Seminar Kelompok 2 Revisi
Seminar Kelompok 2 Revisi
PENDAHULUAN
& PERKENI, 2015). Diabetes Melitus telah menyerang 415 juta orang di
dunia pada tahun 2015. Jumlah ini terjadi peningkatan pada tahun 2017
menjadi 425 juta dan diperkirakan pada tahun 2045 akan meningkat dengan
peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen (2013). Prevalensi DM
tertinggi terdapat di provinsi D.I Yogyakarta 2,6% dan Kalimantan Barat 0,8
jumlah kasus DM tahun 2016 yaitu 999 kasus dan terjadi peningkatan pada
tahun 2017 adalah 3062 kasus (Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2017).
karena manajemen glukosa darah yang tidak teratur dengan baik (Fatimah,
4
penderita diabetes. Komplikasi akut yaitu ketoasidosis diabetik, koma
sistem saraf perifer, dan luka kaki diabetes (Corwin, 2009 & Harrison, 2013).
Luka kaki diabetes adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit
cukup tinggi dengan jumlah kasus 9,1 juta hingga 26,1 juta penderita setiap
tahunnya (Armstrong, Boulton dan Bus, 2017). Prevalensi luka kaki diabetes
di Amerika Serikat sekitar (1,0% - 4,1%), Kenya (4,6%), dan Belanda (20,4%)
penelitian yang dilakukan oleh Zhang, Lu, Jing, Tang, Zhu, dan Bi (2017),
13,0%, sedangkan prevalensi luka kaki diabetes di Asia mencapai 5,5% dan
Asia merupakan angka kejadian tertinggi ketiga setelah Amerika dan Eropa.
sekitar 15%, dengan angka amputasi 30%, dan angka mortalitas 32%
5
konseling untuk memberikan informasi mengenai perawatan luka kaki
14,3% akan meninggal dalam 1 tahun pasca amputasi dan sebanyak 37% akan
6
10. Bagaimana Evidance Based Practice luka kaki diabetes ?
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien luka kaki diabetes ?
1.2. Manfaat
1. Mahasiswa
bedah.
7
c. Mahasiswa mampu untuk mengetahui gambaran umum luka kaki
2. Pelayanan Kesehatan
3. Institusi Pendidikan
perawat terhadap masalah pada penyakit luka kaki diabetes pada pasien
diabetes militus
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi
Luka kaki diabetes adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit
yang dapat meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
penderita mendapat trauma akan sedikit atau tidak merasakan nyeri sehingga
2.2. Etiologi
trauma fisik, kimiawi, maupun trauma termal sehingga pasien rentan luka
deformitas pada kaki,seperti hammer toes dan claw foot, sehingga terjadi
otonom pada kaki neuropati ditandai dengan kulit yang kering dan callus
9
sehingga kulit menjadi rentan akan trauma. Kondisi iskemik seperti yang
Pasien dengan diabetes mellitus (DM) sendiri resiko 2 kali lebih besar
et al.,2013).
Lokasi khas Daerah bantalan kaki, Ujung jari kaki, tepi Batas dari kaki
seperti kepala kuku dan diantara jari dan jari kaki
metatarsal, tumit dan kaki dan perbatasan
10
atas dorsum jari kaki lateral kaki
Prevalensi 35 % 15 % 50
berdasarkan
Armstrong,et
al, 2011
1. Kaki neuropati
lengkungan kaki.
2. Kaki neuroiskemik
a. Jenis kelamin
11
Laki-laki menjadi faktor dominan berhubungan dengan terjadinya ulkus.
sebanyak 162 orang adalah 11.40 tahun dengan RR 1.18 (95% CI).
c. Neuropati
12
mudah retak meningkatkan risiko terjadinya ulkus diabetikum.Menurut
sistolik brachial tangan kiri dan kanan kemudian nilai sistolik yang paling
Nilai normalnya dalah 0,9 - 1,3. Nilai dibawah 0,9 itu diindikasikan bawah
e. Perawatan kaki
(PAD). Perawatan kaki terdiri dari perawatan perawatan kaki setiap hari,
13
2.4. Klasifikasi
tedapat dua sistem klasifikasi yang paling sering digunakan, dianggap paling
Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri, bentuk tulang kaki menonjol atau
1 Ulkus dangkal atau superficial. Hilangnya lapisan kulit hingga dermis dan kadang
14
Klasifikasi Diabetic Foot Ulcers MenurutUniversity Of Texas
lengkap
Stage D Infeksi dan Infeksi dan iskemia Infeksi dan Infeksi dan
15
Penilaian luka menurut Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT)
kedalaman luka, batas tepi luka, terowongan / gua (undermining), tipe dan
jumlah jaringan nekrotik, tipe dan jumlah eksudat, warna kulit di sekitar luka,
Setiap item penilaian mempunyai rentang skor 1 sampai 5 dengan jumlah skor
terendah adalah 13 dan tertinggi adalah 65. Semakin tinggi nilai BJWAT,
maka semakin buruk keadaan luka dan sebaliknya semakin rendah nilai
BJWAT, maka semakin baik kondisi luka (Handayani, 2010; Pradika, 2016).
16
2.5.Patofisiologi
proteksi yang berakibat rentan terhadap trauma fisik dan termal, sehingga
sehingga kaki rentan terhadap trauma minimal.Hal tersebut juga dapat karena
Penderita diabetes juga menderita kelainan vaskular berupa iskemi. Hal ini
ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi arteri dorsalis pedis, arteri
tibialis, dan arteri poplitea menyebabkan kaki menjadi atrofi, dingin, dan kuku
17
biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai.Kelainan neurovaskular pada
karena berkurangnya suplai darah, kesemutan, rasa tidak nyaman, dan dalam
membran basalis arteri) pembuluh darah besar dan kapiler, sehingga aliran
darah jaringan tepi ke kaki terganggu dan nekrosis yang mengakibatkan luka
(kesemutan gringgingen).
pendek).
ulkus).
18
Tanda dan gejala DFU, seperti kesemutan, nyeri kaki saat istirahat, sensasi
dorsalis pedis, kaki menjadi atrofi, dingin, kuku menebal, dan kulit kering.
a. Pemeriksaan fisik
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yangtebal atau bisa juga teraba
lembek.
ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
asing, osteomelietus.
19
radiologi yang lebih lanjur dapat dipertimbangkan. Selain itu,
arteri brachialis dan di arteri tibialis posterior dan dorsalis pedis pada
(Jusi, 2010):
20
a. Normal : 0.91-1,30
3) Pemeriksaan Laboratorium :
Rachmawati, 2015).
21
3 bulan terakhir.Pemeriksaan ini dipakai untuk menilai kualitas
ada : hijau (+),kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
rencanatindakan selanjutnya.
pembedahan
2.8. Penatalaksanaan
Menurut Singh, Paid an Yuhhau (2013), perawatan standar untuk luka kaki
glikemik, perfusi yang adekuat, perawatan luka lokal dan debridement biasa,
22
1. Debridement
Debridement adalah proses mengangkat jaringan mati dan benda asing dari
bisa berupa pus, krusta, eschar (pada luka bakar), atau bekuan darah.
23
untuk luka yang kering, dan alginate atau cellulose untuk luka
basah). Jaringan nekrotik yang sudah lunak kemudian diangkat
secara manual. Cara ini kurang efisien karena memerlukan waktu
lebih lama.
d. Biological debridement : Terapi larva, yang dipergunakan adalah larva
Lucilia sericata (greenbottle fly).Larva diaplikasikan pada luka.Larva
dibiarkan mencerna jaringan nekrotik dan bakteri, serta meninggalkan
jaringan sehat.Meski cukup efisien, efikasi terapi ini masih menjadi
kontroversi.
2. Dressing
misalnya gel vulnamin yang terbua dari asam amino dan asam hyaluronic
3. Off-loading
4. Terapi medis
Kontrol glikemik yang ketat harus dijaga menggunakan diet diabetes, obat
adalah penyebab utama dari perawatan pada pasien dengan luka kaki
24
diabetes di rumah sakit.Gabapentin dan pregabalin telah digunakan untuk
5. Terapi adjuvant
luka kaki diabetestermasuk mengganti kulit dari sel-sel kulit yang tumbuh
6. Manajemen bedah
dengan bantuan cangkok kulit, lipatan atau pengganti kulit yang tersedia
manajemen medias gagal. Hal ini dapat mengurangi risiko amputasi pada
terakhir jika terapi sebelumnya gagal (Singh, Pai dan Yuhhai, 2013).
a. Diet
25
Diet harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b.Latihan
c. Pemantauan
dan optimal.
d.Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan
e. Penyuluhan kesehatan
f. Nutrisi
dikeluarkan.
g.Stress Mekanik
26
mencegah infeksi luka setelah dilakukan debridement (Smelzer & Bare,
2015).
h.Tindakan pembedahan
ada.
a. Penanganan iskemia
dan harus dinilai awal pada pasien DFU. Penilaian kompetensi vaskular
yang luas. Ulkus atau gangren kaki tidak akan sembuh bahkan dapat
27
prognosis dan selayaknya diperlukan sebelum dilakukan debridemen
b. Perawatan luka
yang tersedia saat ini. Beberapa jenis pembalut modern yang sering
28
loading dapat dilakukan secara parsial maupun total. Mengurangi
dengan bentuk kaki dan lokasi ulkus.Metode yang dipilih untuk off-
lain: total non-weight bearing, total contact cast, foot cast dan boots,
2.9. Komplikasi
Diabetic foot ulcers merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi
pada penderita Diabetes Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :
29
b. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah
gangren.
komplikasi dapat terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak ditangani
Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang paling serius
ulkus kaki diabetik merupakan representasi dari neuropati. Salah satu penyebab
dari ulkus kaki diabetik adalah penurunan sirkulasi perifer yang sangat
dipengaruhi oleh tingginya kadar glukosa darah dan berhubungan erat dengan
kematian jaringan dan iskemik yang beresiko menjadi ulkus kaki diabetik.
