A. INFLASI
Dampak Inflasi
Inflasi merupakan penyakit ekonomi yang memiliki dampak negatif bagi
perekonomian, antara lain :
a. Naiknya harga barang menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan tetap
memiliki daya beli yang semakin menurun (redistribusi pendapatan)
b. Inflasi menyebabkan perubahan pada struktur permintaan masyarakat yang
berakibat pada penurunan efisiensi ekonomi dalam dalam penggunaan faktor-
faktor produksi
c. Inflasi menyebabkan perubahan output (hasil produksi) dan kesempatan kerja
dalam masyarakat
d. Inflasi menimbulkan pengangguran sebagai akibat dari kelesuan dunia usaha
e. Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah, ekspor terhambat, dan
neraca pembayaran mengalami defisit.
Bagi masyarakat, inflasi ada yang berdampak merugikan dan ada yang
menguntungkan.
Golongan yang dirugikan yaitu:
a. Masyarakat yang berpendapatan tetap.
b. Masyarakat yang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang atau yang menabung
di rumah.
c. Orang yang memberi pinjaman (kreditor)
Golongan yang diuntungkan yaitu:
a. Orang yang persentasi pendapatannya naik melebihi presentasi kenaikan
inflasi.
b. Orang yang memiliki kekayaan tetap bukan dalam bentuk uang tunai, melainkan
dalam bentuk barang atau emas.
c. Buruh yang tergabung dalam serikat kerja yang kuat, yang dapat menuntut
uapah naik melebihi naiknya inflasi.
B. Deflasi
Deflasi adalah suatu periode perekonomian di mana harga-harga secara umum
jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi
terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi
terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara
menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Jenis Deflasi:
a. Strategi: Deflasi ini terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan
terhadap gejala konsumsi berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar.
b. Sirkulasi: Deflasi ini terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi
menjadi kemerosotan ekonomi, akibat ketidakseimbangan antara daya
produksi dan konsumsi. Gejala ini mendorong penurunan harga penjualan
pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin kurangnya jumla kebutuhan
terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan