Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN

(MATA KULIAH LABORATORIUM LINGKUNGAN)

DIREKTORAT JENDRAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN


KERUSAKAN LINGKUNGAN

NAMA

LUTHFIAQMAR RIZKY PRATIWI

1152005021

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Bakrie

Jakarta

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kunjungan

Pengelolaan kualitas lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam


pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup. Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya
alam, agar lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tat acara lingkungan itu
sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya Karena
manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia
mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang
dikehendakinya,

1. Manusia mampu berfikir serta meramalkan keadaan yang akan dating


2. Manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang
baik.

Pengelolaan ini pun juga memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup


sebagai tujuan membangun manusia seuutuhnya,
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana,
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
1.2 Tujuan Kunjungan

Sebagai bagian dari perkuliahan dan kegiatan akademik, kunjungan ke


direktorat jendral pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan ini memiliki
tujuan umum dan tujuan khusus bagi mahasiswa, yaitu sebagai berikut :

A. Tujuan Khusus

1. Sebagai bagian agenda perkuliahan Laboratorium Lingkungan ,


2. Sebagai sarana berkomunikasi dan mengeluarkan gagasan hasil kajian
dimata kuliah Laboratorium Lingkungan,
3. Sebagai sarana memperkenalkan institusi Universitas Bakrie,
khususnya program studi Teknik Lingkungan.

B. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui bagaimana sebuah kebijakan publik dibuat,


2. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Laboratorium
Lingkungan,

1.3 Manfaat Kunjungan

Kunjungan ke Direktorat jendral pengendalian pencemaran dan kerusakan


lingkungan hidup ini memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi mahasiswa dan
juga program studi Teknik Lingkungan.

A. Bagi Mahasiswa

1. Mendapat pengayaan informasi dari salah satu pembuat kebijakan


publik,
2. Mendapatkan berbagai macam informasi aktual dan isu-isu kekinian
yang terkait dengan pegelolaan kualitas lingkungan
3. Mendapatkan gambaran praktis pertimbangan-pertimbangan saat
kebijakan public dibuat,
4. Mengetahui bagaimana Dirjen pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan izin lingkungan, yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

B. Bagi Prodi Teknik Lingkungan

1. Mendapatkan pengayaan informasi seputar kebijakan-kebijakan negara


di bidang Teknik Lingkungan,

2. Bekerja sama antara Universitas Bakrie dengan Dirjen pengendalian


pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup ini

1.4 Pelaksanaan Kunjungan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa, 23 Mei 2017, dari mulai pukul
09:00 hingga pukul 11:00 WIB bertempat diruang rapat Direktorat jendral
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, Cipinang Besar Sel.,
Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Peserta kunjungan terdri atas 54 mahasiswa program
studi Teknik Lingkungan, di bimbing oleh ibu Sirin Fairus,STP,MT. Peserta berangkat
dari kampus sekitar pukul 07:45 Wib, tiba di gedung direktorat jendral pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Jatinegara, Jakarta Timur, pukul 08:30.
Dilanjutkan dengan pengurusan absensi. Setelah itu, peserta menunggu kedatangan
Bpk Sigit Reliantoro selaku Sesditjen PPKL. Tepat pukul 09:00 Bpk Sigit Reliantoro
selaku Sesditjen PPKL datang dan kemudian dilangsungkannya pembukaan dan
diteruskan dengan memberikan kuliah singkat dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Yang beberapa diantaranya menanyakan menyangkut mata kuliah Laboratorium
Lingkungan.
BAB II

