Bab VII. Lembaga Negara dan Perundang-undangan (Sesudah Perubahan UUD 1945)
1. Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia
Perubahan UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali, telah membawa dampak
pada sistem pemerintahan di Negara Republik Indonesia. Menurut perubahan UUD 1945
menyatakan bahwa:
a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan)
b. Kekuasaan Negara yang tertinggi adalah di tangan rakyat ( pasal 1 ayat (2) UUD
1945 Perubahan)
c. MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan umum.
d. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi ( pasal 4 ayat
(1) UUD 1945)
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, dalam hal ini berdasarkan pasal
20 ayat (1) UUD 1945 DPR memagang kekuasaan dalam membentuk UU, dan
mendapat persetujuan dari Presiden.
f. Menteri negara adalah pembantu presiden
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, dalam hal ini keduduka DPR adalah
kuat, dewan ini tidak dapat dibubarkan presiden, namun DPR dapat mengusulkan
pemberhentian presiden kepada MPR melalui putusan MK.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa presiden adalah pemegang kekuasaan
pemerintahan dalam arti eksekutif dan kekuasaan membentuk UU bersama DPR.
Banyak pendapat bahwa sesudah perubahan UUD 1945 Indonesia sudah menerapkan
teori trias Politica, namun menurut Prof Maria Farida Indonesia tidak menganut sistem
pemisahan kekuasaan (separation of powers)
2. Presiden Penyelenggara Tertinggi Pemerintahan Negara
Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 tidak mengalami perubahan, dengan demikian sesudah
perubahan presiden tetap sebagai penyelenggara tertinggi pemerintahan negara. Namun
sekarang presiden dipilih secara langsung oleh rakyat sesuai pasal 6A UUD 1945
Perubahan , sehingga kedudukan presiden lebih kuat dibanding sebelum perubahan.
Presiden mendapar mandat dari rakyat bukan dari MPR.
2. Menteri-menteri Negara
Pasal 17 UUD 1945 menyatakan bahwa presiden dibantu oleh menteri-menteri negara,
menteri inilah yang menjalankan kekuasaan pemerintah (puvoir executive) di dalam
praktek. Sebagai pemimpin departemen, menteri mengetahui seluk-beluk mengenai
lingkungan kerjanya dan bidang tugasnya, oleh karena itu menteri punya pengaruh besar
terhadap presiden dalam menentuksn politik negara yang berhubungan dengan
departemennya. Dengan demikian jelas bahwa Indonesia menganut sistem Presidensiil.
Menteri yang membantu presiden adalah menteri-menteri negara mencakup :
a. Menteri koordinator (menko)
Berdasarkan keputusan presiden No 12 Tahun 1978 menko adalah menteri negara
pembantu presiden dengan tugas pokok mengkoordinasikan penyiapan dan
penyusunan kebijaksanaan serta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan
pemerintahan negara.
b. Menteri Negara (Meneg)
Berdasarkan keputusan presiden No 44 Tahun 1933, menteri negara adalah
pembantu presiden yang menangani bidang tugas tertentu yang melampaui bidang
tugas suatu departemen.
c. Menteri Departemen (menteri)
Berdasarkan keputusan presiden No 15 tahun 1984, menteri negara yang termasuk
dalam lembaga-lembaga pemerintah dalam perundang-undangan adalah hanya
menteri menteri departemen. Menko dan meneg tidak merupakan lembaga-lembaga
pemerintah dalam perundang-undangan, sebab dalam membentuk perundang-
undangan yang berwenang adalah menteri departemen. Menko dan meneg hanya
membuat peraturan intern saja, jadi tidak mengikat umum.
Selain menteri, presiden juga dibantu oleh pejabat stingkat menteri (sebelum perubahan
UUD 1945 yaitu :panglima angkatan bersenjata republik Indonesia, Jaksa Agung RI,
Gubernur BI.
5. Badan Negara
Dibentuk dengan suatu undang-undang, berfungsi menyelenggarakan urusan-
urusan yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, misalnya petamina, bank
Indonesie, dan perusahaan kereta api. Badan negara ini diberi kewenangan membentuk
peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya berdasarkan suatu atribusi, dimana kewenangan ini ditentukan dalam UU
pembentukannya.
6. Pemerintah Daerah
Dalam pasal 18 UUD 1945 dinyatakan bahwa daerah negara Republik
Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan. Pembagian daerah ini tidak menjadikan adanya negara
di dalam negara Republik Indonesia. Sesuai pasal tersebut pemerintah diwajibkan
untuk melaksanakan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Dalam pasal 3 ayat (1) UU no 5 tahun 1974 menyatakan bahwa dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi dibentuk dan disusun daerah tingkat I dan daerah
tingkat II.
