Anda di halaman 1dari 6

NKRI

Medina Fitri Maulida


VIII - 1
Absen 17

SMPN 255 Jakarta


Tahun Pelajaran 2016/2017
A. PENGERTIAN NEGARA

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur
perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Negara terdiri atas 3 hal:

1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara tidak akan berdiri tanpa adanya
sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah
jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk
membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan minimal 5040 penduduk.

Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang
bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu untuk jangka waktu yang lama.
Bukan Penduduk adalah orang yang mereka yang berada di dalam suatu wilayah Negara
hanya untuk sementara waktu (tidak menetap). Penduduk suatu negara dapat dibedakan
menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah mereka yang menurut
hukum menjadi warga dari suatu negara. Bukan warga negara adalah orang asing atau disebut
juga warna negara asing (WNA).

Untuk mendapatkan atau menentukan kewarganegaraan seseorang ada dua asas yang
melandasinya, yaitu
a) Asas ius soli (asas tempat kelahiran) Asas ius soli ialah penentuan kewarganegaraan
sesuai tempat kelahiran tanpa melihat keturunan atau kewarganegaraan orang tuanya.
Negara yang menganut asas ini adalah Amerika Serikat.
b) Asas ius sanguinis (asas keturunan atau pertalian darah) Asas ius sanguinis
menetapkan bahwa kewarganegaraan seseorang diperoleh karena kewarganegaraan
orang tuanya. Negara yang menerapkan asas ini adalah Republik Rakyat Cina (RRC).

Apabila kedua asas ini dilaksanakan secara murni maka akan terjadi dua akibat yaitu
seseorang akan kehilangan kewarganegaraan (apartide) atau memiliki dua kewarganegaraan
(bipartide). Apartide dapat terjadi apabila seseorang berasal dari negara yang menganut asas
ius soli lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis. Sedangkan apabila dibalik maka
akan menimbulkan seseorang memiliki dua kewarganegaraan (bipartide).

2. Wilayah
Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibedakan
menjadi:
a. Wilayah Daratan. Batas wilayah suatu negara dengan Negara lain di darat , dapat berupa
batas alamiah, batas buatan, batas secara geografis.
b. Wilayah Lautan. Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan
Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau disebut archipelagic state.
Untuk menentukan batas wilayah lautan tidak semudah menetapkan batas wilayah
daratan sebab batas wilayah lautan lebih banyak permasalahannya dan bermacam-
macam peraturannya. Dalam hukum internasional belum terbentuk adanya keseragaman
ketentuan mengenai lebar laut teritorial setiap negara dan kebanyakan negara
menentukan sendiri-sendiri batas laut teritorialnya, ada yang 3 mil (Indonesia sebelum
Deklarasi Juanda), 12 mil (seperti Saudi Arabia, RRC, Chile, dsb), 200 mil(El Savador), dan
600 mil (Brazilia)

Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara adalah
Hasil Konferensi Hukum laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang
diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Conference on The Law of the
Sea). Batas Lautan :
1) Batas Laut Teritorial 12 mil dari bibir pantai ketika air surut
2) Batas Zona Bersebelahan 12 mil dari laut teritorial/24 mil dari bibir pantai
3) Batas Zona Ekonomi Ekslusif 200 mil dari pantai
4) Batas Landas Kontinen (LK) Pemerintah RI pada tanggal 17 Februari 1969, telah
mengeluarkan Deklarasi tentang “ Landas Kontinen” dengan kebiasaan praktik
Negara dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa suatu Negara pantai
mempunyai penguasaan dan yurisdiksi yang ekslusif atau kekayaan mineral dan
kekayaan lainnya dalam dasar laut dan tanah di dalamnya di landas kontinen.
5) Landas Benua. Landas benua lebih dari 200 Mil boleh menggandakan Eksplorasi-
Eksploitasi asal bagi keuntungan dengan masyarakat International.
c. Wilayah Udara
Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan
eksplorasi dan eksploitasidii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit,
dan penerbangan. Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) : Setiap Negara mempunyai
kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya UU RI No. 20 tahun
1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo- stationer adalah
setinggi 35.671km.
d. Daerah Ekstrateritorial
Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum
Internasional, yang mengacu pada hasil Reglemen dalam Kongres Wina(1815) dan
Kongres Aachen (1818), “ perwakilan diplomatik suatu Negara di Negara lain merupakan
daerah ekstrateritorial” Daerah Ekstrateritorial mencakup daerah perwakilan diplomatik
suatu Negara dan kapal yang berlayar di bawah bendera suatu Negara.

3. Pemerintah Yang Berdaulat


Unsur konstitutif yang ketiga dari negara ialah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah adalah
pemegang dan penentu kebijakan yang berkaitan dengan pembelaan negara. Pemerintah
yang berdaulat mempunyai kekuasaan ke dalam dan ke luar. Kekuasaan ke dalam berarti
bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu.
Kekuasaan ke luar berarti bahwa kekuasaan pemerintahan itu dihormati dan diakui oleh
negara-negara lain. Masalah kedaulatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
suatu negara, karena kedaulatan merupakan sesuatu yang membedakan antara negara yang
satu dengan yang lain. Kedaulatan artinya kekuasaan tertinggi. Di negara diktaktor,
kedaulatan didasarkan atas kekuatan. Di negara-negara demokrasi kedaulatan didasarkan
atas persetujuan rakyat.