PAPARAN HASIL KUNJUNGAN

Beberapa topik yang dibahas dalam pertemuan dengan Dirjen pengendalian


pencemaran dan kerusakan lingkungan. Meliputi udara, krisis air bersih, B3 dsb.
Pertama isu mengenai carryng capacity dengan konsep sapi, padang gembala dan sapi
yang awal mulanya orang berternak masih dibawah kapasitasnya sehingga produksinya
baik. Dengan produksi yang baik tersebut meningkatkan kapasitasnya dan berlomba-
lomba untuk memperoleh kenikmatan dari alam tanpa memperdulikan itu ada milik
Bersama. Akhirnya secara akumulatif terjadi dipadang gembala tersebut carryng
capacity dilewati dan yang terjadi adalah gurun yang hijau menjadi coklat. Sehingga
tidak ada hubungan timbal balik pada kerusakan yang ditimbulkan dan perlu waktu
untuk kembali seperti semula. Untuk mengenai lag yang kerusakannya tidak dapat
dirasakan sekarang tapi 10 hingga 100 tahun kemudian.
Fakta fakta isu lingkungan yang terjadi diindonesia adalah:
1. Tutupan lahan di provinsi

Ada hutan alam,hutan tanaman. Provinsi minimal dapat mengendalikan


fungsi fungsi lingkungannya. Tutupan lahan yang berwarna merah itu dikatakan
tutupan lahan yang kurang dari 30%. Bahkan wilayah DKI Jakarta 0,47 % yang
sebagian besar menjadi semak belukar yang tidak bermanfaat dan rawan
kebakaran.

2. Lahan tambang tanpa izin

Setelah diidentifikasi sekitar 8600 lahan akses terbuka atau yang tidak
jelas pemakaiannya. Sebagian besar merupakan bagian tambang besar maupun
tambang tanpa izin. Tambang yang ditandai pada warna merah tersebut
merupakan tambang yang sangat merusak dan berkaitan dengan emas,merkuri,
asam sianida dll.
3. Pencemaran air

Dari 17.000 DAS yang ada di Indonesia 2.149 DAS sudah masuk kritis.
Kritisnya Das ini dihitung dari debit oada waktu hujan disbanding dengan
musim kemarau dan didapatkan ratio yang berbeda sekali. Kualitas air yang
cenderung turun dari tahun ketahun. Semakin kritis DAS, maka biaya PDAM
untuk mengelola air semakin tinggi. Kuantitasnya tidak menentu dan
kualitasnya menurun.

4. Sampah

Ada 64 jt ton sampah yang setiap tahun yang harus dikelola. Sampah
yang dikelola di TPA hanya sebagian kecil yang semi sanitary landfill, dan
yang lainnya masih open duming.

5. Udara

Ada 2 fenomena diindonesia yang di dapat data lama dari AGMS.


Menyatakan Udara bersih yang dibagi menjadi : udara segar, udara sehat, udara
bahaya, dan sangat bahaya. Pada kota-kota besar seperti dijakarta didapatkan
udara sehat hanya dalam beberapa hari saja, lainnya adalah udara sedang
bahkan tidak sehat. Itu semua disebabkan dari kendaraan bermotor dan
industry. Namun pada kota-kota kecil seperti Pontianak dan palangkaraya
udaranya bersih, tetapi ada beberapa waktu yang udaranya sangat berbahaya.
Yaitu karna kebakaran hutan.

6. Lahan Gambut

Hasil yang didapat oleh dirjen pengendalian pencemaran dan kerusakan


lingkungan mendapatkan dari gambut sebesar 855 jt ton CO2 Ekuivalen. 24 jt
hektar lahan gambut yang ada diindonesia. Gambut adalah material material
organic yang mengendap kemudian ia membusuk dan terakumulasi menjadi
tanah. Yang berisikan kayu, dahan, ranting dan 90% terdiri dari mineral, seperti
spons yang menyerap air. Kemudian lahan tersebut meregulasi air yang
disekitar lahan gambut pada sungai atau air laut. Gambut secara alami akan
mengalami penurunan, sehingga dibuat kanal. Banyak dilahan gambut yang di
drainase pohon yang akarnya keluar dan ambruk. yaitu gambut mengalami land
subsidence. Maka dari itu perlindungan hutan gambut sangat essensial bagi
dirjen pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan saat ini.

