NAMA
1152005021
Universitas Bakrie
Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Khusus
B. Tujuan Umum
A. Bagi Mahasiswa
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa, 23 Mei 2017, dari mulai pukul
09:00 hingga pukul 11:00 WIB bertempat diruang rapat Direktorat jendral
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, Cipinang Besar Sel.,
Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Peserta kunjungan terdri atas 54 mahasiswa program
studi Teknik Lingkungan, di bimbing oleh ibu Sirin Fairus,STP,MT. Peserta berangkat
dari kampus sekitar pukul 07:45 Wib, tiba di gedung direktorat jendral pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Jatinegara, Jakarta Timur, pukul 08:30.
Dilanjutkan dengan pengurusan absensi. Setelah itu, peserta menunggu kedatangan
Bpk Sigit Reliantoro selaku Sesditjen PPKL. Tepat pukul 09:00 Bpk Sigit Reliantoro
selaku Sesditjen PPKL datang dan kemudian dilangsungkannya pembukaan dan
diteruskan dengan memberikan kuliah singkat dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Yang beberapa diantaranya menanyakan menyangkut mata kuliah Laboratorium
Lingkungan.
BAB II
Setelah diidentifikasi sekitar 8600 lahan akses terbuka atau yang tidak
jelas pemakaiannya. Sebagian besar merupakan bagian tambang besar maupun
tambang tanpa izin. Tambang yang ditandai pada warna merah tersebut
merupakan tambang yang sangat merusak dan berkaitan dengan emas,merkuri,
asam sianida dll.
3. Pencemaran air
Dari 17.000 DAS yang ada di Indonesia 2.149 DAS sudah masuk kritis.
Kritisnya Das ini dihitung dari debit oada waktu hujan disbanding dengan
musim kemarau dan didapatkan ratio yang berbeda sekali. Kualitas air yang
cenderung turun dari tahun ketahun. Semakin kritis DAS, maka biaya PDAM
untuk mengelola air semakin tinggi. Kuantitasnya tidak menentu dan
kualitasnya menurun.
4. Sampah
Ada 64 jt ton sampah yang setiap tahun yang harus dikelola. Sampah
yang dikelola di TPA hanya sebagian kecil yang semi sanitary landfill, dan
yang lainnya masih open duming.
5. Udara
6. Lahan Gambut
7. Pembangunan Berkelanjutan
8. Kriteria proper
a. Biru
b. Merah
c. Hitam
Tidak memiliki dokumen lingkungan
9. Premis
Isu Lingkungan dapat menjadi strategi Bisnis – premis I. Alasan
mendasar untuk memasukkan “faktor lingkungan” kedalam strategi
bisnis :
10. Inovasi
Inovasi menurut KBBI adalah penemu-an baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau
alat).Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) adalah menciptakan
ruang pasar tanpa pesaing dan biarkan kompetisi tak lagi relavan.
Terdapat 3 Bagian Utama:
Penilaian Inovasi
Bagaimana caranya?
Inovasi-inovasi yang telah diberikan oleh PT. Jawa Power telah memberikan
dampak yang baik bagi lingkungan sekitarnya diantaranya adalah JRT’14 dan Gempar
si BRO. Pada JRT’14 PT. Jawa Power telah memberikan hamper semua aspek pada
penilaian inovasi mereka yaitu, terdapatnya peningkatan indeks keanekaragaman
hayati 0,6 (2013) menjadi 1,47 (2016); memberikan pendapatan terhadap anggota
kelompok pantai harapan Rp. 1,9jt/bulan; ada sekitar 20.000 pengunjung yang datang
per tahunnya; pemanfaatan limbah B3 Fly Ash 64 ton dan Bottonm Ash.
Selain JRT’14, Gempar si Bro pun memberikan nilai yang baik terhadap inovasi
mereka diantaranya ialah, meningkatnya pendapatan dari pengrajin sampai 10%;
menghasilkan 200 kg slurry/hari; menurunkan pencemaran dari kotoran sapi.
