ASUHAN KEPERAWATAN NY N
PUSKESMAS BONTOMARANNU
OLEH
Kelompok 2 & 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2011). Agar dapat mencapai hal tersebut maka
dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (Manan,
2011).
(mengatur kesuburan), mengakhiri kesuburan (Icemi dan Wahyu, 2013). Pada saat
sekarang ini telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi, khususnya alat
kontrasepsi metode efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi
hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek
samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan,
tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat diterima oleh
pasangan suami istri. Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia subur
(PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi, hal ini tidak hanya
karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka
tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus
2
antaranya menggunakan cara KB modern, hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4%
dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, penggunaan kontrasepsi didominasi oleh
alat kontrasepsi jangka pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat
pemakaian metode KB jangka panjang (MKJB), yaitu IUD, implan, metode operasi
pria (MOP/vasektomi) dan metode operasi wanita (MOW/ tubektomi) hanya sebesar
10, 6%. Data BKKBN Jawa Timur jumlah KB aktif pada bulan Juli 2013, sebanyak
4327 peserta. Dengan prosentase sebagai berikut : 2.081 peserta suntikan (48,09%),
833 peserta IUD (19,25%), 677 peserta Pil (15,65%), 422 peserta MOW (9,75%), 182
peserta kondom (4,21%), 127 peserta implan (2,94%), 5 peserta MOP (0,12%)
(BKKBN, 2013). Berdasarkan informasi data pokok kota Surabaya tahun 2012 jumlah
pengikut KB dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan. Dari total 85.070
akseptor, di tahun 2012 hanya terdata sekitar 76.842 akseptor baru. Dari target awal
paling kurang diminati tahun 2012 adalah implan. Pada Tahun 2013, target akseptor
KB Surabaya naik menjadi 61.599 jiwa dengan rincian metode pil sebanyak 17.083,
kondom 3292, IUD 5252, MOW 2659, MOP 302, implant 1292 dan suntik 31.721
beberapa faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan
faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri, dimana didalam ketiga faktor tersebut
terdapat faktor pekerjaan, persepsi efektifitas, persepsi efek samping dan dukungan
suami (Hartanto, 2004). Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bernadus (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan Alat
berhubungan dan yang paling berperan ialah faktor pendidikan. Pengetahuan tentang
3
alat kontrasepsi juga merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi
yang digunakan, kualitas pelayanan KB, dilihat dari ketersediaan alat kontrasepsi,
ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan
pemakaian alat kontrasepsi yaitu dengan cara melakukan komunikasi yang efektif,
konseling, hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga berencana. Dengan
melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas kasus dengan
judul “Asuhan keperawatan keluarga berencana (KB) pada Ny. “N” denganakseptor
implant KB di ruang ANC dan KIA puskesmas Bontomarannu” sebagai kasus pada
B. RumusanMasalah
Berdasarkanuraianlatarbelakangtersebutmakakamimerumuskan permasalahan,
C. Tujuan
1. TujuanUmum
4
Tujuandarilaporanpendahuluandanasuhankeperawataniniuntukmengetahui“Asuhan
2. TujuanKhusus
1) Pengkajian
2) Diagnosis keperawatan
3) Intervensidanrasional
4) Implementasi
5) Evaluasi
(KB).
e. Mampumenyusunrencanaasuhankeperawatanpadapadapasienkeluarga
berencana (KB).
f. Mampumelakukanimplementasikeperawatanpadapasienkeluarga berencana
berencana (KB)
5
D. Manfaat
1. Manfaatteoritis
Menambahkepustakaandan member
sumbanganpemikiranbagiperkembangandalambidangkesehatankhususnyakeperaw
atan.
2. ManfaatPraktis
a. BagiPenulis
Memberipengetahuandanpengalamandalammelakukanpembuatanlaporan
mampumemberikandanmeningkatkankualitaspelayanandalammemberikanasuh
ankeperawatankepadaklienkhususnyapadapadapasienkeluarga berencana
(KB), sertamampumelakukana
asuhankeperawatankepadakliensesuaidenganStandarOperasionalProsedur.
b. BagiInstitusiPendidikankeperawatan
menarikdanbergunabagimahasiswatingkatpemula.
c. BagiRumahSakit
Sebagai data
dasarbagipengelolarumahsakitdanperawatsehinggadapatmeningkatkanmutupela
yanankeperawatanterutamadalamhalpenyuluhanatauedukasipadapasiendasarpad
apasienkeluarga berencana
(KB)sehinggabisameningkatkankualitashidupnyabaiksecarabiologis, fisik,
psikologismaupun spiritual.