Kerusakan lingkungan hidup sudah sangat kritikal sehingga diperlukan


tidak hanya pada pengelolaan lingkungan hidup tetapi juga pada fase
perlindugan. Sehingga pada UU NO 32 berisikan tentang undang undang
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Jika ingin melakukan
pembangunan maka harus melakukan perencanaan inventrasisasi sumber daya
alam. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang menggunakan
pendekatan ekosistem bukan merusak ekosistem yang ada. Kemudian ada pula
pemanfaatannya pengendalian, pemeliharaan dan pengawasannya. Dan
semuanya sebaiknya harus dikelola dengan management lingkungan hidup.

7. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dibidang ekologi merupakan salah satu


cara yang digunakan oleh Negara didunia untuk mempertahankan
keberlangsungan sumberdaya alam bagi generasi berikutnya dimasa yang akan
datang. Selain untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang,
pembangunan ekologi secara berkelanjutan juga dibutuhkan untuk
keberlangsungan ekosistem yang ada dibumi. Pada hakekatnya pembangunan
berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia.
Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara
keseimbangan antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati dan non
hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya manusia dan buatan), sehingga
sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian
yang seimbang.
David Goetze (1987) menemukan bahwa kontribusi pelestarian
sumberdaya alam milik bersama lebih besar pada kelompok-kelompok
masyarakat yang kecil dibanding dengan kelompok yang besar. Hal ini
disebabkan karena anggota kelompok saling mengenal, dapat saling mengawasi
perilaku anggota dan sanksi sosial lebih efektif untuk mengatur pemanfaatan
sumberdaya alam secara bersama-sama

8. Kriteria proper

PELAKSANAAN DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

a. Biru

1. Memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan;

2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan:


a) Luasan area dan kapasitas produksi masih sesuai
Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan.
b) Jika pengelolaan lingkungan terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran
udara, dan Pengelolaan LB3 memiliki dasar ketentuan
dalam AMDAL/UKL-UPL/RKL- RPL/Laporan
pelaksanaan UKL-UPL
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan
(terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

b. Merah

Tidak melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin


lingkungan: a. Luasan area dan/atau kapasitas produksi tidak sesuai Dokumen
Lingkungan/izin lingkungan b. Jika Pengelolaan lingkungan terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3 tidak memiliki dasar ketentuan dalam AMDAL/UKL-
UPL/RKL- RPL/Laporan pelaksanaan UKL-UPL. 2. Tidak melaporkan
pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3).

c. Hitam
Tidak memiliki dokumen lingkungan

9. Premis
 Isu Lingkungan dapat menjadi strategi Bisnis – premis I. Alasan
mendasar untuk memasukkan “faktor lingkungan” kedalam strategi
bisnis :

- berpotensi untuk meningkatkan keuntungan

- management untuk mengurangi biaya dan risiko

- meningkatkan nilai dan reputasi – environmental stewardship

 PROPER Mendorong Inovasi- premis III. Tahun 2015 tercatat 151


inovasi dari 323 perusahaan kandidat Hijau dan Emas. Tahun 2016
tercatat 260 inovasi dari 247 perusahaan kandidat Hijau dan Emas.
 The Simplicity Cycle – premis baru. The Simplicity Cycle – A Field
Guide to Making Things Better without Making Them Worse(DAN
WARD)

10. Inovasi

Inovasi menurut KBBI adalah penemu-an baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau
alat).Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) adalah menciptakan
ruang pasar tanpa pesaing dan biarkan kompetisi tak lagi relavan.
Terdapat 3 Bagian Utama:

I. Mempelajari keunggulan perusahaan-perusahaan yang


sukses serta Sustainable menjalankan bisnis di
bidangnya.
II. Mempelajari bagaimana merumuskan “blue ocean
strategy” dan meninggalkan “red ocean strategy
III. Bagaimana mengeksekusi strategi “blue ocean”

Penilaian Inovasi

Penilaian inovasi dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah:

 Nilai dari Manfaat ekologi


 Terciptanya Nilai Bisnis
 Meningkatnya Profitabilitas
 Mengurangi beban lingkungan
 Meminimalkan (mengurangi) biaya.

