PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual,
muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman (Misnadiarly, 2009). Gastritis dapat
terjadi tiba tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan
kasus gastritis tidak secara permanen merusak lambung tetapi seseorang yang
gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut
atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis (Deden, 2010).
40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952
jiwa pendududuk. Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan
kelima dengan jumlah penderita 218.872 dan kasus kematian 899 orang (icha,
gastritis dan duodenitis menempati urutan ke-5 dengan jumlah 18902 jiwa dan
pada bulan Januari - Maret 2013 terdapat 9793 jiwa dan kasus ulkus peptik
sebanyak 5089 jiwa. Di Puskesmas Bendo gastritis menempati urutan ke-3 dari
10 penyakit terbanyak dengan 324 pasien dari data bulan Januari – Juni 2013.
Dari data tersebut ditemukan bahwa adanya pengulangan nama lebih dari 1 kali
dengan penyakit yang sama pasien sehingga dapat disimpulakan jika mereka
pengetahuan cukup dan 3 orang (30%) mempunyai pengetahuan baik dan dari 10