Anda di halaman 1dari 20

ASKEB PATOLOGI

Rabu, 08 Mei 2013


Askeb Kehamilan Lewat Bulan

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
NYA makalah yang berjudul “Kehamilan Lewat Bulan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB IV pada
Universitas Respati Yogyakarta. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan
spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah
barang tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena
itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan
seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 3 Mei 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi
2.2. Insiden
2.3. Etiologi
2.4. Resiko
2.5. Diagnosis
2.6. Penatalaksanaan
2.7. Pencegahan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana
dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus
atau postterm pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau
294 hari. Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid terakhir, ada pula
yang mengambil 43 minggu. Postterm, prolonged, postdates, dan postmature merupakan istilah
yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (40
minggu).
Menurut standar internasional dari American College of Obstetricians and Gynocologist
(1997), kehamilan jangka panjang atau prolonged pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam
jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Yang dimaksud lengkap 42 minggu ialah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari
belum bisa dikatakan lengkap 42 minggu2. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu >40
minggu sampai dengan 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau postdate pregnancy.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Kehamilan lewat bulan (serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan
hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia
kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294 hari).
2.2. Insiden
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-14%. Data
statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang
dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 -7 %.
Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%.
2.3. Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga
penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal,
kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang
janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Menurut dr. Bambang Fadjar, SpOG dari Rumah Sakit Asih, Jakarta Selatan, penyebab
kehamilan lewat waktu adalah kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi dari janin untuk
memulai proses persalinan. Kelainan janin tersebut antara lain anensephalus, hipoplasia, kelenjar
supra renal janin, dan janin tidak memiliki kelenjar hipofisa, kelainan pada plasenta yang berupa
tali pusar pendek dan kelainan letak kehamilan. Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat
waktu adalah sebagai berikut:
 Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
 Tidak diketahui.
 Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
 Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
 Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
 Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya
kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan
lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam.
Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan
yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan
pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering
menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.

2.4. Resiko
Risiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin,
sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada kehamilan
aterm1. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai hilang,
lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan mengering seperti kertas perkamen. Rambut dan
kuku memanjang dan cairan ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan
terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai
cairan ketuban menjadi hijau pekat.
Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran napas) air ketuban
yang dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS (meconeum aspiration syndrome). Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian janin. Komplikasi yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu
yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan kelainan neurologik. Kehamilan lewat bulan
dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia karena aksi uterus tidak
terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai
partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.

2.5. Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele setelah
mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi
fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih
tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan
janin yang jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat waktu,
antara lain :
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-20 minggu
dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau
sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka hampir
dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar
untuk memastikan usia kehamilan. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik
janin pada trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih
atau kurang satu minggu.
Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai sensitifitas 75% dan
tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas 100% dalam menentukan adanya
disfungsi janin plasenta atau postterm. Kematangan serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan
usia kehamilan. Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga
stadium1:
1. Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,
rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan
janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan
janin dapat dilakukan :
1. Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan
tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan
kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun
sensitifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali/ 20
menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit), dapat juga
ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal
>1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion
maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih
baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33%
asfiksia.
2.6. Penatalaksanaan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian
skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
2. Induksi dengan oksitosin.
3. Bedah seksio sesaria.
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada
disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak,
mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan
sebelumnya.
 Bila nilai pelvis >8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil.
 Bila PS >5, dapat dilakukan drip oksitosin.
 Bila PS <5, dapat dilakukan pematangan servik terlebih dahulu, kemudian lakukan pengukuran
PS lagi.
Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah induksi dengan oksitosin 5 IU. Sebelum dilakukan
induksi, pasien dinilai terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor
pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi persalinan dapat dilakukan.
Induksi persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Tetesan infus
dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul
his yang adekuat. Selama pemberian infus, kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena
dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus dipertahankan
hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat
diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul,
dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
Pada pelaksanaan di RSU Mataram, kehamilan yang telah melewati 40 minggu dan belum
menunjukkan tanda-tanda inpartu, biasanya langsung segera diterminasi agar resiko kehamilan
dapat diminimalis.

