

khawatir karena pertama

kali menggunakan alat

kontrasepsi dengan implant

DO

- Pasien tampak cemas

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 98x/i

S: 37OC

P: 20x/i

35
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Luaran
No. Diagnosis Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1. Pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Untuk mengetahui
DS :

- pasien mengatakan tidak meningkat kemampuan menerima kesiapan pasien untuk

mengerti tentang informasi menerima informasi


2. Sediakan materi dan 2. Untuk mempermudah
penggunaan KB
media pendidikan dalam memberikan
DO :

- pasien tampak bertanya- kesehatan dan berikan edukasi pasien


Untuk memberikan
tanya terkait dengan KB kesempatan untuk
pemahaman pasien
- pasien tampak kebingungan, bertanya
3. Berikan informasi terkait tentang KB dan macam-
- pasien tampak kurang

mengerti tentang efek dengan metode macam nya .

samping terhadap penggunaan KB dan


penggunaan kb. macam-macam nya.

2 Ansietas berhubungan dengan Ansietas berkurang 1. Pantau perubahan tanda- 1. Perubahan tanda-tanda

kurang terpaparnya informasi di tanda vital dan kondisi vital dapat digunakan

36
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

tandai dengan : yang menunjukkan sebagai indicator

DS : peningkat kecemasan terjadinya ansietas pada

pasien pasien
- Pasien mengatakan pertama 2. Memberikan informasi 2. Mempersiapkan pasien
kali menggunakan alat
tentang masa depan dan menghadapi segala
kontrasepsi dan
efek samping kemungkinan kasus
menggunakan kontrasepsi 3. Ajarkan tehnik
perkembangan dan
implant
menenangkan diri dan
- Pasien mengatakan susah memberikan informasi
pengendalian perasaan
tidur baru pada pasien
negative atas segala hal 3. Tehnik menenangkan diri
- Pasien mengatakan khawatir
yang dirasakan pasien dapat di gunakan untuk
dengan keadaannya
DO : meredakan kecemasan
- Pasien tampak cemas dan
pada pasien
gelisah

- Sulit tidur

- TTV

TD : 130/80 mmHg

37
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

S : 37 0c

P : 20 x/m

N : 98 x/m

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

N Hari, Diagnosis Jam Implementasi Evaluasi Paraf

38
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

o.
tanggal Keperawatan
1. Senin Defisit 09.10 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S : pasien mengatakan telah

14 januari Pengetahuan kemampuan menerima informasi paham dengan materi


H : setelah menanyakan kesiapan
2019 yang di sampaikan
pasien , pasien mengatakan pasien
O : pasien tampak tidak
siapa untuk menerima informasi
2. Menyediakan materi dan media kebingungan

pendidikan kesehatan dan berikan A : pengetahuan bertambah

kesempatan untuk bertanya P : pertahankan intervensi


H : setelah diberikan informasi, pasien

bertanya mengenai hal yang kurang di

mengerti.
3. Berikan informasi terkait dengan

metode penggunaan KB dan macam-

macam nya.
H : setelah diberikan informasi ,

pasien tampak paham dengan apa

39
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

yang di sampaikan .
2. Senin Ansietas 1. Pantau perubahan tanda-tanda vital S : pasien mengatakan tidak

14-01-2019 09.15 dan kondisi yang menunjukkan Cemaslagi terhadap alat

peningkatan kecemasan pasien kontrasepsi yang

digunakan
H : TD : 130/80 mmHg, N : 90 x/m
Pasien tampak cemas O : pasien tampak paham
2. Memberikan informasi tentang A : ansietas membaik
kelebihan dan efek samping kb P : pertahankan intervensi

H : pasien tampak mengerti dengan

penjelasannya

3. Mengajurkan tehnik menenangkan diri

dan pengendalian perasaan negative

atas segala hal yang dirasakan pasien

H : pasien mulai mengerti dengan apa

yang dijelaskan

40
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

41
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa antara masalah

keperawatan pada Ny. N dengan pemeriksaan KB dengan metode implant

berdasarkan teori dan kesenjangan. Keluarga Berencana adalah suatu proses memilih

kapan dan akan mempunyai anak (Kapevin, 2013).