Bagaimana caranya?

Berikut adalah perusahaan besar beserta inovasi mereka, diantaranya adalah:

1. PT. Jawa Power

PT. Jawa Power memberikan program CSR yang di dalamnya mencakup:

 Jangkar Randutatah 2014 (JRT’14)


 Gempar si Bro
 Elektrolomus PLTMH
 Energi Petis
 Elektrolomus PLTS
 JAPOMAS dan CANTING SINBO

Inovasi-inovasi yang telah diberikan oleh PT. Jawa Power telah memberikan
dampak yang baik bagi lingkungan sekitarnya diantaranya adalah JRT’14 dan Gempar
si BRO. Pada JRT’14 PT. Jawa Power telah memberikan hamper semua aspek pada
penilaian inovasi mereka yaitu, terdapatnya peningkatan indeks keanekaragaman
hayati 0,6 (2013) menjadi 1,47 (2016); memberikan pendapatan terhadap anggota
kelompok pantai harapan Rp. 1,9jt/bulan; ada sekitar 20.000 pengunjung yang datang
per tahunnya; pemanfaatan limbah B3 Fly Ash 64 ton dan Bottonm Ash.

Selain JRT’14, Gempar si Bro pun memberikan nilai yang baik terhadap inovasi
mereka diantaranya ialah, meningkatnya pendapatan dari pengrajin sampai 10%;
menghasilkan 200 kg slurry/hari; menurunkan pencemaran dari kotoran sapi.

2. PT. Badak NGL

PT. Badak NGL telah memberikan program unggulannya pada sepanjang tahun 2011
sampai 2016 diantaranya adalah:

 Tahun 2011: Konservasi Mangrove; Pasar Rawa Indah;


Dana bergulir; BPPKM; Beasiswa; Pengelolaan Hasil
Rumput laut
 Tahun 2012: Pencacah Plastik; Konservasi Mangrove;
Ternak Mandiri; Welder; LBD; Dana Bergulir; Konversi
Kawasan Laut.
 Tahun 2013: Kedo-kedo Sunu Abadi; Pencacah Plastik;
Konservasi Mangrove; Ternak Mandiri; Konversi Kawasan
Laut.
 Tahun 2014: Konservasi Mangrove; Pencacah Plastik;
Konservasi kawasan laut; Ternak Maniri; Budidaya Jamur;
Komunitas Tata Busana; Pengembangan Masyarakat;
TEKASALO
 Tahun 2015: Ekowisata Mangrove; KOCIBU; Budidaya
Lele; Budidaya Jamur; Mangrove Eco Mode; Bonles Eco-
Energy; Pembibitan Pohon Ulin; Biodiesel; Budidaya
Kepiting Bakau
 Tahun 2016: BONTANG KUALA ECOTOURISM;
UMKM PESISIR (8 UMKM WANITA & 3 BUDIDAYA
KERAPU).

3. PT. Pertamina EP Asset 3 – Field Subang

PT. Pertamina EP Asset 3 – Field Subang menghasilkan inovasi yaitu KAMPUNG


ECO GREEN (Rumah Inspirasi Subang) yang terletak pada Kecamatan Subang,
Kelurahan Dangdeur.

 Dari kelurahan Dangdeur sendiri terdapat 4,7 juta ton


sampah setiap tahunnya. Sampah-sampah tersebut diolah
menjadi aspek: Tripod 4M (Konverter Praktis Plastik
menjadi BBA); BANK ROENTAH INSPIRASI (bank
bermata uang sampah). Kemudian pada kelurahan
Dangdeur pun terdapat SANGGAR INSPIRASI (Pusat
Pendidikan & Kebudayaan) yang juga dikelola oleh PT.
Pertamina EP Asset 3 – Field Subang.
 Dari desa Sukamulya & Pasirukem sendiri menghasilkan
lebih dari 8.200 Ton Jerami dibakar setiap tahun. Dari 8.200
ton Jerami pertaminya membaginya dengan beberapa
inovasi diantaranya, GAS API (Pemanfaatan gas metana
hasil fermentasi limbah jerami & kotoran ternak); BURGER
PAKAN (Pakan Alternatif) utnuk peternakan.

