Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HAYATI GARUT

NOMOR :....................2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH


DIREKTUR RSU NUR HAYATI

Menimbang :a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Kecamatan Mandau, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan anestesi dan
bedah di kamar operasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit
Nur Hayati Garut dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Nur Hayati Garut
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Anestesi dan bedah di kamar operasi Rumah Sakit Nur
Hayati Garut.
c. bahwa sehubungan ketentuan diatas, maka perlu Perlu
ditetapkan suatu Keputusan mengenai Kebijakan
Pelayanan Anestesi dan Bedah.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Nur Hayati Garut


tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah di
Rumah Sakit Nur Hayati Garut;
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah di Rumah
Sakit Nur Hayati Garut sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pelayanan Anestesi dan Bedah di Rumah Sakit Nur Hayati
Garut dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Rumah Sakit Nur Hayati Garut
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Garut
Pada tanggal : 16 Januari 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT
NUR HAYATI GARUT

dr. Hj. Anne Lisnawati


NIK 1983062320100116
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HAYATI GARUT
NOMOR : ..........................2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
RUMAH SAKIT NUR HAYATI GARUT

Kebijakan Instalasi Kamar Operasi


1. Pelayanan di Instalasi Kamar Operasi harus selalu berorientasi
kepada mutu dan keselamatan pasien.
2. Kepala instalasi bertugas melakukan pengawasan dan memastikan
pelayanan di Instalasi berjalan dengan baik dan lancar.
3. Semua petugas di Instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS)
5. Kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus
dilaksanakan Informed Concent dan mendapat persetujuan tertulis
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
6. Pelayanan di kamar operasi harus berpedoman pada prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mencegah terjadinya
infeksi nasokomial.
7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, dan
menghormati hak pasien.
8. Setiap pasien saat tiba di Instalasi Kamar Operasi harus selalu
dilakukan pemeriksaan
Identifikasi Pasien antara lain :
a. Identitas Pasien.
b. Jenis Operasi
c. Lokasi yang akan dioperasi
d. Persetujuan tertulis
9. Setiap perluasan operasi harus mendapat persetujuan tertulis dari
keluarga/ penanggung jawab pasien.
10. Bila terjadi bencana/ hospital disaster plan, kamar operasi harus
siap untuk berperan di dalam penanggulangannya.
11. Instalasi Kamar Operasi wajib membuat jadwal operasi, baik elektif
maupun cito, dan segera menyampaikan informasi kepada pasien
dan keluarganya/penanggung jawab pasien, apabila ada
penundaan jadwal operasi.
12. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
14. Kepala Ruangan memberikan laporan kepada kepala instalasi,
antara lain :
a. 10 (sepuluh) diagnosis penyakit terbanyak yang dilayani di
Instalasi Kamar Operasi setiap bulannya.
b. Nilai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Instalasi Kamar
Operasi, sesuai dengan yang telah di tetapkan dan dilaporkan
setiap bulan.
c. Jumlah kematian pasien di Instalasi Kamar Operasi per 24 jam.
d. Pencatatan inventarisir alat kesehatan yang ada di Instalasi
setiap bulan
e. Permasalahan yang dapat mengganggu proses pelayanan
kesehatan di Instalasi Kamar Operasi.
15. Setiap Instalasi wajib membuat laporan setiap bulan dan
diserahkan kepada bidang terkait sesuai dengan struktur organisasi
rumah sakit.

Kebijakan Khusus Anestesi


1. Pelayanan Anestesi ( termasuk sedasi moderat dan dalam ) harus
memberikan tindakan medis yang aman, efektif dan
berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien berdasarkan
ilmu kedokteran dan teknologi tepat guna dengan mendaya
gunakan sumber daya manusia yang berkompeten dan
professional.
2. Pelayanan Anestesi dilakukan dengan standar yang seragam pada
seluruh pelayanan di rumah sakit, sesuai dengan pedoman dan
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
3. Pelayanan Anastesi menggunakan peralatan dan obat- obatan
yang sesuai standar yang telah ditetapkan.
4. Anestesia regional dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi
yang kompeten ditempat yang tersedia sarana dan perlengkapan
untuk tindakan anestesia umum sehingga bila diperlukan dapat
dilanjutkan atau digabung dengan anestesia umum.
5. Pada tindakan anestesia regional harus tersedia alat pengisap
tersendiri yang terpisah dari alat penghisap untuk operasi.
6. Anestesi regional dimulai oleh dokter spesialis anestesiologi dan
dapat dirumat oleh dokter atau perawat anestesia/perawat yang
mendapat pelatihan anestesia dibawah supervisi dokter spesialis
anestesiologi.
7. Pelayanan sedasi ringan dilaksanakan oleh tenaga medis yang
kompeten dan menjadi tanggung jawab masing – masing.
8. Dokter anestesi wajib membuat laporan anestesi pada rekam medis
pasien dengan benar dan lengkap.
9. Selama tindakan anestesi sampai dengan periode pemulihan pasca
operasi dilakukan tindakan monitoring status fisiologis yang sesuai
dengan anestesi yang digunakan dan kondisi pasien dan dicatat di
dalam rekam medis pasien.
10. Pemantauan fungsi vital selama tindakan anastesi dilakukan sesuai
standar pemantauan anestesia.
11. Pemantauan di luar tindakan pembedahan/di luar kamar bedah
dapat dilakukan oleh dokter atau perawat anestesia/perawat yang
mendapat pelatihan anestesia dibawah supervisi dokter spesialis
anestesiologi.
12. Staf/Tim Anestesi yang berasal dari luar rumah sakit harus
diseleksi, berdasarkan persetujuan rekomendasi Direktur Rumah
Sakit dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
13. Pelayanan anastesi dilaksanakan di bawah kepemimpinan Dokter
Spesialis Anestesi.
14. Uraian tugas, hak dan tanggung jawab pemimpin pelayanan
anestesi di uraikan di dalam Pedoman Pelayanan Anestesi dan
Bedah.
15. Setiap pasien yang menjalani operasi dan pra induksi dilakukan
Asesmen pra anestesi oleh dokter anestesi sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan dicatat didalam rekam medis
pasien.
16. Pelayanan anestesi pada setiap pasien dilaksanakan secara
terencana dan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
Kebijakan Khusus Bedah
1. Setiap pasien yang akan menjalani operasi dilakukan asesmen
secara seksama untuk perencanaan prosedur operasi dan di
dokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
2. Setiap dokter diharuskan membuat laporan tindakan operasi
setelah melakukan operasi dengan benar dan lengkap. Laporan
operasi minimal memuat :
a. Diagnosa pasien operasi
b. Nama dokter bedah dan asisten operasi
c. Nama prosedur operasi
d. Spesimen bedah yang diambil
e. Catatan spesifik ada atau tidak adanya komplikasi yang
ditimbulkan termasuk jumlah kehilangan darah.
f. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggung
jawab.
3. Setiap pasien yang telah menjalani operasi harus mendapatkan
asuhan medis dan keperawatan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien yang telah direncanakan sebelum pembedahan
atau segera setelah pembedahan.
4. Rencana Asuhan pasca bedah dibuat dan diverifikasi oleh DPJP
dan didokumentasikan di dalam rekam medis.
5. Asuhan pasca bedah dapat dibuat oleh multidisiplin profesi sesuai
dengan kebutuhan pasien seperti nutrisionist, fisioterapist dan
sebagainya, di dokumentasikan di dalam rekam medis pasien.

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : ..................2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HAYATI GARUT

dr. Hj. Anne Lisnawati


NIK 1983062320100116

Anda mungkin juga menyukai