Menurut WHO yang dikutip oleh Harianto (2010 ) adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif – obyektif

tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat

kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak

dalam keluarga.

Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah cara untuk mencegah atau

menghindariterjadinya konsepsi(kehamilan), dengan penggunaan alat atau obat –

obatan. Metode kontasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi

wanita yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri

atas 1 atau 2 batang berukuran kira-kira 3 cm berisi zat hormone levonorgestrvel

(Hartono, 2010).

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data, seperti riwayat

keperawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekunder lainnya meliputi,

catatan, hasil pemeriksaan diagnostik, dan literatur (Deswani, 2009).

42
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani

masalah-masalah pasien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang

tepat. Keberhasilan proses keperawaan sangat tergantung pada tahap ini

(Muttaqin, 2008).

Pengkajian asuhan keperawatan pada Ny”N” dilakukan pada tanggal 14

Januari 2019 datang di puskesmas dengan maksud untuk memeriksakan implant

yang sudah dipasang sejak juli 2018dengan tanda-tanda vital: TD: 130/80

mmHg, RR: 20 x/menit, N: 98 x/menit, dan S: 370C. Dalam teori disebutkan

bahwa Menurut Sadikin (2013), Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik

Implant dibawah kulit maka akan dilepaskannya hormon levonogestrel secara

konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada

dasarnya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:

a) Menghambat terjadinya ovulasi

b) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim

c) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

Dalam teori pmasangan KB perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan

pengkajian yang lebih lengkap khusunya dengan metode pemasangan implant.

Menurut Sadikin (2013), hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian dan

pemeriksaan fisik untuk menghindari pemasangan yang memiliki kontra seperti

diantaranya yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB adalah:


1. Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil
2. Menderita Tumor
3. Wanita berpenyakit jantung
4. darah tinggi (Hipertensi)
5. kencing manis (DM)

43
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

6. sakit kuning
7. Infeksi panggul
8. Varices berat
9. Wasir

Pada kasus Ny “N” telah dilakukan pemeriksaan HBSAG dan HIV pada

waktu yang sama di puskesmas bontomarranu. Pada pemeriksaan di dapatkan

hasil pemeriksaanya HBSAG negative dan HIV negative , pemeriksaan ini

bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit pada pasien . pada pemeriksan fisik
juga telah dilakukan berupa pemeriksaan tekanan darah 130/80 mmHg, N : 98

x/m , R: 20 x/m, S : 370c, pada pengkajian tidak di dapatkan pula varises dan

wasir dan ataupun riwayat penyakit lain pada pasien.

Pada pengkajian didapatkan data bahwa pasien mengatakan haid tidak

teratur, Pasien mengatakan pertama kali menggunakan alat kontrasepsi dan

menggunakan kontrasepsi implant, Pasien mengatakan susah tidur, Pasien

mengatakan khawatir dengan keadaannya, Pasien tampak cemas dan gelisah ,

Sulit tidur, pasien tampak bertanya-tanya terkait dengan KB, pasien tampak

kebingungan, pasien tampak kurang mengerti tentang efek samping terhadap

penggunaan kb.
B. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah sebuah label singkat, menggambarkan kondisi

pasien yang diobservasi di lapangan. Diagnosa keperawatan utama yang diangkat

oleh penulis yaitu defisit pengetahuan dan ansietas. Defisit pengetahuan

merupakan ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan

topik tertentu (PPNI, 2017). Data-data yang mendukung adalah pasien mengatakan

tidak mengerti tentang penggunaan KB, pasien tampak bertanya-tanya terkait

44
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

dengan KB, pasien tampak kebingungan, dan pasien tampak kurang mengerti

tentang efek samping terhadap penggunaan kb.

Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu

terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (PPNI,

2017). Data-data yang mendukung adalah Pasien mengatakan pertama kali

menggunakan alat kontrasepsi dan menggunakan kontrasepsi implant, Pasien

mengatakan susah tidur, Pasien mengatakan khawatir dengan keadaannya, Pasien

tampak cemas, gelisah, Sulit tidur, dan TTV: TD : 130/80 mmHg, S : 37 0c, P : 20

x/m, N : 98 x/m

Etiologi terjadinya defisit pengetahuan adalah kurang terpaparnya informasi

mengenai efek samping penggunaan alat kontrasepsi kb sehingga pasien

mengalami kecemasan terhadap kondisi yang dialaminya sehingga pasien

mengalami ansietas terhadap kondisi yang dialaminya.


C. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien
dapat terpenuhi (Wilkinson, 2011).
Dari sekian banyak rencana tindakan keperawatan dari pada Standar
Intervension Keperawatan Indonesia dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi dengan intervensi identifikasi tingkat pengetahuan klien tentang alat
kontrasepsi sesuai sengan kondisinya dengan rasional untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien agar dapat menetukan intervensi selanjutnya, jelaskan pada
pasien tentang efektifitas, efesiensi KB implant dengan rasional memberikan

45
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

gambaran tentang KB implant, berikan pendidikan kesehatan tentang indikasi


dan kontraindikasi, efek samping dari KB yang digunakan dengan rasional KB
yang digunakan sesuai dengan kondisi suami istri.
Dari diagnose kedua ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi, maka tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengurangi kecemasan.
yaitu monitor tanda-tanda vital dan kondisi yang menunjukkan peningkatan
kecemasan pasien dengan rasional perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan
sebagai indicator terjadinya ansietas pada pasien, berikan informasi tentang efek
sampiiang penggunaan KB implant dengan rasional mempersiapkan pasien
menghadapi segala kemungkinan perkembangan dan memeberikan informasi
baru pada pasien, ajarkan teknik menenangkan diri dan pengendalian perasaan
negative atas segala hal yang dirasakan pasien dengan rasional teknik
menenangkan diri dapat digunakan untuk meredakan kecemasan pada pasien.
D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh penulis untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan (Dermawan, 2012).

Berdasarkan intervensi yang telah direncanakan, adapun implementasi

yang telah dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 adalah memantau perubahan

tanda-tanda vital dengan kondisi yang menunjukkan peningkatan kecemasan

pasien dengan hasil TTV: TD: 130/80 mmHg, S: 36,2 ᴼC, N: 90 x/menit, P: 20

x/menit dengan pasien tampak cemas.

Memberikan informasi tentang kontrsepsi KB dengan hasil pasien

mengerti dan memahami apa yang dijelaskan. menganjurkan teknik menenangkan

46
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

dan pengendalian perasaan negative atau segala hal yang dirasakan pasien dengan

hasil pasien mulai mengerti dengan apa yang dijelaskan. Memberikan pendidikan

kesehatan kepada klien tentang efek samping dari pengunaan KB implant.

KB susuk, atau dalam medis dikenal sebagai KB implan, adalah tabung

plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi hormon untuk mencegah

kehamilan. Tabung ini (yang sering disebut susuk) akan dimasukkan (atau

diimplan) ke dalam kulit lengan atas. Dengan pemakaian yang benar, sekali pasang

KB implan sudah dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun

Banyak akseptor kontrasepsi, terutama kontrasepsi hormonal yang merasa

cemas mengenai efek samping yang mungkin terjadi, seperti peningkatan berat

badan, gangguan haid, osteoporosis, dan lain-lain (Saifudin, A. B. , 2010).

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kecemasan. Agar kecemasan

akseptor KB berkurang sebaiknya akeseptor KB mendapatkan konseling dengan

pemberian penyuluhan terhadap pemilihan alat kontrasepsi seperti jenis

kontrasepsi yang terbagi dalam dua kategori, yaitu metode kontrasepsi modern dan

tradisional Metode kontrasepsi modern meliputi sterilisasi, pil KB, suntik KB,

implan, kondom, kontrasepsi darurat, Sedangkan metode tradisonal terdiri dari

pantang berkala (kalender), metode amenorrhea laktasi (MAL) dan senggama

terputus. Dengan demikian diharapkan akseptor KB bisa lebih mantap dalam

pemakaian kontrasepsi, sehingga mereka tidak akan mudah berhenti (Saifudin, A.