4. PT. Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore

PT. Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore ini memberikan bebrapa
inovasinya diantaranya:

 NATURE / LINGKUNGAN: 20.000 Polibag Bibit


Cemara; Laut 16.000 Polibag Bibit Mangrove; 17.000
Mangrove serta Cemara Laut; 90% Tumbuh dengan baik;
839,24 Ton CO2eq Serapan Karbon; 25 Spesies Burung
dilindungi teridentifikasi; 2 Spesies (Near Threaten by
IUCN) Mangrove dibudidayakan; 7 Spesies Lamun dan
rumput laut teridentifikasi; 4,4 Ton Limbah kayu palet,
menjadi Furniture TPM.
 WELLBEING / KESEJAHTERAAN: Peran Aktif
Pemerintah Peraturan Desa No. 27/433.408.12/VII/2016
Tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir & Laut Desa
Labuhan; Peraturan Desa No.45/433.408.12/IX/2016
Tentang Pengelolaan Eduwisata Taman Pendidikan
Mangrove; 95 dari sebelumnya 120 Jiwa rumah tangga
miskin telah berpenghasilan Sangat Baik.
Indeks Kepuasan Masyarakat (3,38 dari 4)
 ECONOMY / EKONOMI: 109,2 juta Pendapatan dari
pengelolaan TPM; 125,2 juta Potensi pendapatan penjualan
bibit dan panen silvopasturi; 44,2 juta Pendapatan dari
multiplier effect; SROI 1:2,05. Jika dibandingkan dengan
tahun 2015, pendapatan meningkat sampai 110%.
 SOCIAL / SOSIAL: 84 dari 208 Pekerja migran
diberdayakan; 64 KK Kelompok Tani Mangrove Cemara
Sejahtera; 4.677 Penerima manfaat desa pesisir sekitar; 927
Pengunjung dari 125 institusi; dan 9 UKM baru serta 5
UKM mendapat manfaat tidak langsung.
BAB III

PERTANYAAN MENGENAI MATA KULIAH

Parameter pencemaran apa saja yang sudah pernah diteliti atau dievaluasi oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan? Uraikan
jenis,cara pengujiannya dan dampaknya pada lingkungan.

Pada pencemaran udara 13 parameter yang sudah pernah diteliti seperti pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu
Ambien Nasional. Yaitu terdiri dari SO2 dengan metode analisis Pararosanilin , CO
dengan metode analisis NDIR, NO2 dengan metode analisis Saltzman, O3 dengan
metode analisis Chemiluminescent, HC dengan metode analisis Flamelonization, PM10
dengan metode analisis Gravimetric, PM22,5 dengan metode analisis Gravimetric, TSP
dengan metode analisis Gravimetric , Pb dengan metode analisis Gravimetric, Dustfall
dengan metode analisis Gravimetric, Total Flourides dengan metode analisis specific
ion electode , Flour Indeks dengan metode kolorimetri, Khlorine & khlorin dioksida
dengan metode specific ton electrode, Sulphate Indeks dengan metode analisis
kolorimetri.

