Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah suatu infeksi sistemik yang disebabkan oleh


Salmonella typhi. Penyakit menular ini masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat Insiden tahunan tifoid di perkirakan
17 juta kasus di seluruh dunia dan tertinggi pada mereka yang
berusia antara 5 dan 12 tahun.
Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan, ditopang
dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel
fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, dan
Peyer’s patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya
adalah demam paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid
secara patologik maupun klinis adalah sama dengan demam tifoid
namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya disebabkan
oleh spesies Salmonella enteriditis, sedangkan demam enterik
1
dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoid .
Demam tifoid berpotensi mengakibatkan kematian jika tidak
mendapatkan penanganan segera. Kultur S.typhi menjadi
3
gold standar dalam mendiagnosis penyakit ini . Diagnosis
awal dan penanganan cepat dan tepat diperlukan untuk mencegah
komplikasi dan kematian.
Demam tifoid dapat diberikan terapi farmakologis maupun non
farmakologis untuk penyembuhan, meminimalkan komplikasi
sekaligus untuk mencegah penyebaran penyakit. Penggunaan
antibiotik dalam pengobatan demam tifoid perlu diperhatikan
karena penggunaan yang secara sembarangan menyebabkan
peningkatan kejadian demam tifoid yang resistensi terhadap
antibiotik maupun timbulnya efek samping terhadap antibiotik
maupun kortikosteroid yang justru memperburuk kondisi penderita
demam tifoid.Terapi non farmakologis untuk demam tifoid yaitu
tirah baring, diet lunak rendah serat serta menjaga kebersihan.
1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Definisi Demam Tifoid

Demam tifoid (typhoid fever) merupakan penyakit sistemik


akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enteric
serotype thyphi atau parathypi. Nama lain penyakit ini adalah
enteric fever, tifus, dan paratifus abdominalis. Demam tifoid yang
disebabkan oleh S. paratyphi disebut dengan demam
paratifoid,
Manifestasi klinis pada demam tifoid adalah demam, sakit perut
dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Manifestasi klinis
yang disebabkan oleh S parathyphi cenderung lebih ringan
dibandingkan dengan demam tifoid yang disebabkan oleh S.
3
typhi .
Demam tifoid termasuk penyakit menular yang tercantum dalam
Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Sumber
infeksi S. typhi umumnya manusia, baik orang sakit maupun
orang sehat yang dapat menjadi pembawa kuman. Infeksi yang
sering terjadi disebabkan oleh factor kebersihan. Umumnya
disebarkan melalui jalur fekal-oral namun transmisi juga dapat
terjadi secara transplasenta dari seorang ibu hamil yang berada
1
dalam bakteremia kepada bayinya .
Klasik manisfestasi klinis penyakit ini adalah demam, malaise,
sakit kepala dan gangguan buang air besar, yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi yang berkembang biak di dalam
sel-sel darah putih di berbagai organ tubuh. Bila tidak ditangani,
gangguan kesadaran, pendarahan gastrointestinal, intestinal
perforasi dan kematian dapat terjadi.
2.2. Etiologi Demam Tifoid
Demam tifoid dan demam paratifoid disebabkan oleh bakteri S.
typhi, S. paratyphi A, S.paratyphi B (S.
Schotmuelleri) dan S. paratyphi C (S. Hirschfeldii) dari
1,3
Genus Salmonella . Bakteri ini adalah bakteri gram negative dan
2

merupakan salah satu penyebab infeksi tersering di daerah tropis,


1
khususnya di tempat-tempat dengan higiene yang buruk .
Sumber penularan penyakit ini adalah dari penderita dan karier. 1.
Penderita Demam Tifoid
Penderita demam tifoid menjadi sumber utama infeksi adalah
manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab
penyakit, termasuk selama masa penyembuhan yang umumnya
masih mengandung bibit penyakit di dalam kandung empedu dan
5
ginjalnya .
2. Karier Demam Tifoid
Penderita karier tifoid adalah seseorang yang kotorannya (feses
atau urin) mengandung S. typhi setelah satu tahun pasca
demam tifoid, tanpa disertai gejala klinis. Pada penderita demam
tifoid yang telah sembuh setelah 2 – 3 bulan masih dapat
ditemukan kuman S. typhi di feces atau urin. Penderita ini
5
disebut karier pasca penyembuhan .
2.3. Epidemiologi
Data World Health Organization (WHO) tahun 2003
memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di
seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap
1
tahun . Di negara berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan
sebagai penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat
jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih
6
besar dari laporan rawat inap di rumah sakit .
Di Indonesia, tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai
pihak, karena penyakit ini bersifat endemis dan sporadik di
Indonesia. Insidens demam tifoid tertinggi pada anak-anak. Di
Indonesia insiden tahunan tifoid diperkirakan 180/100 000 orang-
tahun, sekitar 420 000 kematian terjadi setiap tahun di Asia karena
demam tifoid.
Tanpa pengobatan tingkat fatalitas kasus infeksi adalah 10%.
Dengan terapi antibiotik yang tepat tingkat fatalitas dapat
berkurang menjadi di bawah 1%.
3

Anda mungkin juga menyukai