PERALATAN TAMBANG
“CYCLE TIME”
NIM : 15220021
FAKULTAS TEKNIK
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya untuk
memenuhi tugas mata kuliah peralatan tambang.
Tujuan pembuatan laporan ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah peralatan
tambang, tetapi juga diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan mengenai tentang
calorific batubara dan diharapkan laporan ini bisa bermanfaat sebagai referensi untuk bahan
pembelajaran bagi mahasiswa/i.Serta tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, penulis
harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
Cycle Time yaitu waktu yang diperlukan oleh alat berat untuk melakukan satu siklus kerja.
Dalam operasi alat berat produksi di lapangan, umumnya semua berjalan pada sebuah siklus.
Siklus Excavator = gali, ayun muat, buang, ayun kosong, gali, dst.
Siklus Dump truck = muat, travel isi, buang, travel kosong, muat, dst.
Disamping aktivitas-aktivitas tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi
antrian untuk mengisi atau memuat.
Komponen waktu edar untuk alat dorong, misalnya bulldozer adalah waktu dorong material
sampai jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver, maupun siap dorong kembali.
1. waktu tetap (fixed time), yang termasuk kedalam waktu tetap adalah waktu pengisian
atau pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan mengganti gigi dan percepatan,
2. variabel (variable time), adalah waktu mengangkut muatan dan kembali kosong .
B. Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan, jembatan ataupun
Pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang dapat mendukung pekerjaan
tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi tidak hanya alat-alat ringan yang
sudah biasa digunakan dalam membangun konstruksi sederhana tetapi untuk konstruksi yang
dirancang tidak sederhana sangat memerlukan alat-alat berat.Alat-alat berat mempunyai faktor
efektifitas dan efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara
manual. Alat-alat berat ini tidak dapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena
membutuhkan alat berat lainnya yang berfungsi sebagai alat pengangkut.
Tidak hanya alat-alat berat saja yang perlu diangkut ke lapangan tetapi bahan-bahan
bangunan ataupun material memerlukannya. Pemilihan alat angkut sangat berpengaruh terhadap
barang yang akan diangkutnya, kondisi medan yang akan dilalui ke lapangan, dan juga
tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam pekerjaan konstruksi, alat berat
dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi, salah satunya berdasrkan klasifikasi fungsional dan
klasiikasi operasional alat berat.
Berdasarkan klasifikasi fungsional alat berat dibedakan sebagai alat pengolahan lahan, alat
penggali, alat pengangkut material, alat pemindah material, alat pemadatan, alat pemroses
material, dan alat penempatan akhir material. Sedangkan berdasarkan klasifikasi operasional alat
berat dibedakan menjadi: alat dengan penggerak dan alat statis. Contoh alat berat yaitu :
excavator, Dump Truck, Trailer, bulldozer, scaper , Dumper, dan alat-alat lain. Alat angkut
khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda. Adapun yang
dijelaskan dalam makalah ini adalah mengenai excavator/Backhoe.
A. Tujuan
- Memahami jenis – jenis alat berat.
- Mengetahui fungsi apa saja yang terdapat di alat berat tersebut.
- Memahami kegunaan dari alat berat.
B. Batasan Masalah
- Pada pembahasan kali ini hanya membahas alat berat excavator / backhoe.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Excavator / backhoe adalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah.
serta meratakan dinding tebing tanah/menggaruk terutama pada perbukitan. Sebagian besar
excavator dilengkapi dengan arms hidrolik dan kabel yang terdapat dibagian depan lengan
berfungsi untuk menggerakan bucket agar dapat mengangkat, meletakan dan mengeruk material .
Kebanyakan pompa hidrolik dikendalikan dari gearbox power
Excavator/Backhoe mampu menggali segala jenis tanah kecuali batuan yang harus
dihancurkan terlebih dahulu Sesuai dengan namanya, alat ini dibuat agar dapat berfungsi sebagai
penggali maupun pemuat tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan
tenaga power take off dari mesin yang dimilikinya.
1. Bagian – bagian excavator/ backhoe
Secara garis besar bagian excavator/ backhoe ada 3 bagian utama yaitu Bagian atas yang
(dapat berputar) disebut superstructure, Bagian bawah (untuk gerak maju, mundur/berjalan)
disebut Undercarriage Attachment unit, adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan
(bucet, Arm,Boom, Arm Cylinder, attachment hoist cylinder dll.
Struktur bawah adalah penggerak utama yang dapat crawler (rantai) atau wheel mounted
(roda karet) merupakan bagian untuk berjalan. Khusus pada excavator wheel mounted
dimaksudkan agar memiliki kecepatan gerak atau berpindah dari suatu tempat ketempat lain
dengan relative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan crawler excavator, sehingga
wheel excavator besar memiliki dua mesin penggerak, yang pertama sebagai mesin penggerak
travelling unit kendaraannya (truck) dan lainnya merupakan mesin penggerak alat excavator
seperti revolving unit maupun penggerak attachment unit dalam melakukan fungsinya sebagai
alat penggali, pengangkat maupun pemuat. Sedang bagian revolving unit merupakan bagian
untuk berputar mendatar.
