Lapsus Efusi Pleura
Lapsus Efusi Pleura
PLEURA
dr. Aini Nurfadillah
2
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir / Usia : 17 Februari 1993/ 66 tahun
Tanggal Masuk : 19 Desember 2018
Alamat : Kp. Rawa Pasung Bekasi
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
3
Keluhan Utama:
Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu
4
Pasien mengatakan tidak pernah ada keluhan batuk lama, demam, keringat
malam dan penurunan berat badan. Pasien BAB satu kali sehari namun BAK
sedikit.
Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok dari usia 23 tahun namun
tidak minum minuman beralkohol. Pasien setiap harinya
menghabiskan 1 bungkus rokok, akan tetapi sejak 2 tahun
terakhir pasien mulai berhenti merokok. Pasien makan secara
teratur 3 kali sehari dengan menu seadanya dan lebih suka
dengan makanan yang asin-asin. Pasien sering minum minuman
berenergi sejak remaja namun berhenti sejak 3 tahun yang lalu.
8
PEMERIKSAAN
FISIK
9
Tanda vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Frekuensi nadi : 92 kali/menit
Frekuensi napas : 40 kali/menit
Suhu : 36,4 °C
10
Pemeriksaan Kepala
Bentuk : Normocephal, simetris, venektasi temporalis (-)
Rambut : Tidak mudah dicabut, distribusi merata
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-), reflex cahaya (+/+) normal, pupil bulat
isokor,diameter 3 mm
THT : Tonsil T1-T1, lidah tampak kotor (-), tremor (-), napas
cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher : deviasi trakea (-), tidak teraba pembesaran tiroid,
JVP 5+4 cmH2O
11
Pemeriksaan Dada
Paru
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris, retraksi interkostalis (-)
Palpasi : Fremitus taktil simetris kiri melemah
Perkusi : kanan : Sonor
kiri : Sonor sampai ICS 3 selebihnya redup
Auskultasi : Suara dasar vesikuler melemah pada lapang paru kiri,
Ronki -/+, Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS kuat angkat.
Perkusi : Batas jantung kanan : Samar
Batas jantung kiri : Samar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-)
12
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, pekak sisi (+), pekak alih (+)
Hepar : Sulit dinilai
Lien : Sulit dinilai
Renal : Nyeri ketok kostovertebrae -/-
Ekstremitas
EKSTREMITAS SUPERIOR EKSTREMITAS INFERIOR
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Edema - - + +
Sianosis - - - -
Akraldingin - - - -
Reflek
+ + + +
fisiologis
Reflek
- - - -
patologis
13
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 17 Des 2018 Nilai Rujukan
Hemoglobin 7,8 12-16 g/dl
Hematokrit 38 37-42%
Leukosit 13600 3500-10000/UL
Trombosit 243 150-400 ribu/UL
Kesan : Anemia
Protein Albumin
Albumin 2,8 3,8-5,4 g/dl
Kesan : Hipoalbuminemia
Fungsi Ginjal
Ureum 178 15-50 mg/dl
Kreatinin 4,7 0,6-1,3 mg/dl
Kesan : Fungsi ginjal <<
14
Pemeriksaan Penunjang
Glukosa
GDS 225 <200 mg/dl
Kesan : Hiperglikemia
Analisis Gas Darah
PH 7,445 7.350 - 7.450
Elektrolit
Natrium 135 134-146 mmol/L
Kalium 3,77 3,5-5,5 mmol/L
15
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi tanggal 19 Desember 2018
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Diagnosis Kerja:
• Dyspneu ec Efusi Pleura Sinistra
• CHF
• CKD
• Diabetes Melitus
• Hipoalbuminemia
• Alkalosis respiratorik terkompensasi
Diagnosis Banding:
• Efusi pleura kiri ec TB Paru
18
Terapi
Non Farmakologi Farmakologi
• NRM 12L/Menit • IVFD NaCl 0,9% + KCl 25
mEq dalam 24 jam
• Posisi ½ duduk
• Inj. Cefoperazon 2 x 1gr
• Diet tinggi kalori tinggi • Inj. Methylprednisolone 2 x
protein 62,5 mg
• Rencana pungsi pleura • Inj. Lasix 20 mg
setelah perbaikan • Amlodipin 1 x 10 mg
keadaan umum • Candesartan 1 x 16 mg
• Konsul spesialis Bedah • Metformin 3 x 500 mg
Follow Up
20
S: Sesak (+)
O:
KU : Tampak sakit berat
Kepala : Mata : Conjungtiva Anemis +/+
Paru :
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris, retraksi interkostalis (-)
Palpasi : Fremitus taktil simetris kiri melemah
Perkusi : kanan : Sonor
kiri : Sonor sampai ICS 4 selebihnya redup
Auskultasi : Suara dasar vesikuler melemah pada lapang paru kiri,
Ronki -/+, Wheezing -/-
21
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS kuat
angkat.
