BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari penjelasan tersebut, maka ada 3 komponen penting dari lalu lintas
dalam menentukan fasilitas penyeberangan yang layak, yaitu pejalan kaki
yang menyeberang jalan, kendaraan yang melintas, dan jalan raya sebagai
jalur lalu lintas.
2.1.1 Pejalan Kaki
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun
2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan,
yang dimaksud dengan pejalan kaki adalah setiap orang yang
berjalan di ruang lalu lintas jalan.
2.1.2 Kendaraan
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan didefinisikan sebagai suatu
sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan
kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor sendiri adalah
1. Penyeberangan Sebidang
Penyeberangan sebidang merupakan fasilitas penyeberangan
bagi pejalan kaki yang sebidang dengan jalan. Adapun jenis
penyeberangan sebidang adalah sebagai berikut:
a. Penyeberangan zebra
Penyeberangan zebra merupakan fasilitas penyeberangan
bagi pejalan kaki sebidang yang dilengkapi marka untuk
memberikan batas dalam melakukan lintasan. Ketentuan
penyediaan penyeberangan zebra menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2014 yaitu sebagai berikut:
1) Terletak pada kaki persimpangan tanpa atau dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas;
2) Pemberian waktu penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi
satu kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas
persimpangan pada persimpangan yang memiliki lampu
pengatur lalu lintas;
3) Apabila terletak pada kaki persimpangan jalan tanpa alat
pemberi isyarat lalu lintas, maka kriteria batas kecepatan
kendaraan bermotor adalah < 40 km/jam.
b. Penyeberangan pelikan
Fasilitas untuk penyeberangan pejalan kaki sebidang yang
dilengkapi dengan marka dan lampu pengatur lalu lintas.
Ketentuan penyediaan penyeberangan pelikan menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2014
adalah sebagai berikut:
1) Terletak pada ruas jalan dengan jarak minimal 300 meter
dari persimpangan, atau;
2) Pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas
kendaraan > 40 km/jam.
PV2 P V Rekomendasi
> 108 50 1100 300 500 Zebra cross
> 2 x 108 50 1100 400 750 Zebra cross dengan lapak
tunggu
> 108 50 1100 > 500 Pelican cross
> 108 > 1100 > 300 Pelican cross
> 2 x 108 50 1100 > 750 Pelican cross dengan lapak
tunggu
> 2 x 108 > 1100 > 400 Pelican cross dengan lapak
tunggu
(Sumber: Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, 1995)
PV2 P V Rekomendasi
Gambar 2.7 Peringatan banyak lalu lintas pejalan kaki dan anak-anak
(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018)
Gambar 2.8 Peringatan banyak lalu lintas pejalan kaki menggunakan fasilitas
penyeberangan
(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018)
Gambar 2.12 Perintah menggunakan jalur/lajur lalu lintas khusus pejalan kaki
(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018)
d. Rambu petunjuk, yaitu rambu yang digunakan untuk
menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota,
tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pengguna
jalan dalam hal ini pejalan kaki.
2. Marka
Marka yang berhubungan dengan pejalan kaki mengacu pada
Keputusan Menteri Perhubungan No.34 Tahun 2014 tentang
Marka Jalan. Marka yang sering digunakan untuk fasilitas pejalan
kaki adalah marka melintang sebagai marka penyeberangan
pejalan kaki, yang berupa zebra cross dan marka dua garis utuh
melintang.
a. Marka zebra cross
Marka jenis ini merupakan garis yang membujur dan
disusun secara melintang dari jalur lalu lintas tanpa alat
pemberi isyarat lalu lintas untuk menyeberang (pelican
crossing), seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.14. Garis
yang membujur dibuat dengan panjang minimal 2,5 meter
dengan lebar 30 sentimeter. Jarak tiap garis membujur
memiliki jarak minimal yaitu 30 sentimeter dan maksimal 60
sentimeter.
Gambar 2.14 Marka zebra cross pada ruas jalan, dilengkapi dengan
rambu penyeberang jalan
(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018)
3. Pengendali kecepatan
Salah satu alat yang dapat mengendalikan laju kecepatan
kendaraan sebelum mencapai fasilitas penyeberangan sebidang
yaitu jendulan. Jendulan ini adalah fasilitas yang dirancang dalam
bentuk gangguan geometrik vertikal yang memberikan efek
paksaan terhadap pengendara untuk mengurangi kecepatan dalam
berkendara.
4. Lapak Tunggu
Lapak tunggu dipasang pada jalur yang memiliki volume lalu
lintas yang cukup besar dan diletakkan pada jalur lalu lintas yang
lebar, dimana penyeberang jalan sulit untuk menyeberang dengan
aman. Lebar lapak tunggu minimal 1,2 meter.
5. Lampu Penerangan
Terletak setiap 10 meter dengan tinggi maksimal 4 meter.
Bahan yang digunakan adalah bahan dengan daya tahan yang
tinggi seperti metal dan beton cetak.
Tabel 2.6 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang untuk Jalan perkotaan Terbagi dan Satu Arah
Arah lalu- lintas Emp
Tipe jalan:
per lajur
Jalan satu arah dan jalan terbagi HV MC
(kend/jam)
Dua lajur satu arah (2/1) dan 1,3 0,40
0 ≥ 1050
Empat lajur terbagi (4/2D) 1,2 0,25
Tiga lajur satu arah (3/1) dan 1,3 0,40
0 ≥ 1100
Enam lajur terbagi (6/2D) 1,2 0,25
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)