Anda di halaman 1dari 3

A.

Tanah Organik masam

Tanah mineral masam banyak dijumpai di wilayah beriklim tropika basah, termasuk
Indonesia. Luas areal tanah bereaksi asam seperti podsolik, ultisol, oxisols dan spodosol,
masing-masing sekitar 47,5, 18,4, 5,0 dan 56,4 juta ha atau seluruhnya sekitar 67% dari luas
total tanah di Indonesia (Nursyamsi et al, 1996). Luasnya tanah
masam tersebut sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan usaha
pertanian, tetapi sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal
mengingat beberapa kendala yang terdapat pada tanah masam.Tanah ordo lain yang bersifat
masam adalah inseptisol dan entisol.
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah
tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi
asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi basa.
Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.
Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Pada
tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan air
ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kcjenuhan
ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan
variasi kemasaman tanah (Yulianti, 2007).
Di daerah rawa-tawa, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang
tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung, lapisan cat
clay yang menjadi sangat masarn bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat.
Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion H+. Lempung jenuh hidrogen
mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan
menggantikan atom Al. Aluminium yang dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung
dan suatu kompleks lempung-Al-H terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan
menghasilkan ion H.
Reaksi tersebut menyumbang pada peningkatan konsentrasi ion H+ dalam tanah. Sumber
keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit
(senyawa sulfur) dan asam-asam organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang
sangat lebar. Keasaman tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal.
Asam-asam organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam
humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman tanah hingga
mencapai pH 2 - 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman budidaya yang dapat tumbuh
baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, pirit menyebabkan terjadinya karatan
(corrosion) sehingga mempercepat kerusakan alat-alat pertanian yang terbuat dari logam.
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kemasaman (reaksi tanah)
aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat
bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari-hari.
Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh
kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan (Hanafiah, 2007).
Selanjutnya dijelaskan juga oleh Hanafiah (2007) bahwa sejumlah senyawa menyumbang
pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa. Asam-asam organik dan anorganik,
yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah , merupakan konstituen tanah yang
umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Respirasi akar tanaman menghasilkan C02
yang akan membentuk H2CO3 dalam air. Air merupakan sumber lain dari sejumlah kecil ion
H+. Suatu bagian yang besar dari ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.
H
H---Lempung ---> Lempung + 3 H+
H
Ion-ion H+ tertukarkan tersebut berdisosiasi menjadi ion-ion H+ bebas. Dcrajat ionisasi
dan disosiasi ke dalam larutan tanah menentukan khuluk kemasaman tanah. Ion-ion H+ yang
dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial atau
cadangan. Besaran dari kemasaman potensial ini dapat ditentukan dengan titrasi tanah. Ion-ion
H+ bebas menciptakan kemasaman aktif. Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH
tanah. Tipe kemasaman inilah yang sangat menentukan dan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Tanah masam lainnya adalah tanah gambut, pada tanah ini dicirikan dengan kandungan
bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai ketersediaan hara
makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim penghujan akan terjadi
penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, sehingga tata air
menjadi kebutuhan multak. Pengelolaan [B]lahan gambut y[/B]ang banyak mengandung
bahan organik juga mengalami banyak kendala, yaitu: sifat kemasaman tanah, persentase
kejenuhan basa yang rendah, drainase dan aerase yang jelek, serta kelarutan Al, Fe, dan
Mn yang tinggi. Tingginya tingkat keasaman (pH) pada lahan gambut berkisar antara 3 –
5, yang mengkibatkan unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup seperti
kurangnya unsur Ca, N, P, K, dan Mg, unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah
sedikit mengalami peningkatan sehingga bersifat racun bagi tanaman seperti unsur Al, Mn,
dan Fe. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan
mikroorganisme tertentu di dalam tanah. Dengan sendirinya, kondisi tersebut akan
berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman
http://lipongcom-lipong.blogspot.com/2013/06/penyebab-asam-nya-tanah-gambut.html

B. Tanah Salin
SALINITAS adalah tingkat keracunan tanah yang disebabkan karena tingginya kadar
garam terlarut dalam tanah yang dipengaruhi oleh pasang surut dan intrusi air
laut. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman dapat berpengaruh secara langsung
atau tidak langsung. Pengaruh langsung terhadap petumbuhan tanaman diakibatkan oleh
tingginya konsentrasi garam yang terdapat pada tanah terutama garam NaCl dan karena
tingginya potensial osmotik larut tanah. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah karena
pengaruh buruknya terhadap sifat fisika dan kimia tanah.
http://salinisasi-tanah.uhamzah.web.id/ind/2837-2721/Salinisasi-
tanah_92190_uhamzah_salinisasi-tanah-uhamzah.html

Anda mungkin juga menyukai