Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

POTONGAN (IRISAN)
MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK

Oleh :
Muhamad Sidiq Pramoko (A2 / 14053241027)
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014 / 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami tetap berada di dalam lindungan-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
Makalah Gambar Teknik menngenai potongan (irisan) dengan lancar tanpa halangan suatu
apapun.

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kami telah memenuhi kewajiban kami
mengerjakan tugas tentang potongan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, karena itu izinkan kami memohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan
dari makalah ini.

Akhirnya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
Saran dan kritik dari pembaca dan siapapun selalu kami harapkan dalam penyempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga hasil dari penulisan makalah ini dapat berguna untuk
siapa saja.

Yogyakarta, November 2014

Penyusun

Gambar teknik (Potongan) 2


DAFTAR ISI

Halaman sampul ................................................................................................................... 1


Kata Pengantar ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................ 3

I. Pendahuluan
1. Latar belakang ............................................................................................................... 4
2. Rumusan masalah .......................................................................................................... 4
3. Tujuan ........................................................................................................................... 4
II. Pembahasan
1. Pengertian Potongan ......................................................................................................... 5
1.1 Potongan Penuh .......................................................................................................... 6
1.2 Potongan Setengah/Separo ............................................................................................... 6
1.3 Potongan ¼ .................................................................................................................. 7
1.4 Potongan ¾ .................................................................................................................. 7
1.5 Potongan Sebagian ..................................................................................................... 8

1.6 Potongan Putar ........................................................................................................... 8

1.7 Potongan Sirip ............................................................................................................ 9

1.8 Potongan Penampang Tipis ......................................................................................... 9

Kesimpulan .................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 11

Notes ................................................................................................................................... 12

Gambar teknik (Potongan) 3


I. Pendahuluan
1. Latar belakang
Pada umumnya bila kita mengambar benda maka garis-garis benda/bidang yang tidak
tampak selalu digambarkan dengan garis putus-putus. Bila gambar tersebut sederhana, garis
yang tidak tampak itu membingungkan, tetapi bila gambar tersebut rumit maka garis yang
tidak tampak akan menyulitkan bagi pembaca gambar. Hal ini akan menimbulkan kesalahan
pengertian pada saat membaca gambar. Untuk menghindari hal ini maka dalam gambar
teknik diadakan suatu pemotongan. Teknik pemotongan pada prinsipnya ada dua macam,
yaitu pemotongan penuh dan pemotongan separo/setengah. Namun kadang-kadang ada
suatu pemotongan tertentu yang dinamakan pemotongan lokal.
Maksud pemotongan ini untuk mempermudah pengertian pada suatu gambar yang agak
sulit, terutama untuk melihat bentuk bagian dalam benda tersebut. Adakalanya juru gambar
membuat potongan lebih dari sekali hal ini dilakukan bila pemotongan yang pertama belum
menjelaskan gambar sehingga perlu pemotongan lebih dari satu kali. Pemotongan lebih dari
satu kali tersebut dilakukan terutama pada benda-benda yang panjang dan agak rumit.
Pemotongan berganda dimaksudkan untuk memperjelas penunjukan dalam objek tersebut
sehingga dapat melihat dengan jelas bagian dalam maupun bagian luar.
Pemotongan gambar sebuah objek pada depan benda. Sehingga akan menampakan bagian
dalam benda tersebut hal ini untuk mempermudah pengertian pada objek itu. Perlu
dimengerti bahwa bagian depan yang dipotong hanya boleh dilakukan dalam penampang
potong saja. Oleh karena itu, pada saat menggambar, juru gambar membayangkan bahwa
bagian yang dikerjakan digergaji, kemudian bagian depannya diambil.
2. Rumusan Masalah
Melalui makalah ini, kita dapat mempelajari gambar teknik khususnya tentang potongan
antara lain:
1. Potongan penuh 5. Potongan sebagian
2. Potongan setengah 6. Potongan putar
3. Potongan ¼ 7. Potongan sirip
4. Potongan ¾ 8. Potongan penampang tipis
3. Tujuan
Tujuan dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui lebih spesifik
mengetahui tentang potongan dan berbagai jenis potongan (irisan).

Gambar teknik (Potongan) 4


I. Pembahasan

PENGERTIAN POTONGAN

o Suatu benda yang mempunyai rongga didalamnya, tidaklah bisa langsung diberikan suatu
pengukuran. Ini disebabkan suatu pengukuran haruslah terlihat berupa garis gambar, dan
bukan suatu garis penunjukan adanya lubang atau rongga yang tidak kelihatan. Untuk
melihat salah satu bagian obyek yang terdapat didalam suatu rangkaian, maka diperlukan
teknik untuk melihat secara jelas bentuk bagian-bagian yang tersembunyi, maka
digunakanlah suatu teknik yang disebut sebagai potongan. Pada bagian pejal yang dipotong
di beri arsir, yaitu garis-garis tipis miring 450, sedangkan bagian lubaang dikosongkan.
Menggunakan tanda, yaitu garis tipis (bertitik) yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan
pada perubahan arahnya.

o Potongan atau irisan adalah suatu metode penggambaran suatu obyek gambar sedemikian
rupa sehingga bagian dalam yang tidak jelas akan mudah dipahami bentuk maupun
ukuranya.

