Anda di halaman 1dari 5

LTM KIMIA ANALITIK INSTRUMENTAL

Nama : Selly Setyo Dikumpulkan tanggal : 27/09/18


NPM : 1706027736 Paraf Asisten :
Kelas : S.405

Outline :

1. Dampak Limbah Industri Tekstil terhadap Perairan


2. Stoikiometri Elektrolisis
2.1. Reaksi-reaksi Sel Elektrolisis
2.2. Hukum-hukum Faraday
2.3. Konstanta Kesetimbangan dan Kespontanan Reaksi Elektrolisis

Pembahasan :

1. Dampak Limbah Industri Tekstil terhadap Perairan


Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah berupa pencemaran debu
yang dihasilkan dari penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan limbah cair yang
berasal dari tumpahan air cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan
(Pratiwi, 2010). Limbah-limbah buangan dari industri tekstil dapat mencemari
lingkungan, terutama perairan. Zat warna yang digunakan untuk pewarna tekstil (salah
satunya Azo), jika dibuang ke perairan dapat menutupi permukaan badan air sehingga
menghalangi sinar matahari untuk masuk ke dalam perairan. Berkurangnya sinar
matahari yang masuk ke perairan akan menyebabkan kandungan oksigen di dalam air
menurun sehingga dapat menghambat keberlangsungan hidup serta perkembangbiakan
biota air di perairan.
Pencemaran limbah tekstil juga dapat mengurangi nilai estetika badan air yang
menyebabkan airnya berwarna keruh. Nilai estetika suatu badan air juga menurun
dengan timbulnya bau yang tidak sedap seperti bau amoniak dan asam sulfida hasil
penguraian limbah oleh bakteri secara anaerob karena badan air mempunyai kandungan
oksigen yang sangat minim. Selain itu, tercemarnya perairan juga memberikan dampak
kepada manusia. Air yang tercemar mengadung senyawa kimia yang bersifat toksik
bagi manusia jika digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk minum dan
untuk memasak sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.
2. Stoikiometri Elektrolisis
2.1 Reaksi-reaksi Sel Elektrolisis
a. Reduksi katoda, memperhatikan jenis kation, ketentuan:
 Jika kation sukar tereduksi, maka H2O tereduksi menjadi H2
2H2O(l) + 2e  2OH–(aq) + H2(g)
 Jika kation tidak sukar tereduksi, maka kation logam tersebut yang
tereduksi menjadi logamnya.
Mx+(aq) + x e  M(s)
 Ion H+ dari asam tereduksi menjadi H2
2H+(aq) + 2e  H2(g)
 Jika elektrolit berupa lelehan/leburan/ cairan (tidak mengandung air),
maka kation apapun tetap tereduksi menjadi logamnya.
Mx+(aq) + x  M(s)
b. Oksidasi anoda, memperhatikan jenis elektroda dan anion, ketentuan:
 Jika elektroda tidak inert, maka yang teroksidasi adalah anoda.
M(s)  Mx+(aq) + x e
 Jika elektroda inert, maka:
 Ion OH- dari basa teroksidasi menjadi O2
4OH-(aq)  O2(g) + 2H2O(l) + 4e
 Ion halida teroksidasi menjadi gas halogen
2X–(aq)  X2(g) + 2e
 Jika ion sisa asam yang mengandung O atau F, maka air
teroksidasi menjadi O2
2H2O(aq)  O2(g) + 4H+(aq) + 4e
Contoh :
Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan CuSO4 menggunakan elektroda
grafit (karbon)!
Jawab : Berarti Cu2+ mengalami reduksi dan air mengalami oksidasi.
Samakan koefisien elektron dan ion yang bereaksi agar habis.
E : 2CuSO4  2Cu2+ + 2SO42-
K (-) : 2Cu2+ + 4e  2Cu
A (+) : 2H2O  O2 + 4H+ + 4e +
2CuSO4 + 2H2O  O2 + 2Cu + 4H+ + 2SO42-
2.2 Hukum-hukum Faraday
Hukum-hukum Faraday menjelaskan tentang hukum kelistrikan yang berkaitan
dengan sel elektrolisis.
a. Hukum Faraday I berbunyi:
”Massa zat yang dihasilkan (G) pada elektrolisis sebanding dengan jumlah
muatan listrik yang digunakan (Q)”
b. Hukum Faraday II berbunyi:
“Massa zat yang dihasilkan (G) pada elektrolisis sebanding dengan massa
ekuivalen zat (ME) tersebut”
c. Hubungan Hukum Faraday I dan II