Metode-metode analisis untuk baku mutu ini akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Gas Chromatography (GC)


Kromotografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang
digunakan dalam kimia analitik dapat memisahkan senyawa dengan tanda
dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian kemurnian zat tertentu,
atau memisahkan komponen GC dapat digunakan untuk pengujian kemurnian
zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari campuran (jumlah
relative komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam
mengidentifikasi suatu senyawa. Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan
fasa diamnya merupakan kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa
gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang inert pula,
dapat berupa polimer ataupun larutan.
b. Spektrofotometer
Spektofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada
suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Panjang gelombang yang
dikur sendiri merupakan larutan pararosanilin.
c. AAS (atomic absorption spectrofotometry)
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam
sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur
yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala,
tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar
(ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang
diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan.
Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan
panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini
mengikuti hukum Lambert-Beer

d. Impinger
Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan metode ini , perlu
diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar. Untuk itu, dalam
pelaksanaannya harus digunakan alat absorber, pereaksi kimia, waktu sampling
dan laju aliran yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan.
Susunan Peralatan Pengumpulan Gas/Debu Untuk pengumpulan contoh
gas pencemar atau debu diperlukan peralatan pengambilan contoh udara yang pada
umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa vacuum. Collector berfungsi
untuk mengumpulkan gas/debu yang tertangkap contohnya
 Kertas filter untuk menangkap debu
 Tabung impinger, fritted bubbler untuk mengumpulkan gas dengan
metode absorpsi
 Tube adsorbent karbon aktif untuk mengumpulkan gas hidrokarbon
dengan metode adsorpsi.
e. Dustfall
Dustfall merupakan salah satu macam dari banyak bentuk partikel.
Sebagian partikel, dikenal sebagai partikel primer yang dipancarkan secara
langsung dari sumbernya, seperti lokasi konstruksi, jalan beraspal, cerobong
asap, kebakaran dan lain-lain. Bentuk lainnya berasal dari reaksi bahan kimia
yang kompleks di atmosfer seperti oksida belerang dan oksida nitrogen yang
dipancarkan dari pembangkit listrik, industri dan mobil.
f. Continous Analyzer
Di dalam metode ini aliran continue yang berasal dari material akan
dibagi menggunakan gelembung udara dan diteruskan ke segmen diskrit
tempat dimana reaksi kimia terjadi. Aliran yang terus menerus dari sampel
darah dan juga reagen akan digabungkan dan dibawa ke dalam gulungan
tubing pencampuran.Tubing nantinya akan membawa sampel dari alat yang
satu ke alat yang lainnya, dimana masing-masing alat memiliki fungsi yang
berbeda seperti inkubasi, distilasi, dialisis, ekstraksi, pemanasan, dan
pertukaran ion. Sebuah prinsip yang cukup penting pada sistem ini yaitu
mengenai pengenalan gelembung udara. Gelembung udara dari setiap segmen
sampel yang masuk ke dalam paket diskrit akan bertugas sebagai penghalang
diantara paket, supaya tidak terjadi kontaminasi silang ketika berada di dalam
pipa. Gelembung udara juga akan membantu proses pencampuran dengan
membuat aliran turbulen yang bisa mempermudah operator dalam mengecek
karakteristik aliran cairan.
BAB V
KESIMPULAN

1. Isu lingkungan di Indonesia sama dengan isu lingkungan global Pencemaran


Udara, Krisis Energi, Krisis Air, Perubahan Iklim, Deforestrasi, Kerusakan
keanekaragaman Hayati dan Tata Guna Lahan, Pencemaran bahan beracun dan
logam berat, pengelolaan sampah dan kerusakan serta pencemaran laut. Isu
kerusakan ekosistem gambut merupakan isu spesifik di Indonesia

2. Isu lingkungan terjadi mengikuti pola the tragedy of the commons - Garrett
Hardin

3. Pengelolaan lingkungan hidup secara konvensional dilakukan dengan


pendekatan regulasi pemerintah dan mekanisme pasar. Tren menunjukkan
pengelolaan berbasis masyarakat lokal lebih berhasil menjaga lingkungan
hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

4. Pembangunan berkelanjutan lebih menekanan pada penegakan etika, regenerasi


moral capital dibanding pendekatan teknis. Perubahan perilaku ke arah perilaku
ramah lingkungan perlu dilakukan untuk mengatasi isu-isu lingkungan

5. Pola pendekatan ini memerlukan pemimpin perubahan yang berpikir secara


global namun bertindak secara lokal.

Anda mungkin juga menyukai