PT. Badak NGL telah memberikan program unggulannya pada sepanjang tahun 2011
sampai 2016 diantaranya adalah:
PT. Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore ini memberikan bebrapa
inovasinya diantaranya:
Parameter pencemaran apa saja yang sudah pernah diteliti atau dievaluasi oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan? Uraikan
jenis,cara pengujiannya dan dampaknya pada lingkungan.
Pada pencemaran udara 13 parameter yang sudah pernah diteliti seperti pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu
Ambien Nasional. Yaitu terdiri dari SO2 dengan metode analisis Pararosanilin , CO
dengan metode analisis NDIR, NO2 dengan metode analisis Saltzman, O3 dengan
metode analisis Chemiluminescent, HC dengan metode analisis Flamelonization, PM10
dengan metode analisis Gravimetric, PM22,5 dengan metode analisis Gravimetric, TSP
dengan metode analisis Gravimetric , Pb dengan metode analisis Gravimetric, Dustfall
dengan metode analisis Gravimetric, Total Flourides dengan metode analisis specific
ion electode , Flour Indeks dengan metode kolorimetri, Khlorine & khlorin dioksida
dengan metode specific ton electrode, Sulphate Indeks dengan metode analisis
kolorimetri.
Metode-metode analisis untuk baku mutu ini akan dijabarkan sebagai berikut :
d. Impinger
Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan metode ini , perlu
diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar. Untuk itu, dalam
pelaksanaannya harus digunakan alat absorber, pereaksi kimia, waktu sampling
dan laju aliran yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan.
Susunan Peralatan Pengumpulan Gas/Debu Untuk pengumpulan contoh
gas pencemar atau debu diperlukan peralatan pengambilan contoh udara yang pada
umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa vacuum. Collector berfungsi
untuk mengumpulkan gas/debu yang tertangkap contohnya
Kertas filter untuk menangkap debu
Tabung impinger, fritted bubbler untuk mengumpulkan gas dengan
metode absorpsi
Tube adsorbent karbon aktif untuk mengumpulkan gas hidrokarbon
dengan metode adsorpsi.
e. Dustfall
Dustfall merupakan salah satu macam dari banyak bentuk partikel.
Sebagian partikel, dikenal sebagai partikel primer yang dipancarkan secara
langsung dari sumbernya, seperti lokasi konstruksi, jalan beraspal, cerobong
asap, kebakaran dan lain-lain. Bentuk lainnya berasal dari reaksi bahan kimia
yang kompleks di atmosfer seperti oksida belerang dan oksida nitrogen yang
dipancarkan dari pembangkit listrik, industri dan mobil.
f. Continous Analyzer
Di dalam metode ini aliran continue yang berasal dari material akan
dibagi menggunakan gelembung udara dan diteruskan ke segmen diskrit
tempat dimana reaksi kimia terjadi. Aliran yang terus menerus dari sampel
darah dan juga reagen akan digabungkan dan dibawa ke dalam gulungan
tubing pencampuran.Tubing nantinya akan membawa sampel dari alat yang
satu ke alat yang lainnya, dimana masing-masing alat memiliki fungsi yang
berbeda seperti inkubasi, distilasi, dialisis, ekstraksi, pemanasan, dan
pertukaran ion. Sebuah prinsip yang cukup penting pada sistem ini yaitu
mengenai pengenalan gelembung udara. Gelembung udara dari setiap segmen
sampel yang masuk ke dalam paket diskrit akan bertugas sebagai penghalang
diantara paket, supaya tidak terjadi kontaminasi silang ketika berada di dalam
pipa. Gelembung udara juga akan membantu proses pencampuran dengan
membuat aliran turbulen yang bisa mempermudah operator dalam mengecek
karakteristik aliran cairan.
BAB V
KESIMPULAN
2. Isu lingkungan terjadi mengikuti pola the tragedy of the commons - Garrett
Hardin