6
BAB II
Keluarga Berencana adalah suatu proses memilih kapan dan akan mempunyai anak
(Kapevin, 2013)
Menurut WHO yang dikutip oleh Harianto (2004 ) adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif – obyektif tertentu,
keluarga.
Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel
obatan.
7
C. Sasaran Keluarga Berencana
2. Usia ibu < 20 tahun atau > 30 tahun dengan jumlah anak > 3 orang.
2. Dapat diandalkan
3. Sederhana
4. Murah
1. Metode Sederhana
kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar
vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun
penguasaan diri yang kuat dan kemungkinan ada sedikit cairan yang
2) Pantang Berkala
8
melakukan hubungan suami istri pada saat – saat tertentu,misal : pada saat
a) Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang
akan datang
b) Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
b) Belum haid
b. Dengan Alat/Obat
melumpuhkan sperma.
1) Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna
9
d) Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa
yang pasti
e) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau
dipakai.
2) Diafragma / Cap
persetubuhan.
3) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah
2. Metode efektif
1) Pengertian Pil KB
diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan
10
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
b) Pil berturutan
14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil
c) Pil khusus
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
pengangkutan sperma.
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid.Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari
sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu
menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang
terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil
lain.(Wiknjosastro, 2002:919).
11
c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang
pemakai pil adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita
jika terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama beberapa
hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar
cara KB lain
12
d) Acne; Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil
f) Nyeri kepala; Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah
perawatan khusus
b. IUD/AKDR
1) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
3) Keuntungan-keuntungan AKDR
13
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :
hamil.
4) Kerugian-kerugian AKDR
adalah :
f) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
14
g) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
atas 35 tahun
a) Adanya kehamilan
g) Alergi logam
Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada
waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid,
karena serviks lembut dan sedikit terbuka serta perdarahan dan sakit perut
15
a) Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada
tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada
c. Suntikan KB
1) Cara kerja
2) Keuntungan
3) Waktu pemberian
c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
Intramuskular
Tempat penyuntikan :Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan
ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Dan pada otot
5) Indikasi
16
b) Tidak dalam keadaan hamil
6) Kontraindikasi
a) Hamil
c) Tumor/ keganasan
tekanan darah.
pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan yang lebih
b) Noristerat
17
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi wanita
yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri
secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah
b) Menderita Tumor
4) Keuntungan susuk KB
g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
18
5) Pemasangan susuk KB
Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu sedang haid,
a) Gangguan Haid
b) Depresi
Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak semangat dalam
bekerja/ kehidupan.
19
Penanggulangan dan pengobatan :
akseptor.
c) Keputihan
Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang keluar
dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada
peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak berbahaya
kecuali berbau, panas atau terasa gatal.
peserta Implant jarang terjadi keputuhan, bila hal ini terjadi juga
d) Jerawat
e) Perubahan Libido
20
Penanggulangan dan pengobatan :Menjelaskan kepada pasien
tidak dianjurkan.
f) Perubahan Berat
kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping dan pemakaian
Implant, akan tetapi tidak selalu kenaikan berat tersebut diakibatkan dan
pemakaian implant.
g) Hematoma
Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada daerah
membiru selama dua hari. Setelah itu rubah menjadi kompres panas
h) Nyeri
akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan
Implant.
jelas.
21
(2) Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti prostaglandin
tablet.
3. Metode Mantap
a. Tubektomi (MOW)
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.
b. Vasektomi (MOP)
cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma
tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan
laboratorium
6) Biaya murah
7) Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak
22
Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet, pembengkakan
dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang
penderita sendiri.
gangguan psikologis.
1) Kesalahan memotong
2) Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
dipotong.
23
BAB III
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
1. Identitas
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan pervaginam berulang
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti siklus haid
b. Riwayat kesehatan masa lalu yaitu mengenai penggunaan Kontrasepsi
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga; Yang dapat di kaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat di identifikasi mengenai penyakit turunan dan
penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
d. Riwayat mentruasi; Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas; Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
f. Riwayat seksual; Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
di gunakan serta keluhan yang menyertainya.
g. Riwayat pemakaian obat; Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
h. Pola aktivitas sehari-hari; Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istrahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan
saat sakit
24
4. Data Fokus
a. Wawancara
1) Jumlah anak yang direncanakan
2) Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain
?
3) Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
4) Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
5) Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur,
kebiasaan merokok
6) Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
7) Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus
haid seperti amenore, spotting, metroragia,
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan
2) Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal,
Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR.
3) Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
4) Kardiovaskuler : Palpitasi.
5) Dada : pernapasan kadang sesak.
6) Payudara : hyperpigmentasi
7) Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
8) Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
9) Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
c. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka diperiksa:
1) Hb, biasanya < 10gr/dl
2) Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
3) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
d. Pemeriksaan Psikososial
1) Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2) Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya.
B. Intervensi Keperawatan
25
1. Nyeri akut
Tujuan :
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
26
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri,
untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti
nyeri
2. Ansietas
Tujuan :
teratasi
Kriteria hasil :
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
27
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
kecemasan klien
3. Defisit Pengetahuan
Tujuan :
Kriteria hasil:
lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
28
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
29
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN NY”N”
Inisial klien : Ny N
Usia : 24 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
30
Sklera : tidak ada kelainan
Gangguan penglihatan : tidak ada kelainan
Hidung : nampak simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak
ada secret
Mulut : simetris
Telinga : simetris kanan dan kiri
Leher : tidak ada pemebesaran tiroid, tidak ada nyeri
tekan.
Dada : simetris
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
Genitalia : tidak ada keluhan
Tungkai bawah : tidak ada edema, tidak ada varises
III. Data Umum Kebidanan
Status obstetric : G4P1A3
Jumlah anak :1
haid tidak teratur,dan pasien mengatakan merasa khawatir karena pertama kali
31
Pada tanggal 14 januari 2019 Ny N berusia 24 tahun datang ke
Puskesmas dengan keluhan haid tidak teratur dan pasien mengatakan merasa
32
KLASIFIKASI DATA
N: 98x/i
S: 37OC
P: 20x/i
33
ANALISA DATA
N MASALAH
DATA ETIOLOGI
O KEPERAWATAN
1. Pemasangan alat Defisit
DS :
mengerti tentang
- pasien tampak
Defisit pengetahuan
kebingungan,
samping terhadap
Ansietas
penggunaan kb.
Pemasangan alat
kontrasepsi
Kurang terpaparnya
34
informasi
Cemas
2.
DS
Ansietas
- Pasien mengeluh haid tidak
teratur.
DO
TTV:
N: 98x/i
S: 37OC
P: 20x/i
35
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
Luaran
No. Diagnosis Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1. Pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Untuk mengetahui
DS :
2 Ansietas berhubungan dengan Ansietas berkurang 1. Pantau perubahan tanda- 1. Perubahan tanda-tanda
kurang terpaparnya informasi di tanda vital dan kondisi vital dapat digunakan
36
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
pasien pasien
- Pasien mengatakan pertama 2. Memberikan informasi 2. Mempersiapkan pasien
kali menggunakan alat
tentang masa depan dan menghadapi segala
kontrasepsi dan
efek samping kemungkinan kasus
menggunakan kontrasepsi 3. Ajarkan tehnik
perkembangan dan
implant
menenangkan diri dan
- Pasien mengatakan susah memberikan informasi
pengendalian perasaan
tidur baru pada pasien
negative atas segala hal 3. Tehnik menenangkan diri
- Pasien mengatakan khawatir
yang dirasakan pasien dapat di gunakan untuk
dengan keadaannya
DO : meredakan kecemasan
- Pasien tampak cemas dan
pada pasien
gelisah
- Sulit tidur
- TTV
TD : 130/80 mmHg
37
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
S : 37 0c
P : 20 x/m
N : 98 x/m
38
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
o.
tanggal Keperawatan
1. Senin Defisit 09.10 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S : pasien mengatakan telah
mengerti.
3. Berikan informasi terkait dengan
macam nya.
H : setelah diberikan informasi ,
39
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
yang di sampaikan .