B. , 2010)

47
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Akan tetapi dalam peggunaannya, sering kita temui gangguan psikologi

yang menyangkut kegelisahan penggunaan KB sehingga menggangu keseharian

mereka dalam menjalani aktifitasnya. Begitu juga dengan penggunaan KB.

Kecemasan penggunaan KB secara tidak langsung mempengaruhi kondisi

psikologi penggunanya. Misalnya kita ambil contoh jenis KB Efek samping KB

implan alias KB susuk yang paling lazim adalah perubahan pada siklus menstruasi.

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan

KB implan. Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali, darah haid

menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit, flek/bercak darah yang

keluar saat sedang tidak haid, Berat badan bertambah, sakit kepala, jerawat,

payudara nyeri, rasa sakit, infeksi, dan bekas luka di kulit tempat susuk

dimasukkan (diimplan) dan depresi.

Upaya yang dapat dilakukan oleh akseptor KB implant dalam

menanggulangi kecemasan antara lain dengan adanya dukungan sosial, spiritual,

serta memberikan dukungan kepada ibu untuk melakukan pengecekan setiap bulan

(Henderson dalam Ningsih dan Kartikasari, 2013) Informasi yang adekuat oleh

petugas pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga

hal ini akan mendukung seseorang untuk bertindak dan berperilaku (Notoatmodjo,

2003)

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh

syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet

vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang
48
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan

hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

( ‫ فلم ينهها )رواه مسلم‬.‫ م‬.‫كنا نعزل على عهد وسول ا ص‬

Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak

melarangnya

Dalam al-Qur’an ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan

dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

‫وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواا واليقولوا‬

‫سديدا‬

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir

terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang

pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman:

14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7.

49
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang

perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri,

mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah

tangga.

Beberapa ayat menyebutkan peran ilmu pengetahuan diantaranya Allah

menyebutkan bahwa tidak sama kedudukannya orang yang berpengetahuan

dengan yang tidak berpengetahuan.

Artinya :

Katakanlah , “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui ”?

Begitu besarnya perhatian Al Qur’an dengan masalah ilmu sehingga kata

al’ilm dan derifatnya disebutkan lebih 780 kali. Melihat banyak ayat yang

berhubungan dengan pembicaraan masalah ilmu pengetahuan, sehingga ada yang

menyimpulkan dan beranggapan bahwa Al-Qur’an adalah sumber dari segala

sumber ilmu pengetahuan seperti Allah menyebutkannya (Alwi, 2013).

E. Evalusi

50
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Namun, evaluasi dapat

dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu pada

proses penilaian, tahapan, dan perbaikan (Deswani, 2009).

Evaluasi untuk diagnosa utama adalah adalah Defisit pengetahuan pada hari

Senin, 14 Januari 2019 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP untuk

mengetahui dari ketidakefektifan tindakan keperawatan yang telah dilakukan,

dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria yang telah dibuat berdasarkan luaran

keperawatan hasil subjektif pasien mengatakan mengerti penyebab haidnya tidak

teratur objekif pasien tampak memahami penjelasan yang disampaikan mengenai

penyebab haid yang tidak teratur. Assessment masalah teratasi. Planning hentikan

intervensi

Evaluasi untuk diagnosa kedua adalah adalah Ansietas pada hari Senin, 14

Januari 2019 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP untuk

mengetahui dari ketidakefektifan tindakan keperawatan yang telah dilakukan,

dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria yang telah dibuat berdasarkan luaran

keperawatan hasil subjektif pasien mengatakan sudah tidak cemas objekif pasien

tampak tenang. Assessment masalah teratasi. Planning hentikan intervensi .

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks
Keluarga.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.

51
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas

Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat
Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/

Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta

Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta


Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau


KB. http://www.infoibu.com//

Kapevi, Hatake. 2013. Keluarga Berencana. (online) http://macrofag. 2013/03/sap-


keluarga-berencana-kb.pdfl, diakses 17 Desember 2013

Safrizar.2007. Askeb KB.(online) http://anggrekidea./2007/11/askep-kb-kelompok-


a4.pdf, diakses 17 Desember 2013

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.PPNI.
Jakarta:

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.PPNI.
Jakarta:

52
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.

Anda mungkin juga menyukai