1. Pengendali attachment
Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam cara, yaitu :
a. Pengendalian dengan Cable controlled
b. Pengendalian dengan Hydraulic controlled
Operating cost adalah biaya operasi alat yaitu biaya-biayayang dikeluarkan selama alat
tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi:
- Bahan bakar : Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang
digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat yang menentukan. Pabrik alat
biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan
dalam liter/jam atau gallon/jam. Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak
selalu bekerja 100% misalnya saja pada alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada
waktu menggali dan mengangkat tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak
menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh
100% misalnya hanya 50 menit/jam saja, hal ini disebut dengan operating factor, yang semakin
besar operating factor maka makin besar pula tenaga mesin bekerja untuk lebih jelasnya, maka
rumus penggunaan bahan bakar perjam adalah:
- Minyak Pelumas : Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya
bak karter (crank case) dan lamanya periode pengganti minyak pelumas, biasanya antara 100
sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk dan
filter biasanya pembuat memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam tergantung
kondisi medan. Kondisi medan terbagi menjadi 3 yaitu :
· Ringan : Gerakan – gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh
· Sedang : Gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh
· Berat : Bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh.
Apabila dari pabrik tidak memberikan prakiraan konsumsi minyak maka dapat dihitung dengan
rumus:
- Penggantian suku cadang : Suku cadang yang dimaksud adalah bajak, ujung mata pisau pada
buldoser dan alat-alat khusus lainnya yang kerusakannya lebih cepat disbanding suku cadang
yang lain, waktu kerusakan tidak tentu, tergantung pemakaian dan medan kerja. Untuk
menghitung biaya suku cadang khusus ini tidak termasuk dalam pos perbaikan dan pemeliharaan
tapi dihitung dalam pos tersendiri.
- Gaji Operator : Untuk menghtung gaji atau upah operato, factor yang mempengaruhi adalah
kecakapan dan pengalaman operator, kemampuan pemilik alat dan kondisi social Negara yang
bersangkutan.
Keenam gerakan tersebut merupakan lamanya waktu siklus, namun demikian kecepatan
waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran backhoe, makin kecil backhoe maka
waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, berlainan dengan backhoe yang berukuran
besar. Demikian juga dengan kondisi kerja, akan mempengaruhi kelincahan daripada backhoe,
seperti : Pada penggalian tanah liat, penggalian parit dan lainnya. Tanah yang sulit digali maka
waktu pengisian bucket yang diperlukan akan menjadi lama, juga pada pekerjaan penggalian
parit yang dalam jarak pembuangan yang jauh, maka bucket harus bergerak lebih jauh, dengan
demikian maka waktu siklus juga akan menjadi lama, demikian pula pembuang tanah atau
pemuat tanah dari backhoe ke truk yang berada sebidang akan mempengaruhi waktu siklus.
Kapasitas pengangkatan
3. Pengaruh kedalaman pemotongan dan sudut swing
Faktor dalamnya pemotongan dan faktor swing dapat dijelaskan sebagai berikut : Dalam
pemotongan atau cutting yang diukur dari permukaan dimana excavator berada mempengaruhi
kesulitan dalam pengisian bucket secara optimal dengan sekali gerakan mungkin diperlukan
beberapa kali gerakan untuk dapat mencapai isi bucket yang optimal. Tentu saja kondisi ini
mempengaruhi lama siklus. Menghadapi kondisi demikian, maka operator mempunyai beberapa
pilihan :
Namun pilihan tersebut membawa konsekwensi produktivitas menjadi berkurang sehingga efek
ini perlu diperhitungkan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produksi shovel adalah : faktor kondisi pekerjaan
dan faktor pengisian bucket.
1. Waktu siklus
Cm = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang
a. Waktu Siklus
Waktu siklus = Waktu perapihan + waktu travel
a. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja berkisar antara 0.2 – 0.4
Faktor Koreksi :
Efisiensi kerja = 50 min/jam = 0,84
Kondisi kerja & tata laksana sedang = 0,65
Faktor swing dan kedalaman galian, tanah biasa = 9,7 feet
Kedalaman optimum = 6,0/9,7 x 100% = 60%
Swing 90 derajat = 0,91
Faktor pengisian = 0,85
Faktor koreksi total = Fk: 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85 = 0,42
Sehingga produksi perjam = 166,8 BCY/jam x 0,42 = 70,06 BCY/jam
2. Pekerjaan tanah dengan menggunakan Type Backhoe : PC 200-6 (Komatsu) tanah biasa dengan
sweel 20,5 %.
— Efisiensi Pekerjaan :
1. Keadaan alat : Sangat baik
2. Pemeliharaan alat : Baik sekali
3. Operator : Terampil
4. Keadaan cuaca : Terang, segar
— Bucket Factor
1. Tanah biasa : (0.8 s/d 0.9) diambil 0.8
— Cycle Time
1. Waktu gali : 11 detik
2. Waktu putar : 6 detik
3. Waktu buang : 5 detik
— Efisiensi Pekerjaan :
1. Keadaan alat : 0.83
2. Operator : 0.80
3. Keadaan cuaca : 0.90
P = 3600/C x S x V x B x E
Kedalam galian = 3m
Kedalaman galian max. Backhoe = 2.08 m
Kedalam optimum = 145 %
Swing dept factor = 0,795 (sudut diambil 120°)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas backhoe sangat
dipengaruhi oleh :
1. Jenis excavator/backhoe yang dipakai
2. Kondisi tanah yang digali
3. Kedalaman galian
4. Sudut swing bucket
5. Tempat pembuangan
6. Kondisi alat dan perawatan alat
7. Keterampilan operator
8. Keadaan cuaca
DAFTAR PUSTAKA
http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2015/02/excavator.html