Gambar teknik (Potongan) 5


1.1 Potongan Penuh
o potongan penuh ini seolah-olah benda dibelah menjadi dua sehingga kelihatan bagian
dalam benda menjadi terlihat. Bila bidang potong melalui sepanjang pandangan yang
dihasilkan dari proyeksi gambar pada bidang proyeksi maka pemotongan yang dilakukan
disebut pemotongan penuh.

Gambar potongan penuh

1.2 Potongan Setengah (Separuh)


o Untuk obyek gambar yang mempunyai bentuk simetri, digunakan teknik pemotongan
setengah, yaitu bidang potong akan melalui setengah dari pandangan hasil proyeksi obyek
gambar pada bidang proyeksi.
o Pemotongan akan menghasilkan penampang setengah bagian dan setengah bagian lagi
masih tetap utuh sebagai pandangan.

Gambar potongan setengah

Gambar teknik (Potongan) 6


1.3 Potongan ¼
o Jenis potongan ini hampir sama dengan potongan setengah yaitu bidang potong akan
melalui ¼ dari pandangan hasil proyeksi obyek gambar pada bidang proyeksi.
o Pemotongan akan menghasilkan penampang ¼ bagian dan ¾ bagian lagi masih tetap utuh
sebagai pandangan.

1.4 Potongan ¾
Potongan ¾ ini hampir sama dengan potongan ½ dan ¼ namun yang membedakan hanya
pada hasilnya yaitu ¾ dari pandangan hasil proyeksi obyek gambar pada bidang proyeksi.
Dan hanya ¼ bagian saja yang masih tetap utuh

Gambar teknik (Potongan) 7


1.5 Potongan Sebagian (Setempat)
Untuk menjelaskan bagian tertentu dari rongga atau yang tersembunyi. Bagian lubang yang
akan diperlihatkan seolah disobek sehingga kelihatan sebagian kecil dari lubang, tetapi dapat
mewakili keseluruhan bagian lubang. Jenis potongan ini juga bisa digunakan pada bagian-
bagian yang tidak boleh dipotong.

1.6 Potongan Putar


Bagian-bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan.
Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang terakhir ini, setelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang
proyeksi pertama.

Gambar teknik (Potongan) 8


1.7 Potongan Sirip
Pada pemotongan ini bagian sirip tidak terpotong. Dalam gambar sirip lain yang dilalui
garis potong. Penampang yang berbentuk lingkaran, garis potongannya melalui penguat,
kemudian belok melewati penguat yang lain. Maksud dari pemotongan tersebut agar dapat
melihat lubang terdapat pada bagian atas. Dari arah potongan semacam ini bila ingin
mengetahui penampang lain dapat dilihat pada gambar berikut. Garis potong tersebut
memotong sirip secara melintang maka dapat dinyatakan bahwa sirip itu dipotong.

1.8 Potongan Penampang tipis


Potongan ini digunakan untuk menunjukkan penampang-penampang tipis, seperti misalnya
benda-benda yang terbuat dari plat,baja profil, dsb atau paking dapat digambar dengan garis
tebal, atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian demikian terletak berdampingan, bagian
yang berbatasan dibiarkan putih.

Potongan pada profil Potongan bagian berdampingan

Gambar teknik (Potongan) 9


III. Kesimpulan
Jadi agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca dan memahami bentuk rongga dari
komponen-komponen mesin, dijelasakan dengan gambar potongan/irisan atau gambar
penampang.

Dalam penyajian gambar potongan, benda seolah-olah dipotong/diiris pada bagian


memanjang sumbu benda atau melintang sumbu benda sesuai dengan bagian penampang mana
yang perlu dijelasakan. Penyajiannya dapat dilakukan dengan berbagai cara pemotongan, yaitu
dapat melalui sumbu utama memanjang atau melintang. Jadi tergantung kepada fungsi dan
informasi apa yang ingin dijelaskan dari rongga komponen mesin.

Gambar teknik (Potongan) 10


DAFTAR PUSTAKA

Emrizal M.Z ,Drs. 2009“Membaca & Meamhami Gambar Teknik Mesin”. Bogor:Yudhistira.

Sato G.T.dan Hartanto N.S. 1981. “Menggambar Teknik Mesin Menurut Standar ISO”.
Jakarta:Pradnya Paramita.

Sujiyanto. 2001 “Menggambar Teknik Mesin”. Yogyakarta:kanisius.

Hantoro, Sirod. Drs, MSIE dan pardjono. Drs, M.Sc., Ph.D. 2002. “Menggambar Mesin”
Yogyakarta:Adicita Karya Nusa.

Narayana K.L, Kannaiah P. Dan Venkata Reddy K. 2006. “Machine Drawing”

New Delhi: NEW AGE INTERNATIONAL PUBLISHERS

Gambar teknik (Potongan) 11


Note :
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Gambar teknik (Potongan) 12

Anda mungkin juga menyukai