d. Nilai k (tetapan Faraday) dan nilai ME

e. Rumus akhir dari Hukum-hukum Faraday

f. Jumlah mol elektron

2.3 Konstanta Kesetimbangan dan Kespontanan Reaksi Elektrolisis


a. Konstanta Kesetimbangan
Pada saat reaksi dalam keadaan setimbang, maka harga Q = K, K adalah
konstanta kesetimbangan reaksi sel dan Q adalah kuosien reaksi. Saat mencapai
kesetimbangan, reaksi kimia tidak melakukan kerja sehingga besar beda
potensial antara kedua elektroda adalah nol ;
RT
0 = Eo – ln K  ln K = (nFE°)/RT
nF
b. Kespontanan Reaksi
Spontan atau tidaknya reaksi dapat dilihat dari perubahan tanda energi bebas
Gibbs, ΔG-nya atau perubahan harga entropi, ΔS-nya. Jika ΔG positif maka,
reaksi tidak spontan atau tidak dapat terjadi. Tetapi, jika tanda ΔG reaksi adalah
negatif maka, reaksi berlangsung spontan. Sementara untuk ΔS adalah
kebalikannya. Jika ΔS bertanda + dan ΔG bertanda negatif maka, reaksi
tersebut berlangsung dengan spontan.
 ΔG = -nFE0
 ΔG = ΔH -T ΔS
c. Contoh
Besar beda potensial (DGL) untuk sel Zn │ Zn Cl2 (0,05 M) ││ Ag Cl (s), Ag
adalah 1,015 V pada suhu 298 K.
a. Tulislah reaksi selnya
b. Hitung energi bebas gibbs nya
c. Hitung tetapan kesetimbangan
Jawab:
a. Sel Zn │ Zn Cl2 (0,05 M) ││ Ag Cl (s), Ag dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan reaksi :
Anoda : Zn  Zn2+ + 2e-
Katoda : 2 AgCl(s) + 2 e-  2 Ag(s) + 2Cl- +
Zn + 2 AgCl(s)  2 Ag + Zn2+ + 2 Cl-
b. Besarnya energi bebas Gibbs
Δ Go = - nFE
= - 2 x 96500 x 1,015 volt
= - 195895 joule/ mol
n menunjukkan jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi setengah sel,
yaitu 2
c. Penentuan tetapan kesetimbangan K
nFE
ln K = − RT
195895
=−
8,314x298

= -79,067 jadi K = 4,58 x 10-35


Daftar Pustaka :

Skoog, Holler, dan Crouch. 2007. Principles of Instrumental Analysis. Edisi 6.


Belmont: Thomson Brooks/Cole.
Pratiwi, Y. (2010). PENENTUAN TINGKAT PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI
TEKSTIL BERDASARKAN NUTRITION VALUE COEFICIENT INDIKATOR. Jurnal
Teknologi, [online] 3(2), p.130. Available at: http://jurtek.akprind.ac.id/bib/penentuan-tingkat-
pencemaran-limbah-industri-tekstil-berdasarkan-nutrition-value-coeficient-bioi [Accessed 25
Sep. 2018].
Hiskia Ahmad, 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti
Suyanta, Dr. (2013). REDOKS DAN ELEKTROKIMIA. [ebook] Yogyakarta.
Available at: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../suyanta-msi-
dr/modulplpgredokselektrokimia.pdf [Accessed 25 Sep. 2018].

Anda mungkin juga menyukai