2. Senin Ansietas 1. Pantau perubahan tanda-tanda vital S : pasien mengatakan tidak
digunakan
H : TD : 130/80 mmHg, N : 90 x/m
Pasien tampak cemas O : pasien tampak paham
2. Memberikan informasi tentang A : ansietas membaik
kelebihan dan efek samping kb P : pertahankan intervensi
penjelasannya
yang dijelaskan
40
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
41
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa antara masalah
berdasarkan teori dan kesenjangan. Keluarga Berencana adalah suatu proses memilih
Menurut WHO yang dikutip oleh Harianto (2010 ) adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif – obyektif
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
obatan. Metode kontasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi
wanita yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri
(Hartono, 2010).
A. Pengkajian
yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data, seperti riwayat
42
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
(Muttaqin, 2008).
yang sudah dipasang sejak juli 2018dengan tanda-tanda vital: TD: 130/80
konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada
Menurut Sadikin (2013), hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian dan
43
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
6. sakit kuning
7. Infeksi panggul
8. Varices berat
9. Wasir
Pada kasus Ny “N” telah dilakukan pemeriksaan HBSAG dan HIV pada
bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit pada pasien . pada pemeriksan fisik
juga telah dilakukan berupa pemeriksaan tekanan darah 130/80 mmHg, N : 98
x/m , R: 20 x/m, S : 370c, pada pengkajian tidak di dapatkan pula varises dan
Sulit tidur, pasien tampak bertanya-tanya terkait dengan KB, pasien tampak
penggunaan kb.
B. Diagnosa
topik tertentu (PPNI, 2017). Data-data yang mendukung adalah pasien mengatakan
44
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
dengan KB, pasien tampak kebingungan, dan pasien tampak kurang mengerti
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
tampak cemas, gelisah, Sulit tidur, dan TTV: TD : 130/80 mmHg, S : 37 0c, P : 20
x/m, N : 98 x/m
45
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
oleh penulis untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
yang telah dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 adalah memantau perubahan
pasien dengan hasil TTV: TD: 130/80 mmHg, S: 36,2 ᴼC, N: 90 x/menit, P: 20
46
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
dan pengendalian perasaan negative atau segala hal yang dirasakan pasien dengan
hasil pasien mulai mengerti dengan apa yang dijelaskan. Memberikan pendidikan
plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi hormon untuk mencegah
kehamilan. Tabung ini (yang sering disebut susuk) akan dimasukkan (atau
diimplan) ke dalam kulit lengan atas. Dengan pemakaian yang benar, sekali pasang
cemas mengenai efek samping yang mungkin terjadi, seperti peningkatan berat
kontrasepsi yang terbagi dalam dua kategori, yaitu metode kontrasepsi modern dan
tradisional Metode kontrasepsi modern meliputi sterilisasi, pil KB, suntik KB,
B. , 2010)
47
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
implan alias KB susuk yang paling lazim adalah perubahan pada siklus menstruasi.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan
KB implan. Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali, darah haid
menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit, flek/bercak darah yang
keluar saat sedang tidak haid, Berat badan bertambah, sakit kepala, jerawat,
payudara nyeri, rasa sakit, infeksi, dan bekas luka di kulit tempat susuk
serta memberikan dukungan kepada ibu untuk melakukan pengecekan setiap bulan
(Henderson dalam Ningsih dan Kartikasari, 2013) Informasi yang adekuat oleh
hal ini akan mendukung seseorang untuk bertindak dan berperilaku (Notoatmodjo,
2003)
syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet
vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang
48
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak
melarangnya
Dalam al-Qur’an ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan
وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواا واليقولوا
سديدا
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang
49
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang
tangga.
Artinya :
al’ilm dan derifatnya disebutkan lebih 780 kali. Melihat banyak ayat yang
E. Evalusi
50
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu pada
Evaluasi untuk diagnosa utama adalah adalah Defisit pengetahuan pada hari
Senin, 14 Januari 2019 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP untuk
dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria yang telah dibuat berdasarkan luaran
penyebab haid yang tidak teratur. Assessment masalah teratasi. Planning hentikan
intervensi
Evaluasi untuk diagnosa kedua adalah adalah Ansietas pada hari Senin, 14
Januari 2019 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP untuk
dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria yang telah dibuat berdasarkan luaran
keperawatan hasil subjektif pasien mengatakan sudah tidak cemas objekif pasien
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks
Keluarga.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
51
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.
Laporan Seminar KasusKeperawatanMaternitas
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat
Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.PPNI.
Jakarta:
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.PPNI.
Jakarta:
52
Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Kelompok 2& 6 Ruang ANC & KIA Di PuskesmasBontomarannu.