Perkusi : Batas jantung kanan : Samar
Batas jantung kiri : Samar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-)
Ekstremitas
Atas : Edema -/-
Bawah : Edema +/+
22
Cor : Kardiomegali
Pulmo : Kesuraman berkurang basal kiri
Sinus kosthoprenikus kiri tumpul
Kesan : Dibandingkan foto lama, perbaikan
23
A:
Efusi pleura post pungsi
CKD
Diabetes Melitus
Hipoalbuminemia
Alkalosis respiratorik terkompensasi
24
P: Farmakologi
Non farmakologi IVFD NaCl 0,9% /24 jam
Posisi ½ duduk Inj. Cefoperazon 2 x 1gr
NRM 8L/Menit Inj. Methylprednisolone 2 x
62,5 mg
Amlodipin 1 x 10 mg
Candesartan 1 x 16 mg
Lasix 4 x 20mg
Metformin 3 x 500mg
Asam folat 1 x 1
Bicnat 3 x 1
B12 1 x 1
CaCO3 3 x 1
Sangobion 1 x 1
25
S: Sesak berkurang
O:
KU : Tampak sakit berat
Kepala : Mata : Conjungtiva Anemis +/+
Paru :
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris, retraksi interkostalis (-)
Palpasi : Fremitus taktil simetris kiri melemah
Perkusi : kanan : Sonor
kiri : Sonor sampai ICS 5 selebihnya redup
Auskultasi : Suara dasar vesikuler melemah pada lapang paru kiri,
Ronki -/+, Wheezing -/-
26
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Ictus cordis di SIC VI 2 jari lateral LMCS kuat
angkat.
Perkusi : Batas jantung kanan : Samar
Batas jantung kiri : Samar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-)
Ekstremitas
Atas : Edema -/-
Bawah : Edema +/+
27
A:
Efusi pleura post pungsi
CKD
Diabetes Melitus
Hipoalbuminemia
Alkalosis respiratorik terkompensasi
29
P: Farmakologi
Non farmakologi IVFD NaCl 0,9% /24 jam
Posisi ½ duduk Inj. Cefoperazon 2 x 1gr
NRM 8L /Menit Inj. Methylprednisolone 2 x
62,5 mg
Amlodipin 1 x 10 mg
Candesartan 1 x 16 mg
Lasix 4 x 20mg
Metformin 3 x 500mg
Asam folat 1 x 1
Bicnat 3 x 1
B12 1 x 1
CaCO3 3 x 1
Sangobion 1 x 1
Aspirasi cairan pleura 500cc
tiap 6 jam
30
TINJAUAN
PUSTAKA
31
KLASIFIKASI
Ketidakseimbangan antara tekanan
kapiler hidrostatik dan koloid Cairan yang terbentuk melalui
osmotik, sehingga terbentuknya membran kapiler yang
cairan pada satu sisi pleura melebihi permeabelnya abnormal dan berisi
reabsorpsinya oleh pleura lainnya. protein berkonsentrasi tinggi
TRANSUDAT EKSUDAT
PATOFISIOLOGI
34
DIAGNOSIS
Gejala utama:
- Sesak nafas
- Rasa penuh dalam dada atau dispneu
- Nyeri dada pleuritik atau nyeri tumpul
- Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : Pengembangan paru menurun, tampak lebih cembung
Palpasi : Penurunan fremitus vocal atau taktil
Perkusi : Pekak pada perkusi,
Auskultasi : Penurunan bunyi napas
FOTO THORAX
bayangan seperti
kurva, dengan
permukaan daerah
lateral lebih tinggi
dari pada bagian
medial, tampak sudut
SITOLOGI kostrofrenikus
Sel-sel patologis menumpul
atau dominasi sel-sel
tertentu THORAKOSENTESIS
BAKTERIOLOGI
BIOPSI PLEURA
TORAKOSKOPI
(FIBER-OPTIC PLEUROSCOPY)
ANALISA CAIRAN PARU
WARNA CAIRAN
- Kekuning-kuningan
(serous-xanthocrome).
- Kemerah-merahan
(trauma, infark paru,
keganasan, kebocoran
aneurisma aorta)
- Kuning kehijauan dan
agak purulent (empyema)
- Merah tengguli (abses
karena amoeba)
37
negatif positif
38
TATALAKSANA
• Obati penyakit yang mendasarinya
• Thorakosentesis
• WSD
• Pleurodesis
Pembedahan:
Pleurektomi yaitu mengangkat pleura parietalis, tindakan ini jarang
dilakukan kecuali pada efusi pleura yang telah mengalami kegagalan
setelah mendapat tindakan WSD, pleurodesis kimiawi, radiasi dan
kemoterapi sistemik, penderita dengan prognosis yang buruk pada
empiema atau hemotoraks yang tak terobati
TORAKOSENTESIS WSD
KOMPLIKASI
Infeksi
Pengumpulan cairan dalam ruang pleura dapat mengakibatkan
infeksi (empiema primer), dan efusi pleura dapat menjadi
terinfeksi setelah tindakan torakosentesis (empiema sekunder).
Fibrosis
Fibrosis pada sebagian paru-paru dapat mengurangi ventilasi
dengan membatasi pengembangan paru. Pleura yang fibrotik
juga dapat menjadi sumber infeksi kronis
PROGNOSIS
Pasien yang memperoleh diagnosis dan pengobatan lebih
dini lebih jauh terhindar dari komplikasi dibandingkan
dengan pasien yang tidak mendapat pengobatan dini.
Thanks!
Any questions?