2.7. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,
minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali
pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas
28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali
sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan
terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan
mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan
merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari
pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama
haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid
terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999. Saat ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari sejak hari
pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia
kehamilannya saat ini 9 minggu.
BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS
Seorang NY. Y G1P0Ab0 umur 21 tahun dengan UK 41+6 minggu datang ke BPS Dwi Maryati
dengan keluhan rasa cemas karena kehamilannya sudah lewat dari hari perkiraan lahir. Dari hasil
anamnesa ibu mengatakan HPL 13-2-2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI


PADA NY Y G1P0Ab0 UMUR 21 TAHUN UK 41+6 MINGGU
DI BPS DWI MARYATI,S.ST
NGILIPAR GUNUNG KIDUL

No. Register : 045 / BPS/ BUMIL


Masuk RS tanggal/jam : 26 Februari 2013
Dirawat diruang :-

I. PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 26 Februari 2013/pukul 15.00 Oleh : Bidan


A. Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny. Y Tn. P
2. Umur : 21 tahun 25 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : SMU SMU
6. Pekerjaan : IRT Buruh
7. Alamat : Kwaru RT 1/RW 3 Kwaru RT 1/RW 3
Gunung Kidul Gunung Kidul
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari perkiraan lahir

3. Riwayat mensturasi
Menarce : 14 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : teratur
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama : 20 tahun

5. Riwayat obstetrik
Persalinan Nifas
Hamil
jns peno
ke Tgl UK kompl JK BB Laktasi kompl
prsalinan long

1 Hamil ini

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Jenis Pasang Lepas
No
kontrasepsi tanggal Oleh tempat keluhan Tanggal oleh tempat alasan
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

7. Riwayat kehamilan sekarang


a. HPM : 6-5-2012 HPL : 13-2-2013
b. ANC pertama umur kehamilan : 4 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/hari, vit C 1x1/hari
Trimester II
Frekuensi : 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi : vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/ hari
Trimester III
Frekuensi : 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan
Keluhan : rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas
Terapi : FE, Vit C, Kalk

d. Imunisasi TT
TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006 TT III : 23-9-2012

e. Pergeraakan janin selama 24 jam (dalam sehari )


Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,hepatitis,HIV)
penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).

b. Penyakit yang pernah/sedanng diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)


ibu mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit
menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).
c. Riwayat keturunan kembar
ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar

d. Riwayat operasi
ibu mengatakan belum pernah operasi

e. Riwayat alergi obat


ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a. Pola nutrisi sebelum hamil saat hamil
Makan
Frekuensi : 3x/ hari 3x/ hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada

Minum
Frekuensi : 10x/ hari 12x/ hari
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Jenis : air putih, susu, teh nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada

BAK
Frekuensi : 5x/ hari 10x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Pola istirahat
Tidur siang
Lama : 2 jam / hari 2 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada

d. Personal hygiene
Mandi : 2x/ hari 2x/ hari
Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi : 2x/ hari 2x/ hari
Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu

e. Pola sexsualitas
Frekuensi : 4x/ minggu 1x/ minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada

f. Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)


ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman berakohol)
ibu mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti
merokok, minum jamu, minuman berakohol

11. Pisikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan sosial,


perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiataan ibadah, kegiataan sosial, dan
persiapan keuangan ibu dan keluarga)
a. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilanya
b. Ibu mengatakan mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat
c. Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB
d. Ibu mengatakan akan memberikan ASI esklusif pada bayinya
e. Ibu mengatakan ingin merawatbayinya sendiri dengan keluarga
f. Ibu mengatakan rajin beribadah
g. Ibu mengatakan selalu mengikuti kegiatan sosial
h. Ibu mengatakan sudah menyiapkan keuanganya untuk bersalin

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)


ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)


ibu mengatakan dilingkungan rumah tidak memelihara hewan

C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70 mMHg Nadi : 81x/ menit
Pernapasan : 21x/ menit Suhu : 36,5 C
Berat badan : 55 kg Tinggi bdn:155 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesosepal, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, dan tidak ketombe
Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka
Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Hidung : simetri, berlubang, tidak polip
Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada wezing
Payudara : simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah keluar
Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum

Palpasi leopod
Leopod I : teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak(bokong)
Lepod II : bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian kiri teraba
memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung
Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan berarti kepala
Leopod IV :tanggan tidak bisa bertemu berarti kepala sudah masuk panggul(divergen)
Osborn test :-
TFU menurut Mc.Donald : 33 cm
TBJ : (33-11)x155=3410gr
Auskultasi DJJ : 155x/ menit
s atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem, gerakan aktif
s bawah : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak varises, reflek patela positif
uar : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,
Anus : bersih, belubang, tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu) :-
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laborat
HB : 10 gr%