B. TUJUAN NEGARA

Tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan


rakyatnya. Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat
perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari tiap-tiap negara dipengaruhi
oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan. Dengan
mengetahui tujuan negara, kita juga dapat mengetahui sifat organisasi negara dan legitimasi
kekuasaan negara tersebut.

Beberapa pendapat mengenai tujuan negara dari ahli kenegaraan sebagai berikut:

1. Menciptakan keadaan agar rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.


2. Memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial.
3. Mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan.
Pemimpin negara dalam menjalankan kekuasaannya berdasarkan kekuasaan Tuhan.
4. Mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketenteraman agar tercapai
tujuan negara yang tertinggi, yaitu kemakmuran bersama.
5. Memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia. Kekuasaan penguasa
dibatasi oleh hak-hak asasi manusia.

Tujuan negara Indonesia berdasarkan Pembukaan UUD 1945 yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.


2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

C. UNSUR NEGARA
1. Konstitutif
a. Rakyat. Rakyat merupakan semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat
pada peraturan di negara tersebut. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka,
keberadaan rakyat di sini merupakan unsur penting bagi terbentuknya negara.
Sedangkan rakyat itu sendiri dikategorikan menjadi penduduk dan pukan penduduk,
serta warga negara dan bukan warga negara. Atas adanya rakyat inilah yang
merencanakan, merintis, mengendalikan bahkan menyelenggarakan pemerintahan
suatu negara.
b. Wilayah. Tanpa adanya wilayah, mustahil bagi suatu negara bisa terbentuk. Wilayah ini
yang ditempati oleh rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan. Wilayah suatu negara
merupakan kesatuan ruang yang meliputi berbagai aspek seperti daratan, lautan,
udara dan wilayah ekstrateritorial.
c. Pemerintah yang berdaulat. Unsur Pemerintahan juga memiliki peran yang penting di
sini. Sebagaimana dimaksudkan bahwa pemerintahan di sini merupakan pemerintahan
yang sah dan berdaulat. Pemerintahan yang sah berarti pemerintah yang diakui oleh
rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan itu, pemerintahan yang
berdaulat memiliki arti kekuasaan penuh untuk mengatur suatu jalannya negara.
2. Deklaratif
Unsur deklaratif suatu negara adalah pengakuan dari negara lain. Pengakuan tersebut
dapat bersifat de jure maupun de facto.
a. De facto
Pengakuan dari negara lain secara de facto ini pengertiannya adalah pengakuan
yang berdasarkan pada kenyataan (faktual) yang ada yang telah memenuhi
persyaratan untuk menjadi negara. Misalnya, secara de facto Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945.
b. De jure
Pengakuan dari negara lain secara de jure adalah pengakuan negara lain terhadap
suatu negara menurut hukum internasional. Dengan pengakuan secara de jure,
negara yang baru dibentuk atau baru merdeka itu memiliki hak-hak dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat dalam skala internasional. Pengakuan negara lain
secara de jure bangsa Indonesia dimulai sejak 18 Agustus 1945, pada saat
disahkannya UUD 1945, terpilihnya presiden dan wakil presiden, serta dilantiknya
lembaga legislatif (KNIP) sebelum terbentuknya DPR/MPR.

D. ARTI PENTING PERSATUAN

1. Untuk Diri Sendiri


Bagi diri sendiri, persatuan dan kesatuan mengandung arti bahwa kita sebagai pribadi memiliki
keinginan dan sikap sendiri namun karena kita merupakan bagian dari masyarakat, maka kita
hidup menyesuaikan diri dan menjunjung kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi.
Menghargai semangat persatuan memiliki arti penting bagi diri sendiri diantaranya yaitu:
a. Dengan semangat persatuan kesatuan maka kehidupan pribadi akan damai dan tentram
karena kita dapat hidup diantara orang lain dengan sikap saling menghargai.
b. Semangat persatuan yang diperlihatkan diri sendiri, akan mewarnai persatuan dalam
keluarga. Semangat persatuan dalam keluarga memengaruhi semangat persatuan di
masyarakat.
c. Dengan semagat persatuan dan kesatuan kita akan menjadi pribadi yang lebih baik jika kita
mampu menerapkan prinsip persatuan dan kesatuan bangsa dengan baik. Ketika kita
menerapkan prinsip tersebut kita menjadi lebih toleran dan lebih mampu untuk menghargai
orang lain.
d. Dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, maka kita tidak akan menjadi pribadi
yang egois dan lebih mementingkan kepentingan bersama untuk menjaga persatuan dan
kesatuan dibandingkan dengan kepentingan kita pribadi.

2. Untuk Masyarakat
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik
dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam hidup
bermasyarakat semua anggota masyarakat haruslah memiliki sikap persatuan dan kesatuan.
Arti penting semangat persatuan dan kesatuan bagi masyarakat diantaranya:
a. Kehidupan masyarakat akan tentram dan damai apabila dalam masyarakat terdapat
persatuan kesatuan.
b. Hilangnya konflik yang dapat memecah belah masyarakat.
c. Tumbuhnya sikap saling menghormati, bekerjasama dan gotong royong dalam masyarakat.

3. Untuk Bangsa/Negara
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat. Terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita
pahami lalu kita amalkan yaitu :
1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang
majemuk.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih
unggul daripada bangsa lain. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab. Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara. Dengan wawasan Nusantara manusia Indonesia merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi. Dengan semangat
persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan
menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Anda mungkin juga menyukai