Dalam pasal 72 UU No 5 Tahun 1974 menyatakan bahwa pelaksanaan
dkonsentrasi, wilayah Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah propinsi dan ibukota
negara, wilayah propinsi dibagi dalah wilayah kabupaten dan kota madya, wilayah
kabupaten dan kota madya dibagi dalam wilayah kecamatan.
Pemerintah daerah adalah kepala daerah (eksekutif) dan dewan perwakilan
daerah (legislatif), yang secara bersama menetapkan peraturan daerah.
7. Kepala Daerah
Gubernur memimpin daerah tingkat I, Bupati untuk kabupaten, walikota madya
untuk kota madya ( daerah tingkat II), walikota untuk kota administratif, camat untuk
kecamatan. Kepala daerah memiliki dua fungsi yaitu sebagai kepala daerah otonom
yang memimpin penyelenggaraan dan bertanggungjawab sepenuhnya tentang jalannya
pemerintahan daerah, dan fungsi sebagai kepala wilayah yang memimpin
penyelenggaraan urusan pemerintahan umum yang menjadi tugas pemerintah pusat di
daerah. Kepala daerah membentuk peraturan perundang-undangan yang bersifat
delegasian.
2. Menteri-menteri negara
Berdasarkan peraturan presiden No 9 TAHUN 2005, kementerian negara
Indonesia terdiri : (catatan : bisa cek perpres terbaru yaitu perpres nomor 7 tahun 2015)
a. Kementerian Koordinator
Merupakan unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh menko.
b. Departemen
Dipimpin oleh menteri, mempunyai tugas membantu presiden dalam
menyelenggarakan sebagai tugas pemerintahan di bidang masing-masing.
c. Kementerian negara
Dipimpin oleh menteri negara
Selain itu presiden juga dibantu oleh :
a. Sekretariat negara
Dipimpin oleh menteri sekretaris negara, menyelenggarakan fungsi :
- Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada presiden dan wakil
presiden dalam pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan kekuasaan
negara.
- Penyiapan naskah-naskah presiden dan wakil presiden
- Koordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggan dan keprotokolan
kepada presiden dan wakil presiden.
- Koordinasi pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada
presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas AD, AL,
AU.
- Penyelenggaraan administrasi pengangkatan, pemindagabm dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan atau pangkat pegara negeri sipil
di lingkungat sekretariat negara dan pejabat negara.
- Pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka
penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian rancangan UU, peraturan
pemerintah, dan perpu serta pemberian pertimbangan kepada sekretaris
kabinet dalam penyusunan rancangan peraturan presiden.
- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan presiden dan wakil presiden.
- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan.
b. Sekretariat kabinet
Dipimpin oleh sekretaris kabinet, memiliki fungsi:
- Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, keamananan,
perekonomian, kesejahteraan rakyat, hukum
- Pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisi dalam rangka
penyiapan rancangan peraturan presiden, keputusan presiden, dan
intruksi presiden
- Penyelenggaraan dan pengadministrasian sidang-sidang kabinet, rapat
atau pertemuan dengan para menteri kabinet dana tau pejabat setingkat
menteri, panglima TNI, KAPOLRI, kepala lembaga pemerintahan non
departemen,dll
- Pemantauan rapat-rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh para
menteri coordinator.
- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan presiden dan wakil presiden.
3. Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen
Berdasarkan pada keputusan presiden No 103 Tahun 2001 (bisa dilihat di internet),
LPND adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu oleh presiden, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Macam : LAN, ANRI, BKN, PERPUSNAS, BAPPENAS,BAPEDAL, BPS, BSN,
BAPETEN, BATAN, BIN, LEMSANEG, BULOG, BKKBN, LAPAN,
BAKOSURTANAL, BPKP, LIPI, BPPT, BKPM, BPN, BPOM, LIN, LEMHANNAS,
BP BUDPAR.
6. Pemerintah Daerah
Peralihan presiden soeharto kepada B.J. Habibi, terdapat perubahan yang
mendasar yaitu dengan dibentuknya UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintan daerah
(sekarang UU No 32 tahun 2004). Kemudian dalam pasal 18 UUD 1945 perubahan,
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai kewenangan untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, dalam rangka melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan. Dengan demikian kewenangan pemerintah daerah
dalam pembentukan peraturan daerah tersebut diberikan secara atribusi.
7. Kepala Daerah
Pasal 146 UU 32 tahun 2004 menyatakan bahwa kepala daerah mempunyai
kewenangan untuk membentuk peraturan kepala daerah (bersifat mengatur/regeling)
ataupun keputusan kepala daerah (bersifat menetapkan/beschikking)