4. Data penunjang
Tidak ada

II. INTEPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Seorang Ny Y umur 21 tahun G1P0Ab0 Uk 41+6 minggu, janin tunggal, hidup intrauteri, puki,
preskep janin hidup intra uteri

Ds :- ibu memgtakan ini kehamilan yang pertama


- ibu mengatakan berumur 21 tahun
- ibu mengatakan HPM : 6-5-2012
- ibu mengatakan hamilnya sudah lewat dari perkiraan lahir
Do : - KU : baik
-Kesadaran : composmetis
- vital sign : TD :11O/70 mMHg S :36,5 C
N :21x/ menit R :81x/menit
- TFU :33 cm
-BB : 55kg
- DJJ : 155x/ menit, kuat
- Leopod I : teraba bokong
- Leopod II : teraba punggung disebelah kiri
- Leopod III : teraba kepala
- Leopod IV : teraba kepala sudah masuk panggul

B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


- Potensial terjadinya fetal distres
- Potensial terjadinya syok hipovolemik pada ibu

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


- Lakukan rujukan ke dokter SPOG bila keadaan ibu dan janin memburuk

V. PERENCANAAN Pukul : 15.10 WIB


1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan/kondisi ibu
2. Anjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual
3. Anjurkan ibu untuk istirahat, rileks dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat
4. Beri KIE nutrisi ibu hamil
5. Pantau adanya tanda dan gejala syok hipovelemik
6. Lakukan pemeriksaan DJJ secara periodik
7. Lakukan rujukan
8. Dokumentasi

VI. PELAKSANAAN Pukul : 15. 15 WIB


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD :11O/70 mMHg S :36,5 C
N :21x/ menit R :81x/menit
TFU :33 cm DJJ : 155x/ menit, kuat
BB : 55kg
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual, karena hormon prostaglandin dapat
merangsang kontraksi supaya terjadi tanda-tanda persalinan.
3. Menganjurkan ibu untuk perbanyak istirahat, rileks dan mengurangi aktifitas yang berat.
4. Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein misalnya tahu,
tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti, jagung, singkong dan lain-lain. Vitamin
misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan sayuran hijau-hijauan.
Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya bahan
makanan yang banyak mengadung bahan pengawet, minum minuman berakohol, minum jamu
dan merokok.
5. Memantau adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan tanda-tanda vital
sign,KU.
6. Melakukan pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik setiap 15 menit sekali
7. Melakukan rujukan ke dokter SPOG
8. Melakukan dokumentasi

VII. EVALUASI Pukul : 15.45 WIB


1. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang keadaanya
2. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anjuran yang diberikan oleh bidan
3. Ibu bersedia untuk melakukan istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktivitas yang berat.
4. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan kembali
5. Sudah dilakukan pemantuan pda ibu
6. Sudah dilakukan pemantauan DJJ
7. Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG
8. Sudah dilakukan dokumentasi
BAB IV

PENUTUP

Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana
dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus
atau postterm pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau
294 hari.
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga
penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal,
kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang
janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia
karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang.
Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan
perdarahan postpartum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,
minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali
pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas
28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali
sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan,
dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan. Dalam Ilmu Kebidanan hal. 317.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2005.
2. Cunningham FG et al. Postterm Pregnancy. Williams Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill
Publishing Division, New York, 2005.
3. Krisnadi, Sofie Rifayani. Kehamilan Lewat Waktu. Accessed: http://pikiran-rakyat.com.
4. Fadjar, Bambang. Bayi Berukuran Besar dan Tali Pusar Pendek Bisa Sebabkan Kehamilan
Lewat Waktu. Tabloid Mom & Kiddie, edisi 09/th II/7-30 desember 2007.
5. Mansjoer Arif, et al. Induksi persalinan. Dalam kapita selekta kedokteran ed.3 cet.1 hal. 300.
Media Aesculapius, Jakarta. 2000.
6. Fouda Ashraf. Prolonged Pregnancy. Damietta specialized hospital. 2006.
7. Chan, L.G. Post-Maturity. The Bulletin of Hongkong Chinese Medical Association. Department
of Obstetrics & Gynaecology, University of Hongkong.
8. Mochtar, Rustam. Postmatur. Dalam: Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi
ed.2. EGC:Jakarta. 1998.
9. Karkata, M. K., dkk. Kehamilan Postterm. Dalam: Pedoman Diagnosis – Terapi Dan Bagan Alir
Pelayanan Pasien. SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNUD, RS Sanglah, Denpasar.
2003.

Anda mungkin juga menyukai