Prevalensi kejadian ulkus kaki diabetes pada penderita diabetes melitus adalah
antara 4-10% dan diestimasikan seumur hidup penderita dapat mengalami ulkus
30
Penatalaksanaan pada ulkus kaki diabetik secara komprehensif
diperlukan dalam manajemen luka diabetik agar fase penyembuhan ulkus tidak
memanjang dan tidak terjadi komplikasi bahkan kematian. Angka kematian yang
disebabkan oleh ulkus kaki diabetik mencapai 17-23% dan 15-30% disebabkan
karena tindakan amputasi. angka kematian pada 1 tahun pasca amputasi sebesar
14,8% dan akan meningkat pada 3 tahun pasca amputasi sebesar 37% (Perkeni,
2015).
salah satu hal yang sangat penting namun sampai saat ini kurang mendapatkan
perhatian dalam perawatan kaki diabetik. Pada penderita diabetes melitus yang
mengalami ulkus pada kaki menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh dan
penderita yang berjalan dengan masih menjadikan tumpuan berjalan pada kaki
yang mengalami ulkus, maupun iritasi kronis dari alas kaki yang digunakan. Off-
loading adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengurangi tekanan pada
plantar kaki atau daerah yang mengalami ulserasi dengan mentransfer beban
kedaerah lainnya. Tekanan yang berlebihan pada area luka akan mengakibatkan
(Singh, 2017).
Teknik yang digunakan untuk offloading pada luka kaki diabetes menjadi
standar baku emas adalah Total Contact Cast (TCC). TCC adalah metode gips
yang tidak dapat dilepas-dipasang dan bersentuhan dengan kaki. Gips umumnya
diterapkan pada pasien yang berbaring dalam posisi tengkurap dengan lutut
31
tertekuk dan pergelangan kaki dalam posisi netral untuk memungkinkan akses
ini standar ”untuk mengobati sebagian besar ulkus kaki diabetik. TCC adalah
metode di mana gips yang tidak dapat dilepas dipasang di sekitar dan bersentuhan
dengan kaki dan bagian kaki. Umumnya diterapkan ke pasien dalam posisi
tengkurap dengan lutut tertekuk dan pergelangan kaki dalam posisi netral untuk
lain dari posisi ini adalah memungkinkan gastrosoleus kompleks untuk bergeser
secara proksimal, menghasilkan pas yang lebih baik. Setelah oleskan dressing
tipis ke ulkus, busa dioleskan ke tonjolan tulang, tendon Achilles dan daerah
diterapkan meliputi area dari tuberositas tibialis ke dorsum kaki diikuti oleh
lapisan stockinet dari jari kaki hingga tepat di bawah lutut. Fiber-glass atau sol
tekanan yang mungkin disebabkan oleh bantalan keras (Snyder RJ, 2010).
yang lebih sedikit. 29 Studi lain menunjukkan bahwa penggunaan bahan fiber-
kain dengan sol yang kaku (Singh, 2017). Penelitian dengan metode acak,
32
dan setengah sepatu di pengobatan ulkus kaki diabetik dan menyimpulkan bahwa
TCC sembuh ulkus kaki dalam durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan
kaki diabetes dalam penerapan TCC dapat menekan separuh jika dibandingkan
Tekanan adalah jumlah gaya yang bekerja tegak lurus per satuan luas. Saat luas
telapak kaki dan menghasilkan lebih banyak tekanan yang merata. Pengurangan
terbentuk dengan cepat dan menyeluruh. Tekanan lokal yang menurun juga
manajemen ulkus kaki diabetik pada setiap pasien. Selain itu, penerapan TCC
tidak dipasang dengan benar, dapat menyebabkan iritasi pada kulit di bawahnya
akut, iskemia (≥ 3 ulkus) atau penyakit pembuluh darah yang parah (tekanan
Doppler <0,4), menguras luka dan luka di tumit posterior (Crenshaw SJ, 2015).
33
Charcot Restraint Orthotic Walker (CROW) / Walker neuropatik CROW
berlebihan saat penderita DFU berdiri dan berjalan. Tujuan utama CROW adalah
sendi dan kulit, mencegah deformitas. Digunakan sebagai alat untuk melindungi
kaki setelah menghilangkan gips yang digunakan untuk pengobatan luka kaki
diabetes.Alat ini secara internal dilapisi dengan busa lunak, yang dapat
masing pasien. Mekanisme kerja perangkat ini mirip dengan TCC, yaitu
mengarahkan tekanan menjauh dari ulkus. Alat ini membantu dalam immobilisasi
menanggung penuh berat badan dan memudahkan dalam mobilisasi. Selain itu,
CROW juga secara efektif mengontrol edema. Alat ini berat dan tidak cocok
untuk digunakan dalam kondisi pasien yang lemah. Selain itu, ada kemungkinan
34